Bab 12 : Berkenalan

Sesampainya di fakultas, Wahyu celingak-celinguk mencari seseorang yang ia rindukan. Wahyu mencari sang kekasih, Windah. Ia menunggu di koridor kampus karena biasanya Wahyu akan menemuinya di koridor kampus saat ingin ke kelas.

Setelah menunggu lama akhirnya Windah datang. Tapi Windah tidak datang sendiri. Melainkan bersama dengan temannya, Wulan. Wulan dan Windah sudah semakin akrab. Bahkan pagi ini mereka berdua pergi ke kampus bersama sama.

"Ayang kamu udah nunggu lama?" Tanya Windah menghampiri kekasihnya.

"Menurut kamu?" Ketus Wahyu. Wahyu sudah pegal menunggu Windah selama 15 menit. Niat mengajak Windah ke kelas bersama dengannya, tetapi malah ada temannya di sampingnya.

"Siapa dia ay. Teman kamu?" Tanya Wahyu melirik Wulan.

"Oh iya yang, ini namanya Wulan. Dia teman aku sekaligus sahabat aku. Aku baru kenal sama dia kemarin saat kami membeli starbucks di cafe" Jawab Windah sembari mengenalkan temannya.

Wahyu mengangguk paham. Ia memilih pergi duluan ke kelas. Karena ada tugas skripsi yang harus ia kerjakan dan harus diselesaikan hari ini juga.

"Aku mau ke kelas dulu ya yang. Nanti kalau mau nyusul ke kelas aja. Aku mau ngerjain skripsi" Ucap Wahyu langsung di anggukkan oleh Windah.

Wahyu berlalu pergi. Kini disana hanya menyisakan Windah dan Wulan saja. keduanya berjalan sambil berbicara santai. Tak terasa sampai kini ada jalan ke arah kanan dan kiri. Karena Wulan berada di jurusan kemaritiman maka ia harus putar arah ke arah kiri. Sedangkan Windah harus belok ke kanan.

"Nggak kerasa udah sampai di lorong ya. Aku mau ke kelas dulu. Nanti Istirahat bareng lagi ya. Aku mau traktir kamu di kantin" Ucap Wulan.

"Beres. Nanti aku datang ke kantin sama kekasih aku" Sahut Windah.

Wulan langsung melambaikan tangannya ke arah Windah. Wulan mulai pergi dan hanya menyisakan Windah disana. Karena tidak tahu harus kemana, Windah pada akhirnya pergi menyusul sang kekasih di kelas.

Kelas sangatlah ramai. Sudah menjadi hal biasa. Sebelum dosen masuk banyak dari mahasiswa bermain game. Apalagi game tembak tembakan sangat lah populer di jaman sekarang. Khususnya laki laki.

Jika yang laki laki fokus bermain game, maka yang perempuan fokus berbicara dengan teman temannya. Mereka teman teman Windah. Namun Windah tidak begitu akrab dengan mereka. Windah tergolong mahasiswi introvert. Jarang sekali bergaul dengan orang lain kecuali kekasihnya ataupun orang terdekatnya.

Wahyu melihat itu semua. Melihat kegiatan yang dilakukan oleh teman temannya. Wahyu hanya mengehela nafas karena merasa berisik dengan teman temannya yang tidak berhenti bermain game.

"Hufftt bagaimana aku mau mengerjakan skripsi kalau berisik seperti ini" Gumam Wahyu.

Untung saja Wahyu membawa earphone di tas nya. Ia mengeluarkan earphone nya lalu memakainya di telinga. Wahyu menyetel lagu barat. Lagu kesukaan Wahyu rata rata lagu barat. Dengan menggunakan earphone Wahyu merasa tidak begitu terganggu dengan suara teman temannya.

Windah sudah sampai di depan kelasnya. Ia melihat teman temannya. Sangatlah berisik. Windah tersenyum kala tatapan manik manik matanya menatap wajah kekasihnya yang sangat fokus dalam mengerjakan skripsi. Windah langsung menghampiri Wahyu dan duduk di kursi depan tempat temannya duduk.

Wahyu yang melihat Windah datang dan duduk di depannya dengan tersenyum menyunggingkan senyum balik.

"Ayang nggak mau ikut main game sama yang lain? Aku perhatiin kerjaan ayang tiap hari di kelas selalu belajar dan belajar" Ucap Windah.

"Aku seneng belajar yang. Lebih bermanfaat. Daripada main game kayak mereka nggak ada manfaatnya ya buat apa juga aku main sama mereka" Jawab Wahyu sembari mengusap kepala Kekasihnya.

"Tapi ayang juga butuh istirahat. Emang otak ayang nggak mau di refresh dulu gitu?" Tanya Windah. Windah berpindah tempat duduk di samping Wahyu.

Wahyu tersenyum mendengar penuturan dari kekasihnya. Wahyu tersenyum tipis kala mendapatkan perhatian dari kekasih yang ia sayangi.

"Aku nggak akan ngerasa capek. Kan selalu ada kamu yang nemenin aku" Jawab Wahyu memegang tangan Windah.

"Jangan mulai lagi. Kamu selalu sering gombal ih" Sahut Windah yang memalingkan wajahnya karena salting.

"Ih ini ceritanya salting hemmm" Ledek Wahyu.

Ledekan Wahyu sukses membuat pipi Windah semakin merah dan juga merona. Wahyu hanya terkekeh melihat wajah salting sang kekasih.

"Nggak usah ketawa nggak ada yang lucu" Ketus Windah kepada Wahyu.

"Hahaha kamu udah salting terus marah. Tapi nggak papa sih karena marah kamu juga bikin aku gemes dan bikin aku nggak mau berpaling dari kamu" Ucap Wahyu seraya menggoda Windah.

Windah hanya tersenyum mendengar penuturan sang kekasih. Windah berharap dirinya bisa terus bertahan dengan sang kekasih yang selama ini ia sayangi dan ia cintai.

"Mau aku bantuin ngerjain skripsi nya" Jawab Windah berusaha mengalihkan pembicaraan Wahyu. Windah melakukan ini agar sang kekasih bisa berhenti mengganggu dirinya yang membuat dirinya salting.

"Jangan. Aku nggak mau kamu Kecapekan. Kekasih aku cukup diam dan semangatin aku aja. Biar aku yang ngerjain sendiri" Jawab Wahyu dengan pede.

"Bener? Nanti kalau ada yang susah aku nggak mau bantuin loh" Jawab Windah.

"Ih emang ada aku nggak bisa jawab skripsi. Aku kan jenius nya kamu. Pasti bisa dong jawab semua pertanyaan ini. Lagian skripsi nya gampang kok" Lagi lagi Wahyu berusaha meyakinkan dirinya.

Windah akhirnya pasrah melihat kekasihnya mengerjakan skripsi nya. Namun baru setengah menit Wahyu mengerjakan, tiba tiba dirinya merasa bingung dengan pencarian materi selanjutnya karena sangat sulit untuk ditemukan.

Windah yang melihat kekasihnya kebingungan hanya bisa melihat. Walau dalam hatinya Windah terkekeh. Ia sudah mencoba bilang dengan Wahyu jika tidak menemukan materinya bisa bertanya dengan Windah tapi Wahyu bersikeras tetap mengatakan jika dirinya bisa. Dan lihat sekarang ini dirinya kebingungan karena materi yang ia perlukan tidak ketemu.

"Kan aku udah bilang kalau nggak ketemu bilang. Kalau gini nanti kamu kelamaan yang. Sini kamu duduk di sini. Biar aku selesai kan skripsi nya" Jawab Windah.

Wahyu akhirnya pasrah dan berpindah tempat duduk. Windah fokus mengerjakan skripsi Wahyu. Sedangkan Wahyu fokus menatap wajah cantik dan damai seorang Windah. Melihat wajah Windah membuat hati Wahyu terasa lebih damai dan tenang.

Beberapa Menit Kemudian

"Nah udah selesai yang. Kumpulin ya nanti" Ucap Windah yang menutup makalah dan meregangkan otot nya karena lelah.

"Makasih ya. Maaf aku ngerepotin kamu" Jawab Wahyu kepada Windah yang masih meregangkan otot nya.

"Kamu ngomong apa sih yang. Nggak papa kok. Aku malah seneng bisa bantuin kamu" Windah tersenyum tulus kepada Wahyu. Senyuman itu bahkan sangat berarti bagi Wahyu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!