Bab 6 : Menabrak Seseorang

Di Perjalanan

Wahyu mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Ia juga mendapat telepon dari Mama Aliya untuk membeli beberapa perlengkapan dapur. Karena perlengkapan dapur juga berkurang atau sudah menipis.

Namun siapa sangka, saat Wahyu ingin belok ke arah kiri malah tak sengaja ia menabrak seseorang. Wahyu kaget dan akhirnya langsung mengecek keadaan seseorang yang ia tabrak tersebut.

"Astaghfirullah hal adzim" Ucap Wahyu sambil memberhentikan motor nya dan langsung turun. Tak peduli orang orang disekitarnya melihatnya.

"Mbak tidak apa apa?" Tanya Wahyu kepada wanita yang tergeletak itu. Ia memegang bahu wanita itu.

"Oh iya saya tidak apa apa" Wanita itu mencoba bangun. Namun tak bisa. Berulang kali ia mencoba untuk bangun. Namun usahanya gagal. Wahyu yang melihat itu lantas membantu wanita tersebut.

"Mbak mari saya bantu. Mbak mau kemana?" Tanya Wahyu. Wanita itu dipapah oleh Wahyu karena kondisi kakinya lecet. Wahyu menjadi merasa bersalah. Akibat dia tidak melihat kondisi jalan jadi menabrak orang.

"Saya mau pulang" Wanita itu langsung menoleh ke arah Wahyu. Deg. Hati wanita itu merasakan gejolak yang besar saat dirinya dipapah oleh Wahyu. Wanita itu terpesona melihat Wahyu. Bagaimana tidak. Ia melihat Wahyu dengan teliti. Wajah yang tampan, kulit yang putih, gagah, dan juga sangat baik.

"Biar saya antar saja ya. Sekalian menebus kesalahan saya kepada mbak karena saya kurang fokus tadi" Jawab Wahyu. Wanita itu mengangguk.

Wahyu langsung bertanya dimana ia tinggal. Setelah wanita itu memberikan alamat tempat dimana ia tinggal, Wahyu menyuruh ia naik ke motor nya. Wahyu pun mengantar wanita itu pulang sampai rumah nya dengan selamat.

"Terimakasih sudah mengantar saya pulang. Tapi saya tidak bisa masuk sendirian. Karena sepertinya kaki saya terkilir" Jawab nya tanpa mengalihkan pandangan nya. Wanita itu terus menatap Wahyu. Wahyu yang merasa risih lantas membantu nya untuk masuk ke dalam rumah.

Rumah wanita itu tak begitu besar. Sederhana namun memiliki banyak barang mewah. Wahyu langsung mengantar wanita itu ke kursi untuk duduk.

"Terimakasih telah menolong saya. Siapa nama kamu?" Tanya wanita itu menatap Wahyu dengan intensif. Wahyu hanya tersenyum canggung.

"Nama saya Wahyu. Maaf sekali lagi karena tidak sengaja menabrak anda. Saya benar benar kurang fokus tadi" Jawab Wahyu. Ia merasa sangat bersalah. Wanita itu menyuruh Wahyu untuk tak perlu minta maaf. Karena ia telah memaafkan Wahyu.

"Tidak apa apa. Sepenuhnya bukan salah anda. Ini salah saya. Karena saya yang tidak melihat kanan kiri malah langsung seenaknya menyeberang. Oh iya perkenalkan aku Aini" Jawab nya sambil menyodorkan tangannya. Wahyu pun menjabat tangannya dengan canggung.

"Ya sudah Aini. Hari sudah sore. Saya harus pulang. Karena mama saya sudah menunggu saya" Jawab Wahyu dengan sopan. Ada rasa tak rela ditinggal dalam benak Aini. Entah kenapa Aini merasa sangat nyaman dekat dengan Wahyu.

"Bisakah disini sebentar lagi. Saya hanya perlu teman. Kaki saya juga sangat sakit. Bisakah kamu memijat nya?" Tanya Aini. Aini seakan ingin mengulur waktu. Ia merasa tak ingin Wahyu pulang dari rumahnya. Semenjak pertama bertemu, itulah yang Aini rasakan.

"Benarkah?? biar saya pijatkan. Ini salah saya. Saya akan bertanggungjawab!" Jawab Wahyu dengan tegas. Aini tersenyum tipis. Saking tipisnya banyak yang tidak tahu jika Aini sebenarnya pribadi yang suka tersenyum namun tak banyak diketahui semua orang.

Aini menatap intensif ke arah Wahyu. Rasa nyaman yang Aini rasakan saat Wahyu memijat nya dengan pelan namun penuh kelembutan. Biasanya jika Aini meminta pijat kepada papa nya, pijatan nya bahkan tidak ada kata enak. Karena papa Aini jika memijat sangat keras.

"Aw shhh" Tanya Aini sambil memegang kakinya. Tangannya pun langsung memegang tangan Wahyu. Lagi lagi jantung Aini berdebar kencang.

Wahyu yang melihat tangan nya di pegang oleh Aini hanya tersenyum. Wahyu langsung melepaskan tangan Aini dari tangannya. Aini hanya bisa tersenyum canggung. Wahyu pun langsung melanjutkan memijat kaki Aini.

"Tahan ya. Mungkin ini agak sakit. Tapi percaya pasti setelah ini rasa sakit itu akan hilang" Jawab Wahyu dengan lembut. Aini mengangguk kan kepala.

"Kamu haus? Mau saya buatkan minum?" Tawar Aini. Sejujurnya Wahyu haus namun ia berkata untuk tidak perlu repot-repot. Aini paham jika Wahyu menahan haus. Ia langsung memanggil bibi Kalila.

"Bi bibi Kalila" teriak Aini dari bawah. Teriakannya berhasil membuat bibi Kalila langsung beranjak dari dapur dan menemui Aini di ruang tamu.

"Iya nona, ada yang bisa bibi bantu?" Tanya bibi Kalila. Bibi Kalila berusia 49 tahun. Walau usianya sudah hampir tua, tak menjadi penghalang bagi bibi Kalila untuk terus semangat bekerja di rumah Aini.

"Tolong bikin kan minuman untuk teman saya ya bi" Jawab Aini. Bibi Kalila mengerti, membungkuk dan langsung pergi ke dapur untuk membuat minuman.

"Harusnya tidak perlu repot-repot. Saya juga habis ini mau pulang" Jawab Wahyu merasa tidak enak. Ia juga harus pulang setelah ini. Karena pasti Mama Aliya sedang menunggu nya dirumah.

"Nggak repot kok" Jawab Aini sambil tersenyum.

"Nah sekarang udah selesai. Coba digerakkan kaki kamu. Mungkin sudah bisa dibuat jalan. Hanya harus diberi salep untuk kulit kamu yang terkelupas itu" Jelas Wahyu. Tentu saja Wahyu mengerti tentang hal hal kecil ini. Wahyu kan sekolah di fakultas ilmu kedokteran. Jadi ia paham sakit yang di derita Aini karena ia telah mempelajari materi yang diberi dosennya.

Bibi Kalila pun datang dari dapur dengan mengantar makanan ringan dan minuman. Setelah meletakkan makanan dan minuman, bibi Kalila undur diri kembali ke dapur.

"Silahkan diminum. Maaf ya cuma ada ini saja" Jawab Aini. Wahyu menggeleng.

"Tidak apa apa. Bersyukur sekali bisa ada makanan ringan dan minuman. Walau ada ini saja harus dinikmati. Nikmat Allah SWT selalu melimpah buat kita" Jawab Wahyu yang diiringi anggukan oleh Aini.

"Sudah mau magrib. Saya izin pamit ya. Terimakasih atas tumpangan dan camilan sama minumannya" Jawab Wahyu langsung berdiri di depan pintu rumah Aini. Bersedia untuk menaiki motornya.

"Sama sama" Jawab Aini singkat. Aini senang sekali bisa menerima tamu laki laki di hadapannya. Apalagi tampan seperti Wahyu.

Wahyu pun menghidupkan mesin motornya. Ia langsung pergi dari rumah Aini. Aini yang melihat Wahyu pergi langsung melambaikan tangan nya.

"Sepertinya aku suka sama kamu Wahyu. Aku tandai kamu sebagai milikku" Ucap Aini sambil tersenyum. Entah Aini menyukai Wahyu atau pun terobsesi, ia tetap akan mengklaim Wahyu sebagai miliknya. Ia langsung masuk ke dalam rumah tak lupa menutup dan mengunci pintu rumahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!