"Eh suara apa itu? Kok mobil nggak bisa jalan sih" Karena kesal mengomel dengan mobilnya akhirnya Windah turun dengan melihat keadaan mobilnya.
Ban yang bocor membuat Windah terhalang untuk pulang. Mana di tempat itu tidak ada sinyal. Sepi juga melanda taman itu. Windah sangat kesal karena tidak bisa menelepon siapapun di sana.
"Haish terus gimana dong. Masa iya mobilnya harus aku dorong dari belakang biar bisa jalan" Omel Windah.
"Harusnya aku tadi bawa sepeda saja. Kalau mobil sudah rusak di tengah jalan begini siapa mau nolong coba. Kanan kiri cuma taman isi bunga. Depan belakang cuma jalanan nggak ada orang sama sekali" Lanjut nya lagi.
Sembari mengecek ban mobilnya yang pecah tiba tiba saja ada mobil di belakang mobil Windah. Mobil itu terlihat meng klakson mobil yang ada di depannya. Karena suara klakson yang keras membuat Windah kaget dan langsung bangun mencari sumber arah suara.
"Nona parkir mobil anda di pinggir jalan dong. Jangan di tengah Jalan" Ucap pengemudi itu.
"Nona kenapa anda masih diam saja. Ayo jalan" Tambah pria itu.
Windah langsung menghampiri mobil pria itu.
"Maafkan saya pak. Mobil saya mengalami pecah ban. Jadi saya tidak bisa mengangkut nya karena ingin menelepon orang terdekat juga tidak ada sinyal disini" Ucap Windah.
Pria itu turun dari mobilnya dengan kacamata hitam di wajahnya. Rambut basah dan di sisir dengan rapi menambah aura keanggunan pria itu.
Pria yang tak dikenali identitas nya oleh Windah itu langsung memeriksa ban mobil milik Windah.
"Ah senang ini. Aku bisa memperbaiki nya. Kebetulan saya adalah montir" Ucap pria itu.
"Benarkah? Bapak bisa membetulkan mobil saya?" Ucap Windah antusias.
"Iya kamu tunggu disini dulu. Saya mau membawa perlengkapan di mobil" Ucap pria tak dikenal itu lalu pergi mengambil peralatan untuk perbaikan mobil Windah.
Butuh 15 menit untuk mobil Windah bisa menyala. Karena mengganti ban mobil sangatlah susah. Untung saja pria itu sangat ahli di bidang montir.
"Sudah. Sekarang jangan takut kalau ban kamu akan meletus. Karena sudah aku tambah ban cadangan lagi untuk memperkuat roda mobil nya" Ucap pria itu kepada Windah.
"Terimakasih ya" Ucap Windah langsung dianggukkan oleh pria itu.
Keduanya terdiam sejenak. Tidak ada yang membuka suara. Sampai akhirnya Windah melihat baju pria yang sudah menolong nya itu sangatlah kotor. Kotor dengan dipenuhi oleh sisa sisa oli.
"Nama kamu siapa?" Tanya Windah.
"Arkan" Ucapnya dengan singkat.
"B- baiklah Arkan kemarikan baju mu" Ucap Windah kepada Arkan.
"Yak kau mau apa. Jangan bilang kau mau melakukan yang aneh aneh sama aku" Ucap Arkan dengan menutupi tubuhnya.
"Siapa bilang gitu. Kemarikan bajunya. Aku akan mencucikan nya bersih untuk mu. Sebagai bentuk rasa terimakasih aku kepada kamu" Ucap Windah.
"Terus kalau baju aku dibuka aku pakai baju apa?" Tanya Arkan dengan kesal.
"Aku membawa jaket tebal. Seperti nya cocok dipakai untukmu. Ini" Ucap Windah sembari memberikan selimut kepada Arkan.
"Terimakasih. Aku belum tahu namamu" Tutur Arkan.
"Aku Windah. panggil saja Windah" Ucap Windah dengan tersenyum.
Arkan langsung berbalik badan dan membuka bajunya. Kemudian ia menaruh baju Kotornya itu ke lantai. sementara Arkan sedang memakai jaket pemberian dari Windah. Arkan langsung menyerahkan baju miliknya kepada Windah. Windah langsung menerima jaket itu.
"Aku akan cuci sampai bersih. Kamu kirimkan alamat kamu tinggal. Nanti aku akan mengantar bajumu jika sudah kering" Tutur Windah.
"Baiklah. Tapi bolehkah aku meminta kontak mu?" Tanya Arkan dengan pelan pelan.
"Oh tentu saja"
Windah langsung memberikan kontak hp nya kepada Arkan. Arkan menerima nya. Ia langsung menyimpan kontak milik Windah. Sementara Windah ia berpamitan kepada Arkan kala dia sedang buru buru akan pulang.
"Aku akan menghubungimu nanti" Ucap Arkan kepada Windah.
Windah hanya mengangguk dari jauh. Walau tidak terdengar jelas apa yang Arkan ucapkan kepadanya karena suara mereka yang tertiup angin. Windah segera memasuki mobil dan meng klakson mobil Arkan. Arkan langsung melambaikan tangannya disaat mobil Windah sudah mulai menjauh.
Sementara Arkan ia langsung kembali ke mobil dan menjalankan mobilnya. Di tengah perjalanan Arkan mendapatkan telepon dari teman temannya.
"Woy Arkan entar malem jangan lupa balapan" Ucap salah satu teman Arkan di telepon.
"Taruhannya apaan? Kalau sedikit gue sih nggak mau" Ucap Arkan dengan nada dingin.
"Wih gue pastiin Lo nggak akan bisa nolak karena hadiahnya 2 mobil dengan keluaran terbaru bulan ini. Harganya miliaran bro. Gimana Lo ikut nggak?" Ucapnya lalu menunggu jawaban dari Arkan.
"Menarik. Baiklah gue terima tantangan nya. Entar malam seperti biasa sebelum ketemuan kita rapat dulu di basecamp. Karena gue juga ada satu hal yang mau gue sampein ke kalian semua" Ucap Arkan melalui sambungan telepon langsung dimatikan sepihak oleh Arkan.
Arkan menatap depan. Ia tersenyum melihat Windah. Gadis yang ia temui tadi. Menurutnya Windah adalah gadis yang sangat imut dan baik di matanya. Arkan berharap ia bisa menemui Windah lagi.
"Gue kenapa jadi mikirin cewek tadi ya? Eh tapi sumpah sih tuh cewek dah cantik mana sholeha lagi. Astaga idaman gue banget. Andai gue bisa ketemu sama dia lagi ya" Ucap Arkan bermonolog.
"Mungkin hidup gue bahagia sih kalau cewek tadi gue jadiin istri gue. Astaga secara kan gue tampan dan mapan. Pasti dia mau lah ya sama gue. Gue harus cari tahu dimana dia tinggal. Siapa tahu bisa ketemu sama calon mertua nanti" Kata Arkan tak henti hentinya ia bermonolog.
Arkan kini sampai di pekarangan rumah nya. Ia memarkirkan mobilnya dan bergegas masuk ke dalam rumah. Di rumah yang luas dan mewah itu sangatlah rumah impian. Tapi walaupun Arkan dari keluarga yang kaya raya nasib nya tidak pernah beruntung. Karena orang tuanya tidak pernah memberikan dirinya kasih sayang. Kedua orang tua Arkan selalu sibuk dengan masalah pekerjaan, ke luar negeri, dan bisnis.
"Heh rumah doang yang gede. Tapi kalau Mommy sama Daddy nggak ada ya sama aja. Hidup gue nggak lengkap. Malah gue seneng lihat mereka yang hidup miskin. Tapi masih punya keluarga lengkap. Keluarga yang menyayangi anaknya. Tidak gila akan pekerjaan. Tapi ini Mommy sama Daddy nggak pernah sedikitpun ngeluangin waktu mereka buat Arkan" Ucap Arkan dengan lirih.
"Lo nggak boleh nangis Arkan. Lo kan udah biasa jalani hari hari Lo kayak gini. Ayo lah semangat. Masa cuma ginian gue nangis. Ck lemah!. Bukan diri gue banget" Ucap Arkan dan langsung berlalu pergi ke kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments