Because I'M Muslim

Because I'M Muslim

BAB 01 : Penculikan.

Di salah satu rumah sakit di Kota Semarang, terlihat 2 orang dewasa berpakaian biasa berjalan cepat di lorong rumah sakit, salah satu dari mereka mengendong bayi yang begitu tenang dalam tidurnya. Mereka berdua pun keluar dan segera masuk ke dalam mobil sedan hitam yang terparkir yang masih dalam area rumah sakit.

"Ayo cepat, sebelum kita ketahuan." ucap pria yang sedang mengendong bayi yang sangat kecil, sudah dipastikan bayi itu baru lahir sehari atau 2 hari yang lalu. Dia berkelamin laki-laki, warna kulitnya putih bersih dan kemerahan. Bayi itu pun terlihat perlahan menggeliat, tapi dia kembali tenang.

"Tenang, bro. Ini juga mau jalan." balas temannya yang sudah menyalakan mobilnya.

Mobil sedang yang mereka tumpangi pun berjalan keluar dari area rumah sakit. Setelah beberapa menit pergi, bayi itu masih tetap tenang dalam tidurnya. Entah mengapa dia merasa nyaman.

"Hei, apa bayi ini masih hidup ?" ucap pria yang sedang fokus menyetir. Karena dirinya tak mendengar suara rengekan atau tangisan bayi yang mereka culik.

"Aku nggak punya pengalaman. Punya anak juga nggak, aku menikah juga belum." balas pria yang mengendong bayi ini kebingungan.

"Aku juga sama."

"Huhh.., kalau saja bukan misi dari bos, mana mungkin aku mau culik nih bayi." lanjutnya.

"Iya, sama aku juga." balasnya.

Tak lama kemudian si bayi menggeliat. Pria yang menggendongnya memperhatikannya, dia mencoba menenangkan bayi itu. Da benar saja, dia kembali tenang dan terlelap tidur.

"Tidurnya tenang sekali, apa dia nggak kerasa kalau lagi dirinya lagi diculik."

"Bodoh, dia masih bayi. Mana mungkin dia paham dengan keadaannya sendiri." temannya memaki sambil fokus mengendarai mobilnya.

Pria yang menggendong si bayi menatap kesal ke arah temannya, dia tak membalas. Mereka berdua akhirnya pun sama-sama diam, setidaknya mereka telah menjalankan misi dengan baik.

.....

Perjalanan sudah memakan hampir 1 jam lebih. Hari memang sudah malam mendekati jam 10. Mobil sedan itu telah akan memasuki area Kabupaten Batang. Ya, misi dari kedua pria itu, membawa si bayi ke tuannya. Bayi itu entah apa yang akan nantinya oleh tuannya, mereka tidak peduli, mereka berdua cukup menjalankan misi, dan mendapat bayaran.

Baru saja akan memasuki Kabupaten Batang, pria yang menggendong bayi itu meminta temannya untuk berhenti setelah melihat plang SBPU.

"Kau mau apa ?" tanyanya.

"Aku kebelet nih." balasnya sambil menahan perutnya yang tak begitu nyaman dan ingin mengeluarkan isinya.

"Tahan."

Sontak membuat pria itu melotot. "Yang benar saja. Ini udah di ujung tombak. Kau mau aku b3rak di sini."

Mendengar ucapan temannya, salah satu sudut bibirnya berkedut. Akhirnya dia membelokkan mobilnya masuk ke dalam SPBU, setelah terparkir, kedua pria itu keluar dari mobil. Pria itu langsung menyerahkan bayi kecil itu ke temannya, dan langsung berlari untuk mencari toilet.

Temannya mendengus kesal dan menatap si bayi yang masih tertidur tenang di gendongannya, entah kenapa tak menangis, seakan-akan dirinya akan baik-baik saja meski dalam bahaya. Dan dia merasa aneh dengan bayi yang baru lahir ini, kenapa terlihat tenang-tenang saja, padahal setahunya, tidak baik membawa bayi baru lahir berpergian jauh.

Tapi tuannya meminta dirinya dan temannya menculi bayi ini dalam keadaan hidup. Sudah ada 3 menit dia menunggu temannya yang masih belum keluar dari toilet, dan juga ia menatap sekeliling SPBU yang begitu sepi, memang benar juga karena waktu sudah di jam 11 malam lebih. Tiba-tiba dirinya tak merasa nyaman.

Ya, dia mendapat panggilan alam dari perutnya, yang tak lain dirinya juga harus ikutan setoran ke toilet seperti temannya yang belum keluar juga. Sudah 5 menit menunggu, tapi temannya belum keluar juga. Dengan terpaksa, ia meletakkan si bayi ke dalam mushola tanpa melihat sekelilingnya yang karena perutnya sudah tak tahan, lalu ia segera berjalan cepat mencari ruangan toilet yang kosong.

.....

Hampir setengah jam lebih, salah satu dari mereka berdua keluar dari toilet. Dia tersenyum lega karena telah berjuang keras membuang kotoran di dalam toilet. Dia berjalan ke arah mobil sedannya, lalu ia menyenderkan punggungnya ke pintu mobil.

Tak lama kemudian, temannya juga berjalan keluar dengan senyuman lega. Dia melihat pun melihat temannya yang sudah bersender di mobilnya, ia berjalan cepat ke arah temannya. Mereka berdua pun segera masuk ke dalam mobil, dan pergi meninggalkan SPBU.

.....

Setelah mobil sedang itu berjalan dan mungkin sudah cukup jauh dari SPBU, kedua pria itu sama-sama diam, entah mengapa mereka merasa ada yang tertinggal. Mobil mereka pun berhenti mendadak, mereka berdua saling menoleh dan manatap dengan kedua mata terbelalak.

Dengan segera mobil mereka berputar balik arah. Ya, bayi yang mereka culik tertinggal. Mereka berdua pun saling menyalahkan.

"Gimana sih kamu ?" ucap si pria yang mengendarai mobilnya dengan cepat.

"Bukannya aku sudah menitipkannya ke kamu ?" jawabnya dan bertanya.

"Aku meletakkannya di mushola." jawabnya.

"Kamu ke menaruhnya di mushola, kok malah tanya ke aku."

"Aku juga kebelet. Jadi aku menaruhnya di mushola, mana mungkin aku buang air sambil menggendong bayi."

"Kamu yang menaruhnya di mushola, kenapa kamu malah tanya aku ?"

"Aku keluar dari toilet, aku sudah nggak melihat bayi itu di mushola, aku mikirnya kamu sudah membawanya."

"Mana ada, aku nggak melihat apapun di mushola."

"Ini salahmu mengajakku memakan seblak..!!"

"Jangan salahkan aku, kamu sendiri malah ikut-ikutan makan seblak."

Setelah lama saling berdebat, akhirnya mereka mereka diam. Beberapa lama kemudian, mereka berdua telah sampai di SPBU yang sebelumnya mereka datangi. Dengan segera mereka turun dari mobil dan mencari keberadaan bayi itu. Dan benar saja, si bayi tidak ada. Tak ada niatan mencari ke seluruh tempat, kedua pria itu memilih kembali berdebat saling menyalahkan.

Mereka pun terdiam, karena tiba-tiba mendengar salah satu hp mereka berdering. Dengan rasa gelisah, ia melihat temannya, temannya yang dilihatnya itu memberi perintah untuk mengangkatnya.

"Halo, bos."

Rupanya tuan mereka yang menelefonnya.

"Bagaimana ?"

"....."

Tak ada jawaban dari buahnya, dia bertanya lagi. "Bagaimana ? Kenapa diam ?"

"Hmm, begini bos. Bayinya meninggal." jawabnya asal. Sedangkan temannya, dia melongo seperti orang bodoh setelah mendengar temannya menjawab pertanyaan dari tuan mereka.

Di seberang sana, Tuannya yang mendengar jawaban dari salah satu bawahannya, dia mengerut dahinya. "Meninggal ?"

"Ya."

"Kenapa bisa meninggal ?" tanyanya dengan suara datarnya.

"Saat kami sedang dalam perjalanan. Bayi ini sudah tak bernyawa. Mungkin karena baru lahir, bisa saja bayinya tidak kuat dalam perjalanan jauh." jawabnya menjelaskan, dan benar saja temannya yang mendengar masih mendengar, ia menganga atas jawaban temannya yang menurutnya tidak disangka.

Diseberang sana, tuannya pun berfikir dengan jawaban bawahanya. Dalam benaknya mengatakan. "Benar juga." dia tersenyum, karena bayi dari keluarga yang dibenci sekaligus saingan perusahaannya itu telah tiada.

"Ya sudah buang jauh-jauh mayat bayi itu. Jangan sampai ada yang tau. Aku akan menansfer uang ke rekening kalian."

Tutt...

"Huhh...," merasa lega setelah respon dari tuannya.

"Bagaimana ?" tanya pria kepada temannya.

Temannya tersenyum. "Beres. Misi kita berhasil."

"Terus ?"

"Tentu saja, kita mendapat bayaran. Misi kita telah usai. Lagi pula bayi yang kita culik juga hilang entah kemana ?"

"Maksudmu, kita nggak perlu mencarinya ?"

"Benar, lagi pula bayi itu sudah nggak ada. Kita nggak perlu repot."

Mereka berdua pun akhirnya pergi meninggalkan SPBU tanpa ada rasa bersalah sama sekali.

Terpopuler

Comments

ahmad fauzi

ahmad fauzi

awal cerita yang menarik 👍

2024-11-19

0

Raudatul zahra

Raudatul zahra

baru nemu.. mampir baca yaa thoorr..

aku tertarik sama judul & sinopsis nya.. lihat komen² nya juga bagus..

2023-10-11

1

Raudatul zahra

Raudatul zahra

🤣🤣🤣🤣 baru bab 1 tolong..baru opening udah diajak ngakak ajaa

2023-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 : Penculikan.
2 BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3 BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4 BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5 BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6 BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7 BAB 07 : Mengantar Liana.
8 BAB 08 : Nathan.
9 BAB 09 : Rahasia Ali.
10 BAB 10 : CV Ta'aruf.
11 BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12 BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13 BAB 13 : Menerima.
14 BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15 BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16 BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17 BAB 17 : Berkunjung.
18 BAB 18 : Pertemuan.
19 BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20 BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21 BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22 BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23 BAB 23 : Putus Cinta.
24 BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25 BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26 BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27 BAB 27 : Wanita Asing.
28 BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29 BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30 BAB 30 : Anita Gladys.
31 BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32 BAB 32 : Tipu Daya.
33 BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34 BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35 BAB 35 : Nama Orang Tua.
36 BAB 36 : Sedang Menengahi.
37 BAB 37 : Keras Kepala.
38 BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39 BAB 39 : Penyakit Hati.
40 BAB 40 : Kerja Keras.
41 BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42 BAB 42 : Hawa Nafsu.
43 BAB 43 : Rindu ?
44 BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45 BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46 BAB 46 : Meminta Izin.
47 BAB 47 : Keputusan.
48 BAB 48 : Berpamitan.
49 BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50 BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51 BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52 BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53 BAB 53 : Naik Taksi.
54 BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55 BAB 55 : Telah Sampai.
56 BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57 BAB 57 : Sarapan Pagi.
58 BAB 58 : Wawancara.
59 BAB 59 : Lebih Prima.
60 BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61 BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62 BAB 62 : Merasa Pengecut.
63 BAB 63 : Ruang Rindu.
64 BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65 BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66 BAB 66 : Berbagi Makanan.
67 BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68 BAB 68 : Obrolan Malam.
69 BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70 BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71 BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72 BAB 72 : Di Hari Libur.
73 BAB 73 : Gadis Bercadar.
74 BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75 BAB 75 : Bertemu Kembali.
76 BAB 76 : Ngabuburit.
77 BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78 BAB 78 : Dibawa Pergi.
79 BAB 79 : Keluarga Kandung.
80 BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81 BAB 81 : Permintaan Monika.
82 BAB 82 : Berpamitan.
83 BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84 BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85 BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86 BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87 BAB 87 : Berdiskusi.
88 BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89 BAB 89 : Pamit Dari Kost.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 01 : Penculikan.
2
BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3
BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4
BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5
BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6
BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7
BAB 07 : Mengantar Liana.
8
BAB 08 : Nathan.
9
BAB 09 : Rahasia Ali.
10
BAB 10 : CV Ta'aruf.
11
BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12
BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13
BAB 13 : Menerima.
14
BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15
BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16
BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17
BAB 17 : Berkunjung.
18
BAB 18 : Pertemuan.
19
BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20
BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21
BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22
BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23
BAB 23 : Putus Cinta.
24
BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25
BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26
BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27
BAB 27 : Wanita Asing.
28
BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29
BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30
BAB 30 : Anita Gladys.
31
BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32
BAB 32 : Tipu Daya.
33
BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34
BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35
BAB 35 : Nama Orang Tua.
36
BAB 36 : Sedang Menengahi.
37
BAB 37 : Keras Kepala.
38
BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39
BAB 39 : Penyakit Hati.
40
BAB 40 : Kerja Keras.
41
BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42
BAB 42 : Hawa Nafsu.
43
BAB 43 : Rindu ?
44
BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45
BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46
BAB 46 : Meminta Izin.
47
BAB 47 : Keputusan.
48
BAB 48 : Berpamitan.
49
BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50
BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51
BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52
BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53
BAB 53 : Naik Taksi.
54
BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55
BAB 55 : Telah Sampai.
56
BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57
BAB 57 : Sarapan Pagi.
58
BAB 58 : Wawancara.
59
BAB 59 : Lebih Prima.
60
BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61
BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62
BAB 62 : Merasa Pengecut.
63
BAB 63 : Ruang Rindu.
64
BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65
BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66
BAB 66 : Berbagi Makanan.
67
BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68
BAB 68 : Obrolan Malam.
69
BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70
BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71
BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72
BAB 72 : Di Hari Libur.
73
BAB 73 : Gadis Bercadar.
74
BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75
BAB 75 : Bertemu Kembali.
76
BAB 76 : Ngabuburit.
77
BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78
BAB 78 : Dibawa Pergi.
79
BAB 79 : Keluarga Kandung.
80
BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81
BAB 81 : Permintaan Monika.
82
BAB 82 : Berpamitan.
83
BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84
BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85
BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86
BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87
BAB 87 : Berdiskusi.
88
BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89
BAB 89 : Pamit Dari Kost.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!