Episode 10 Arhan dan Adara.

Di sekolah Adara merasa tidak bersemangat dengan hari-hari yang di jalaninya di sekolah. Seperti sekarang ini. Dia hanya duduk anak tangga yang ada di lapangan basket dengan tatapan mata Adara yang kosong melihat orang-orang yang bermain basket.

Bukan karena melihat orang-orang tersebut. Tetapi memang pikirannya sedang tidak tenang sampai tidak fokus melihat orang-orang yang bermain basket yang padahal ada salah satu siswa yang sangat populer di sekolah itu yang sedang bermain basket

Brian ketua OSIS yang selalu menjadi bahan perbincangan para cewek-cewek. Brian juga salah satu teman 1 kelas Adara. Brian yang sangat aktif di bidang olahraga ini memang sangat populer dengan semua prestasi yang di milikinya. Termasuk dalam bermain basket.

Seperti sekarang ini di pinggir lapangan. Banyak cewek-cewek yang bersorak, meneriaki namanya yang mendukung Brian dan pasti sengaja untuk mencari perhatian pada Bria.

Tetapi Brian tampak cuek dengan cewek-cewek yang mengaguminya dan sudah memberinya dukungan yang luar biasa. Justru permainan tidak stabil dan kehilangan konsentrasi karena melihat Adara yang berada di anak tangga itu yang terlihat melamun.

"Woy Brian lempar bolanya!" teriak salah satu pemain yang membuat Brian kaget dan langsung melempar bolanya dan kembali melihat Adara yang sudah bersama dengan Noni.

"Makasih Noni," ucap Adara yang menerima botol minuman yang di berikan sahabatnya itu. Minuman kesukaannya susu Strawberry yang sangat nikmat.

"Kamu semenjak pelajaran Bu Siska tadi terlihat tidak konsentrasi dan kebanyakan melamun. Ada apa dengan kamu? Apa kamu baik-baik saja?" tanya Noni.

"Iya aku baik-baik saja kok. Hanya tidak enak badan aja. Makanya tadi aku kurang konsentrasi dalam belajarnya," jawab Adara dengan tersenyum yang menutupi jika sebenarnya dirinya tidak baik-baik saja.

"Kalau kamu sakit. Kamu istirahat saja di UKS. Atau mau aku temani?" ucap Noni dengan menawarkan diri. Karena dia memang takut temannya itu kenapa-kenapa.

"Tidak usah Noni, aku tidak perlu ke UKS kok, aku sekarang sudah merasa baikan kok," jawab Adara yang tidak ingin merepotkan orang lain.

"Ya sudah kalau begitu. Minumannya jangan di pegang aja. Ayo di minum!" sahut Noni yang mempersilahkan Adara untuk minum dan Adara langsung meminumnya.

Eheg.

Tiba-tiba Adara memuntahkan minuman membuat Noni kaget.

"Ya ampun Adara kamu kenapa?" tanya Noni panik.

"Rasanya sangat aneh dan membuatku ingin muntah," jawab Adara dengan mengeluhkan hal itu.

"Masa sih," sahut Noni dengan heran yang merasa seperti biasa saja. Karena itu minuman kesukaan Adara susu strawberry.

Adara terus memuntahkan minuman itu dan bahkan sampai membuat perutnya mual dan ingin muntah terus.

Brian yang melihat Adara seperti itu heran dan langsung meninggalkan lapangan yang menghampiri Adara dengan berlari kencang.

"Adara kamu baik-baik aja?" tanya Brian panik.

"Aku tidak apa-apa," jawab Adara yang menutup mulutnya yang terus ingin muntah dan Adara langsung berdiri dan berlari kekamar mandi.

"Adara!" panggil Noni yang heran dengan kepergian Adara.

Adara sendiri yang memegang mulutnya berlari menuju kamar mandi. Karena Adara begitu buru-buru sampai akhirnya Adara menabrak Lucia yang berjalan sembari bercermin.

"Ehegg," Adara memuntahkan sebagian isi perutnya kebaju Lucia yang membuat Lucia kaget dengan matanya melotot.

"Ihhhhhh, Adara!" teriak Lucia yang merasa jijik.

"Sorry, sorry aku tidak sengaja," ucap Adara yang masih terasa mual.

"Kamu ini, pakaian ku jadi jorok, jijik najis tau," ucap Lucia kesal dengan jijik atas muntahan Adara.

"Maaf Lucia aku mual. Aku boleh minta tolong. Tolong kamu telpon papa dan suruh ke sekolah. Perutku terasa mual. Aku takut," ucap Adara yang jadi panik. Karena takut pihak sekolah dan teman-teman satu sekolah akan mengetahui kehamilannya.

"Issss kenapa harus aku. Kamu telpon aja sendiri punya handphone kan," sahut Lucia yang ogah melakukannya.

"Handphone aku ada di kelas. Jadi aku minta tolong sama kamu," ucap Adara.

"Kau sudah mengotori seragamku. Jadi jangan membuatku repot. Aku tidak peduli," ucap Lucia yang ogah menolong Adara dan Lucia langsung pergi dengan merasa jijik atas muntah Adara.

"Lucia!" lirih Adara yang semakin takut. Karena tidak bisa melakukan apa-apa.

Adara yang takut apa yang terjadi membuat satu sekolah tau kehamilannya membuat Adara langsung keluar menuju gerbang sekolah.

Di dekat gerbang sekolah ada khusus tempat penunggu supir-supir para siswa/i dan Arhan yang ada di dalam mobil melihat Adara yang tampak lemah dengan memegang perutnya yang dari jauh terlihat mual-mual.

"Azizie," lirih Arhan yang langsung keluar dari mobil dan menghampiri Adara.

"Azizie kamu kenapa?" tanya Arhan dengan memegang lengan Adara.

Ehegg.

Adara memuntahkan isi perutnya ke jas Arhan yang membuat Arhan hanya keget. Jika tadi Lucia kenak muntahan Adara sekali. Maka Arhan sampai 2 kali dan Arhan pasrah dengan jasnya yang sudah kotor.

"Aku ingin pulang," ucap Adara yang sudah lemas yang melihat Arhan tanpa rasa berdosa dengan pakaian Arhan yang sudah kotor.

"Ayo masuk mobil!" ajak Arhan pasrah yang langsung membantu Adara berjalan dengan memegang lengan Adara dan membukakan pintu mobil di samping pengemudi dan kali ini Adara tidak protes sama sekali.

Setelah itu Arhan juga masuk dan membuka jasnya. Meletakkan di belakang dan melihat Adara yang tampak lemas dengan terus mual-mual.

Arhan mengambil air mineral dan membukakan botol minuman itu dan langsung memberikan pada Adara.

"Ayo minum!" titah Arhan dan Adara tumben-tumbenannya tidak menolak yang langsung mengambil saja dan meminumnya.

"Kamu mau pulang?" tanya Arhan.

"Bukannya aku sudah mengatakan sejak tadi. Aku mau pulang? Apa kamu tuli," jawab Adara dengan ketus.

"Ya siapa tau berubah pikiran," sahut Arhan. Adara hanya berdecak kesal mendengarnya.

"Tunggu di sini. Aku akan izin dulu pada pihak sekolah," ucap Arhan.

"Jangan lama-lama. Perutku masih mual," ucap Adara.

Arhan tidak menjawab lagi dan langsung keluar dari mobil untuk meminta izin dari pada pihak sekolah.

*********

Mobil yang di kendarai Arhan berhenti di rumah sakit.

"Kenapa kerumah sakit?" tanya Adara.

"Kau harus di periksa?" jawab Arhan.

Arhan mengambil paper bag dari jok belakang mobil dan memberikan pada Adara.

"Gantian pakaian mu!" titah Arhan.

"Kenapa aku harus menggantinya?" tanya Adara.

"Kau tidak mungkin periksa dengan memakai pakaian seragam seperti itu. Jadi ganti saja sebelum orang mencibir mu," ucap Arga dengan tegas.

"Kalau begitu keluar. Untuk apa kau di sini? Mau melihat ku bergantian pakaian!"usir Azizie.

"Aku juga ingin keluar dari sini," ucap Arhan yang langsung keluar dari dalam mobil dan membiarkan Azizie mengganti pakaiannya.

"Mengatur sekali! Dia pikir siapa dirinya yang harus mengatur-atur diriku," gerutu Adara yang langsung mengganti pakaiannya.

Sebenarnya apa yang di katakan Arhan itu sudah benar. Dia memang tidak mungkin pergi kerumah sakit dengan memakai seragam sekolah apalagi Adara periksa kandungan yang pasti akan mengundang pertanyaan bagi orang-orang lain.

Bersambung

Episodes
1 Episode 1 Hamil.
2 Episode 2 Tidak memberitahu
3 Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4 Episode 4. Penolakan dari Adara.
5 Episode 5 Pingsan
6 Episode 6 Hari Pernikahan.
7 Episode 7 Sah.
8 Episode 8 Marah.
9 Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10 Episode 10 Arhan dan Adara.
11 Episode 11 Hampir
12 Episode 12 Kecelakaan.
13 Episode 13 Peringatan Arhan.
14 Episode 14 Harus menolak pria lain
15 Episode 15 Adara dan Arhan.
16 Episode 16 Harus ribut dulu.
17 Episode 17 Sikap Adara.
18 Episode 18 Habis kesabaran.
19 Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20 Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21 Episode 21 Menghargai suami.
22 Episode 22 Penuh tanya.
23 Episode 23 Tahan gengsi.
24 Episode 24 Hampir saja
25 Episode 25 Keputusan Herlambang.
26 Episode 26 Perjalanan puncak
27 Episode 27 Puncak Memory
28 Episode 28 Villa.
29 Episode 29 first kiss
30 Episode 30 Menatap Lama.
31 Episode 31 Mode manja
32 Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33 Episode 33 Arhan dan Adara
34 Episode 34 Terasa berat.
35 Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36 Episode 36 Tanpa Arhan.
37 Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38 Episode 38 Rencana menyusul.
39 Elias 39 Berlalu.
40 Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41 Episode 41 Gawat Darurat.
42 Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43 Bab 43 Menjadi seorang ibu
44 Episode 44. Lucia panik.
45 Episode 45 Memohon pada Adara.
46 Episode 44 Nama indah.
47 Bab 46 Canggung.
48 Episode 48
49 Episode 49 Ingin mencegah.
50 Episode 50 dinner.
51 Bab 51 Dinner romantis.
52 Episode 52 terjebak hujan.
53 Episode 52 Masih terjebak
54 Episode 53 Momen
55 Episode 54 Belanja bersama.
56 Episode 56 Adara Merasa malu.
57 Episode 57 Hal yang terberat.
58 Episode 58 Hari-hari Adara.
59 Episode 59. Lucia Vs Adara.
60 Episode 60 Suami penenang m
61 Episode 61 Adara mulai posesif.
62 Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63 Episode 62 Arhan Marah.
64 Episode 63 Hari Kelulusan.
65 Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66 Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67 Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68 Episode 68 Hadiah dari suami.
69 Bab 69 Cepat-cepat.
70 Episode 70 Berangkat ke Milan.
71 Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72 episode 72 Rasa Kecewa.
73 Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74 Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75 Episode 75
76 Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77 Episode 77 Keputusan yang sulit.
78 Episode 78 cepat juga berlalu.
79 Episode 79 Pertemuan.
80 Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81 Episode 81 Alvian tau aja.
82 Episode 81 Arhan dan Adara
83 Episode 83 Merayu mama.
84 Episode 84 Baru tau kan.
85 Episode 85 Rencana Adara.
86 Episode 86 Malang.
87 Episode 87 Arhan dan Adara.
88 Episode 88 Merasa gagal.
89 Episode 89 quality time.
90 Episode 90 Usaha untuk suami.
91 Episode 91 Keluarga bahagia.
92 Episode 92 Beberapa kali gagal.
93 Episode 93 Bahagia.
94 Episode 94 Kiss.
95 Episode 95 Pulang kembali.
96 Episode 95 moment
97 Episode 97 Hal mencurigakan.
98 Episode 97 Hal mengejutkan.
99 Episode 99 Curiga
100 Episode 100 Melihat.
101 Episode 101 Arhan kaget
102 Bab 102 Pertengkaran.
103 Episode 103 Berencana pergi.
104 Episode 104 mencegahnya.
105 Episode 105 Malam terindah.
106 Episode 106 Romantis.
107 Episode 108 Orang itu.
108 Episode 108. Alvian ngambek.
109 Episode 109. Dinner bersama.
110 Episode 110 Arhan dan Adara.
111 Episode 111 Istri dem
112 Episode 112 Tiba-tiba.
113 Episode 113 Insiden.
114 Episode 114 Lucia was-was.
115 Episode 115 Saling menyerang.
116 Episode 117 Akhirnya.
117 Episode 118 Penginapan.
118 Episode 119 Finaly
119 Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120 Episode 120 Hal sebenarnya.
121 Episode 121
122 Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123 Episode 123 Kepanikan Lucia.
124 Episode 124.
125 Episode 125 Herlambang pasang badan.
126 Episode 125 Takut.
127 Episode 126 Menyelesaikan.
128 Episode 107 Lucia
129 Episode 129 Akhirnya.
130 Episode 129 tidak menyangka
131 Episode 131
132 Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133 Episode 133 Permohonan.
134 Episode 134 Menuntut.
135 Episode 135 Penangkapan.
136 Episode 137 Hukum tetap hukum
137 Episode 137 Reflesing.
138 Episode 138 Masih bersama-sama.
139 Episode 139
140 Episode 139
141 Episode 141 Putusan pengadilan.
142 Episode 141 Permohonan.
143 Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144 Episode 144 Pergi.
145 Episode 145 Perpisahan.
146 Episode 146 Tindakan Herlambang
147 Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148 Episode 148
149 Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150 Episode 150 Kembali bersamam
151 Episode 151 meluluhkan Alvian.
152 Episode 152 Hari bahagia.
153 Episode 153 Kabar bahagia
154 Episode 154. Mulai dekat
155 Episode 155 Selesai.
156 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Episode 1 Hamil.
2
Episode 2 Tidak memberitahu
3
Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4
Episode 4. Penolakan dari Adara.
5
Episode 5 Pingsan
6
Episode 6 Hari Pernikahan.
7
Episode 7 Sah.
8
Episode 8 Marah.
9
Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10
Episode 10 Arhan dan Adara.
11
Episode 11 Hampir
12
Episode 12 Kecelakaan.
13
Episode 13 Peringatan Arhan.
14
Episode 14 Harus menolak pria lain
15
Episode 15 Adara dan Arhan.
16
Episode 16 Harus ribut dulu.
17
Episode 17 Sikap Adara.
18
Episode 18 Habis kesabaran.
19
Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20
Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21
Episode 21 Menghargai suami.
22
Episode 22 Penuh tanya.
23
Episode 23 Tahan gengsi.
24
Episode 24 Hampir saja
25
Episode 25 Keputusan Herlambang.
26
Episode 26 Perjalanan puncak
27
Episode 27 Puncak Memory
28
Episode 28 Villa.
29
Episode 29 first kiss
30
Episode 30 Menatap Lama.
31
Episode 31 Mode manja
32
Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33
Episode 33 Arhan dan Adara
34
Episode 34 Terasa berat.
35
Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36
Episode 36 Tanpa Arhan.
37
Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38
Episode 38 Rencana menyusul.
39
Elias 39 Berlalu.
40
Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41
Episode 41 Gawat Darurat.
42
Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43
Bab 43 Menjadi seorang ibu
44
Episode 44. Lucia panik.
45
Episode 45 Memohon pada Adara.
46
Episode 44 Nama indah.
47
Bab 46 Canggung.
48
Episode 48
49
Episode 49 Ingin mencegah.
50
Episode 50 dinner.
51
Bab 51 Dinner romantis.
52
Episode 52 terjebak hujan.
53
Episode 52 Masih terjebak
54
Episode 53 Momen
55
Episode 54 Belanja bersama.
56
Episode 56 Adara Merasa malu.
57
Episode 57 Hal yang terberat.
58
Episode 58 Hari-hari Adara.
59
Episode 59. Lucia Vs Adara.
60
Episode 60 Suami penenang m
61
Episode 61 Adara mulai posesif.
62
Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63
Episode 62 Arhan Marah.
64
Episode 63 Hari Kelulusan.
65
Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66
Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67
Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68
Episode 68 Hadiah dari suami.
69
Bab 69 Cepat-cepat.
70
Episode 70 Berangkat ke Milan.
71
Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72
episode 72 Rasa Kecewa.
73
Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74
Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75
Episode 75
76
Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77
Episode 77 Keputusan yang sulit.
78
Episode 78 cepat juga berlalu.
79
Episode 79 Pertemuan.
80
Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81
Episode 81 Alvian tau aja.
82
Episode 81 Arhan dan Adara
83
Episode 83 Merayu mama.
84
Episode 84 Baru tau kan.
85
Episode 85 Rencana Adara.
86
Episode 86 Malang.
87
Episode 87 Arhan dan Adara.
88
Episode 88 Merasa gagal.
89
Episode 89 quality time.
90
Episode 90 Usaha untuk suami.
91
Episode 91 Keluarga bahagia.
92
Episode 92 Beberapa kali gagal.
93
Episode 93 Bahagia.
94
Episode 94 Kiss.
95
Episode 95 Pulang kembali.
96
Episode 95 moment
97
Episode 97 Hal mencurigakan.
98
Episode 97 Hal mengejutkan.
99
Episode 99 Curiga
100
Episode 100 Melihat.
101
Episode 101 Arhan kaget
102
Bab 102 Pertengkaran.
103
Episode 103 Berencana pergi.
104
Episode 104 mencegahnya.
105
Episode 105 Malam terindah.
106
Episode 106 Romantis.
107
Episode 108 Orang itu.
108
Episode 108. Alvian ngambek.
109
Episode 109. Dinner bersama.
110
Episode 110 Arhan dan Adara.
111
Episode 111 Istri dem
112
Episode 112 Tiba-tiba.
113
Episode 113 Insiden.
114
Episode 114 Lucia was-was.
115
Episode 115 Saling menyerang.
116
Episode 117 Akhirnya.
117
Episode 118 Penginapan.
118
Episode 119 Finaly
119
Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120
Episode 120 Hal sebenarnya.
121
Episode 121
122
Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123
Episode 123 Kepanikan Lucia.
124
Episode 124.
125
Episode 125 Herlambang pasang badan.
126
Episode 125 Takut.
127
Episode 126 Menyelesaikan.
128
Episode 107 Lucia
129
Episode 129 Akhirnya.
130
Episode 129 tidak menyangka
131
Episode 131
132
Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133
Episode 133 Permohonan.
134
Episode 134 Menuntut.
135
Episode 135 Penangkapan.
136
Episode 137 Hukum tetap hukum
137
Episode 137 Reflesing.
138
Episode 138 Masih bersama-sama.
139
Episode 139
140
Episode 139
141
Episode 141 Putusan pengadilan.
142
Episode 141 Permohonan.
143
Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144
Episode 144 Pergi.
145
Episode 145 Perpisahan.
146
Episode 146 Tindakan Herlambang
147
Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148
Episode 148
149
Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150
Episode 150 Kembali bersamam
151
Episode 151 meluluhkan Alvian.
152
Episode 152 Hari bahagia.
153
Episode 153 Kabar bahagia
154
Episode 154. Mulai dekat
155
Episode 155 Selesai.
156
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!