Setelah mengetahui pertunangan itu akhirnya keduanya memilih untuk pulang menggunakan taksi. Kedua orang tua Windah dan Wahyu menyetujui tidak mau menjadi pengganggu.
Sementara di dalam taksi, kedua nya yang akan melakukan acara pertunangan itu saling menggenggam tangan mereka. Dan tak lupa senyum terus mengembang di bibir mereka.
Wahyu dan Windah memutuskan untuk menginap di rumah Mama Aliya. Karena Windah juga ingin masa pendekatan kepada calon mertuanya itu. Mereka duduk di sofa dan bersantai. Windah merasa canggung.
"Windah kami sudah memutuskan bahwa pertunangan kamu akan berlangsung 2 hari lagi" Ucap Mama Aliya kepada Windah. Windah tentu saja kaget dan syok. Baru saja melakukan pertemuan malam ini langsung mendengar kabar bahwa pertunangan mereka akan berlangsung 2 hari lagi.
"Mama tahu ini kecepatan. Tapi setelah berdiskusi panjang dengan Bunda kamu dan juga Wahyu kami sudah memutuskan 2 hari lagi acara kalian dimulai. Mama juga tidak ingin mengambil waktu cepat. Tapi jika dilihat dari tanggalnya sangatlah cocok. Tanggal 16 kata orang zaman dahulu membawa keberuntungan kepada pasangan mereka" Jawab Mama Aliya.
"Bagaimana sayang apakah kamu Menyetujuinya?" Ucap Wahyu menatap Windah yang.
"Baiklah ma aku setuju" Jawab Windah.
"Kalau begitu besok kalian pergilah ke butik. Mama sudah bilang kepada satu kampus jika 2 hari lagi adalah acara pertunangan kalian" Ucap Mama Aliya lagi.
"Jadi maksud mama-" Ucapan Windah langsung dijawab cepat oleh Wahyu.
"Maksud mama, mama sudah mengatakan kepada pihak kampus kalau kita mengambil libur 3 hari kedepan sampai acara kita selesai. Pihak kampus setuju dengan syarat 1 kampus harus kita undang kesini" Ucap Wahyu membuat mata Windah mendelik seketika.
"Astaga apa apaan pemilik kampus itu. Sangatlah berlebihan. Lagipula kita hanya pertunangan bukan menikah. Rasanya itu seperti bukan acara pertunangan mas tapi malah acara demo!" Ucap Windah tak habis pikir dengan ucapan pemilik kampus. Windah akhirnya memijit pelipisnya yang terasa pening.
"Sudahlah Windah. Tidak apa apa. Kalian besok datanglah ke butik untuk memilih pakaian. Mama dan Bunda akan menyiapkan dekorasi dan semua menu makanan" Jawab Mama Aliya yang langsung di anggukkan oleh Windah dan Wahyu.
Keesokan Harinya
Wahyu dan Windah pergi ke butik yang sudah dipesan oleh Mama Aliya. Mereka pergi ke sana menggunakan mobil Wahyu. Sesampai nya disana mereka disapa dengan sangat ramah oleh pemilik butik tersebut. Keduanya akhirnya masuk karena Mama Aliya sudah menyiapkan gaun dan jas yang cocok untuk dipakai Windah dan Wahyu.
Wahyu pergi duluan ke dalam kamar ganti untuk mencoba jas dan celana yang sudah disiapkan oleh pemilik butik. 10 menit Wahyu keluar. Windah menatap Wahyu tanpa berkedip. Ia melihat wajah tampan calon tunangannya. Dan juga gagah nya seorang Wahyu.
Wahyu mendekati Windah yang sedang melamun ke arahnya. Kemudian Wahyu memegang pundak Windah.
"Sayang sekarang giliran kamu" Ucap Wahyu kepada Windah yang sedang terbengong.
Windah kaget. Ia membuyarkan lamunannya menatap Wahyu. Windah akhirnya mengangguk dan langsung masuk ke kamar ganti. Ia mengenakan gaun putih yang sangat mengkilap. Kemudian Windah keluar dari kamar ganti dengan high heels putih berukuran tinggi.
Wahyu yang melihat calon tunangan nya itu menatap tanpa berkedip. Windah berjalan ke arah Wahyu dengan senyumannya yang menawan. Seketika jantung Wahyu berdebar dengan kencang. Saat ini Windah sudah sampai di depan Wahyu.
"Subhanallah. Cantik sekali ciptaan mu ya tuhan. Bidadari yang kau kirimkan di hadapanku" Batin Wahyu bermonolog di hatinya. Kekagumannya kepada Windah sangatlah besar.
"Tuan, nona Windah sudah kami ganti dengan dress busana terbaik di toko kami. Bagaimana tuan apakah anda menyukainya?" Tanya seorang wanita yang berprofesi sebagai perancang busana itu.
"Mas Wahyu. Jangan bengong. Mas Wahyu ditanyain" Bisik Windah yang langsung membuat Wahyu kaget.
"Iya saya menyukainya. Langsung di bungkus saja ya mbak. Nanti biar mama saya yang kesini untuk bayar" Ucap Wahyu kepada ahli perancang busana itu.
"Baiklah tuan silahkan setelah ini tuan dan nona berganti pakaian. Akan saya bungkuskan setelah ini" Jawab perancang busana itu langsung di anggukkan oleh keduanya.
Windah lebih dulu masuk ke dalam kamar ganti. Untuk mengganti dress dan high heels nya. Setelah selesai berganti pakaian Windah keluar dan langsung disusul oleh Wahyu yang masuk ke ruang ganti.
Keduanya akhirnya sudah selesai berganti. Wahyu dan Windah duduk untuk menunggu gaun dan jas mereka dibungkus. Setelah menunggu beberapa menit, gaun dan juga jas mereka akhirnya sudah selesai dirapikan dan dimasukkan ke dalam paper bag cantik.
"Tuan nona ini dress dan jas kalian. Sekali lagi terimakasih sudah mempercayai produk buatan kami" Ucap pemilik butik itu langsung dijawab oleh keduanya.
Mereka akhirnya pulang. Sebelum pulang mereka memutuskan untuk berhenti di Alfamart untuk membeli es krim.
"Sayang kamu tunggu disini dulu ya. Biar aku aja yang turun. Aku nggak akan lama kok" Ucap Wahyu. Windah mengangguk.
Akhirnya Wahyu turun dan masuk ke dalam Alfamart untuk membeli es krim coklat kesukaan nya dan juga istrinya. Windah bosan sekali di dalam mobil. Ia akhirnya memutuskan untuk membuka handphone nya dan melihat Wulan sahabatnya menge chat dirinya.
"Kiw kiw yang mau tunangan. Ekhem ekhem entar kalau kamu masuk aku mau nagih hutang pajak jadiannya ya" Ucap Wulan dari WhatsApp dengan diiringi emot tertawa. Hal itu sontak membuat Windah tertawa sendiri.
"Apaan sih. Iya iya karena kamu sahabat terbaik aku. Nanti kalau aku masuk kuliah kamu aku traktir" Jawab Windah sambil mengetik pesan dan juga mengirimnya kepada Wulan.
Tak terasa Wahyu sudah kembali. Wulan segera menutup handphone nya dan memasukkan nya kembali ke dalam tas.
"Wa an sama siapa sayang?" Tanya Wahyu dengan menutup pintu mobil.
"Ini mas Wulan sahabatku. Dia bilang minta pajak jadian kalau aku udah masuk kuliah lagi. Iya aku senyum dong. Aku setuju aja. Karena emang dia kan sahabat ku. Aku rela traktir dia" Ucap Windah dengan sedikit terkekeh.
Wahyu mengangguk. Ia langsung mengambil es krim coklat lalu menyobek plastik es krim itu. Wahyu memberikannya kepada Windah. Windah menerima dengan senang hati. Windah makan es krim itu sambil tersenyum bahagia menatap kekasih yang berada di sebelahnya. Windah bahagia kala sekarang hubungan mereka bukan hanya sekedar pacar tapi tunangan.
"Sayang aku tahu aku tampan. Jangan menatap ku terus. Nanti aku bisa salting" Ucap Wahyu. Windah tersadar. Ia langsung memalingkan wajahnya menahan malu. Wahyu yang melihat tingkah calon tunangannya itu hanya tertawa renyah melihat wajah kekasihnya.
"Ish jangan ketawa" Ucap Windah dengan kesal kala Wahyu masih saja menertawakan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments