Mengenang Masa lalu

"Mari silahkan masuk, nak," ajak pak Toha ramah. Kedatangan kamipun disambut Ibu dan Tiara. Mereka tersenyum ramah. Dan dia, benar-benar membuat Ferdi salah tingkah. Mereka menyantap makanan itu dengan lahap.

"Tambah lagi, mas?" tanya Tiara yang melihat Ferdi kelaparan, maklumlah semenjak tadi pagi perutnya baru terisi air putih dan roti saja. Ferdi jadi makin salah tingkah diperhatikan seperti ini.

"Ah enggak, udah cukup dek," jawab Ferdi gengsi.

"Kenapa? Masakan Ibu gak enak ya?" kali ini wanita separuh baya yang bertanya kepada pemuda itu.

"Ah enggak Bu, masakan ibu enak sekali, buktinya aku makan sampai habis," sahut Ferdi sambil tertawa lirih.

"Kalau masih lapar tambah lagi aja," suara bapak menimpali.

"Mungkin mas Ferdi malu pak, kita bungkuskan aja bawa pulang supaya dia makan di rumahnya," sahut gadis imut itu sembari menatapnya. Hati Ferdi jadi dag dig dug dibuatnya. 'Duuh, perhatian banget sih kamu dek.' pujinya dalam hati.

"Iya nak, tunggu sebentar ya..." ujar Ibu. Mereka keluarga yang ramah.

Benar, beruntung sekali Jiho bisa berjodoh dengan mereka.

"Kalau lain kali aku main kesini, boleh kan Pak, Bu?" tanya Ferdi seakan minta izin.

"Ya, tentu saja boleh nak,"

Ferdi tersenyum, dia melihat gadis itupun tersenyum maniiis sekali. Duuuuhh!

"Ya sudah pak, bu, aku pamit dulu. Ini udah mau maghrib."

"Iya, nak. Ini nak Ferdi, nanti dimakan ya," sahut Ibu sambil menyodorkan bungkusan plastik berisi makanan.

"Baik, Bu. Masakan ibu sangat lezat, pasti aku makan."

Ferdi berpamitan pada mereka. Dan hanya Tiara yang mengantarnya sampai depan pintu.

"Oh iya dek, boleh gak kalau aku minta nomormu?" tanya Ferdi sambil berharap dia mau memberikannya buat tahap pedekate.

"Hhmmm iya, bentar y mas. Aku ambil kertas dulu," Tiara masuk ke kamarnya, tak lama diapun keluar membawa sobekan kertas kecil yang berisi nomornya.

"Ini mas," ucapnya kemudian.

"Terima kasih," sahut Ferdi dengan hati riang.

***

Sesampainya di rumah dinas....

Ferdi langsung memencet nomor Tiara untuk disimpan di ponselnya. Setelah disimpan, dia segera menelepon nomor si cantik Tiara

Tuuut.... Tuuut... Tuuut...

"Halo, Assalamualaikum..." terdengar suara dari seberang mengucapkan salam. 'Duuh, sungguh merdu suaramu, dek.'

"Waalaikum salam."

"Ini siapa ya?"

"Ini aku, dek... Masa gak kenal sih?"

"Oooh... Mas Ferdi ya?"

"Iya, aku cuma mau ngucapin terima kasih dan jangan lupa simpan nomorku ya dek?"

"Baik mas,"

"Selamat malam, selamat tidur dek..."

"Iya mas," jawabnya sembari mengakhiri telpon.

'Adem banget suaramu, dek. Ah, kan jadi mikir macam-macam lagi. Padahal aku gak boleh gini, dia tunangan sahabatku sendiri.' Ada satu sisi hati Ferdi yang bergejolak.

***

Hari-hari berikutnya Ferdi sering mampir ke rumah Tiara. Walau sekedar main atau berbincang dengan Pak Toha masalah pekerjaan.

"Assalamualaikum, dek... lagi apa?" Ferdi memberi salam saat mampir ke rumahnya. Dia sedang sibuk menyirami bunga.

"Waalaikum salam... Eh mas, sini masuk..." jawabnya.

Ferdi mengangguk. "Aku nunggu kamu selesai saja," sahutnya kemudian.

"Bentar ya mas, dikit lagi nih nyiramnya..."

"Iya, dek..."

Tiara segera membereskan pekerjaannya itu, kemudian berlalu masuk sambil mempersilahkan lelaki itu.

"Ayo mas, masuk..." ajaknya lagi.

"Aku tunggu disini saja dek, pengin lihat bunga-bunga yang kamu tanam."

"Ya sudah tunggu sebentar, aku naruh ini dulu ya..."

"Iya dek..."

Tak lama Tiara muncul kembali dengan senyum yang sumringah.

"Bungamu bagus-bagus dek..."

"Hmmm..."

"Kamu suka bunga ya, dek?"

"bangeeet..." jawabnya sambil tersenyum manis. "Mau ngobrol sama bapak?" tanyanya kemudian mengagetkan Ferdi.

"Ah enggak, tadi udah ketemu di ladang. Mas cuma pengin ketemu kamu..."

"Haaah...?"

Ferdi tertawa melihat ekspresi wajah gadis itu. "Gimana kabar Jiho?" tanyanya kemudian.

Seketika rona wajah Tiara berubah menjadi murung.

"Kenapa?" tanya Ferdi lagi. Dia hanya menggeleng. "Ada masalah?" Ferdi bertanya kembali dengan perasaan ingin tahu yang begitu besar.

"Nggak ada, Mas... Cuma Aa gak ngabarin aku..." jawabnya kemudian dengan nada kecewa.

"Oh... mungkin dia lagi sibuk..." jawab Ferdi sekenanya.

'Duh, Jiho! Bisa-bisanya kamu membuat tunanganmu murung gini!' batin Ferdi jadi geram sendiri.

***

Hari demi hari Ferdi makin dekat dengannya. Ya, Ferdi berusaha pedekate terus menerus pada Tiara. Sungguh gadis itu sangat menarik hati. Setiap hari dia membawakan bunga walau hanya setangkai atau berbentuk buket yang dia beli di kota kecamatan. Dia menerimanya dengan perasaan senang. Ferdi merasa cintanya bersambut.

'Apa aku yang terlalu kepedean ya! Ah tidak, sepertinya diapun merasakan hal yang sama denganku. Apalagi selama ini tunangannya gak ada kabar sama sekali, seperti hilang ditelan bumi. Jiho... Jiho... kenapa kau sia-siakan gadis sebaik ini? Tapi ada untungnya juga sih, hal itu malah membuatku semakin dekat dengan Tiara.' lirihnya berbicara sendiri.

Puncaknya hari itu, Ferdi melihat Tiara menangis, dia yang penasaran tanpa segan mendekatinya.

"Kamu kenapa, dek? kenapa nangis? Ada apa sama Bapak dan Ibumu?" tanya Ferdi penasaran.

Tiara menggeleng. "Tidak mas, Bapak sama Ibu baik-baik saja, mereka sekarang sedang pergi ke kondangan," ucapnya kemudian.

"Terus?"

"A Jiho...."

"Kenapa dengan Jiho?"

"A Jiho gak pernah mengabariku mas, apa dia lupa sama aku?" ucapnya masih terisak.

Ya elah, ternyata gegara lelaki itu. Kurang ajar juga nih si Jiho gak ngabarin tunangannya sendiri, udah berbulan-bulan lamanya.

"Mungkin dia lagi sibuk, kamu yang sabar ya, dek..."

"Aku takut terjadi apa-apa dengannya,"

Entah dorongan dari mana yang membuat Ferdi berani mendekap tubuh mungil itu. "Jangan menangis, positif thinking dan berdoa saja ya, semoga dia baik-baik saja disana," ucapnya kemudian.

Dia mengangguk pelan. Tak kuasa dia melihatnya menangis, Ferdi mengusap air matanya perlahan. Tiara menatap Ferdi lama, laamaaa sekali hingga sulit untuk diartikan.

"Kenapa, dek? Kok bengong sih..." tukas Ferdi yang salah tingkah dipandangi sampai sebegitunya.

"Mas ganteng juga ya..."

"Hahah kamu baru tahu dek? Kan dari dulu udah ganteng dek..."

"Yeee pede banget,"

"Iiya doong, buktinya kamupun muji aku. Atau jangan-jangan kamu suka aku ya dek, hahaha..." ledek Ferdi lagi, dia tersipu malu, pipinya merona merah. "Aku juga suka kamu, dek..."

"Haaah? Apaaa...?"

"Iyaa, aku suka kamu dek. Bukan rasa suka sebagai teman, tapi rasa suka antara laki-laki dan perempuan,"

"Haah?? Tapi.... Kenapa...?"

"Entahlah, rasa ini muncul dengan sendirinya. Rasa sukaku, rasa sayangku semakin hari semakin besar terhadapmu."

"Tapi mas, itu kan gak mungkin. Aku......"

"Iya, aku tahu kok dek, kau sudah punya orang lain dalam hatimu. Tapi aku akan tetap menunggumu dek, maafkan aku karena mencintaimu."

Tiara terdiam dan hanya menatap lelaki itu, seolah banyak pertanyaan dalam benaknya.

"Ya sudah dek, aku pamit dulu ya... Jangan nangis lagi, senyum dong..."

Diapun tersenyum, maniiis sekali.

'Tuh kan, aku jadi tergoda lagi!' ungkap Ferdi masih dalam benaknya.

***

Akhirnya Ferdi mengutarakan juga isi hatiku yang cukup lama terpendam. Itu membuatnya sedikit plong. Dia tahu gadis itu pasti bingung saat ini. Tapi dia tak ingin menyerah, apapun hasilnya nanti yang penting berusaha dulu kan? Lalu Jiho? Biar sajalah suruh siapa dia hilang begitu aja.

Semenjak hari itu Ferdi jadi semakin dekat dengan Tiara, mungkin diapun merasa nyaman dengan Ferdi. Setiap hari Ferdi mengirimi pesan sayang maupun I Love You, kalau bertemu dengannyapun terkadang dia membawakan bunga mawar untuknya. Sampai-sampai gadis itu tak malu lagi bila sering diggandeng tangannya oleh Ferdi.

Hingga sampai pula pada hari itu, mereka bertemu dengan Jiho. Dia pulang dan melihat kedekatan Tiara dan Ferdi. Ada sorot kecewa dan marah pada matanya. Dan dia harus menyaksikan Tiara menangis lagi. Tapi Ferdi memang harus memberikan mereka waktu, jadi dia memutuskan untuk meninggalkan mereka dengan kecamuk hati yang seakan tak rela.

flashback off

-bersambung-

Terpopuler

Comments

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

Ceritanya seru kak 👍👍👍

ijin promo ya 🍜🍜🍜

jgn lupa baca novel dg judul "HITAM"

kisah tentang pernikahan yg tak diinginkan,

jangan lupa tinggalkan like and commen ☀️☀️☀️

2021-01-07

0

Silvia Rahma

Silvia Rahma

Aku lanjut baca lagi kaka~
Semangat terussss💪💪

2020-09-23

0

Erlina Khopiani

Erlina Khopiani

semangat up

2020-09-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!