...~Happy Reading~...
Hari demi hari berlalu dengan begitu cepat. Tanpa terasa, kini sudah hampir satu bulan lamanya, Kirana memulai hidup baru di Jakarta bersama dengan Hilal. Laki laki itu akhirnya kembali mengajar di salah satu kampus tempat nya yang dulu sebelum menikah. Meskipun ia sempat mengundurkan diri karena ingin fokus dengan kesembuhan istrinya, tapi ternyata dirinya masih tetap di panggil dan di minta untuk kembali mengajar menjadi dosen di sana lagi.
Dan atas izin Allah, kini Hilal mengajak Kirana untuk meninggalkan kota Bandung. Yang mana ternyata, kehidupan nya jauh semakin membaik dari sebelumnya. Selama hampir satu bulan ini, Kirana hampir tidak pernah mengalami tantrum lagi, bahkan wanita itu sudah bisa hidup normal seperti sedia kala.
Seperti pagi ini, sejak usai melaksanakan sholat subuh, Kirana sudah begitu sibuk berperang dengan alat dapur nya. Sejak memutuskan mandiri, Kirana sangat cepat belajar memasak, bahkan kini kemampuan memasak nya sudah tidak di ragukan lagi. Wanita itu memang memiliki bakat dalam memasak, yang membuat rasa syukur Hilal tak pernah henti untuk ia panjatkan.
“Masak apa?”
“Astagfirullah, Mas Hilal!” Kirana langsung memekik karena sedikit terkejut, saat mendapatkan pelukan dari belakang secara tiba tiba.
Bukan merasa bersalah, laki laki itu justru terkekeh pelan sambil mengeratkan pelukan nya, “Aku hanya bertanya.”
“Iya tapi kenapa harus tiba tiba muncul begini, aku kaget, Mas!”
“Iya maaf Sayang, cup!” ucap Hilal pada akhirnya dengan di akhiri sebuah kecupan di pipi nya, “Masak apa?”
“Udang saus padang, kesukaan kamu,” jawab Kirana tersenyum, wanita itu kini membalik tubuh nya dan menghadap ke arah suaminya dengan tangan yang ia kalungkan pada leher sang suami, “Kok belum mandi?”
“Memang nya kamu sudah mandi, hem?” balas Hilal yang malah balik bertanya, sambil merapikan sebagian anak rambut di kening Kirana.
Memang kalau di rumah, apartemen tepatnya. Kirana tidak akan memakai hijab. Karena di sana mereka hanya berdua, jadilah Kirana hanya memakai pakaian biasa dengan rambut panjang nya yang selalu ia gerai, karena memang Hilal menyukai nya seperti itu. Kirana selalu berusaha menuruti apa yang di mau dan di minta oleh suaminya, karena ia memang benar benar ingin menjadi sosok istri terbaik untuk Hilal. Sebagai tanda balas budi atau membalas rasa cinta yang selama ini di limpahkan Hilal untuk nya, seperti itu juga rasa cinta yang di miliki Kirana saat ini.
“Belum hihihi,” jawab Kirana terkikik membuat Hilal semakin merasa gemas.
“Ya udah,”
“Ya udah apa?” tanya Kirana langsung menghentikan kekehan nya dan menatap suaminya dengan sedikit waspada.
Laki laki itu tak langsung menjawab, kini ia malah melebarkan senyuman nya dan tanpa aba aba, laki laki itu segera mengangkat tubuh istrinya dan membawa nya kembali masuk ke dalam kamar nya.
“Mass!” Kirana langsung memekik, sedikit kesal karena acara masak nya di ganggu dan di paksa untuk segera mandi. Acara mandi yang ia yakini bukanlah sepenuhnya hanya mandi, dan Kirana hanya bisa pasrah akan hal itu.
...🍁🍁🍁...
“Gara gara kamu sih Mas, ih kesel!”
“Kan masih bisa di bawa bekal, Sayang. Jangan marah marah, nanti tambah cantik loh.”
Blusshhh!
Kirana langsung memalingkan wajah nya ke samping, saat mendengar gombalan dari suaminya. Dirinya memang kesal, tapi tak bisa di pungkiri bahwa ia juga tersipu kala mendengar pujian seperti itu. Sementara itu, sang pelaku utama hanya bisa terkekeh kala melihat raut wajah merah menghiasi wajah istrinya Ia tahu bahwa ini memang salah nya, karena meminta hak nya tanpa mengenal waktu, tapi itu juga bukan kemauan nya.
Kini, karena hari sudah semakin siang, Hilal tidak mungkin sarapan di rumah karena takut terlambat. Maka dari itu, sesuai saran dari Hilal, akhirnya Kirana menyiapkan sebuah bekal untuk suaminya, agar makanan yang sudah susah payah ia masak tidak terbuang mubasir.
“Mas ... “ Kirana kembali bergelayut manja di lengan suaminya.
“Ada apa?”
“Aku mau ke Mall, boleh gak?” tanya Kirana pelan.
“Mall? Kamu yakin?” tanya Hilal sedikit ragu.
Tepat di bawah apartemen tempat tinggal mereka, adalah sebuah Mall atau pusat perbelanjaan. Namun, selama ini Kirana masih belum berani untuk keluar. Selama ini, Kirana selalu menghabiskan waktu di dalam apartemen, bahkan untuk berbelanja, Hilal yang melakukan nya. Dari belanja kebutuhan hingga sayuran dan bahan makanan lain, selalu Hilal karena Kirana yang masih belum siap bertemu orang. Tapi, mengapa kini tiba tiba Kirana ingin keluar, tanpa dirinya.
“Hanya sebentar,” kata Kirana menundukkan kepala nya, “Aku takut hanya terjebak disini selamanya. Bukankah kita harus berusaha keluar dari zona nyaman? Dan aku ingin mencoba ketempat terdekat dulu,” imbuh nya memberikan penjelasan.
Sebenarnya, bisa saja Kirana langsung keluar toh cuma masih satu gedung dengan apartemen nya. Tapi tetap saja, haram hukumnya bagi seorang istri pergi tanpa izin dari suami. Meskipun ilmu yang di miliki Kirana masih sangat cetek dan jauh dari kata sempurna, tapi Kirana selalu belajar dan menjalankan apa yang di sarankan dan tidak melakukan apa yang di larang oleh Allah. Maka dari itu, ia tetap harus meminta izin kepada Hilal walau hanya ingin turun ke lantai bawah.
Berlebihan? Sepertinya tidak, bagi Kirana. Karena biar bagaimana pun dirinya juga masih dalam masa pemulihan. Dan jika pun Hilal tidak mengizinkan nya keluar, itu berarti memang Hilal belum bisa mempercayai kesembuhan nya, dan ia akan lebih bersabar lagi dengan membuktikan bahwa ia bisa, mungkin.
“Baiklah, tapi tolong segera hubungi aku jika terjadi sesuatu.” Ujar Hilal yang langsung di sambut senyuman hangat oleh Kirana.
“Makasih.”
“Aku akan berangkat sekarang. Ingat, jangan terlalu jauh dengan ponsel, dan segera hubungi aku, cup!” Kirana menganggukkan kepala nya mendengarkan nasehat yang di berikan oleh sang suami. Dan setelah memastikan bahwa Hilal sudah pergi, Kirana kembali masuk ke dalam kamar nya untuk mengganti pakaian serta mengeringkan rambut nya yang masih di balut oleh sebuah handuk.
‘Ya Allah, sungguh indah skenario yang Engkau buat untuk kami.’
Kirana menatap dirinya di pantulan cermin, senyuman nya terus mengembang begitu indah, sambil terus mengucap rasa syukur. Karena badai yang sudah menghancurkan hidupnya, kini sudah berakhir dan berganti dengan sebuah pelangi yang begitu indah dalam hidup nya.
Kini, Kirana percaya, bahwa Janji Tuhan itu nyata. Dulu, Kirana merasa bahwa ia tidak akan memiliki masa depan setelah mengalami kejadian kala itu. Tapi, Tuhan begitu baik mempertemukan dan menyatukan nya dengan Hilal yang mana kini membuat hidupnya bahkan terasa jauh lebih sempurna di banding sebelumnya.
...~To be continue .... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Dyah Oktina
jd maunya siapa?🤭
2024-08-04
0
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
semoga Kirana gak kambuh lagi
2023-09-19
2
Ida Ulfiana
semogaa aja gak ketemu si kevin kayaknya dia gak bakal ngebiarin kirana hidup nyaman deh
2023-09-18
1