BAB 17 : Berkunjung.

Tak terasa hingga sore Nathan berkeliling. Ia bahkan hampir melupakan tempat yang ingin ia kunjungi. Karena sudah sore, dan dirinya juga belum sholat ashar, ia memilih untuk pergi ke masjid terdekat. Setelah sholat ashar, ia segera pergi ke tempat tujuannya, tapi ia membeli sesuatu sebelum datang ke tempat tersebut.

Setelah membeli kebutuhannya, Nathan segera berlanjut pergi, tak sampai 1 jam, ia memarkirkan motor maticnya di tempat yang sudah disediakan. Lalu ia berjalan memasuki gebang TPU. Di tangan kanannya, Nathan menenteng keranjang yang berisi banyak bunga, dan ada 4 bunga mawar merah yang utuh. Dan tak lupa ia membawa 2 botol berisi air.

Nathan berjalan pelan-pelan sambil menunduk. "Assalamualaikum, para penghuni kubur." ucapnya sambil melewati banyak sekali kuburan.

Terakhir Nathan datang kesini mungkin beberapa minggu yang lalu. Tak lama kemudian, ia telah berdiri di depan 2 makam yang bersebelahan. Lalu dengan pelan ia berjongkok, kedua lututnya menyentuh dengan tanah yang kering. Ia pun meletakkan bawaannya di sebelahnya.

"Assalamualaikum. Maaf Pah, Mah, aku baru datang lagi kesini." ucapnya sambil tersenyum.

Nathan Arsyana, dia seorang laki-laki yang sudah berusia 22 tahun. Kedua orang tuanya telah meninggal saat ia berumur 17 tahun tepat ia setelah lulus SMA. Mereka berdua meninggal karena kecelakaan lalu lintas

Setelah meninggalnya kedua orang tuanya, ia tinggal di rumah kakak laki-lakinya hingga saat ini. Kakak laki-lakinya sudah menikah dan juga sudah memiliki 2 anak. Dibalik kekocakan seorang Nathan, dia menyembunyikan rasa kesedihannya yang mendalam.

Apa dia rindu dengan kedua orang tuanya ? Tentu saja dia dan kakaknya sangat rindu dengan mereka yang sudah pergi lebih dulu. Yang Nathan bisa lakukan adalah menjalani kehidupannya dengan sebaik mungkin. Disamping ia menjalani kehidupannya, ia tak lupa untuk selalu mengirimkan doa kedua orang tuanya setelah sholat, maupun itu sholat wajib atau sholat sunnah.

Dan beberapa hari ini, ia juga menambahkan doanya. Nathan juga baru melakukan sholat sunnah istikharah, itu pun saat ia sempat bangun di sepertiga malam. Ketika sempat bangun, segera ia jalankan sholat sunnahnya, untuk meminta petunjuk kepadaNya yang telah menciptakan semua manusia. Dan ia meminta kepadaNya untuk meridhoi niat baiknya.

Nathan masih saja diam berjongkok, ia memandangi kuburan kedua orang tuanya bergantian bergantian. "Pah, mah, malam ini aku mau datang ke rumah calon besan kalian. Insha Allah, yaaa itu pun kalau aku di terima oleh mereka. Hehehehe." ucapnya sambil terkekeh, tetapi kedua matanya memerah.

Kedua sudut matanya pun keluar sebutir air. Dengan segera Nathan menghapusnya. "Ya ampun, perasaan gak ada bawang disini."

Lalu Nathan segera menyirami kedua tanah kuburan kedua orang tuanya. Setelahnya, ia meraih keranjang dan ia menaburkan semua bunga ke kuburan kedua orang tuanya. Dan terakhir, ia meletakkan 2 masing-masing bunga mawar di kedua kuburan papah dan mamahnya. Menurutnya, agar rumah terakhir kedua orang tuanya ini terlihat cantik.

Setelah itu, Nathan menundukkan dan menengadahkan kedua tangannya. "Astaghfirullah hal adzim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaihi."

Artinya: Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.

Lalu ia berlanjut dengan membaca doa dengan surat pendek seperti surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas.

Nathan berdoa kepada Yang Maha Kuasa untuk mengampuni dosa kedua orang tuanya maupun di sengaja ataupun tidak selama hidup di dunia. Selesai sudah berdoa, lalu ia mengusap kedua telapak tangannya ke wajahnya.

Nathan memandang lagi kedua kuburan orang tuanya. "Pah, mah. Nanti kunjungan selanjutnya, aku nggak akan kesini sendiri lagi. Karena aku akan berkunjung bersama mantu kalian. Hehehe." ucapnya sambil terkekeh lagi, dan bersamaan kedua matanya mengeluarkan air matanya.

"Aduhhh, kok keluar lagi sih. Siapa sih yang bawang kesini." katanya sambil menghapuskan air matanya.

Nathan pun berdiri. "Pah, mah. Aku pamit pergi ya. Assalamualaikum."

Nathan pun pergi meninggalkan kedua makam orang tuanya. Ia juga tak lupa dengan keranjang dan 2 botol bekas yang ia bawa, mana mungkin dia membuangnya sembarang, tentu saja ia harus membuangnya di tempat sampah.

Setelah duduk di motornya, Nathan memilih pergi jalan-jalan lagi untuk menghilangkan rasa sedihnya. Sekalian juga untuk menyegarkan pikirannya, agar nanti malam dirinya tidak grogi di hadapan keluarga abi Alif.

Terlintas ia memikirkan salah satu tempat. "Ahh benar juga, gak ada salahnya aku mencobanya ya ? Soal diterima apa enggaknya, itu belakangan. Hahahaha." ucapnya sambil tertawa dalam mengendarai motornya.

Bahkan ada beberapa pengendara yang menyalipnya sampai terkejut, terheran, dan memandang aneh kearahnya, karena melihat dan mendengar tawanya. Dan Nathan sendiri tak peduli itu. Dalam hatinya berkata. "Yang penting yakin."

.....

Hari telah malam. Semua warga dan keluarga abi Alif baru saja keluar dari masjid setelah menjalankan sholat isya. Setelah sampai di rumah, abi Alif duduk di sofa ruang tamu bersama Fatih dan Ali. Sedangkan ummi Nana memilih masuk kamar, lagi pula ia sudah memasak, jadi ia bisa memanfaatkan waktunya dengan mengaji.

Sedangkan Liana, ia juga berada di dalam kamarnya, ia duduk di tepi kasurnya. Ya, dirinya memikirkan apa yang ia lakukan saat laki-lakinya yang mengajaknya ta'aruf benar-benar datang.

Kembali disisi abi Alif, Ali, dan Fatih. Mereka duduk bertiga sambil mengobrol, mereka membicarakan tentang kegiatan Ali dalam mengajar. Dan juga Ali menceritakan kejadian yang baru dialaminya hari ini. Dimana dirinya bertemu dengan seorang wanita yang hampir tak sengaja menabraknya dengan mobilnya saat perjalanan pulang.

"Alhamdulillah, kamu bisa masih diberi keselamatan." ucap abi Alif.

"Lalu gimana, mas ?" tanya Fatih.

"Dia cuma minta maaf, dan langsung pergi setelah aku memaafkannya." jawab Ali.

Tiba-tiba terdengar suara motor di depan rumah, mereka bertiga saling menatap. Dan untuk Fatih sendiri, ia tersenyum, ia sudah bisa menebak siapa yang datang. Suara motor yang terdengar jelas, karena memang sengaja pintu depan rumah dibuka, karena disamping mereka mengobrol, mereka juga menunggu kedatangan seseorang.

"Assalamualaikum." suara seseorang mengucapkan salam di depan rumah.

"Wa'alaikumussalam." Abi Alif, Ali, dan Fatih menjawab salam secara bersamaan.

Abi Alif segera berdiri, ia menyambut kedatangan seorang laki-laki yang pernah ia lihat di dalam foto. Ya, laki-laki yang datang itu yang tak lain adalah Nathan. Ali dan Fatih juga berdiri dari duduknya, mereka menyambut kedatangan laki-laki ini.

Dengan sopan Nathan menyalami dan mencium tangan abi Alif, dan abi Alif sendiri hanya menerima dan tersenyum. Lalu Nathan juga mengulurkan tangan kanannya ke arah Ali, dan Ali pun menerimanya dan mereka bersalaman.

Dan Fatih sendiri langsung mengulurkan tangan kanannya, Nathan tersenyum dan bersalaman dengan juniornya sekaligus yang sudah menjadi teman dekatnya.

"Akhirnya datang juga kau, bang." ucap Fatih setelah bersalaman.

"Loh, aku 'kan udah bilang tadi, aku pasti datang." jawab Nathan, dan seketika ia menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

Seketika Nathan tersadar, kalau kepala keluarga disini masih berdiri di dekatnya. Abi Alif yang melihatnya, ia terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepala, sedangkan Ali ia tersenyum kaku dengan sudut bibir kanannya berkedut.

"Sudah-sudah, ayo masuk. Kamu juga masuk nak Nathan." kata abi Alif

Ketika Abi Alif mengajak semuanya untuk masuk ke dalam rumah, tiba-tiba Nathan berusara. "Sebentar." terlihat ia mengambil sesuatu dari tempat ia berdiri.

Terpopuler

Comments

®agiel

®agiel

makin seru nih ceritanya Thor 😁

2024-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 : Penculikan.
2 BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3 BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4 BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5 BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6 BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7 BAB 07 : Mengantar Liana.
8 BAB 08 : Nathan.
9 BAB 09 : Rahasia Ali.
10 BAB 10 : CV Ta'aruf.
11 BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12 BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13 BAB 13 : Menerima.
14 BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15 BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16 BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17 BAB 17 : Berkunjung.
18 BAB 18 : Pertemuan.
19 BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20 BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21 BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22 BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23 BAB 23 : Putus Cinta.
24 BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25 BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26 BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27 BAB 27 : Wanita Asing.
28 BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29 BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30 BAB 30 : Anita Gladys.
31 BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32 BAB 32 : Tipu Daya.
33 BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34 BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35 BAB 35 : Nama Orang Tua.
36 BAB 36 : Sedang Menengahi.
37 BAB 37 : Keras Kepala.
38 BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39 BAB 39 : Penyakit Hati.
40 BAB 40 : Kerja Keras.
41 BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42 BAB 42 : Hawa Nafsu.
43 BAB 43 : Rindu ?
44 BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45 BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46 BAB 46 : Meminta Izin.
47 BAB 47 : Keputusan.
48 BAB 48 : Berpamitan.
49 BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50 BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51 BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52 BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53 BAB 53 : Naik Taksi.
54 BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55 BAB 55 : Telah Sampai.
56 BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57 BAB 57 : Sarapan Pagi.
58 BAB 58 : Wawancara.
59 BAB 59 : Lebih Prima.
60 BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61 BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62 BAB 62 : Merasa Pengecut.
63 BAB 63 : Ruang Rindu.
64 BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65 BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66 BAB 66 : Berbagi Makanan.
67 BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68 BAB 68 : Obrolan Malam.
69 BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70 BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71 BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72 BAB 72 : Di Hari Libur.
73 BAB 73 : Gadis Bercadar.
74 BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75 BAB 75 : Bertemu Kembali.
76 BAB 76 : Ngabuburit.
77 BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78 BAB 78 : Dibawa Pergi.
79 BAB 79 : Keluarga Kandung.
80 BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81 BAB 81 : Permintaan Monika.
82 BAB 82 : Berpamitan.
83 BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84 BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85 BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86 BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87 BAB 87 : Berdiskusi.
88 BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89 BAB 89 : Pamit Dari Kost.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 01 : Penculikan.
2
BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3
BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4
BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5
BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6
BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7
BAB 07 : Mengantar Liana.
8
BAB 08 : Nathan.
9
BAB 09 : Rahasia Ali.
10
BAB 10 : CV Ta'aruf.
11
BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12
BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13
BAB 13 : Menerima.
14
BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15
BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16
BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17
BAB 17 : Berkunjung.
18
BAB 18 : Pertemuan.
19
BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20
BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21
BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22
BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23
BAB 23 : Putus Cinta.
24
BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25
BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26
BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27
BAB 27 : Wanita Asing.
28
BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29
BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30
BAB 30 : Anita Gladys.
31
BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32
BAB 32 : Tipu Daya.
33
BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34
BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35
BAB 35 : Nama Orang Tua.
36
BAB 36 : Sedang Menengahi.
37
BAB 37 : Keras Kepala.
38
BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39
BAB 39 : Penyakit Hati.
40
BAB 40 : Kerja Keras.
41
BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42
BAB 42 : Hawa Nafsu.
43
BAB 43 : Rindu ?
44
BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45
BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46
BAB 46 : Meminta Izin.
47
BAB 47 : Keputusan.
48
BAB 48 : Berpamitan.
49
BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50
BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51
BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52
BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53
BAB 53 : Naik Taksi.
54
BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55
BAB 55 : Telah Sampai.
56
BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57
BAB 57 : Sarapan Pagi.
58
BAB 58 : Wawancara.
59
BAB 59 : Lebih Prima.
60
BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61
BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62
BAB 62 : Merasa Pengecut.
63
BAB 63 : Ruang Rindu.
64
BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65
BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66
BAB 66 : Berbagi Makanan.
67
BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68
BAB 68 : Obrolan Malam.
69
BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70
BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71
BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72
BAB 72 : Di Hari Libur.
73
BAB 73 : Gadis Bercadar.
74
BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75
BAB 75 : Bertemu Kembali.
76
BAB 76 : Ngabuburit.
77
BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78
BAB 78 : Dibawa Pergi.
79
BAB 79 : Keluarga Kandung.
80
BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81
BAB 81 : Permintaan Monika.
82
BAB 82 : Berpamitan.
83
BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84
BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85
BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86
BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87
BAB 87 : Berdiskusi.
88
BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89
BAB 89 : Pamit Dari Kost.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!