Suasana di kamar yang hanya berdua dengannya membuat Tiara canggung.
'Ah, biasanya aku bebas ngapa-ngapain di kamarku, dan sekarang sudah ada A Jiho yang menjadi suamiku.'
"Sayang... Kamu tuh lucu banget sih, nggemesin. Bisa-bisanya pipimu jadi kayak kepiting rebus, hahaha..."
"Ih kok Aa gitu sih? Aku malu tahu..."
"Hahaha iya sih, tapi aku suka, kamu polos banget sih, makanya tak ajak masuk aja dari pada kamu jadi bahan candaan terus...."
Tiara hanya manyun menanggapi candaan suaminya. Sedangkan Jiho masih saja tertawa.
"Ya sudah, aku mandi dulu. Kamu tidur dulu saja ya. Pasti capek banget kan?" ucap Jiho yang dijawab oleh anggukan kepala istrinya. Diapun berlalu pergi membawa handuk.
Hhhhhhh... Tiara menghela nafas panjang, dan memandangi ponselnya. Dia hanya bergumam lembut.
'Ah gak mungkin juga dia ( Mas Ferdi ) akan mengirimi pesan seperti dulu lagi. Situasi sekarang berbeda, aku sudah jadi istri orang.'
Tiara menyimpan ponsel itu di lemari. Dia tak ingin hal ini akan menjadi boomerang buatnya. Dalam hatinya bertekad, mulai saat ini, dia akan mencintai satu orang saja, dan dia suaminya, Jiho.
Dikamar ini memang sedikit berbeda, sprei baru, aroma yang lebih wangi dan pernak-pernik hiasan didinding, sedikit membuatnya lebih berwarna. Tiara merebahkan diri diatas kasur ternyamannya sembari menatap langit-langit kamar.
"Sayang, kok belum tidur? Nungguin aku?" tanpa sadar Jiho sudah berbaring disampingnya.
"Haah... Apa...?" sahut Tiara gugup.
Jiho tertawa lagi. "Hahaha, kamu tuh ya lucu banget.... Aku tahu, kamu masih canggung sama aku. Tenang saja, aku akan tunggu sampai kamu siap dan terbiasa sama aku. Yaa?" ucapnya kemudian.
"Haah... Ah oh iya A, selamat tidur," sahut Tiara, dengan segera dia membalikkan badan membelakanginya.
"Eh tunggu dulu..."
Tiarapun menoleh, "Yaa? Ada apa?" tanyanya.
Sebuah kecupan mendarat di keningnya. "Aku sayang sama kamu masih seperti dulu, tidak ada yang berubah," ucap Jiho kemudian.
Wajahnya yang terlalu dekat dengan Tiara membuat jantungnya berdebar-debar kencang.
'Duh, kalau seperti ini terus bisa-bisa aku yang salah tingkah.'
Tiara hanya mengangguk pelan dan tersenyum.
"Sudah, Aa juga harus tidur kan, udah malam."
"Iya... Iya sayang..." ucap Jiho sambil mengelus-elus rambut istrinya. Tak lama iapun memejamkan matanya, dan hening....
Tik... Tok... Tik... Tok... Tik... Tok...
Suara detik jam terdengar nyaring.
'Kenapa malah aku yang gak bisa tidur? Kupejamkan mataku, tapi tetap saja mata ini belum terasa kantuk. Aku menoleh kearahnya, kupandangi wajahnya lekat-lekat. Kau tak berubah, masih saja tampan seperti dulu. Semoga kamu selalu jadi suami yang baik untukku dan menjadi ayah yang baik untuk anak-anak kita. Aduh, aku mikir apaan sih, kenapa tiba-tiba kepikiran anak ya? Haha, ini pasti gegara para ibu tadi sampai-sampai terbawa ke alam bawah sadarku.'
Tanpa sadar seulas senyum merekah di bibirnya. Tiara menyentuh wajah lelakinya perlahan, tiba-tiba sebuah genggaman lembut membuatnya merasa kikuk.
"Sayang... jangan menggodaku seperti ini. kalau gak, kamu akan rasakan akibatnya," ucapnya kemudian yang membuat Tiara salah tingkah.
Tiara melepaskan genggaman tangannya. Jantungnya berpacu kencang. Apakah dia mulai jatuh cinta lagi?? kenapa dia berulang kali membuatnya tak bisa berkutik seperti ini?
"Aa kok belum tidur?" tanyanya lirih, Jiho hanya tersenyum nakal. Entah apa yang dipikirkannya sekarang. Duuh...!
"Tadi tidur sebentar sampai kamu menyentuh wajahku, jadi aku terbangun. oh ternyata istriku, kirain siapa... hehehe... Ada apa? kenapa belum tidur?"
"Belum ngantuk, A," jawab Tiara lugu.
"Lagi mikirin apa?"
Tiara menggeleng lagi. Dia tersenyum lalu meraih tangannya, menggenggamnya dan meletakkan didadanya.
"Mau ditemenin?" tanyanya kembali.
"Temenin apa, A?"
"Temenin begadang lah...." ucapnya kemudian. Dia terbangun dan berlalu pergi.
"Mau kemana, A?"
Dia menoleh dan hanya tersenyum. 'Kenapa sih dia? Kok aku yang jadi gugup sendiri. Cukup lama dia tak kunjung datang. Kemana dia?'
"Sayang..." ucapnya sembari memegang lembut bahu Tiara.
"Ayo kita makan dulu, kamu pasti lapar kan? Aa udah masak mie buat kamu. Bisa buat menghangatkan badan," sambungnya lagi.
'Hah? kok dia bisa perhatian sekali? Aku bisa gak kepikiran mau makan lagi. Padahal dari siang perutku belum terisi, hanya minum air saja.'
"Ayoo... kok diam aja? Apa mau Aa gendong?" ujarnya yang membuat Tiara terlonjak. 'Dasar, dia seneng banget sih meledekku.'
Dia menggandeng tangan Tiara.
'Ah kalian pasti iri kan? Suamiku bisa perhatian banget.'
"Ayo makan dulu, dari siang belum makan kan?" tanya A Jiho kembali sambil menyodorkan mangkok berisi mie + telor.
"Mie ini pasti rasanya beda, rasanya spesial."
"Kenapa?"
"Karena dibikin penuh dengan cinta," jawab Jiho lagi sambil terkekeh.
Tiara hanya tersenyum melihat tingkahnya.
Melihat tampilan mie ini, membuat selera makan Tiara tergugah juga. Dia menyantap mie buatan suaminya itu. Diapun menyantapnya dengan lahap. Lalu, Jiho mengambilkannya air putih untuk diminum.
"Mau ditemenin nonton tv?" tanyanya kemudian. Entah kenapa, Tiara merasa dia bisa perhatian sekali.
"Hmmm, tapi udah malam A..."
"Kan kamu belum bisa tidur?"
"Aku ke kamar saja," jawab Tiara.
"Ya sudah, Aa beresin ini dulu ya..." sahut Jiho sambil membereskan mangkok-mangkok yang dipakai tadi.
Tiara kembali ke kamar, mencoba untuk memejamkan mata. Entahlah kenapa terasa sulit sekali. Jam dinding menunjukkan pukul satu dini hari.
Tak lama A Jiho kembali memasuki kamar. Dia tersenyum lagi padanya.
'Duh, apa-apaan hatiku ini. Kenapa jadi dag-dig-dug gak karuan.'
"Masih belum bisa tidur?" tanyanya dengan nada lembut.
"Hmmm...."
"Apa yang kamu pikirkan? Apa ada yang mengganjal hatimu?"
"Apa boleh aku bertanya?"
"Iya, tentu saja sayang..."
"Aa janji gak akan marah?"
"Iya..."
"Apa Aa baik-baik saja sama Mas Ferdi?"
"Hmmm..." Dia menatapnya lama, seakan penuh tanya. "Apakah hal itu yang mengganjal hatimu?" tanya Jiho kemudian.
Tiara menunduk dalam, tak berani menatapnya. Sepertinya dia sudah menyakiti hati suaminya.
Jiho menghela nafas panjang. "Seperti yang kamu tahu, Aa tidak baik-baik saja dengannya. Tapi Aa janji, akan segera berbaikan dengannya," jawabnya kemudian yang membuatnya sedikit tenang.
"Ferdi masih menghubungimu?" tanyanya kemudian.
Tiara menoleh padanya. Raut wajah suaminya berubah dingin, tidak seperti sebelumnya yang penuh keceriaan.
"I-iya A, tadi SMS aku ngucapin selamat," jawab Tiara dengan nada terbata.
"Ooh... Boleh Aa minta satu permintaan?"
"Hmm... iya, apa itu A?"
"Cintai Aa sepenuhnya, seperti dulu. Seperti sebelum kamu mengenal Ferdi, bisa kan?"
Tak ada jawaban dari Tiara. Entah kenapa lidahnya terkunci. Dia tak bisa menjawabnya langsung. Apa memang benar cintanya sudah terbagi?
Dia kembali menghela nafas panjang. "Aa sudah tahu jawabanmu, maafin Aa kalau sudah memaksamu," sambungnya lagi.
Tiara masih terdiam, tapi tiba-tiba saja lelaki itu mengecup keningnya. "Ayo tidur... jangan begadang nanti bisa pusing," lanjutnya masih penuh perhatian. Dia berbaring disampingnya, kemudian dia memejamkan matanya kembali.
-bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Silvia Rahma
Aku lanjut baca lagi kaka~
Semangat terussss💪😘
2020-10-04
0
Erlina Khopiani
like
2020-10-02
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
jiho semangat ya..
2020-08-23
1