Keesokan harinya
Pagi pagi sekali yang cerah tepatnya pukul 7 pagi di rumah Windah.
Bunda Hafizah pergi ke atas untuk membangunkan sang anak yang masih lelap dalam tidurnya. Ia mengetuk pintu kamar anaknya itu namun tidak ada sahutan. Dengan terpaksa Bunda Hafizah mengambil kunci cadangan kamar Windah. Ia mengambil di dapur. Setelah dapat Bunda Hafizah kembali lagi ke kamar anaknya lalu membuka pintu itu.
Bunda Hafizah hanya menggeleng kala melihat anaknya yang masih tidur nyenyak dengan selimut yang menutupi dirinya. Sedangkan meja belajarnya banyak sekali buku dan alat tulis yang berantakan.
"Ini pasti karena dia kecapean" Gumam Bunda Hafizah.
Tidak ingin membuang waktu, Bunda Hafizah segera membangunkan putrinya itu dan menyuruh nya untuk mandi.
"Ayo bangun Windah. Kamu mandi dulu sana biar segar. Setelah itu temui bunda di dapur oke" Ucapan Bunda Hafizah di anggukkan oleh Windah.
Sementara itu Bunda Hafizah bergegas turun untuk menyiapkan sarapan pagi. Windah segera mandi dan menggunakan baju. Lalu turun menemui sang mama di meja makan.
"Wah bunda wangi banget menu makanan pagi ini. Bunda masak apa?" Tanya Windah sembari melihat bundanya yang sedang menuangkan susu.
"Bunda lagi masak nasi kuning sama ayam sambal pedas" Jawab Bunda Hafizah.
"Kenapa Bunda masak banyak sekali? Memangnya ini cukup untuk kita habiskan?" Tutur Windah.
"Enggak dong sayang. Nanti selesai makan kamu tolong antar kan makanan ini ke Tante Isabella ya. Katanya dia sekarang sudah lahiran. Bunda nggak sempat jenguk masih soalnya ada berkas yang harus Bunda periksa. Jadi Bunda nyuruh kamu buat nganterin ini. Nanti Bunda nyusul" Tutur Bunda Hafizah.
"Yah Bunda Windah kan jadi nggak bisa keluar bareng sama mas Wahyu" Ucap Windah sambil mengerucutkan bibirnya.
"Lah emang kalian mau kemana? Weekend weekend gini?" Tanya Bunda Hafizah.
"Mau kencan lah bun" Ucap Windah dengan malu malu.
Bunda Hafizah paham. Ia hanya menggeleng pelan. Lalu menyiapkan piring dan mengisi piring itu dengan hidangan makanan yang sudah ia siapkan kemudian diberikan kepada Windah.
"Ini sayang makan" Ucap Bunda Hafizah memberikan piring yang sudah berisi makanan siap saji.
"Makasih bunda" Ucap Windah.
Bunda Hafizah pun tersenyum dan mengangguk. Keduanya langsung sarapan. selesai sarapan Windah langsung membantu Bunda Hafizah mencuci piring makan yang sudah kotor. Sekalian juga mencuci alat alat dapur yang sudah selesai digunakan memasak oleh Bunda Hafizah.
Sedangkan Bunda Hafizah menyiapkan rantang susun yang berisikan makanan yang akan ditaruh ke dalam nya. Rantang itu berisikan 3. Jadi cukup jika ditaruh dengan nasi, ayam pedas, dan juga sayur sayuran.
"Sini bunda biar Windah saja yang mengantar. Mas Wahyu katanya nggak bisa datang. Dia lagi ikut bunda membeli barang barang yang dibutuhkan di acara Windah dan mas Wahyu nanti" Ucap Windah.
"Ini sayang. Hati hati di jalan ya" Ucap Bunda Hafizah sembari menyerahkan rantang makanan itu.
Windah mengangguk. Ia kemudian berpamitan dan pergi menggunakan mobil. Jarak yang ditempuh oleh Windah sekitar 2 km dari jarak rumahnya. Lumayan dekat. Tapi karena Windah lagi mager membawa sepeda motor maka ia memutuskan untuk pergi dengan mobil.
Sesampainya di rumah Tante Isabella, Windah segera turun. Ia mengetuk pintu depan rumah Tante nya itu.
Tok tok tok
Setelah mengetuk pintu depan rumah Tante nya itu muncullah seorang wanita dengan usia kurang lebih 50 tahun itu. Wanita yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah Tante Isabella itu menyambut kedatangan Windah dengan ramah.
"Eh non Windah. Non sudah datang. Ayo masuk non. Nyonya pasti senang dengan kedatangan non Windah" Ucap Wanita itu atau yang sering dipanggil bibi Sumi.
Windah mengangguk. Sebelum memasuki rumah tantenya, Windah mencium tangan Bibi Sumi kemudian langsung meminta izin untuk masuk ke dalam rumah Tante Isabella. Bibi Sumi mengizinkan nya. Lalu menunjuk kamar yang menjadi kamar tempat istirahat Tante Isabella.
Tok tok tok
"Masuk bi" Teriak seorang wanita.
Wanita itu tak lain adalah Tante Windah Tante Isabella. Windah masuk dan tersenyum manis. Tante Isabella yang mengetahui kedatangan keponakan nya itu langsung menyambut dengan senang sambil memeluk keponakan nya itu.
"Tante apa kabar?" Ucap Windah sembari membalas pelukan Tante Isabella.
"Kabar Tante baik sayang. Apa yang membuat kamu datang kesini?" Jawab Tante Isabella. Ia melonggarkan pelukannya.
"Oh ini Bunda nganterin makanan. Katanya buat Tante. Ngomong ngomong selamat ya Tante atas kelahiran anaknya Tante. Btw laki laki apa perempuan Tante?" Tanya Windah kepada Tante Isabella.
"Iya makasih ya Windah. Anak Tante perempuan. Kamu boleh gendong dia" Ucap Tante Isabella sembari menerima rantang makanan dari tangan Windah.
Windah akhirnya mengangguk. Setelah meminta izin dari Tante Isabella, akhirnya Windah mengambil alih anak Isabella. Windah menggendong bayi perempuan dengan wajah mungil itu.
"Tante anak Tante lucu banget. Imut lagi" Ucap Windah dengan fokus memegang tangan mungil bayi milik tantenya itu.
"Hahaha iya dong. Suatu saat kamu juga bisa merasakan memiliki seorang anak dan nanti kamu bisa merasakan kebahagiaan nya" Ucap Tante Isabella.
Windah hanya tersenyum. Ia membayangkan dirinya memiliki anak dengan Wahyu. Dalam pemikiran nya Windah memikirkan dirinya memiliki anak dan merawat anaknya dengan Wahyu.
Pemikiran Windah
"Sayang anak kamu bau pup. Bantu gantiin dong. Aku masih masak nih" Ucap Windah dengan mata yang fokus dengan memasak.
"Iya sayang iya" Wahyu langsung menggantikan pempres milik anaknya.
Kembali lagi ke dunia asli
"Windah kamu kenapa nak" tanya Tante Isabella dengan heran karena Windah senyum senyum sendiri.
"Eh" Windah langsung membuyarkan lamunan nya.
"Maaf Tante. Windah tadi lagi mikirin sesuatu hehehe" Ucap Windah sambil nyengir.
"Sini anak Tante. Tante mau ngasih dia ASI" Ucap Tante Isabella. Windah langsung menyerah kan ponakannya itu kepada Tante Isabella.
"Kalau gitu Windah pamit dulu ya tan" Ucap Windah dengan sopan.
"Nggak mau lebih lama lagi disini ndah?" Tanya Tante Isabella.
"Enggak usah Tan. Bunda udah nungguin soalnya dirumah. Windah juga ada mata kuliah yang belum Windah selesaikan" Ucap Windah langsung menyalimi tangan Tante Isabella.
"Ya udah Tante ucap salam ya buat bunda kamu" Tutur Tante Isabella.
Windah mengangguk. Windah pasti akan menyampaikan salam Tante Isabella kepada Bunda Hafizah. Windah langsung menjalankan mobilnya. Di jalan ia melewati jalan rahasia. Disana tumbuh banyak bunga bunga cantik. Windah sangat menikmati suasana sejuk di sana. Ingin lebih lama lagi tapi takut kesiangan jika sampai dirumah. Maka Windah langsung tancap gas untuk ke rumah.
Tapi kemudian terjadi kendala saat mobil hendak berjalan. Tiba tiba mobil Windah terhenti di jalan. Ternyata ban mobilnya pecah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments