Pagi pagi yang cerah. Matahari terik menyinari bumi.Tak hanya matahari, juga burung burung ikut beterbangan menikmati sejuknya udara pagi.
Pagi ini Windah berjanji akan menemui Wahyu karena akan mengelilingi kebun yang ada dibelakang rumah. Windah tak izin ke bunda Hafizah karena bunda Hafizah pergi ke rumah teman temannya untuk beberapa hari dan akan pulang lusa.
Dikamar, Windah masih tertidur dengan selimut yang menutupi tubuh nya. Tirai belum dibuka, lampu belum dimatikan, dan kipas yang masih menyala. Sungguh karena lelah dari pasar malam semalam membuat Windah harus tidur larut dan terlambat bangun.
Kring kring kring
Suara handphone Windah berbunyi. Windah membuka mata dan langsung menoleh ke layar handphone. Tertulis di sana my love ( Wahyu ). Ya Windah menamai kekasihnya dengan my love. Sungguh romantis.
"Halo ay, kenapa pagi pagi telpon? Aku masih ngantuk tau kamu ganggu banget sih" Jawab Windah dengan kesal. Wahyu mengerutkan keningnya heran. Padahal semalam kekasihnya yang janji akan mengajak nya jalan jalan di kebun rumahnya. Tetapi mengapa Windah malah serasa tidak mengingatnya.
"Yang kamu lupa apa gimana sih. Kan semalam janji nya hari minggu ini mau ke taman belakang rumah kamu. Kamu nggak lupa kan?" Tanya Wahyu. Windah yang mendengar itu langsung membelalakkan matanya. Ia baru ingat akan janjinya. Pantas saja Wahyu menelpon nya pagi pagi sekali.
"Ya udah yang langsung tunggu di depan rumah ya. Aku mau siap siap dulu. Dah" Jawab Windah langsung mematikan telepon nya. Ia buru buru masuk kamar mandi dan mandi. Lalu masuk ke ruang ganti untuk mengambil baju. Tak lupa menggunakan make up natural dan lipstik.
Didepan rumah Windah
"Ayo ay masuk. Bunda lagi nggak dirumah" Jawab Windah membuka gerbang. Mempersilakan Wahyu masuk. Wahyu mengangguk dan langsung memarkirkan motornya di halaman depan. Rumah Windah bisa terbilang sangat mewah. Bagaimana tidak selain memiliki kebun juga memiliki garasi dengan isi mobil 10 lebih. Lebih mengejutkan nya lagi ternyata rumah Windah memiliki kolam renang. Sungguh rumah istana.
"Bunda emang berangkat kapan" Tanya Wahyu.
"Tadi subuh. Katanya lusa baru pulang. Bunda sekalian mau nginep di rumah teman nya. Kayaknya acara penting deh" Jelas Windah. Wahyu mengangguk paham.
"Ya udah ayo ke taman. Jangan malu malu. Anggap aja rumah kamu sendiri. Walau besar begini tetap saja aku hanya tinggal berdua sama bunda" Jawab Windah. Windah memang hanya tinggal berdua dengan bunda Hafizah. Walau begitu Alhamdulillah nya kebutuhan mereka selalu tercukupi berkat kerja keras bunda Hafizah.
"Papa kamu kemana?" Tanya Wahyu. Windah menundukkan kepala seraya meremas baju yang dipegang oleh tangannya. Wahyu yang melihat itu paham akan keadaan.
"Nggak usah dijawab. Aku paham kok. Maaf ya" Wahyu meminta maaf. Merasa tidak enak dengan Windah.
"Nggak papa. Papa belum pernah pulang. Entahlah aku juga tak tahu papa pergi kemana. Yang pasti sampai sekarang papa tidak pernah memberi kabar kepadaku dan bunda" Jelas Windah.
"Semoga papa cepat kembali. Ayo katanya mau ke kebun. Mumpung belum panas ini" Ajak Wahyu. Ia juga telah menyediakan topi khusus untuk masuk ke kebun. Sengaja membawa untuk dipakai di kebun.
"Niat banget kamu bawa topi" Tanya Windah. Baru kali ini Windah melihat kekasihnya membawa topi saat akan ke kebun.
"Jaga jaga takut kulit hitam. Terus nanti kalau ada burung buang kotoran terus kena di kepala gimana? Nah makanya aku bawa topi buat pengaman" Jawab Wahyu dengan santai. Tak habis pikir dengan pikiran Wahyu. Windah hanya menggeleng.
Mereka berdua berjalan ke arah kebun. Terbuka dan banyak sekali pemandangan indah. Mulai dari banyak buah buahan, taman bunga, kupu kupu lewat, dan juga ada air mancur di tengah tengah jalan taman. Benar benar taman indah. Wahyu merasa sedang di surga.
"Ay pilih aja buah yang mana. Boleh kok dibawa pulang buat mama. Windah mau kesana dulu ambil bunga" Ucap Windah disamping Wahyu. Wahyu mengangguk mengerti.
"Nggak papa?? Bunda nggak marah nanti?" Tanya Wahyu memastikan. Wahyu hanya takut Windah dimarahi oleh bunda Hafizah karena ada orang yang mengambil buah di kebunnya tanpa izin.
"Nggak papa kok. Malah buah buah disini nggak pernah diambil sama bunda. Bunda malah lebih suka beli. Jadi daripada busuk di pohonnya mending ayang ambil aja" Jawab Windah sembari melangkah ke taman bunga yang tak jauh dari kebun.
Pada akhirnya Wahyu mengambil buah jeruk, stroberi dan mangga. Karena Mama Aliya sangat suka dengan buah mangga. Wahyu juga tak lupa mengambil anggur. Karena anggur kesukaan Rani adiknya. Wahyu sendiri juga mengambil buah kelengkeng. Karena dirinya sangat menyukai buah kelengkeng.
Dirasa cukup mengambil buah, Wahyu langsung mencari keberadaan Windah. Wahyu melihat Windah sedang memetik bunga mawar. Terlihat Windah sangat fokus mengambil bunga mawar. Wahyu tersenyum tipis melihat kekasihnya itu. Ia langsung menghampiri Windah dan memeluknya dari belakang.
Windah yang kaget tentu saja menoleh ke belakang. Kaget karena melihat tangan kekar melingkar di pinggang nya. Jantung nya deg degan. Karena Wahyu tak pernah manja seperti ini sebelumnya.
"Aku janji tidak akan mencari yang lain selain ayang" Wahyu berkata seperti itu. Membuat Windah tersenyum dan tersipu malu.
"Windah juga janji tidak akan mencari pria lain dan akan setia selalu sama ayang" Jawab Windah membuat Wahyu tersenyum. Seketika pelukan yang Wahyu berikan terlepas.
"Ay udah selesai ngambil buah buahan nya" Tanya Windah. Windah juga mencari keranjang yang ia berikan kepada Wahyu sebagai tempat menaruh buah buahan tersebut.
"Udah tuh. Aku ngambil dikit saja. Karena kalau ngambil banyak nanti takut nggak habis dirumah. Kan mubazir" Jawab Wahyu. Windah mengangguk. Benar apa yang kekasihnya bilang. Ngambil banyak banyak jika tidak dimakan juga sama saja akan mubazir.
"Iya sih. Nih aku kasih ayang bunga mawar. Dijaga ya. Ditaruh di vas. Jangan sampai layu!" Tekan Windah. Windah memang mengambil bunga mawar untuk diberikan kepada Wahyu agar Wahyu merawatnya.
Wahyu menerima dan mengangguk. Ia akan menjaga tanaman yang Windah berikan dengan baik.
"Ay tenang aja. Wahyu akan merawat bunga mawar ini dengan penuh kasih sayang. Sama seperti Wahyu mencintai ayang dengan penuh cinta" Jawab Wahyu. Windah terkekeh kecil. Windah mengangguk.
"Dasar tukang gombal" Jawab Windah sambil memukul tangan Wahyu.
Wahyu izin pulang karena telah siang hari. Windah juga pulang karena hari telah panas. Ia langsung menutup pintu gerbang taman dan kembali ke dalam rumah dengan senyuman manis andalannya. Ia bergegas ke kamar untuk mengerjakan makalah yang belum selesai dari dosen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
🌷⃝Nͨeͣsᷠyᷤa
aku pegang ya janji mu Wahyu 👀
2023-12-22
1
🌷⃝Nͨeͣsᷠyᷤa
berlimpah benget kebunnya. meng iri 😭
2023-12-22
1
🌷⃝Nͨeͣsᷠyᷤa
kayaknya papa nya Windah lari dari tanggungjawab nya deh
2023-12-22
1