Tak terasa hingga sore Nathan berkeliling. Ia bahkan hampir melupakan tempat yang ingin ia kunjungi. Karena sudah sore, dan dirinya juga belum sholat ashar, ia memilih untuk pergi ke masjid terdekat. Setelah sholat ashar, ia segera pergi ke tempat tujuannya, tapi ia membeli sesuatu sebelum datang ke tempat tersebut.
Setelah membeli kebutuhannya, Nathan segera berlanjut pergi, tak sampai 1 jam, ia memarkirkan motor maticnya di tempat yang sudah disediakan. Lalu ia berjalan memasuki gebang TPU. Di tangan kanannya, Nathan menenteng keranjang yang berisi banyak bunga, dan ada 4 bunga mawar merah yang utuh. Dan tak lupa ia membawa 2 botol berisi air.
Nathan berjalan pelan-pelan sambil menunduk. "Assalamualaikum, para penghuni kubur." ucapnya sambil melewati banyak sekali kuburan.
Terakhir Nathan datang kesini mungkin beberapa minggu yang lalu. Tak lama kemudian, ia telah berdiri di depan 2 makam yang bersebelahan. Lalu dengan pelan ia berjongkok, kedua lututnya menyentuh dengan tanah yang kering. Ia pun meletakkan bawaannya di sebelahnya.
"Assalamualaikum. Maaf Pah, Mah, aku baru datang lagi kesini." ucapnya sambil tersenyum.
Nathan Arsyana, dia seorang laki-laki yang sudah berusia 22 tahun. Kedua orang tuanya telah meninggal saat ia berumur 17 tahun tepat ia setelah lulus SMA. Mereka berdua meninggal karena kecelakaan lalu lintas
Setelah meninggalnya kedua orang tuanya, ia tinggal di rumah kakak laki-lakinya hingga saat ini. Kakak laki-lakinya sudah menikah dan juga sudah memiliki 2 anak. Dibalik kekocakan seorang Nathan, dia menyembunyikan rasa kesedihannya yang mendalam.
Apa dia rindu dengan kedua orang tuanya ? Tentu saja dia dan kakaknya sangat rindu dengan mereka yang sudah pergi lebih dulu. Yang Nathan bisa lakukan adalah menjalani kehidupannya dengan sebaik mungkin. Disamping ia menjalani kehidupannya, ia tak lupa untuk selalu mengirimkan doa kedua orang tuanya setelah sholat, maupun itu sholat wajib atau sholat sunnah.
Dan beberapa hari ini, ia juga menambahkan doanya. Nathan juga baru melakukan sholat sunnah istikharah, itu pun saat ia sempat bangun di sepertiga malam. Ketika sempat bangun, segera ia jalankan sholat sunnahnya, untuk meminta petunjuk kepadaNya yang telah menciptakan semua manusia. Dan ia meminta kepadaNya untuk meridhoi niat baiknya.
Nathan masih saja diam berjongkok, ia memandangi kuburan kedua orang tuanya bergantian bergantian. "Pah, mah, malam ini aku mau datang ke rumah calon besan kalian. Insha Allah, yaaa itu pun kalau aku di terima oleh mereka. Hehehehe." ucapnya sambil terkekeh, tetapi kedua matanya memerah.
Kedua sudut matanya pun keluar sebutir air. Dengan segera Nathan menghapusnya. "Ya ampun, perasaan gak ada bawang disini."
Lalu Nathan segera menyirami kedua tanah kuburan kedua orang tuanya. Setelahnya, ia meraih keranjang dan ia menaburkan semua bunga ke kuburan kedua orang tuanya. Dan terakhir, ia meletakkan 2 masing-masing bunga mawar di kedua kuburan papah dan mamahnya. Menurutnya, agar rumah terakhir kedua orang tuanya ini terlihat cantik.
Setelah itu, Nathan menundukkan dan menengadahkan kedua tangannya. "Astaghfirullah hal adzim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaihi."
Artinya: Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.
Lalu ia berlanjut dengan membaca doa dengan surat pendek seperti surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas.
Nathan berdoa kepada Yang Maha Kuasa untuk mengampuni dosa kedua orang tuanya maupun di sengaja ataupun tidak selama hidup di dunia. Selesai sudah berdoa, lalu ia mengusap kedua telapak tangannya ke wajahnya.
Nathan memandang lagi kedua kuburan orang tuanya. "Pah, mah. Nanti kunjungan selanjutnya, aku nggak akan kesini sendiri lagi. Karena aku akan berkunjung bersama mantu kalian. Hehehe." ucapnya sambil terkekeh lagi, dan bersamaan kedua matanya mengeluarkan air matanya.
"Aduhhh, kok keluar lagi sih. Siapa sih yang bawang kesini." katanya sambil menghapuskan air matanya.
Nathan pun berdiri. "Pah, mah. Aku pamit pergi ya. Assalamualaikum."
Nathan pun pergi meninggalkan kedua makam orang tuanya. Ia juga tak lupa dengan keranjang dan 2 botol bekas yang ia bawa, mana mungkin dia membuangnya sembarang, tentu saja ia harus membuangnya di tempat sampah.
Setelah duduk di motornya, Nathan memilih pergi jalan-jalan lagi untuk menghilangkan rasa sedihnya. Sekalian juga untuk menyegarkan pikirannya, agar nanti malam dirinya tidak grogi di hadapan keluarga abi Alif.
Terlintas ia memikirkan salah satu tempat. "Ahh benar juga, gak ada salahnya aku mencobanya ya ? Soal diterima apa enggaknya, itu belakangan. Hahahaha." ucapnya sambil tertawa dalam mengendarai motornya.
Bahkan ada beberapa pengendara yang menyalipnya sampai terkejut, terheran, dan memandang aneh kearahnya, karena melihat dan mendengar tawanya. Dan Nathan sendiri tak peduli itu. Dalam hatinya berkata. "Yang penting yakin."
.....
Hari telah malam. Semua warga dan keluarga abi Alif baru saja keluar dari masjid setelah menjalankan sholat isya. Setelah sampai di rumah, abi Alif duduk di sofa ruang tamu bersama Fatih dan Ali. Sedangkan ummi Nana memilih masuk kamar, lagi pula ia sudah memasak, jadi ia bisa memanfaatkan waktunya dengan mengaji.
Sedangkan Liana, ia juga berada di dalam kamarnya, ia duduk di tepi kasurnya. Ya, dirinya memikirkan apa yang ia lakukan saat laki-lakinya yang mengajaknya ta'aruf benar-benar datang.
Kembali disisi abi Alif, Ali, dan Fatih. Mereka duduk bertiga sambil mengobrol, mereka membicarakan tentang kegiatan Ali dalam mengajar. Dan juga Ali menceritakan kejadian yang baru dialaminya hari ini. Dimana dirinya bertemu dengan seorang wanita yang hampir tak sengaja menabraknya dengan mobilnya saat perjalanan pulang.
"Alhamdulillah, kamu bisa masih diberi keselamatan." ucap abi Alif.
"Lalu gimana, mas ?" tanya Fatih.
"Dia cuma minta maaf, dan langsung pergi setelah aku memaafkannya." jawab Ali.
Tiba-tiba terdengar suara motor di depan rumah, mereka bertiga saling menatap. Dan untuk Fatih sendiri, ia tersenyum, ia sudah bisa menebak siapa yang datang. Suara motor yang terdengar jelas, karena memang sengaja pintu depan rumah dibuka, karena disamping mereka mengobrol, mereka juga menunggu kedatangan seseorang.
"Assalamualaikum." suara seseorang mengucapkan salam di depan rumah.
"Wa'alaikumussalam." Abi Alif, Ali, dan Fatih menjawab salam secara bersamaan.
Abi Alif segera berdiri, ia menyambut kedatangan seorang laki-laki yang pernah ia lihat di dalam foto. Ya, laki-laki yang datang itu yang tak lain adalah Nathan. Ali dan Fatih juga berdiri dari duduknya, mereka menyambut kedatangan laki-laki ini.
Dengan sopan Nathan menyalami dan mencium tangan abi Alif, dan abi Alif sendiri hanya menerima dan tersenyum. Lalu Nathan juga mengulurkan tangan kanannya ke arah Ali, dan Ali pun menerimanya dan mereka bersalaman.
Dan Fatih sendiri langsung mengulurkan tangan kanannya, Nathan tersenyum dan bersalaman dengan juniornya sekaligus yang sudah menjadi teman dekatnya.
"Akhirnya datang juga kau, bang." ucap Fatih setelah bersalaman.
"Loh, aku 'kan udah bilang tadi, aku pasti datang." jawab Nathan, dan seketika ia menutup mulutnya dengan tangan kanannya.
Seketika Nathan tersadar, kalau kepala keluarga disini masih berdiri di dekatnya. Abi Alif yang melihatnya, ia terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepala, sedangkan Ali ia tersenyum kaku dengan sudut bibir kanannya berkedut.
"Sudah-sudah, ayo masuk. Kamu juga masuk nak Nathan." kata abi Alif
Ketika Abi Alif mengajak semuanya untuk masuk ke dalam rumah, tiba-tiba Nathan berusara. "Sebentar." terlihat ia mengambil sesuatu dari tempat ia berdiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
®agiel
makin seru nih ceritanya Thor 😁
2024-11-20
0