Flashback 10 tahun yang lalu
Aliya sedang mengandung 9 bulan. Sebentar lagi ia akan melahirkan. Namun suaminya Arman Sudekso, suami Aliya sedang bersiap siap di kamarnya. Entah apa yang dilakukan oleh pria itu.
Saat keluar dari kamar nya Aliya terkejut melihat Arman membawa satu koper besar yang berisi baju baju dan juga pakaian rapi yang dikenakan nya.
"Mas, mas Arman mau kemana? Kok bawa koper?" Tanya Aliya. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan-lahan menghampiri suaminya. Ia berjalan dengan tertatih-tatih karena kondisi perutnya yang membesar. Arman yang melihat istrinya menghampiri dirinya hanya diam dan menatap lurus ke depan.
"Mas. Mas Arman mau kemana? Aku nanya loh. Kok mas diam saja?" Tanya Aliya heran. Suaminya tak biasanya begini.
"Aku akan pergi dari rumah!" Jawab Arman. Aliya mengerutkan keningnya mendengar penuturan suaminya. Ia bingung.
"Pergi dari rumah? Mas aku salah dengar kan" Jawab Aliya. Tak mungkin suami yang dicintainya itu pergi meninggalkan dirinya. Apalagi dirinya sedang mengandung anak Arman.
"Aku akan pergi. Jangan pernah mencari ku. Dan satu kata yang perlu kau ketahui bawa aku tak pernah mencintai mu!!" Jawab Arman dengan suara meninggi. Arman tak pernah memikirkan perasaan Aliya.
Degg
Apa yang di dengar tadi? Tak mencintai. Lalu kenapa Arman menikahi diriku?. Itu yang terngiang ngiang di dalam pikiran Aliya. Aliya menatap suaminya itu. Menatap dengan penuh kejelasan.
"Jika mas Arman tak mencintaiku lalu mengapa mas Arman menikahi ku!!" Teriak Aliya. Tak menyangka suaminya akan berbicara seperti ini. Aliya berpikir apakah mungkin rumah tangga nya akan berakhir sekarang.
"Karena aku menjadikan mu sebagai hawa nafsu ku. Dan tujuan ku menikahi dirimu adalah agar aku dapat menitipkan benih di dalam kandunganmu!!" Bentak Arman. Arman hanya menjadikan Aliya hawa nafsu. Tak sekedar itu, Aliya bahkan sering ngidam sesuatu namun tak pernah dituruti oleh Arman.
"Tega kamu mas. Kamu membuat ku hamil!. Dan kamu hanya menjadikan pelampiasan nafsu mu itu!! Dimana hati nurani mu mas!!" Tangis Aliya pecah saat mendengar penuturan suaminya. Sakit. Sakit hati Aliya. Seharusnya Aliya tak perlu menikah lelaki bejat seperti Arman. Ia tak tahu jika pernikahan nya akan berakhir seperti ini. Padahal awal menikah pasangan Arman dan Aliya sangat romantis bahkan selalu bahagia.
"Oh. Apa jangan jangan ada perempuan lain yang sedang menunggu dirimu di luar sana!! Iya!! Jawab mas!!" Bentak Aliya dengan sekuat tenaga. Tangisnya pecah saat tau pernikahan tak akan langgeng sampai tua.
"Tepat sekali. Ada perempuan yang aku cintai di luar sana. Perempuan yang lebih seksi dan pastinya lebih cantik daripada dirimu!!. Ingat Aliya aku tak pernah menyuruh dirimu untuk mencintai diriku. Karena aku tak pernah mencintai kau Aliya" Jawab nya dengan seringai. Aliya hanya menangis mendengarkan itu. Suaminya sungguh tega berkhianat di belakang dirinya. Hati istri mana yang tak sakit. Suaminya sudah ketahuan mencintai perempuan lain dan tega meninggalkan istrinya sendiri apalagi istrinya sedang hamil.
Saat Arman ingin menarik kopernya keluar, Aliya bersujud di bawah kaki Arman. Ia rela melakukan apapun agar suaminya tak meninggalkan dirinya. Ia tak ingin dirinya dan anak yang Aliya kandung nanti kelaparan. Apalagi Aliya tak bekerja.
"Mas aku mohon. Jangan tinggalkan aku dan anak kita. Kami masih membutuhkan mu mas. Aku mohon jangan pergi" Pinta Aliya sambil bersujud. Ia rela melakukan nya agar Arman tak pergi dari rumah. Memang rumah yang mereka tepati sekarang sangatlah kecil.
"Aku tetap pada keputusan ku. Kita cerai. Hubungan kita selesai sampai disini. Surat pengadilan akan aku antar kesini dan kau harus menandatangani nya" Jawab Arman dengan enteng. Ia merasa tak punya salah. Arman mengira dengan dirinya meninggalkan Aliya dan menikah bersama perempuan lain bisa menjamin hidupnya enak.
"Aku mohon mas. Jangan tinggalkan aku. Tolong pikirkan lagi perkataan mu mas. Kami butuh mas Arman disini" Pinta Aliya. Ia tetap tak ingin bangun dari sujudnya. Sungguh harapan Aliya hanya kepada suaminya Arman.
"Minggir!! Aku bilang minggir" Ucap Arman geram. Karena Arman geram ia mencekik leher Aliya. Tak peduli dengan Aliya yang hampir kehabisan nafas. Leher Aliya sampai merah ketika Arman melakukan hal keji itu.
"Dengar. Minggir dan jangan pernah mencariku. Atau aku tak akan segan segan menghabiskan dirimu dan anak yang kau kandung" Bentak Arman sambil mencekik leher Aliya. Aliya mengangguk. Ia tak ingin terjadi apa apa dengan bayinya. Arman melepaskan cekikan leher Aliya. Ia pun mulai pergi dengan menarik kopernya.
"Uhuk uhuk. Tega kamu mas. Aku bersumpah kau tidak akan pernah bahagia dengan istri barumu. Karena kau telah menelantarkan kami disini" Ucap Aliya dengan mata merah. Ia mengepalkan tangannya. Ia mengucapkan sumpah dan berharap tuhan mengabulkannya.
"Kamu tenang saja nak. Mama akan berjuang disini. Mama akan mencari kerja. Mama bukan orang lemah" Jawab Aliya. Ia yakin bisa mencari pekerjaan dan bisa menjadi sumber penghidupan untuk dirinya dan anak nya kelak.
Sejak saat itu Aliya mencari pekerjaan. Kebetulan dirinya lulusan kuliah dengan predikat baik. Dia juga mengambil jurusan akuntansi. Jadi Aliya melamar pekerjaan di berbagai perusahaan. Pada akhirnya ia diterima dan berhasil bekerja sebagai sekretaris di perusahaan itu.
Lamban tahun, Aliya mulai mengembangkan perusahaan nya sendiri. Ia membeli nya dengan hasil uang yang telah dikumpulkan nya. Ia juga telah membeli rumah dengan lengkap fasilitas. Aliya juga berhasil membuat butik. Ia mengembangkan butik tersebut dengan baik. Bahkan Aliya telah menyewa beberapa pekerja.
Walau Aliya sangat terpuruk namun ada Wahyu anak Aliya dan Arman. Wahyu selalu mendampingi Aliya disaat Aliya sedih. Aliya beruntung memiliki Wahyu. Karena Wahyu anak semata wayangnya itu adalah sumber kebahagiaan sendiri baginya.
"Mama jangan nangis. Ada Wahyu yang akan menjaga mama. Wahyu akan jadi superhero buat mama" Ucap Wahyu. Saat itu Wahyu berusia 4 tahun. Masih sangat imut dan lucu. Ia paham dengan mama nya. Maka dari itu Wahyu paling tidak suka melihat mama nya menangis.
"Makasih ya sayang. Makasih udah selalu ada buat mama. Mama sayang kamu. Kamu harta berharga yang pernah mama punya. Kelak jika kamu dewasa jangan sampai jadi seperti mama" Itu lah nasehat yang Aliya berikan kepada Wahyu. Wahyu mengangguk walau sebenarnya tak mengerti apa maksud mama nya.
Wahyu yang berusia 4 tahun berjanji akan menjaga Aliya. Wahyu juga berjanji akan selalu melindungi Aliya. Karena Aliya telah begitu banyak memberi perlindungan untuk Wahyu. Wahyu akan membalas kebaikan Aliya dengan dirinya menjaga Aliya saat dewasa nanti.
Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments