Keesokan harinya
Mama Aliya menatap meja makan. Tak ada kehadiran Wahyu di sana. Mama Aliya menghela nafas kasar. Ia langsung menghampiri kamar Wahyu. Mama Aliya mengetuk pintu kamar Wahyu dengan pelan.
"Wahyu, ayo makan dulu nak. Kamu kan harus ke kampus hari ini" Jawab Mama Aliya dari luar. Namun sepertinya sia sia. Wahyu tetap tidak ada tanda tanda keluar. Membuat Mama Aliya khawatir.
"Sayang ayo keluar" Lagi lagi Mama Aliya memanggil Wahyu dengan lembut. Berharap Wahyu keluar. Namun lagi lagi Wahyu hanya diam.
"Mama makan duluan saja. Wahyu hari ini sudah izin libur kuliah. Jadi mama makan duluan saja" Teriak Wahyu dari dalam. Mama Aliya paham Wahyu pasti masih tidak mau bertemu dengannya karena perdebatan mereka semalam. Mama Aliya langsung turun dan makan. Setelah makan ia langsung bersiap siap untuk pergi menuju perusahaan.
Sedangkan di kamar Wahyu
"Yang kenapa nggak ke kampus hari ini? Kan aku jadi kesepian" Jawab Windah melakukan video call yang dilakukan keduanya. Wahyu hanya tersenyum samar. Ia masih memikirkan omongan mama nya. Namun ia tak ingin menampilkan kesedihan nya di depan Windah.
"Aku lagi nggak enak badan ay. Kamu baik baik aja ya di sana. Insyaallah besok aku masuk lagi ke kampus. Kamu di sana jangan nakal ya" Wahyu memberi nasehat kepada Windah. Gadis itu hanya menghela nafas. Ia lalu mengangguk kan kepalanya. Percaya apa yang dikatakan kekasihnya.
"Iya udah Windah tutup dulu ya ay. Lagi ada dosen soalnya" Jawab Windah. Wahyu mengangguk. Panggilan telepon mereka berakhir. Wahyu masih tak terima dengan ini semua. Namun apa boleh buat.
"Hah lebih baik aku siap siap. Aku ingin pergi ke taman sendirian. Ingin menenangkan pikiran" Jawab Wahyu. Ia segera bersiap siap. Mandi dan ganti baju. Tak lupa menggunakan jam tangan dan parfum.
Wahyu langsung turun menuju meja makan. Di sana banyak sekali makanan kesukaan nya. Mulai dari siomay, ayam panggang, dan pizza kesukaannya. Di pikiran Wahyu mungkinkah ini mama yang menyiapkan?.
"Mungkinkah mama yang menyiapkan ini semua. Mama maaf ya mungkin sementara ini Wahyu tidak akan menyapa mama. Karena Wahyu masih sangat kecewa dengan mama" Lirih Wahyu. Tak menyangka jika perdebatan Wahyu dan Mama Aliya semalam membuat dirinya harus menjauh dari Mama Aliya untuk beberapa hari.
Setelah selesai makan Wahyu izin kepada satpam penjaga gerbang rumahnya. Wahyu meminta izin keluar ke taman kota untuk jalan jalan dan bersantai. Pak satpam pun mengizinkan.
"Pak tolong buka gerbangnya ya. Saya akan pergi jalan jalan menggunakan mobil ke taman kota. Saya mau cari udara di sana" Ucap Wahyu dengan lembut. Wahyu selalu berucap lembut entah itu dengan asisten rumah tangga maupun dengan satpam yang ada dirumah nya.
"Baik den Wahyu. Silahkan den. Pintu gerbang sudah saya buka" Jawab pak satpam sambil tersenyum. Wahyu membalas senyuman pak satpam. Ia pun berjalan menuju garasi untuk mengambil salah satu mobil. Wahyu pun pergi meninggalkan halaman rumahnya.
Di taman kota
Wahyu tengah duduk bersandar di pohon. Pohon itu pun membawa Wahyu menghadap langsung ke arah danau. Wahyu menghirup udara di sekitar danau. Sangat sejuk. Segar dan wangi. Penuh pemandangan dan juga banyak serangga datang.
"Sangat tenang berada disini. Tempat ini akan selalu jadi tempat buat aku saat aku ingin menenangkan hati dan pikiran" Ucap Wahyu sambil menoleh ke arah danau. Ia lanjut bersandar sampai tak sadar di samping nya ada kucing kecil malang. Kucing itu sangat kelaparan dan kurus. Mungkin tak makan beberapa hari.
Wahyu menghampiri kucing tersebut. Ia menggendong nya dan membawa kucing itu ke dalam pangkuannya. Sangat lucu dan menggemaskan. Itulah yang selalu ada di pikiran Wahyu.
"Kamu kucing yang lucu. Tapi kamu pasti lapar. Tunggu disini ya. Aku akan membelikan mu makanan whiskas" Ucap Wahyu. Wahyu segera beranjak dan pergi ke toko untuk membeli whiskas.
Whiskas adalah makanan kucing. Itu dibuat dengan olahan daging serta ikan tuna. Kualitas nya juga sangat baik. Jadi Wahyu tak takut membelinya. Karena selain bersih dalam kemasan juga harganya sangat terjangkau.
Ia segera kembali dan memberi makan kucing tersebut. Kucing tersebut langsung memakan makanan yang diberikan Wahyu dengan lahap. Wahyu yang melihat itu sangat senang.
"Kamu pasti sangat kelaparan. Bagaimana jika aku memelihara kamu. Tapi aku tak bisa membawa mu pulang. Aku akan selalu main kesini dan menjenguk mu. Aku akan memberimu nama tingky karena kamu perempuan" Ucap Wahyu sambil mengelus bulu kucing yang berwarna putih itu.
Kucing yang telah diberi nama tingky itu sepertinya sangat menyukai nama yang diberikan oleh Wahyu. Kucing itu langsung menjilati tangan Wahyu seakan memberi ucapan terimakasih kepada Wahyu. Wahyu mengangguk pelan seakan tahu maksud tingky.
Hari telah sore. Wahyu merasa jika dirinya harus pulang. Wahyu langsung beranjak dan bersiap untuk pulang. Sebelum pulang Wahyu mencari tingky. Ia berpamitan kepada tingky. Karena sekarang Wahyu adalah majikan resmi tingky.
"Tingky aku akan pulang. Jika kamu mengantuk bisa tidur di kardus ya. Ada pintu masuknya juga. Sudah aku berikan lampu. Biar kamu nggak kedinginan. Jaga tempat ini ya tingky. Nanti aku akan kemari lagi" Ucap Wahyu. Tingky mengeong seakan mengerti. Tingky memeluk Wahyu dengan cara mendusel dusel kan tubuhnya ke tubuh Wahyu.
Wahyu pun tersenyum dan mengelus bulu tingky. Ia langsung mencium pipi dan hidung tingky. Wahyu langsung berjalan menjauh dari tempat favoritnya. Ia melambaikan tangan dari kejauhan. Tingky juga seakan ikut melambaikan tangan. Wahyu pun bergegas menaiki mobil.
Di perjalanan rasanya otak dan pikiran Wahyu lebih fresh dan lebih tenang. Ia sangat senang seharian ini bisa bermain air, bermain bersama kucing nya dan bisa tidur di bawah pohon bersama kucingnya. Sungguh sangat senang hati Wahyu.
"Hah tenang sekali pikiran ku. Aku sangat senang sekali. Kapan kapan aku akan mengajak ayang ke tempat itu juga. Biar dia tahu kalau aku memiliki kucing kesayangan yang lucu. hahaha pasti ayang suka melihat nya" Itulah yang ada di pikiran Wahyu. Menghabiskan waktu berdua lagi bersama Windah.
Oh tidak. Menghabiskan waktu bertiga. Karena di sana sekarang ada kucing kesukaan Wahyu. Wahyu akan selalu menjaga tingky. Karena Wahyu lebih menyayangi tingky dari pada menyayangi ikan. Apalagi Windah sangat menyukai kucing yang berbulu putih. Jadi Wahyu yakin jika tingky adalah satu frekuensi dengan Windah. Wahyu hanya bisa senyum senyum sendiri ketika membayangkan mereka menghabiskan waktu bertiga. Rencananya Wahyu akan membawa Windah ke tempat itu hari Minggu saat mereka libur kuliah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments