Sore ini Windah akan pergi membeli Starbucks di salah satu restoran. Windah sekalian ingin membeli es krim yang lagi viral. Ia pun berangkat dari rumah menggunakan mobil. Sebenarnya pak Edy ingin mengantar nya. Namun Windah menolak.
"Biar bapak antar saja non" Ucap pak Edy. Pak Edy saat itu seharusnya bertugas untuk jaga pagi. Seharusnya ia sudah pulang sore ini. Tapi melihat Windah yang ingin beranjak pergi ia mengurungkan niatnya dan ingin membantu Windah.
"Tidak perlu pak. Bapak pulang saja. Ini sudah hampir malam. Saya bisa pergi sendiri menggunakan mobil. Kalau misal bunda pulang hari ini katakan saja jika nona lagi ke restoran mau beli Starbucks" Jelas Windah. Pak Edy mengangguk.
Windah segera masuk ke dalam mobil. Tak lupa mengenakan sabuk pengaman. Pagar pun tak lupa dibuka oleh pak Edy. Saat mobil Windah berjalan keluar dari pagar, Windah menampilkan senyum manisnya di depan pak Edy. Pak Edy pun membalas senyum Windah dan langsung bersiap untuk pulang.
Sesampainya di restoran, Windah segera memarkirkan mobilnya. Ia langsung turun dengan mengenakan kacamata hitam. Windah juga mengenakan sepatu heels dan juga tas.Windah seakan tampil mempesona. Membuat pria yang ada di sana melirik ke arah Windah.
Windah sedang berjalan sembari memainkan ponsel. Entah apa yang ia mainkan sampai tak fokus dengan jalan yang ia lalui. Sampai pada akhirnya ia tak sengaja menabrak seseorang.
"Aww" Rintih orang tersebut. Windah langsung memekik kaget.
"Astaghfirullah. Mbak maafkan saya. Saya tidak sengaja" Jawab Windah. Windah membantu wanita itu.
"Tidak apa apa. Saya baik baik saja" Jawab wanita itu.
"Nama mbak siapa kalau saya boleh tahu?" Tanya Windah. Ia ingin mengetahui nama orang yang telah ia tabrak.
"Saya Wulan. Kamu sendiri?" Jawab wanita bernama Wulan itu. Wajahnya sangat cantik. Jika dibandingkan dengan Windah mereka memiliki wajah yang sama sama natural. Jilbab yang mereka kenakan juga sangat serasi dengan wajah mereka.
"Windah" Jawab Windah sambil mengulurkan tangannya. Wulan juga langsung menjabat tangan Windah dengan senyuman khas nya.
Mereka akhirnya masuk bersama ke dalam restoran. Karena ternyata tujuan Wulan sama dengan tujuan Windah yaitu pergi membeli starbucks dan es krim yang lagi viral. Suasana restoran tersebut sangat ramai. Banyak sekali pembeli sedang mengantri.
"Wulan tunggu disini saja ya. Biar saya pesankan" Jawab Windah. Wulan mengangguk kan kepalanya. Windah pun pergi untuk mengantri. Antrian yang begitu panjang dan juga lama. Namun untung saja Windah masih kebagian es krim yang katanya viral itu.
Wulan dan Windah sebenarnya satu fakultas dimana mereka bersekolah di kampus yang sama. Yang membedakan hanya lah jurusan mereka. Jika Windah mengambil jurusan ilmu kedokteran maka Wulan mengambil jurusan kemaritiman yang dimana selalu ada sangkut-pautnya dengan kondisi ekosistem laut.
"Ini buat kamu. Sekali lagi aku minta maaf ya. Tidak sengaja menabrak kamu tadi" Lagi lagi Windah meminta maaf. Karena memang dia merasa sangat bersalah kepada Wulan.
"Ngapain minta maaf. Santai saja. Kita kan teman. Apalagi satu kampus. Hanya membedakan jurusan. Jadi nggak papa. Aku juga tidak ada yang luka kok" Jawab Wulan sambil tersenyum berusaha meyakinkan Windah agar tidak menghawatirkan keadaannya. Wulan termasuk anak yang baik. Dia dididik dengan penuh pengertian dan penuh sopan santun. Jadi tak heran jika sikap nya hampir sama seperti Windah.
Terjadi keheningan diantara mereka berdua. Saling mengecek ponsel satu sama lain. Pada akhirnya Windah membuka suara lebih dulu. Ia ingin mengatakan sesuatu kepada Wulan.
"Wulan bolehkah aku bertanya sesuatu" Tanya Windah dengan meminta persetujuan dari Wulan. Windah hanya takut dirinya mengganggu ketenangan Wulan. Apalagi hari ini dia yang salah. Ya walaupun Wulan sudah memaafkan nya.
"Kamu ingin bertanya apa? Tanyakan saja. Aku pasti akan mendengar nya" Jawab Wulan. Wulan memang terlihat menyeramkan dari muka nya. Namun kepribadian Wulan tak seperti itu. Ia nyatanya sangat baik, ramah, dan pengertian.
"Emm mau nggak kamu jadi sahabat aku? Aku selama ini sedang mencari sahabat. Namun tak ada yang cocok. Aku merasa satu frekuensi sama kamu" Jawab Windah. Windah pasrah jika memang Wulan tak ingin bersahabat dengannya. Seenggaknya dia sudah berusaha. Sudah sejak lama Windah ingin memiliki sahabat namun tak bisa karena takut teman teman nya tak menyukai dirinya.
Wulan tersenyum. Ia mengangguk tanda setuju. Wulan juga sebenarnya tak pernah ada yang menyukainya. Karena wajahnya yang seram membuat Wulan selalu menjadi bahan olokan di kampus jurusannya. Walau begitu Wulan termasuk anak yang pintar dan selalu mendapat predikat baik di fakultasnya.
"Aku mau. Sudah lama aku tak memiliki sahabat. Mungkin kita sengaja di tabrak satu sama lain karena Allah tahu kita cocok menjadi sahabat" Jawab Wulan. Ya sepertinya juga seperti itu. Baru pertama kali bertemu dengan Wulan membuat Windah terasa nyaman.
Perbicangan terus terjadi. Sahabat baru itu sangat senang bisa melengkapi satu sama lain. Tak hanya saling melengkapi namun saling menjaga satu sama lain. Sampai mereka lupa dengan waktu. Waktu sudah malam. Namun belum ada yang ingin mengakhiri perbicangan. Pada akhirnya Windah lah yang mengakhiri perbicangan karena mendapatkan telpon dari bibi bahwa bunda Hafizah telah pulang.
"Wulan aku pulang dulu ya. Tadi bibi telpon katanya bunda udah pulang. Aku takut pulang larut. Nanti bunda khawatir dan nyariin aku. Besok kita ketemu lagi ya di fakultas" Ucap Windah. Windah melihat jam di tangannya sudah pukul setengah sembilan. Ia harus buru buru cepat pulang. Karena jarak dari restoran ke rumah sangatlah jauh.
"Iya sudah ketemu besok di fakultas ya. Terimakasih untuk hari ini. Sungguh aku sangat senang sekali bisa mengenalmu dan menjadi sahabatmu Windah" Jawab Wulan. Ia tersenyum. Senyumannya dibalas oleh Windah. Windah pun menyerahkan nomor telepon nya kepada Wulan.
"Jika perlu apa apa hubungi saja nomorku. Aku pasti akan membantu mu. Jangan sungkan kita kan sahabat" Jawab Windah. Windah sekarang bahagia karena telah memiliki kekasih yang menyayangi nya juga telah memiliki sahabat yang mau menerima Windah apa ada nya.
"Siap. Kamu pulang sana nanti Tante Hafizah mencari" Suruh Wulan. Windah mengangguk dan langsung melambaikan tangan ke arah Wulan. Wulan pun membalas lambaian tangan Windah.
Windah pun telah pergi ke tempat parkir untuk mengambil mobil. Ia langsung masuk ke dalam mobil dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia lebih baik dan aman mengendarai mobil dengan kecepatan sedang daripada cepat. Ia tak ingin mengalami hal hal yang diluar nalar. Windah pun kembali ke rumah dengan selamat dan memarkirkan mobilnya ke garasi lalu masuk ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments