Episode 15 Adara dan Arhan.

Di perjalanan Adara dan Arhan masih terjebak macet. Maklum kota Jakarta tidak akan pernah berubah dalam hal kemacetan. Macet sudah menjadi bahan makanan sehari-hari bati masyarakat yang tinggal di ibu kota.

Adara sudah pasti jenuh di dalam mobil yang sejak tadi tidak bergerak membuatnya capek dan sangat lelah. Matanya tiba-tiba melihat kepinggir jalan yang ada di sebrang. Di mana ada penjual rujak yang membuatnya menelan salivanya yang sepertinya ingin makanan itu. Adara sedang hamil ya mungkin saja Adara sedang mengidam jadi sangat wajar Adara sangat tiba-tiba sangat

Dia menoleh ke arah Arhan yang hanya bersandar pada jok mobil dengan matanya terpejam. Mungkin Arhan sangat lelah dan menunggu macet. Lebih baik dia tidur.

"Enak sekali hanya tidur. Dia pikir aku di sini untuk menjaganya tidur," umpat Adara di dalam hatinya yang kesal dengan Arhan yang mungkin Adara merasa di cueki. Nanti juga kalau Arhan berbicara juga salah untuk Adara. Jadi lebih baik Arhan tidur saja untuk menghindari pertengkaran.

Adara kembali melihat penjual itu dan dia benar-benar sudah ingin memakannya dan membuatnya nekat langsung membuka pintu mobil.

Brukk.

Adara sengaja menutup pintu mobil dengan kuat. Agar Arhan terbangun dan memang benar. Mata Arhan langsung terbuka dan melihat Adara yang sudah pergi menyebrangi jalan.

"Apa yang mau di lakukannya!" batin Arhan heran dan terus melihat Adara dari kejauhan yang ternyata benar.

Adara membeli rujak yang membuatnya selera dan Arhan hanya melihat saja kebingungan Adara dalam membeli buah yang tidak tau bagaimana caranya.

Mungkin Adara tidak pernah membeli makanan di pinggir jalan. Bahkan ketika mendapatkan apa yang di inginkannya bisa-bisanya Adara membayar mengunakan kartu ATM.

"CK," Arhan berdecak dengan tersenyum melihat tingkah Adara yang kocak.

Penjual itu pasti heran sampai membuat wajah Adara kebingungan dengan cemberut. Arhan di dalam mobil geleng-geleng kepala. Namun untuk keluar dia tidak mau sama sekali untuk membantu Adara yang pasti kesulitan.

Dan tidak tau apa yang terjadi. Adara sudah menyebrangi jalan dengan membawa 1 porsi rujak yang berada di dalam plastik. Adara memasuki mobil dan Arhan berpura-pura melihat ponselnya.

"Kamu dari mana?" tanya Arhan.

"Selalu bertanya. Kenapa tidak tidur aja dan tidak usah bangun-bangun," batin Adara dengan mengumpat kesal.

"Untung saja. Bapak itu baik sekali mau memberikanku tanpa aku membayar," batin Adara yang tersenyum tipis yang ternyata dia mendapatkan rujak itu dengan gratis.

Senyum tipis itu langsung hilang ketika dia menoleh kearah Arhan yang masih menunggu jawaban Adara dan Adara tidak memberitahu sama sekali dan langsung memakan rujak itu.

Arhan memperhatikan Adara dan melihat di rujak itu ada nenas nya dan membuat Arhan kaget.

"Jangan di makan!" cegah Arhan memegang tangan Adara menjauhkan dari mulut Adara.

"Apa-apaan sih," sahut Adara kesal yang tidak jadi makan dan melepaskan tangannya dari Arhan.

"Kamu tidak boleh makan nenas. Karena kamu sedang hamil. Itu bahaya untuk janin kamu," ucap Arhan mengingatkan.

"Nggak usah sok tau," jawab Adara kesal.

"Aku tidak sok tau. Tetapi itu benar. Jadi jangan makan nenas," ucap Arhan mengingatkan dengan sangat lembut.

"Terserahku!" sahut Adara keras kepala yang tetap ingin makan dan Arhan langsung mengambil dari tangan Adara.

"Apa yang kau lakukan? Kembalikan!" sentak Adara.

"Aku sudah mengatakan jangan di makan!" tegas Arhan.

"Aku sudah membelinya capek-capek dan kau pikir tidak sulit melakukannya. Jadi jangan mengaturku!" tegas Adara.

"Ini semua demi kebaikan kamu!" tegas Arhan.

"Hanya nenas yang tidak boleh di makan yang artinya yang lainnya aku boleh di makan," tegas Adara.

"Aku akan mengganti yang baru. Itu sudah tercampur," jawab Arhan yang sangat sensitif dengan kehamilan Adara.

"Issss," Adara hanya berdecak kesal dan Arhan langsung keluar dari mobil yang akan mengganti rujak tersebut tanpa nenas.

"Sok tau. Memang dia Dokter apa?" umpat Adara dengan kesal.

Dia sudah sangat ingin memakan rujak itu. Arhan malah mengganggunya dan walau Arhan menggantinya Adara tetap kesal. Karena harus menunggu lagi.

Padahal Arhan melakukannya demi kandungan Adara dan walau itu bukan darah daging Arhan. Tetapi Arhan sangat peduli pada janin itu.

Setelah mendapatkan rujak itu. Akhirnya Arhan kembali lagi ke mobil.

"Ini!" ucap Arhan.

Dengan kasar tangan Adara mengambilnya. Dia sudah sangat kesal dengan Arhan. Tetapi dia masih menginginkan rujak itu. Karena dia memang sangat ingin. Jadi mau tidak mau dia tetap memakannya walau terlanjur kesal.

Arhan lega yang mana Adara memakan rujak itu. Walau sangat jelas terpaksa memakannya. Tetapi mau bagaimana lagi dari pada tidak sama sekali.

"Azizie. Kamu sedang hamil. Jadi terus mencari tau apa yang boleh dan tidak boleh di makan," ucap Arhan.

"Kenapa harus terus mengungkit kehamilanku?" sahut Adara kesal.

"Aku mengatakannya demi kebaikanmu," jawab Arhan.

"Bohong!" ketus Adara yang langsung berhenti makan. Karena semakin kesal dengan Arhan yang membuat moodnya berubah.

"Habiskan makannya aku cape berlari membelinya," ucap Arhan dengan suara beratnya.

"Kalau aku tidak mau bagaimana?" ucap Arhan.

"Lanjutkan makannya!" ucap Arhan.

Adara diam dan tidak menanggapi.

"Azizie!"

"Jangan memanggilku dengan sebutan itu," sahut Azizie kesal.

"Kemana kamu menyahut. Jika tidak mau di panggil dengan nama itu," sahut Arhan dengan santai.

"Isssss, menyebalkan selalu menggangguku," umpat Adara yang kesabarannya benar-benar di uji Arhan. Dia sudah sangat muak dengan hari ini dan moodnya juga bertambah buruk.

Arhan hanya diam saja yang padahal semua di lakukan Arga hanya untuk Adara. Untuk kehamilan Adara.

************

Akhirnya pasangan suami istri itu pulang kerumah dengan wajah Adara jangan di tanya yang pasti selalu di tekuk dan keluar dari mobil dengan kekesalan yang kebetulan Herlambang keluar dari rumah dan berpapasan dengan Adara.

"Kamu kenapa lagi Adara?" tanya Herlambang melihat wajah putrinya itu.

"Anak papa tuh sangat menyebalkan. Apa papa tidak bisa mengatakan kepadanya untuk tidak sok tau," tegas Adara yang langsung pergi.

Herlambang hanya menghela napasnya dengan geleng-geleng dan Arhan yang sudah di depan Herlambang menundukkan kepalanya. Herlambang menepuk bahu Arhan

"Kamu pasti mengalami masa sulit Arhan. Di mana Adara terus menguji kesabaran kamu," ucap Herlambang.

"Dia masih remaja pah dan hal itu biasa pah. Emosi Adara dan aku sangat berbeda kestabilannya dan dia juga lagi hami dan sangat wajar moodnya seperti itu," ucap Arhan yang terbiasa dengan kelakukan Adara. Dia memang hanya bisa sabar dengan sikap Adara.

"Makasih Arhan sudah begitu baik kepada Adara," ucap Herlambang.

"Iya pah," sahut Arhan.

Bersambung.

Episodes
1 Episode 1 Hamil.
2 Episode 2 Tidak memberitahu
3 Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4 Episode 4. Penolakan dari Adara.
5 Episode 5 Pingsan
6 Episode 6 Hari Pernikahan.
7 Episode 7 Sah.
8 Episode 8 Marah.
9 Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10 Episode 10 Arhan dan Adara.
11 Episode 11 Hampir
12 Episode 12 Kecelakaan.
13 Episode 13 Peringatan Arhan.
14 Episode 14 Harus menolak pria lain
15 Episode 15 Adara dan Arhan.
16 Episode 16 Harus ribut dulu.
17 Episode 17 Sikap Adara.
18 Episode 18 Habis kesabaran.
19 Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20 Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21 Episode 21 Menghargai suami.
22 Episode 22 Penuh tanya.
23 Episode 23 Tahan gengsi.
24 Episode 24 Hampir saja
25 Episode 25 Keputusan Herlambang.
26 Episode 26 Perjalanan puncak
27 Episode 27 Puncak Memory
28 Episode 28 Villa.
29 Episode 29 first kiss
30 Episode 30 Menatap Lama.
31 Episode 31 Mode manja
32 Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33 Episode 33 Arhan dan Adara
34 Episode 34 Terasa berat.
35 Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36 Episode 36 Tanpa Arhan.
37 Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38 Episode 38 Rencana menyusul.
39 Elias 39 Berlalu.
40 Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41 Episode 41 Gawat Darurat.
42 Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43 Bab 43 Menjadi seorang ibu
44 Episode 44. Lucia panik.
45 Episode 45 Memohon pada Adara.
46 Episode 44 Nama indah.
47 Bab 46 Canggung.
48 Episode 48
49 Episode 49 Ingin mencegah.
50 Episode 50 dinner.
51 Bab 51 Dinner romantis.
52 Episode 52 terjebak hujan.
53 Episode 52 Masih terjebak
54 Episode 53 Momen
55 Episode 54 Belanja bersama.
56 Episode 56 Adara Merasa malu.
57 Episode 57 Hal yang terberat.
58 Episode 58 Hari-hari Adara.
59 Episode 59. Lucia Vs Adara.
60 Episode 60 Suami penenang m
61 Episode 61 Adara mulai posesif.
62 Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63 Episode 62 Arhan Marah.
64 Episode 63 Hari Kelulusan.
65 Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66 Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67 Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68 Episode 68 Hadiah dari suami.
69 Bab 69 Cepat-cepat.
70 Episode 70 Berangkat ke Milan.
71 Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72 episode 72 Rasa Kecewa.
73 Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74 Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75 Episode 75
76 Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77 Episode 77 Keputusan yang sulit.
78 Episode 78 cepat juga berlalu.
79 Episode 79 Pertemuan.
80 Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81 Episode 81 Alvian tau aja.
82 Episode 81 Arhan dan Adara
83 Episode 83 Merayu mama.
84 Episode 84 Baru tau kan.
85 Episode 85 Rencana Adara.
86 Episode 86 Malang.
87 Episode 87 Arhan dan Adara.
88 Episode 88 Merasa gagal.
89 Episode 89 quality time.
90 Episode 90 Usaha untuk suami.
91 Episode 91 Keluarga bahagia.
92 Episode 92 Beberapa kali gagal.
93 Episode 93 Bahagia.
94 Episode 94 Kiss.
95 Episode 95 Pulang kembali.
96 Episode 95 moment
97 Episode 97 Hal mencurigakan.
98 Episode 97 Hal mengejutkan.
99 Episode 99 Curiga
100 Episode 100 Melihat.
101 Episode 101 Arhan kaget
102 Bab 102 Pertengkaran.
103 Episode 103 Berencana pergi.
104 Episode 104 mencegahnya.
105 Episode 105 Malam terindah.
106 Episode 106 Romantis.
107 Episode 108 Orang itu.
108 Episode 108. Alvian ngambek.
109 Episode 109. Dinner bersama.
110 Episode 110 Arhan dan Adara.
111 Episode 111 Istri dem
112 Episode 112 Tiba-tiba.
113 Episode 113 Insiden.
114 Episode 114 Lucia was-was.
115 Episode 115 Saling menyerang.
116 Episode 117 Akhirnya.
117 Episode 118 Penginapan.
118 Episode 119 Finaly
119 Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120 Episode 120 Hal sebenarnya.
121 Episode 121
122 Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123 Episode 123 Kepanikan Lucia.
124 Episode 124.
125 Episode 125 Herlambang pasang badan.
126 Episode 125 Takut.
127 Episode 126 Menyelesaikan.
128 Episode 107 Lucia
129 Episode 129 Akhirnya.
130 Episode 129 tidak menyangka
131 Episode 131
132 Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133 Episode 133 Permohonan.
134 Episode 134 Menuntut.
135 Episode 135 Penangkapan.
136 Episode 137 Hukum tetap hukum
137 Episode 137 Reflesing.
138 Episode 138 Masih bersama-sama.
139 Episode 139
140 Episode 139
141 Episode 141 Putusan pengadilan.
142 Episode 141 Permohonan.
143 Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144 Episode 144 Pergi.
145 Episode 145 Perpisahan.
146 Episode 146 Tindakan Herlambang
147 Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148 Episode 148
149 Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150 Episode 150 Kembali bersamam
151 Episode 151 meluluhkan Alvian.
152 Episode 152 Hari bahagia.
153 Episode 153 Kabar bahagia
154 Episode 154. Mulai dekat
155 Episode 155 Selesai.
156 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Episode 1 Hamil.
2
Episode 2 Tidak memberitahu
3
Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4
Episode 4. Penolakan dari Adara.
5
Episode 5 Pingsan
6
Episode 6 Hari Pernikahan.
7
Episode 7 Sah.
8
Episode 8 Marah.
9
Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10
Episode 10 Arhan dan Adara.
11
Episode 11 Hampir
12
Episode 12 Kecelakaan.
13
Episode 13 Peringatan Arhan.
14
Episode 14 Harus menolak pria lain
15
Episode 15 Adara dan Arhan.
16
Episode 16 Harus ribut dulu.
17
Episode 17 Sikap Adara.
18
Episode 18 Habis kesabaran.
19
Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20
Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21
Episode 21 Menghargai suami.
22
Episode 22 Penuh tanya.
23
Episode 23 Tahan gengsi.
24
Episode 24 Hampir saja
25
Episode 25 Keputusan Herlambang.
26
Episode 26 Perjalanan puncak
27
Episode 27 Puncak Memory
28
Episode 28 Villa.
29
Episode 29 first kiss
30
Episode 30 Menatap Lama.
31
Episode 31 Mode manja
32
Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33
Episode 33 Arhan dan Adara
34
Episode 34 Terasa berat.
35
Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36
Episode 36 Tanpa Arhan.
37
Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38
Episode 38 Rencana menyusul.
39
Elias 39 Berlalu.
40
Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41
Episode 41 Gawat Darurat.
42
Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43
Bab 43 Menjadi seorang ibu
44
Episode 44. Lucia panik.
45
Episode 45 Memohon pada Adara.
46
Episode 44 Nama indah.
47
Bab 46 Canggung.
48
Episode 48
49
Episode 49 Ingin mencegah.
50
Episode 50 dinner.
51
Bab 51 Dinner romantis.
52
Episode 52 terjebak hujan.
53
Episode 52 Masih terjebak
54
Episode 53 Momen
55
Episode 54 Belanja bersama.
56
Episode 56 Adara Merasa malu.
57
Episode 57 Hal yang terberat.
58
Episode 58 Hari-hari Adara.
59
Episode 59. Lucia Vs Adara.
60
Episode 60 Suami penenang m
61
Episode 61 Adara mulai posesif.
62
Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63
Episode 62 Arhan Marah.
64
Episode 63 Hari Kelulusan.
65
Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66
Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67
Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68
Episode 68 Hadiah dari suami.
69
Bab 69 Cepat-cepat.
70
Episode 70 Berangkat ke Milan.
71
Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72
episode 72 Rasa Kecewa.
73
Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74
Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75
Episode 75
76
Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77
Episode 77 Keputusan yang sulit.
78
Episode 78 cepat juga berlalu.
79
Episode 79 Pertemuan.
80
Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81
Episode 81 Alvian tau aja.
82
Episode 81 Arhan dan Adara
83
Episode 83 Merayu mama.
84
Episode 84 Baru tau kan.
85
Episode 85 Rencana Adara.
86
Episode 86 Malang.
87
Episode 87 Arhan dan Adara.
88
Episode 88 Merasa gagal.
89
Episode 89 quality time.
90
Episode 90 Usaha untuk suami.
91
Episode 91 Keluarga bahagia.
92
Episode 92 Beberapa kali gagal.
93
Episode 93 Bahagia.
94
Episode 94 Kiss.
95
Episode 95 Pulang kembali.
96
Episode 95 moment
97
Episode 97 Hal mencurigakan.
98
Episode 97 Hal mengejutkan.
99
Episode 99 Curiga
100
Episode 100 Melihat.
101
Episode 101 Arhan kaget
102
Bab 102 Pertengkaran.
103
Episode 103 Berencana pergi.
104
Episode 104 mencegahnya.
105
Episode 105 Malam terindah.
106
Episode 106 Romantis.
107
Episode 108 Orang itu.
108
Episode 108. Alvian ngambek.
109
Episode 109. Dinner bersama.
110
Episode 110 Arhan dan Adara.
111
Episode 111 Istri dem
112
Episode 112 Tiba-tiba.
113
Episode 113 Insiden.
114
Episode 114 Lucia was-was.
115
Episode 115 Saling menyerang.
116
Episode 117 Akhirnya.
117
Episode 118 Penginapan.
118
Episode 119 Finaly
119
Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120
Episode 120 Hal sebenarnya.
121
Episode 121
122
Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123
Episode 123 Kepanikan Lucia.
124
Episode 124.
125
Episode 125 Herlambang pasang badan.
126
Episode 125 Takut.
127
Episode 126 Menyelesaikan.
128
Episode 107 Lucia
129
Episode 129 Akhirnya.
130
Episode 129 tidak menyangka
131
Episode 131
132
Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133
Episode 133 Permohonan.
134
Episode 134 Menuntut.
135
Episode 135 Penangkapan.
136
Episode 137 Hukum tetap hukum
137
Episode 137 Reflesing.
138
Episode 138 Masih bersama-sama.
139
Episode 139
140
Episode 139
141
Episode 141 Putusan pengadilan.
142
Episode 141 Permohonan.
143
Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144
Episode 144 Pergi.
145
Episode 145 Perpisahan.
146
Episode 146 Tindakan Herlambang
147
Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148
Episode 148
149
Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150
Episode 150 Kembali bersamam
151
Episode 151 meluluhkan Alvian.
152
Episode 152 Hari bahagia.
153
Episode 153 Kabar bahagia
154
Episode 154. Mulai dekat
155
Episode 155 Selesai.
156
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!