Bab 14 : Pertemuan Yang Mengejutkan

Malam telah tiba, matahari sudah mulai tengelam berganti dengan bulan. Windah menatap ke arah jendela dengan tatapan sendu menatap langit malam.

Tanpa ia sadari Bunda Hafizah sudah memanggil dirinya untuk bersiap menggunakan dress yang sudah disiapkan. Bunda Hafizah tak lupa membantu Windah untuk makeup secara natural. Windah hanya memejamkan mata.

Setelah sekian lama akhirnya selesai proses mendandani Windah. Bunda Hafizah dan Windah bergegas pergi ke cafe. Tempat dimana keduanya akan bertemu dengan calon tunangan Windah. Mereka keluar menggunakan mobil disertai oleh pak sopir yang sudah siap menjalankan mobilnya.

Tak terasa perjalanan sudah mereka tempuh selama 30 menit. Akhirnya mereka sampai di sebuah cafe atau restoran bintang lima. Restoran itu terlihat sangat sepi tidak terlihat pengunjung disana. Itu karena restoran itu disewa oleh oleh Bunda Hafizah untuk acara pertunangan anaknya.

Windah dan Bunda Hafizah duduk di tempat yang sudah disediakan oleh pelayan restoran. Suasana terlihat sangat canggung. Windah hanya fokus dengan ponselnya sambil menggenggam erat ujung dress nya. Ia berusaha untuk menghubungi kekasihnya. Akan tetapi nomor yang Windah tuju sedang tidak aktif.

Sementara disisi lain

Di rumah Wahyu terlihat Wahyu sangat berpenampilan gagah. Jas hitam dan celana hitam serta dasi sudah lengkap ia pakai. Rambut yang ditata dengan rapi dan sepatu hitam yang melekat pada kakinya. Wahyu menatap dirinya di depan cermin. Ia hanya menghela nafas kasar. Pasrah akan semua yang akan terjadi padanya.

"Wahyu ayo kita berangkat. Kasian loh mereka sudah menunggumu" Ucap Mama Aliya datang dengan pakaian dress mewah dan pakaian natural serta rambut yang ditata dan diikat ke belakang itu.

Wahyu mengangguk pasrah. Ia langsung mengikuti langkah kaki Mama Aliya untuk masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil sudah ada pak sopir yang siap mengendarai mobil dan juga ada adik Wahyu di dalam sana.

"Abang jangan cemberut gitu dong. Ini kan hari bahagia Abang. Masa Abang nggak seneng gitu" Ucap adek Wahyu. Wahyu hanya tersenyum menatap adiknya.

"Sudah sudah jangan banyak bicara. Kita sebentar lagi sampai. Adek jaga tingkah dan perilaku kamu ya sayang" Ucap Mama Aliya langsung di anggukkan oleh adek Wahyu.

Tak terasa mobil sudah berhenti di depan restoran. Klakson mobil Wahyu bunyi. Wahyu turun duluan diikuti oleh Mama Aliya disamping kanan Wahyu dan adik Wahyu disamping kiri Wahyu. Mereka beranjak dan masuk ke dalam restoran. Hati Wahyu berdebar seolah ia merasa canggung.

Windah yang merasa calon tunangan nya itu sudah masuk segera berbalik badan. Memunggungi keluarga yang sebentar lagi akan menjadi calon mertua nya. Jantung Windah berdebar-debar. Windah memegangi jantungnya seraya menghela nafas.

"Kamu baik baik saja sayang?" Ucap Bunda Hafizah membuat Windah kaget.

Windah mengangguk tanda ia tidak apa apa.

Kini keluarga Wahyu sudah sampai di depan Windah. Wahyu melihat gadis di depannya. Gadis itu terlihat memunggungi nya.

"Sayang balik badan kamu. Lihat calon tunangan kamu sudah ada di depan kamu" Ucap Bunda Hafizah menyuruh Windah untuk berputar badan.

Windah menghela nafas dan berbalik ke arah Wahyu dengan kepala menunduk. Ia langsung mendongak secara perlahan menatap pria di depannya.

Degg

Jantung keduanya berpacu dengan cepat. Kaget itulah yang keduanya rasakan. Wahyu menatap Windah dengan tatapan yang sangat kagum. Begitupun Windah menatap Wahyu dengan tatapan terpesona.

"Ayo duduk dulu" Mama Aliya mengajak Wahyu dan Windah duduk bersampingan. Sedangkan Bunda Hafizah dan Mama Aliya duduk di kursi lain ditemani oleh adik Wahyu.

"Bunda ada apa ini sebenarnya. Apakah calon tunangan yang Bunda sebut adalah mas Wahyu?" Tanya Windah dengan mata berbinar. Ia tentu saja mau menerima jika memang benar Wahyu dan dirinya dijodohkan untuk bertunangan.

"Iya sayang. Kamu dan Wahyu akan bertunangan" Jawab Bunda Hafizah tersenyum manis.

"Kenapa mama tidak bilang kepada Wahyu jika calon tunangan Wahyu adalah Windah kekasih Wahyu sendiri?" Ujar Wahyu menatap mata sang mama meminta penjelasan.

"Mama sengaja menyiapkan ini untuk menjadi kejutan. Kami tahu kalian sudah menjalani hubungan dengan sangat lama. Walaupun kamu tidak memperkenalkan Windah kepada mama. Tapi Bunda Hafizah ini adalah rekan kerja mama. Kami mengawasi kalian dari jauh. Akhirnya mama memutuskan untuk hubungan kalian lanjut di jenjang yang sedikit tinggi. Walaupun belum sampai di jenjang pernikahan setidaknya hubungan kalian tidak sebagai kekasih lagi tapi tunangan" Jawab Mama Aliya menjelaskan semuanya di depan Wahyu dan Windah.

"Aku mau saja memperkenalkan Windah kepada mama. Tapi mama selalu saja sibuk bekerja" Gerutu Wahyu yang berhasil di dengar oleh Mama Aliya.

"Mama tahu mama sangat sibuk bekerja. Tapi mama tetap mengawasi apapun kegiatan kamu diluar sana. Mama tetap memantau kamu sayang" Ucap Mama Aliya.

"Aku senang sekali akhirnya yang akan bertunangan dengan Wahyu adalah Windah kekasih Wahyu sendiri" Ucap Wahyu sembari merangkul pinggang Windah. Windah hanya bisa tersenyum malu mendengar semua nya.

"Oh iya Windah, kamu mau nya acara pertunangan yang mewah atau sederhana? Mama sanggup membiayai pertunangan kamu dengan Wahyu jika memang kamu mau nya yang mewah" Ucap Mama Aliya yang langsung membuat Windah menggeleng cepat.

"Tidak usah ma. Windah menginginkan pertunangan yang sederhana saja. Yang penting resmi maka Windah tidak apa apa" Jawab Windah.

"Kenapa tidak ingin yang mewah sayang?" Ucap Mama Aliya. Biasanya jika cewek lain ingin dijodohkan oleh pasangan mereka selalu ingin pertunangan yang mewah. Berbeda dengan Windah.

"Itu hanya akan menghabiskan banyak uang ma. Aku tidak mau. Lebih baik sederhana tapi bisa resmi. Bukannya begitu mas Wahyu?" Ucap Windah kepada Wahyu.

"Apapun keputusan kamu aku selalu dukung sayang" Ucap Wahyu mencubit gemas pipi Windah.

Mama Aliya dan Bunda Hafizah hanya menggeleng melihat tingkah anak mereka. Mereka merasa menjadi obat nyamuk. Begitupun adik Wahyu, dia lebih memilih mendengarkan musik daripada harus melihat kejadian romantis di depannya.

"Baiklah jika itu mau kamu. Kalian diskusikan saja ya kapan acara pertunangan nya akan dilaksanakan. Mama berharap secepatnya kalau bisa" Ucap Mama Aliya yang langsung di anggukkan oleh kedua pihak yang saling bucin.

Mama Aliya sudah memesan makanan. Setelah makanan datang mereka memakan makanan itu. Jika adik Wahyu disuapi oleh Mama Aliya berbeda dengan Wahyu. Ia lebih memilih menyuapi Windah dengan mesra.

Hal itu hanya membuat adik Wahyu menggelengkan kepalanya. Ia tidak menyangka kakak nya yang datar kini luluh dan menjadi romantis hanya karena kekasih nya.

"Aku merasa bosan melihat mereka. Ingin sekali rasanya aku keluar dari sini" Batin nya menangis karena jiwa jomblonya meronta ronta.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!