Saling melengkapi

...~Happy Reading~...

“Bantu aku, Mas ... “ Kirana bergumam begitu lirih, bahkan suaranya hampir tak terdengar dengan begitu jelas di telinga Hilal.

Karena selain suara yang begitu lirih, Kirana juga terus menundukkan kepala sambil meremas kedua tangan nya satu sama lain. Kini, wanita itu tengah menahan suatu rasa bersalah sekaligus takut dalam dirinya. Ia menginginkan nya, ingin memberikan hak untuk suaminya, akan tetapi trauma yang pernah ia alami, kini terus bergentayangan menghantui pikiran nya.

“Bantu?” Hilal yang merasa kurang mengerti, langsung mengerutkan dahi nya menatap Kirana, ia juga menegaskan pendengaran nya apakah benar tadi Kirana meminta bantuan atau memang dirinya yang salah dengar.

Kirana pun menganggukkan kepala nya, “Apa yang bisa mas bantu?” tanya laki laki itu dengan begitu lembut.

Kini, Kirana mendongakkan kepala nya, membuat wajah nya kini berhadapan dengan begitu dekat dengan wajah suami nya, “Bantu aku untuk melaksanakan kewajiban ku. Memberikan hak yang seharusnya ku berikan sejak lama.”

Untuk sesaat, Hilal terdiam. Laki laki itu tampak berfikir dan mencerna ucapan yang di katakan oleh Kirana. Bohong jika dirinya tidak menginginkan nya, ia bukan laki laki munafik. Tapi, dirinya juga melihat situasi dan kondisi yang ada, Hilal tidak ingin membuat istrinya kembali tantrum atau mengingat kembali masa lalu nya.

“Apakah kamu yakin?” tanya Hilal dengan hati hati.

Kirana kembali menganggukkan kepala nya tanpa rasa ragu sedikit pun terlihat di wajah nya, “Insyaallah ... Bantu aku melupakan kenangan buruk itu, dan gantikan dengan kenangan yang indah.”

Hilal menarik napas nya cukup panjang. Kini, bukan hanya Kirana yang merasakan ketakutan dalam hatinya, namun Hilal sendiri juga ikut merasakan debaran jantung yang luar biasa. Gugup, tentu saja, hingga membuat laki laki itu terus berusaha untuk tetap tenang dengan mengatur nafas nya.

“Baiklah, jika memang benar kamu sudah siap dan yakin dengan hal ini.” Hilal bangkit dari tempat duduk nya, tangan nya mengulur untuk mengajak Kirana ikut bangkit bersama nya.

“Kemana?” tanya Kirana kini mengerutkan dahi dengan bingung.

Bagaimana tidak, Kirana mengajak Hilal untuk melakukan hubungan wajib bagi pasangan suami istri. Tapi, laki laki itu justru malah mengajak nya berdiri dan seperti hendak pergi, kemana? Batin Kirana.

“Sholat sunnah,” jawab Hilal tersenyum dengan begitu manis, membuat Kirana lagi lagi merasakan kehangatan dan ketenangan setiap kali melihat senyuman suaminya.

Walau dirinya kurang mengerti, mengapa Hilal mengajak nya sholat terlebih dulu, tapi Kirana tetap mengikuti laki laki itu untuk melakukan sholat sunnah. Kirana tak henti hentinya bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan karena sudah mengirimkan malaikat untuk nya. Kirana akui, bahwa sejak kehadiran Hilal di hidup nya, kini ia merasa semakin membaik dan hidup nya jauh lebih tenang dari sebelumnya.

Andai saja, waktu bisa dia ulang. Mungkin, Kirana akan menerima kehadiran Hilal jauh sebelum kejadian itu terjadi. Tapi nasi sudah menjadi bubur, yang tak bisa di ubah lagi menjadi nasi apalagi beras. Kirana hanya bisa menyesali penyesalan nya karena sudah memilih orang yang salah. Tapi kini ia selalu bersyukur karena sudah jatuh di tangan orang yang sangat tepat.

Usai melaksanakan sholat sunnah dan melafalkan beberapa surat juga doa untuk sedikit mengulur waktu, kini akhirnya Hilal dan Kirana kembali ke tempat tidur dengan sedikit canggung. Begitu pun dengan Hilal, berulang kali laki laki itu berusaha untuk menahan rasa gugup nya di depan Kirana. Laki laki itu segera mengubah posisi duduk nya menjadi berhadapan dengan Kirana di atas tempat tidur. Mata keduanya saling menatap, dengan debaran jantung yang luar biasa satu sama lain. Hilal yang merasakan gugup karena ini adalah kali pertama nya,s sedangkan Kirana yang juga merasa gugup karena takut mengingat rasa sakit yang ia rasakan pertama kali dengan mantan kekasih nya.

“Kamu siap?” tanya Hilal sekali lagi dengan begitu lembut.

“Insyaallah, Mas,” jawab Kirana kembali menundukkan kepala nya, membuat Hilal lagi lagi menarik napas nya cukup panjang. Tangan laki laki itu terulur untuk menyentuh ubun ubun Kirana dan membisikkan sebuah doa untuk istrinya.

”Bismillahil, aliyyil azhim. Allahummaj’alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbi,” ucap Hilal lalu di akhiri dengan sebuah kecupan lembut di kening Kirana, membuat wanita itu seketika langsung memejamkan mata menikmati sapuan lembut dari kecupan itu.

Kecupan lembut yang menyentuh kening nya, kini perlahan turun ke mata Kirana yang masih terpejam, semakin turun ke hidung dan berakhir pada bibir manis milik Kirana. Untuk sesaat, Hilal melepaskan kecupan itu, menatap wajah Kirana yang seperti menahan sesuatu, dan Hilal pun mengerti akan apa itu.

Laki laki itu tidak terburu buru, ia merebahkan tubuh Kirana dengan sangat hati hati. Mengusap wajah mulus Kirana yang begitu mulus serta rambut yang tergerai panjang dan bebas.

“Jangan tegang sayang, rileks. Tatap wajah ku dan hanya pikirkan aku, jangan pikirkan apapun lagi selain kita. Aku suami kamu, aku tidak akan menyakiti kamu.” Mendengar perkataan Hilal yang begitu lembut dan tenang membuat Kirana seketika langsung membuang nafas yang sejak tadi ia tahan.

Lega, itulah yang di rasakan oleh Kirana. Hingga akhirnya wanita itu menganggukkan kepala nya, “L—lakukan Mas .... “

Hilal kembali tersenyum, laki laki itupun memulai permainan nya dengan sangat berhati hati. Awal nya, Kirana memang seperti menolak perlakuan Hilal karena Kirana lagi lagi terbayang akan perlakuan Kevin padanya yang sangat lah kasar kala itu. Tapi, semakin lama, setiap kali ia mendengar suara Hilal di tengah aktifitas nya yang selalu bisa menenangkan nya, membuat Kirana semakin lama bisa fokus dan menikmati permainan nya.

“Terimakasih, cup!” Usai menyelesaikan permainan nya, Hilal mengecup kening dan bibir KIrana dengan begitu lembut. Membuat wanita itu benar benar merasa sangat di cintai oleh suaminya, tanpa sadar air matanya kembali menetes setelah sebelumnya juga menetes kala di awal permainan.

“Apakah aku menyakiti kamu? Kenapa menangis lagi?” tanya Hilal mengusap air mata Kirana pelan.

Wanita itu langsung menggelengkan kepala nya, “Tidak,” jawab nya dengan suara sedikit parau.

“Terimakasih Mas, terimakasih hiks hiks hiks.” KIrana langsung memeluk tubuh suaminya yang masih polos di bawah selimut yang sama dengan nya, “Terimakasih sudah menerima ku dan tidak menuntut apapun dari ku. Terimakasih karena kamu sudah begitu sabar dan lembut padaku. Aku hiks hiks aku gak tahu kalau aku tidak bertemu sama mas Hilal. Dan aku gak tahu bagaimana jika suami ku itu bukan kamu, aku—hiks hiks hiks.” Tangisan Kirana pecah di pelukan suaminya. Tapi kali ini, tangisan itu bukanlah tangisan kesedihan, melainkan tangis kebahagiaan dan rasa syukur karena dirinya sudah di pertemukan dengan suaminya.

“Jangan menangis lagi Sayang, manusia itu tidak ada yang sempurna. Kita hidup untuk saling melengkapi, kekurangan mu akan menjadi kelebihan ku, begitu pun sebaliknya. Kamu tahu, Tuhan itu Maha Sempurna, sudah menciptakan seseorang seperti kamu, dan aku yang beruntung karena diberikan kepercayaan untuk memiliki kamu, cup!” ucap Hilal sambil membalas pelukan istrinya dengan tak kalah erat.

...~To be continue .......

Terpopuler

Comments

Yunia Afida

Yunia Afida

walaupun g rinci tapi Alhamdulillah akhirnya gus hilal merasakan malam pertama

2023-09-19

1

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

Akhirnya berhasil 🤭

2023-09-19

2

April Lianti

April Lianti

ikut lega 🤭

2023-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!