Episode 4. Penolakan dari Adara.

Herlambang, Adara, Mayang dan Lucia sedang makan malam bersama. Ada Bi Sri yang pasti melayani Adara dengan menyiapkan makan Adara.

"Non mau ayamnya?" tanya bibi dengan lembut yang berdiri di samping Adara

"Mau Bi," jawan Adara.

"Dasar manja makan aja harus di ambilkan," batin Lucia dengan kesal.

"Ya sudah Non makan ya. Bibi ke dapur dulu!" ucap Bibi pamit setelah menyiapkan makan Adara. Adara menganggukkan kepalanya. Dan Bibi langsung pergi.

"Lihat saja. Aku akan sebar kehamilannya di sekolah supaya malu dan orang-orang akan mengucilkannya dan tidak akan ada yang mau berteman denganmu," batin Lucia dengan rencana buruknya.

"Adara. Kamu akan kesekolah seperti biasa. Papa akan mengurus semuanya dan tidak akan ada yang tau. Jika kamu hamil," ucap Herlambang dengan tegas.

Adara hanya menunduk yang tidak menanggapi hal itu. Pikiran sekolah mungkin tidak kepikiran oleh Adara dengan kondisinya yang seperti ini.

"Tidak ada yang tau. Itu mustahil. Karena ini awal kehancuran Adara. Aku akan mempermalukannya di sekolah dan kau akan tau rasa akibatnya," batin Lucia dengan menyunggingkan senyumnya.

"Lucia!" tegur Herlambang.

"Iya Om," sahut Lucia buru-buru menjawab.

"Jika satu orang di sekolah Adara tau kehamilan Adara. Kamu yang harus bertanggung jawab," ucap Herlambang membuat Lucia kaget.

"Maksud Om apa dan kenapa harus aku. Memang aku melakukan apa?" tanya Lucia panik.

"Benar kak apa yang kakak katakan. Kenapa jadi Lucia yang harus bertanggung jawab?" sahut Mayang dengan wajah kagetnya.

"Tidak ada yang tau tentang kehamilan Adara. Kecuali saya, kamu dan mama kamu. Jadi jika hal ini bocor di sekolah. Maka semua itu karena kamu. Jadi kamu harus menjaga aib sepupumu. Karena Om tidak akan memberi maaf pada kamu. Jika sampai satu sekolah tau tentang kehamilan Adara," tegas Herlambang dengan wajah seriusnya.

"Kak. Lagian mana mungkin Lucia membocorkan hal itu. Jadi kak Herlambang jangan berpikir buruk dan menuduhnya seperti itu," sahut Mayang membela Lucia.

"Aku tidak menuduhnya. Aku hanya mengingatkannya saja dan semoga saja dia paham apa yang harus di lakukannya," ucap Herlambang mengingatkan.

Lucia terdiam dengan penuh ketakutan yang rencananya tidak akan bisa terjalankan dengan mulus. Apa lagi sudah mendapatkan ancaman.

"Kamu mengerti kan Lucia?" tanya Herlambang dengan penuh penegasan dan pasti tidak aka main-main dengan ucapannya.

"I-iya om," jawan Lucia dengan gugup yang langsung menunduk.

"Bagus kalau begitu," sahut Herlambang.

"Sial! Kenapa hidupnya selalu enak. Saat dia membuat kesalahan besar. Malah terus di lindungi dan aku saja tidak bisa melihat kehancurannya dan malah aku yang mendapat ancaman dan bertanggung jawa atas perbuatannya," umpat Lucia dengan penuh kebencian kepada Adara dan semua itu hanya ucapkan di dalam hatinya.

Adara hanya diam saja dengan wajahnya yang tidak lepas dari kesedihan dengan masalah yang di hadapinya dan pasti penuh dengan tekanan dan pemikiran setiap hari.

"Maaf saya terlambat," tiba-tiba Arhan datang yang menundukkan kepalanya.

"Tidak apa-apa Arhan. Kami juga baru makan. Ayo kamu duduk," ucap Herlambang.

Arhan mengangguk dan duduk tepat di hadapan Adara dengan Arhan melihat Adara yang sama sekali Adara tidak melihatnya.

"Adara, Lucia. Apa kalian tidak ingin menyapa saudara kalian?" tanya Herlambang.

"Hay kak Arhan" sapa Lucia menyapa dengan tersenyum terpaksa.

Arhan hanya mengangguk saja menjawab sapaan itu. Namun Adara tidak menyapa sama sekali. Ya dia memang tidak akrab dengan anak angkat papanya itu. Mungkin karena usia mereka yang jauh dan jarang bertemu.

Lagian dulu sewaktu Adara kecil. Dekat kok dengan Arhan yang saat itu remaja. Mungkin karena semakin dewasa jadi terlihat asing dan apalagi Arhan juga tinggal di luar Negri.

"Kenapa tiba-tiba kak Herlambang menyuruh Arhan pulang," batin Mayang merasa ada sesuatu di balik kepulangan Arhan.

"Adara apa kamu tidak menyapa Arhan?" tanya Herlambang lagi. Namun lagi-lagi Adara tampak ketus yang tidak mood untuk bicara apa-apa.

"Adara karena kamu hamil tanpa pernikahan," sahut Herlambang yang mengungkit kehamilannya dan membuat Adara menghentikan makannya.

Apa harus papanya itu mengungkit kehamilannya di depan orang lain yang belum tau dan akhirnya tau dan pasti Adara malu dengan hal itu.

"Jadi papa tidak akan membiarkan aib itu ada dan papa akan mengambil tindakan untuk menikahkan kamu dengan Arhan" lanjut Herlambang yang langsung to the point yang membuat Adara terkejut dengan mengangkat kepalanya dan melihat papanya.

Mayang dan Lucia juga kaget mendengar hal yang mengejutkan itu dengan mereka saling melihat. Namun Arhan yang sudah tau sejak awal hanya menunggu respon dari Adara.

"Apa maksud papa?" tanya Adara dengan wajah shocknya

"Papa ulangi sekali lagi. Kamu akan menikah dengan Arhan," tegas Herlambang.

"Aku tidak mau," tolak Adara dengan cepat yang langsung berdiri.

"Kamu pikir bisa memberontak setelah perbuatan yang kamu lakukan. Ini tidak ada tawar menawar. Kamu harus menikah dengan Arhan!" tegas Herlambang.

"Tapi aku tidak mau menikah. Aku tidak mau menikah dengan dia atau siapapun," tunjuk Adara pada Arhan dengan bantahannya.

"Aku masih sekolah pah. Aku masih muda. Bagaimana mungkin papa menikahkanku seenaknya yang sama saja merusak masa depanku," protes Adara dengan bentakan.

"Cukup!" bentak Herlambang dengan emosi terpancing dan berdiri dari tempat duduknya.

"Kamu pikir dengan kamu yang hamil di luar nikah. Masa depan kamu masih ada hah! Kamu tau jika kamu masih muda, masih sekolah. Tetapi apa yang kamu lakukan hah! Kamu mengikuti pergaulan bebas dan sampai hamil. Apa kamu memikirkan masa depan kamu saat kamu melakukan semuanya. Jadi masa depan kamu hanya akan hancur di tangan kamu sendiri. Kamu yang menghancurkannya sendiri," teriak Herlambang dengan menunjuk-nunjuk Adara.

"Tapi apapun itu. Papa tidak seharusnya menikahkan aku dengan dia," tunjuk Adara lagi.

"Lalu kamu mau menikah dengan siapa. Ayah dari bayi itu. Sampai detik ini mulutmu tidak mengatakan siapa orangnya dan kamu masih ingin tawar menawar dalam hal ini. Pernikahan ini untuk menutupi aibmu yang mencoreng nama keluarga ini," tegas Herlambang.

"Tapi aku tidak mau menikah. Apapun itu aku tidak akan menikah!" tegas Adara yang tetap pada pendiriannya.

"Kau tidak akan menikah katamu. Kau ingin menghancurkan nama papa lagi hah! Apa belum cukup semuanya Adara!" teriak Herlambang.

"Lalu papa yang akan menyuruhku menikah apa itu tidak menghancurkan ku. Hidupku akan sia-sia pah dengan pernikahan dini. Aku masih terlalu mudah untuk menikah pah," ucap Adara.

"Kau yang membuat hidupmu sia-sia dan kau tidak akan punya pilihan selain menikah dengan Arhan dan Arhan yang mengambil tanggung jawab atas dirimu!" tegas Herlambang.

"Tidak!" Teriak Adara yang memukul meja dengan ke-2 tangannya yang memberontak dan sampai suara sendok dan garpu terdengar.

"Adara!!!! Herlambang yang emosi dengan Adara yang membangkang ingin melayangkan tangan pada Adara. Namun Arhan langsung berdiri dan mencegah Herlambang.

"Pah sudah cukup! Jangan main tangan," ucap Arhan yang melihat ke arah Adara. Di mana Adara sudah siap mendapatkan tamparan dari sang papa.

Herlambang menjatuhkan kasar tangannya dengan mengatur napasnya yang begitu geram melihat Adara. Sementara Adara mengeluarkan banyak air mata dengan napasnya yang naik turun yang menangis sengugukan.

Bersambung

Episodes
1 Episode 1 Hamil.
2 Episode 2 Tidak memberitahu
3 Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4 Episode 4. Penolakan dari Adara.
5 Episode 5 Pingsan
6 Episode 6 Hari Pernikahan.
7 Episode 7 Sah.
8 Episode 8 Marah.
9 Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10 Episode 10 Arhan dan Adara.
11 Episode 11 Hampir
12 Episode 12 Kecelakaan.
13 Episode 13 Peringatan Arhan.
14 Episode 14 Harus menolak pria lain
15 Episode 15 Adara dan Arhan.
16 Episode 16 Harus ribut dulu.
17 Episode 17 Sikap Adara.
18 Episode 18 Habis kesabaran.
19 Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20 Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21 Episode 21 Menghargai suami.
22 Episode 22 Penuh tanya.
23 Episode 23 Tahan gengsi.
24 Episode 24 Hampir saja
25 Episode 25 Keputusan Herlambang.
26 Episode 26 Perjalanan puncak
27 Episode 27 Puncak Memory
28 Episode 28 Villa.
29 Episode 29 first kiss
30 Episode 30 Menatap Lama.
31 Episode 31 Mode manja
32 Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33 Episode 33 Arhan dan Adara
34 Episode 34 Terasa berat.
35 Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36 Episode 36 Tanpa Arhan.
37 Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38 Episode 38 Rencana menyusul.
39 Elias 39 Berlalu.
40 Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41 Episode 41 Gawat Darurat.
42 Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43 Bab 43 Menjadi seorang ibu
44 Episode 44. Lucia panik.
45 Episode 45 Memohon pada Adara.
46 Episode 44 Nama indah.
47 Bab 46 Canggung.
48 Episode 48
49 Episode 49 Ingin mencegah.
50 Episode 50 dinner.
51 Bab 51 Dinner romantis.
52 Episode 52 terjebak hujan.
53 Episode 52 Masih terjebak
54 Episode 53 Momen
55 Episode 54 Belanja bersama.
56 Episode 56 Adara Merasa malu.
57 Episode 57 Hal yang terberat.
58 Episode 58 Hari-hari Adara.
59 Episode 59. Lucia Vs Adara.
60 Episode 60 Suami penenang m
61 Episode 61 Adara mulai posesif.
62 Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63 Episode 62 Arhan Marah.
64 Episode 63 Hari Kelulusan.
65 Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66 Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67 Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68 Episode 68 Hadiah dari suami.
69 Bab 69 Cepat-cepat.
70 Episode 70 Berangkat ke Milan.
71 Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72 episode 72 Rasa Kecewa.
73 Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74 Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75 Episode 75
76 Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77 Episode 77 Keputusan yang sulit.
78 Episode 78 cepat juga berlalu.
79 Episode 79 Pertemuan.
80 Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81 Episode 81 Alvian tau aja.
82 Episode 81 Arhan dan Adara
83 Episode 83 Merayu mama.
84 Episode 84 Baru tau kan.
85 Episode 85 Rencana Adara.
86 Episode 86 Malang.
87 Episode 87 Arhan dan Adara.
88 Episode 88 Merasa gagal.
89 Episode 89 quality time.
90 Episode 90 Usaha untuk suami.
91 Episode 91 Keluarga bahagia.
92 Episode 92 Beberapa kali gagal.
93 Episode 93 Bahagia.
94 Episode 94 Kiss.
95 Episode 95 Pulang kembali.
96 Episode 95 moment
97 Episode 97 Hal mencurigakan.
98 Episode 97 Hal mengejutkan.
99 Episode 99 Curiga
100 Episode 100 Melihat.
101 Episode 101 Arhan kaget
102 Bab 102 Pertengkaran.
103 Episode 103 Berencana pergi.
104 Episode 104 mencegahnya.
105 Episode 105 Malam terindah.
106 Episode 106 Romantis.
107 Episode 108 Orang itu.
108 Episode 108. Alvian ngambek.
109 Episode 109. Dinner bersama.
110 Episode 110 Arhan dan Adara.
111 Episode 111 Istri dem
112 Episode 112 Tiba-tiba.
113 Episode 113 Insiden.
114 Episode 114 Lucia was-was.
115 Episode 115 Saling menyerang.
116 Episode 117 Akhirnya.
117 Episode 118 Penginapan.
118 Episode 119 Finaly
119 Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120 Episode 120 Hal sebenarnya.
121 Episode 121
122 Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123 Episode 123 Kepanikan Lucia.
124 Episode 124.
125 Episode 125 Herlambang pasang badan.
126 Episode 125 Takut.
127 Episode 126 Menyelesaikan.
128 Episode 107 Lucia
129 Episode 129 Akhirnya.
130 Episode 129 tidak menyangka
131 Episode 131
132 Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133 Episode 133 Permohonan.
134 Episode 134 Menuntut.
135 Episode 135 Penangkapan.
136 Episode 137 Hukum tetap hukum
137 Episode 137 Reflesing.
138 Episode 138 Masih bersama-sama.
139 Episode 139
140 Episode 139
141 Episode 141 Putusan pengadilan.
142 Episode 141 Permohonan.
143 Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144 Episode 144 Pergi.
145 Episode 145 Perpisahan.
146 Episode 146 Tindakan Herlambang
147 Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148 Episode 148
149 Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150 Episode 150 Kembali bersamam
151 Episode 151 meluluhkan Alvian.
152 Episode 152 Hari bahagia.
153 Episode 153 Kabar bahagia
154 Episode 154. Mulai dekat
155 Episode 155 Selesai.
156 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Episode 1 Hamil.
2
Episode 2 Tidak memberitahu
3
Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4
Episode 4. Penolakan dari Adara.
5
Episode 5 Pingsan
6
Episode 6 Hari Pernikahan.
7
Episode 7 Sah.
8
Episode 8 Marah.
9
Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10
Episode 10 Arhan dan Adara.
11
Episode 11 Hampir
12
Episode 12 Kecelakaan.
13
Episode 13 Peringatan Arhan.
14
Episode 14 Harus menolak pria lain
15
Episode 15 Adara dan Arhan.
16
Episode 16 Harus ribut dulu.
17
Episode 17 Sikap Adara.
18
Episode 18 Habis kesabaran.
19
Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20
Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21
Episode 21 Menghargai suami.
22
Episode 22 Penuh tanya.
23
Episode 23 Tahan gengsi.
24
Episode 24 Hampir saja
25
Episode 25 Keputusan Herlambang.
26
Episode 26 Perjalanan puncak
27
Episode 27 Puncak Memory
28
Episode 28 Villa.
29
Episode 29 first kiss
30
Episode 30 Menatap Lama.
31
Episode 31 Mode manja
32
Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33
Episode 33 Arhan dan Adara
34
Episode 34 Terasa berat.
35
Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36
Episode 36 Tanpa Arhan.
37
Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38
Episode 38 Rencana menyusul.
39
Elias 39 Berlalu.
40
Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41
Episode 41 Gawat Darurat.
42
Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43
Bab 43 Menjadi seorang ibu
44
Episode 44. Lucia panik.
45
Episode 45 Memohon pada Adara.
46
Episode 44 Nama indah.
47
Bab 46 Canggung.
48
Episode 48
49
Episode 49 Ingin mencegah.
50
Episode 50 dinner.
51
Bab 51 Dinner romantis.
52
Episode 52 terjebak hujan.
53
Episode 52 Masih terjebak
54
Episode 53 Momen
55
Episode 54 Belanja bersama.
56
Episode 56 Adara Merasa malu.
57
Episode 57 Hal yang terberat.
58
Episode 58 Hari-hari Adara.
59
Episode 59. Lucia Vs Adara.
60
Episode 60 Suami penenang m
61
Episode 61 Adara mulai posesif.
62
Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63
Episode 62 Arhan Marah.
64
Episode 63 Hari Kelulusan.
65
Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66
Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67
Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68
Episode 68 Hadiah dari suami.
69
Bab 69 Cepat-cepat.
70
Episode 70 Berangkat ke Milan.
71
Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72
episode 72 Rasa Kecewa.
73
Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74
Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75
Episode 75
76
Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77
Episode 77 Keputusan yang sulit.
78
Episode 78 cepat juga berlalu.
79
Episode 79 Pertemuan.
80
Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81
Episode 81 Alvian tau aja.
82
Episode 81 Arhan dan Adara
83
Episode 83 Merayu mama.
84
Episode 84 Baru tau kan.
85
Episode 85 Rencana Adara.
86
Episode 86 Malang.
87
Episode 87 Arhan dan Adara.
88
Episode 88 Merasa gagal.
89
Episode 89 quality time.
90
Episode 90 Usaha untuk suami.
91
Episode 91 Keluarga bahagia.
92
Episode 92 Beberapa kali gagal.
93
Episode 93 Bahagia.
94
Episode 94 Kiss.
95
Episode 95 Pulang kembali.
96
Episode 95 moment
97
Episode 97 Hal mencurigakan.
98
Episode 97 Hal mengejutkan.
99
Episode 99 Curiga
100
Episode 100 Melihat.
101
Episode 101 Arhan kaget
102
Bab 102 Pertengkaran.
103
Episode 103 Berencana pergi.
104
Episode 104 mencegahnya.
105
Episode 105 Malam terindah.
106
Episode 106 Romantis.
107
Episode 108 Orang itu.
108
Episode 108. Alvian ngambek.
109
Episode 109. Dinner bersama.
110
Episode 110 Arhan dan Adara.
111
Episode 111 Istri dem
112
Episode 112 Tiba-tiba.
113
Episode 113 Insiden.
114
Episode 114 Lucia was-was.
115
Episode 115 Saling menyerang.
116
Episode 117 Akhirnya.
117
Episode 118 Penginapan.
118
Episode 119 Finaly
119
Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120
Episode 120 Hal sebenarnya.
121
Episode 121
122
Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123
Episode 123 Kepanikan Lucia.
124
Episode 124.
125
Episode 125 Herlambang pasang badan.
126
Episode 125 Takut.
127
Episode 126 Menyelesaikan.
128
Episode 107 Lucia
129
Episode 129 Akhirnya.
130
Episode 129 tidak menyangka
131
Episode 131
132
Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133
Episode 133 Permohonan.
134
Episode 134 Menuntut.
135
Episode 135 Penangkapan.
136
Episode 137 Hukum tetap hukum
137
Episode 137 Reflesing.
138
Episode 138 Masih bersama-sama.
139
Episode 139
140
Episode 139
141
Episode 141 Putusan pengadilan.
142
Episode 141 Permohonan.
143
Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144
Episode 144 Pergi.
145
Episode 145 Perpisahan.
146
Episode 146 Tindakan Herlambang
147
Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148
Episode 148
149
Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150
Episode 150 Kembali bersamam
151
Episode 151 meluluhkan Alvian.
152
Episode 152 Hari bahagia.
153
Episode 153 Kabar bahagia
154
Episode 154. Mulai dekat
155
Episode 155 Selesai.
156
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!