...~Happy Reading~...
"Kamu beneran yakin kan, Nak?" tanya Ummi sekali lagi.
"InsyaAllah Ummi. Bukankah menikah itu adalah ibadah. Dan kini, Hilal pasrahkan semuanya kepada Allah." jawab nya dengan begitu tenang.
"Alhamdulillah, Ummi ikut senang mendengar nya. Tapi, Ummi takut nanti kamu akan menyesal."
"InsyaAllah tidak, Ummi. Allah Maha segala-Nya. Jika Allah sudah membuat garis, maka kita sebagai umat-Nya hanya bisa mengikuti alur skenario nya." jawab Hilal berusaha meyakinkan ibu nya.
"Percayalah Ummi, Skenario yang dibuat oleh Allah, tidak akan pernah mengkhianati hasil." sambung abah membuat Hilal langsung tersenyum.
Siang harinya, keluarga Hilal mendatangi rumah KIrana untuk membicarakan lebih lanjut tentang perjodohan mereka. Orang tua Kirana pun merasa sangat bersyukur dan berterimakasih kepada keluarga Hilal, termasuk Hilal sendiri karena sudah mau menerima putri nya.
Bukan maksud Santi dan Tio ingin lepas tangan, hanya saja ia merasa bahwa di tangan keluarga kiyai Abdul putri nya bisa segera sembuh. Selain itu, Santi dan Tio juga percaya, bahwa Hilal mampu membawa putri nya menuju jalan yang benar, jalan yang seharusnya di ridhoi oleh Tuhan.
“Assalamualaikum, Kirana.”
Hilal mencoba mengajak bicara gadis di depan nya, kini keduanya duduk sedikit lebih menjauh dari para orang tua. Masih berada di ruangan yang sama, hanya saja kursi keduanya terhalang sebuah lemari bufet yang yang menjadi hiasan vas bunga yang tidak terlalu tinggi, sehingga para orang tua masih bisa memantau dari tempat duduk nya.
‘Walaikumsalam,’ jawab KIrana begitu lirih bahkan hampir tak terdengar. Jarak duduk keduanya cukup jauh.
Meskipun keduanya sudah memisahkan diri dari para orang tua, tapi Hilal masih mencoba menjaga pandangan nya. Hanya sesekali laki laki itu melirik ke arah Kirana begitu pun dengan Kirana yang selalu menundukkan kepala sambil kedua tangan nya yang selalu meremas satu sama lain.
Mendengar jawaban dari Kirana yang begitu lirih, membuat Hilal kembali tersenyum. Laki laki itu cukup paham, dengan apa yang kini di rasakan oleh Kirana saat mengingat apa yang sudah di ceritakan oleh orang tuanya.
“Apa kamu yakin dengan jawaban kamu tadi?” tanya Hilal lagi yang kini hanya di balas anggukkan kepala oleh KIrana.
Memang sejak tadi, ketika para orang tua membahas tentang pernikahan Hilal dan Kirana, gadis itu hanya mampu mengangguk dan menggelengkan kepalanya saja sebagai tanda jawaban.
Pandangan nya juga selalu menunduk, karena ia sudah merasa tidak nyaman lantaran ada beberapa laki laki di dalam ruangan itu.
Jangankan Hilal dan kiyai Abdul yang memang orang luar dan asing bagi KIrana. Untuk ayah nya sendiri pun, ia terkadang merasa takut, dan selama ini dirinya hanya bisa bicara dan mau di sentuh oleh ibunya saja.
“Alhamdulilah jika kamu yakin. Karena saat kita sudah melangkah, insyaallah kita tidak akan bisa mundur.”
Kini, Kirana langsung mendongak dan menatap laki laki di depan nya, membuat Hilal kembali tersenyum menanggapi keterkejutan dari Kirana.
Deg!
Sebuah senyuman yang begitu lembut dan meneduhkan hati siapa saja yang melihat nya. KIrana merasa jantung nya sedikit berdetak kencang, namun lagi lagi ia kembali terbayang akan sosok laki laki yang sudah menyakiti nya.
Hanya beberapa detik, Kirana pun kembali menundukkan kepala nya dan berusaha mengatur nafas nya agar tidak kembali lepas kontrol.
Senyum dan wajah Kevin yang dulu menyakiti nya seolah kini terpampang dengan begitu jelas di wajah gus Hilal. Membuat Kirana merasa takut dan marah.
...~To be continue......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
💥💚 Sany ❤💕
Berusahalah untuk bangkit Kiran.... wlo sakit dan perih, demi masa depanmu n jg demi ortu kamu.
Berharap banget, laki2 bejat n lucnut yg menghancurkan Kiran dapat ganjaran
2023-12-04
1
💥💚 Sany ❤💕
Semoga dengan kehadiran Hilal bisa membuat Kiran bangkit dari keterpurukannya. Wlo semua butuh proses.
2023-12-04
1
Ryena
ttp smangat kirana...kamu hrs lwan rasa takut itu 😌😌😌
2023-09-17
1