Malam hari
"Ay, aku jemput kamu ya. Ini aku mau otw kesana" Ucap Wahyu. Ia berjanji akan menjemput Windah malam ini untuk pergi ke pasar malam.
"Iya yang, ini aku udah stay di depan rumah. Nunggu kamu datang dan jemput" Jawab Windah. Ia sudah bersiap siap dari jam 5 sore. Sedangkan pasar malam dibuka pukul 7 malam. Perjalanan dari rumah Windah ke pasar malam kurang lebih membutuhkan waktu 1 jam setengah.
"Oke aku berangkat dulu. Assalamualaikum" jawab Wahyu dengan mengucap salam langsung mematikan sambungan telepon bersama Windah.
"Waalaikum salam" Jawab Windah. Ia langsung menaruh ponselnya ke dalam tas. Sambil menunggu Wahyu datang, Windah pergi ke kebun sebentar untuk mengambil beberapa bunga mawar. Bunga mawar adalah bunga kesukaan Windah. Hampir di sudut meja belajar Windah selalu ada bunga mawar dengan fas bunga yang sudah disusun dengan rapi.
"Harumnya bau bunga ini. Sungguh kuasa Allah memang sangat agung. Bunga yang diciptakan nya begitu menyejukkan mata. Rupanya begitu nikmat Allah yang diberikan kepadaku di dunia" Jawab Windah dengan rasa syukur yang besar. Bersyukur nya Windah karena bisa hidup di dunia yang penuh warna.
Tit tit tit
Suara klakson sepeda motor berbunyi dari depan rumah. Windah mengetahui jika itu pasti Wahyu. Ia segera berlari ke gerbang lalu tersenyum manis saat melihat Wahyu sudah menunggu nya sejak tadi.
"Lama?" Tanya Wahyu. Karena perjalanan yang ditempuh dari rumah ke rumah Windah butuh setengah jam. Wahyu juga mengendalikan sepeda motor dengan kecepatan sedang. Tak berani mengebut karena takut menabrak pembatas jalan dan menabrak truk ataupun pengendara motor lainnya.
"Enggak kok aku juga baru aja abis jalan jalan ke kebun rumah. Mau mampir? suasana adem dan sejuk loh" Ajak Windah. Windah berencana mengajak Wahyu untuk ikut ke kebun belakang rumahnya.
"Boleh. Tapi lain kali saja ya. Bukannya malam ini kita akan ke pasar malam? bagaimana kalau besok saja. Besok kan hari minggu" Ajak Wahyu. Ajakan Wahyu langsung diangguk kan oleh Windah. Kedua pasangan itu langsung bergegas menaiki sepeda motor.
"Kamu udah ijin ay ke bunda?" Wahyu menanyakan hal tersebut. Takut nanti Windah belum ijin dan tidak diperbolehkan untuk ikut.
"Udah. Bunda juga udah ngizinin. Tapi katanya jangan pulang larut. Maksimal sampai jam 9" Jawab Windah. Wahyu mengangguk paham. Bunda Hafizah memang orang yang sangat disiplin. Ia juga tau kalau bunda Hafizah orang yang sangat khawatir. Apalagi Windah adalah anak sulung sekaligus anak kesayangannya.
Sesampai nya di sana. Suasana begitu ramai. Banyak sekali macam macam mainan. Mulai dari mainan memancing, mewarnai, melukis, dan banyak makanan manis. Wahyu melihat kearah Windah yang terlalu fokus ke arah pasar malam. Wahyu bahagia melihat senyuman manis mengembang dari wajah kekasihnya.
"Ayo main keranjang keranjangan" Ajak Wahyu dianggukkan oleh Windah. Mereka membayar tiket agar bisa naik ke wahana permainan itu. Setelah membayar barulah mereka menaiki wahana itu. Saat wahana mulai bergerak ke atas, tempat yang ditempati oleh Wahyu dan Windah menuju ke langit. Indah. Itu yang dirasakan kedua nya. Melihat langit malam yang indah bertaburan bintang.
"Ay, aku pengen jadi bintang buat kamu" Wahyu sambil menoleh ke langit. Windah mengerutkan keningnya. Tak paham maksud dari ucapan kekasihnya.
"Kenapa kamu pengen jadi bintang?" Tanya Windah yang penasaran.
"Coba kamu tatap ke atas. Banyak bintang yang ber kelap kelip. Aku ingin mengambil satu untuk kamu. Tapi rasanya mustahil. Aku nggak akan bisa ngambil untuk kamu. Tetapi aku akan menjadi bintang nya. Agar aku bisa selalu menerangi kamu saat kamu berada di kegelapan malam. Aku akan bersinar terang untuk kamu" Wahyu berkata.Ucapan Wahyu membuat Windah terkagum. Windah juga ikut menatap ke arah langit. Tapi kali ini beda. Karena ia menoleh ke arah bulan.
"Kalau kamu mau jadi bintang, maka aku akan menjadi bulan" Jawab Windah tersenyum. Wahyu juga tersenyum.
"Kalau kamu pengen jadi bulan memang apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Wahyu serasa menggenggam tangan Windah. Seakan memberikan kehangatan diantara telapak tangan mereka. Suasana malam ini lebih dingin dari sebelum nya.
"Karena kalau aku jadi bulan, aku akan jadi pelindung kamu. Kita bisa bertemu setiap hari. Aku akan jadi permata berharga yang pernah kamu temui. Khusus kamu saja" Windah tertawa kecil. Wahyu juga ikut tertawa mendengar penuturan Windah.
"Iya ay. Sekarang foto foto yuk. Nanti pas wahana nya udah berhenti. Beli sesuatu buat dijadikan kenangan" Wahyu mengambil kameranya. Untuk mengabadikan momen mereka.
Windah mengangguk. Windah mendekat ke arah Wahyu tepat di depan nya. Wahyu menghidupkan kamera dan langsung mengarahkan ke arah wajah mereka.
"Satu dua ciss" Jawab Wahyu dan Windah bersamaan. Hasil yang sangat indah. Foto mereka seakan menyatu dengan alam. Menyatu dengan langit, bintang, dan bulan. Sinar terang seakan mendukung pasangan tersebut untuk melakukan banyak gaya pose.
Setelah selesai berpose dan wahana pun telah selesai. Mereka langsung turun dan pergi dari area wahana. Mereka pergi ke arah toko boneka. Dan juga ke toko aksesoris.
"Yang, ini aku belikan kamu boneka panda ya. Karena wajah kamu lucu nya mirip banget kayak panda" Ujar Wahyu sembari memberikan bonekanya kepada Windah.
"Makasih ya. Aku suka banget. Kamu juga aku kasih boneka beruang. Karena badan beruang kan kekar dan tinggi sama kayak kamu. Kelak boneka beruang akan selalu melindungi boneka panda saat dibutuhkan" Jawab Windah sambil memberikan boneka beruang tersebut kepada Wahyu. Wahyu menerima dan mengangguk.
"Ini juga aku belikan gelang couple buat kita. Kamu pakai yang logo love aku pakai yang logo tangan. Jadi cinta kamu akan selalu aku tangkap nanti" Wahyu memberikan gelang hitam indah dengan manik manik. Windah senang sekali. Ia tersentuh sekali.
"Makasih ya Wahyu. Aku senang sekali malam ini bisa menghabiskan waktu bersama buat kamu. Sini aku pakaikan gelangnya" Windah beralih memakai kan gelang untuk kekasihnya.
"Ayo pulang udah malam nanti bunda nyariin" Wahyu mengajak Windah pulang. Karena waktu sudah setengah sembilan malam. Windah mengangguk. Dan mereka pun pulang dengan perasaan bahagia.
...Wahyu dan Windah menjadikan kenangan berharga ini. Karena jarang sekali mereka menghabiskan waktu berdua secara bersama. Baru kali ini lah mereka keluar bersama dan menghirup serta menatap indah nya malam. Yang disertai dengan bintang, bulan, langit, dan banyak sekali pemandangan dari bawah. Kenangan berharga bagi kedua pasangan tersebut saat melakukan pasar malam. Bersyukur mereka bisa menghabiskan waktu berdua. Memang serasa dunia hanya dikuasai oleh mereka berdua....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
🌷⃝Nͨeͣsᷠyᷤa
memang anugerah tuhan memang sangat besar. wajib disyukuri
2023-12-22
1
🌷⃝Nͨeͣsᷠyᷤa
jemput aku juga ih 🤭
2023-12-22
1