...~Happy Reading~...
Cukup lama Kirana dan Hilal menghabiskan waktu di luar rumah, keduanya nampak semakin dekat dengan begitu banyak bercerita. Jika biasanya, Hilal yang selalu mengajak Kirana biara agar tidak ada kesepian di antara keduanya. Namun berbeda, kini sejak tadi justru Kirana yang sudah mulai banyak bicara. Perlahan, Hilal semakin mengerti dan mengenal sosok istrinya yang selama ini tertutup akan sebuah trauma yang cukup dalam.
Menurut Hilal, Kirana adalah sosok wanita yang begitu ceria, humble dan sedikit cerewet. Dia begitu heboh setiap bicara jika suasana hatinya baik. Pantas saja, jika orang tua Kirana sangat terpukul dan kehilangan sosok putri nya selama ini. Krena sejak kejadian kala itu, sifat Kirana seolah lenyap begitu saja. Hilang bak di telan bumi, pasti kedua orang tua Kirana merasa sangat kesepian karena biasanya Kirana sangat suka bicara akan tetapi tiba tiba bisa diam seribu bahasa bahkan seperti tak memiliki kehidupan sama sekali.
Sejak tadi, Hilal mencoba menjadi pendengar yang baik untuk Kirana. Hilal memang bertanya kepada Kirana tentang masa sekolah nya, tentang keseharian nya apa saja yang di lakukan dulu juga tentang sahabat Kirana. Awal nya, Kirana enggan untuk bercerita apalagi mengingat masa lalu nya, akan tetapi Hilal meyakinkan dan terus mengajak nya bicara mengobrol tanpa harus menyinggung ke arah tragedi, hingga akhirnya membuat Kirana tanpa sadar menyambung dan menjawab setiap pertanyaan Hilal.
“Apakah kamu ingin kuliah?”
“Kuliah?” Hilal menganggukkan kepala nya sambil mengusap kepala Kirana dengan begitu lembut, “Tidak!”
“Kenapa?” tanya Hilal mengerutkan dahinya.
“Untuk apa?” kata Kirana malah balik bertanya, “Semuanya tahu tentang hubungan ku dan Kevin. Aku gak mau, kalau nanti aku kembali ke sana, dan—“
“Jangan di teruskan,” ucap Hilal dengan cepat memotong perkataan Kirana saat melihat wanita itu sudah mulai merubah raut wajah nya, “Kamu tidak harus menjelaskan apapun jika kamu tidak mau dan tidak bisa. Aku gak mau kamu terluka lagi,” imbuh Hilal dengan begitu lembut.
Kirana menatap wajah Hilal, wajah yang selalu membuatnya nyaman dan tenang. Entah mengapa, semakin lama Kirana merasa semakin ingin memiliki laki laki itu, akan tetapi saat ia mengingat status nya, seolah ia merasa sangat tertampar akan kenyataan yang ada. Membuat nya selalu berusaha untuk menahan diri agar tidka terlalu nyaman dengan nya. Akan tetapi, sekuat apapun ia mencoba, pada kenyataan nya dirinya memang nyaman dan selalu bisa tenang jika bersama Hilal.
“Mas ... “
“Iya ... “
“Salah kah aku, jika tidak melanjutkan kasus ini?” Kirana sedikit menundukkan kepala nya, ia penasaran ingin meminta pendapat kepada suami nya tentang masalah yang menimpa nya.
Keluarga Kirana pernah melaporkan Kevin kepada Polisi, bahkan sudah lengkap dengan bukti visum dan segala macam. Akan tetapi, semua itu tidak bisa membuat laki laki itu mendekam dalam jeruji besi. Entah apa yang di lakukan Kevin, ia selalu selamat dan bisa hidup dengan tenang dan bahagia, mungkin. Orang tua Kirana ingin mengajukan banding, akan tetapi Kirana melarang. Ia tidak mau masalah nya semakin membesar, yang mana nanti semua orang semakin tahu dengan luka nya.
Kirana tidak ingin semakin banyak orang yang tahu bahwa dirinya mendapatkan pelecehan seperti itu. Mungkin beberapa orang akan bersimpatik padanya dan mendukung nya, akan tetapi ia cukup sadar diri, bahwa yang menyukai dan mendukung nya tidak sebanyak orang yang membenci nya.
Saat dulu Kirana masih menjalin hubungan dengan Kevin, begitu banyak yang tidak menyukai nya. Musuh nya tidak hanya satu dan dua, akan tetapi banyak. Bahkan beberapa ada yang terang terangan membully nya dan mendoakan agar ia segera putus dengan Kevin. Maka dari itu, Kirana tidak mau mengangkat kasus nya lebih jauh lagi, karena pasti akan banyak yang menyoraki nya dan mungkin justru akan menghina nya. Kirana terlalu takut menghadapi hal itu, jadilah ia memilih diam dalam ketakutan nya.
‘Halah, sok pura pura tersakiti. Padahal emang ceweknya aja yang murahan, dan aku yakin itu juga pasti ngelakuin sama sama suka. Ngapain pakai lapor polisi. Emang gak ada otak sih itu cewek!’
‘Hahaha bener banget! Namanya kucing dikasih ikan ya pasti gak akan di tolak. Gak bisa nyalahin Kevin doang dong, salahin juga itu cewek nya, makanya jangan jadi murahan!’
‘Suka sama suka, tapi lapor polisi bersikap seolah di perkosa? Mba, situ waras gak sih? Semua orang juga tahu, gimana bucin nya elu sama itu cowok. Lawak emang!’
Sebagian komentar menyakitkan yang mana membuat Kirana semakin hancur dan ketakutan. Hal yang menjadi alasan utama Kirana tidak mau membuka ponsel nya lagi, karena ia tidak kuat untuk membaca isi komentar atau bahkan chat pribadi kepadanya.
Sementara Hilal yang mendengar cerita dari istrinya, dan melihat sang istri kembali terisak membuat hatinya ikut terasa sesak. Ini adalah kali pertama Kirana memberanikan diri untuk bercerita tentang permasalahan nya kepada orang luar. Bahkan, orang tuanya saja mungkin tidak pernah tahu tentang perkataan orang orang di luar sana tentang dirinya yang sudah menjadi korban.
“Tidak apa, keluarkan semuanya. Terimakasih karena sudah mempercayai ku untuk mendengar kisah ini,” gumam Hilal yang langsung mendekap tubuh istrinya, membuat tangisan Kirana semakin terisak tertahan.
Inilah yang dimaksud oleh Hilal. Mengajak Kirana keluar rumah untuk mencari ketenangan, agar bisa lebih rileks dan tenang sehingga Kirana bisa mencurahkan apa saja isi hatinya yang selama ini sudah mengganjal.
“Bisakah Mas membawa ku pergi?” Kirana melepaskan pelukan nya pada Hilal lalu menatap wajah laki laki tersebut, “Kota ini terlalu menyakitkan buat ku. Bisakah membawa ku pergi? A—aku .... “
Tatapan mata yang begitu sendu dengan berlinang air mata, mebuat hati Hilal semakin tak kuasa menahan rasa sesak. Jadi ini alasan Kirana menanyakan padanya apakah mereka masih lama berada di Pondok. Itu semua karena Kirana memang sangat ingin pergi meninggalkan kota Bandung, yang mana kota itu menjadi saksi bisu atas luka yang ia dapatkan. Bukan hanya luka hati namun juga luka fisik ia dapatkan dari orang yang dia cintai.
“Kamu mau ke Jakarta?” Dengan cepat Kirana langsung menganggukkan kepala nya.
“Kemana pun, asal tidak disini. Dan asal aku bersama mas Hilal,” jawab Kirana kembali menundukkan kepala karena merasa tidak enak, seolah memaksa Hilal untuk selalu bersama nya.
Kirana selalu merasa tidak pantas jika hendak meminta seusatu atau meminta lebih kepada laki laki tersebut. Karena Hilal terlalu baik untuk nya, sedangkan dirinya merasa sangat kotor dan memiliki begitu banyak kekurangan.
“Baiklah, kita akan pergi. Aku akan segera menyiapkan semuanya, jangan takut lagi,” Hilal kembali mendekap tubuh istrinya dan memberikan ketenangan sebelum akhirnya ia mengajak Kirana untuk pulang karena malam yang semakin larut.
...~To be continue ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
kasihan Kirana
2023-09-19
2
April Lianti
masyaallah semoga ada yg seperti hilal didunia nyata untuk anak² ku
2023-09-19
0
Ida Ulfiana
semoga kirana cepet sembuh dan bisa menjalani pernikahan yg sesungguhnya dan segera mempunyai momongan
2023-09-18
1