Saat Fatih dalam perjalanan pulang dari masjid, tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Ia berbalik, rupanya seniornya yang tak lain Nathan. Jarak rumah Nathan dengan rumahnya memang cukup jauh, dan Fatih merasa heran, kenapa seorang Nathan datang ke masjid yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya.
Nathan menjawab. "Bukankah makin jauh dari masjid, maka semakin banyak langkah akan mendapat pahala yang banyak ?"
Dia pernah membaca artikel yang dimana bila mau sholat jum'at, sebisa mungkin cari masjid yang terdekat dan yang banyak jemaahnya. Kalau masjid yang jaraknya dekat tapi sedekit jemaahnya, lebih baik mencari masjid yang jemaahnya banyak meskipun jaraknya jauh.
Akan tetapi bukan berarti masjid yang dekat dengan tempat tinggalnya Nathan sepi akan jemaahnya. Melainkan dirinya teringat punya niatan datang ke rumah keluarga abi Alif di hari ini, dan juga ia mendapat pesan chat dari juniornya. Tanpa membalas, ia segera pergi setelah berpamitan orang di rumah dan memberitahu alasannya.
Karena sekarang hari jum'at, Nathan menjadi lebih bersemangat, dan mencari masjid yang letaknya di desa tempat tinggal rumah keluarga abi Alif, yang memang jemaahnya juga banyak. Semakin jauh dari masjid dan semakin banyak langkah dan makin berat, itulah yang membuat pahala semakin besar.
Fatih tertawa kecil mendengar jawaban Nathan. Dirinya baru teringat akan niat kedatangan Nathan, dan bersamaan menjalankan sholat jum'atan di dekat rumah keluarganya.
"Ya sudah ayo ke rumah." ajaknya.
Nathan tersenyum dan menganggukkan kepalanya, lalu ia berjalan bersampingan dengan juniornya, atau bisa dibilang menurut pemikirannya saat ini calon adik iparnya. Yaaa itu pun kalau semua berjalan lancar hingga akad nanti.
"Oh ya bang, abi dan ummiku belum pulang. Sampean mau nunggu dulu ?" ucap Fatih yang teringat, kalau jam segini abi dan umminya belum pulang, biasanya mereka pulang sore mendekati jam setengah 5.
"Pulangnnya jam berapa emangnya ?" balas Nathan bertanya.
"Paling lama jam setengah 5 sorean bang." jawab Fatih, ia merasa tidak enak kalau seniornya ini menunggu kedua orang tuanya hingga sore nanti.
Nathan tak menjawab, ia terlihat berfikir. Mereka berdua masih berjalan bersama. Ia sadar, ini salahnya sendiri karena terlalu bersemangat sehingga tak ingat kalau kedua orang tua dari juniornya ini adalah Guru. Dan ia juga tak membawa apa-apa.
Saat rumah keluarga Fatih sudah terlihat, mungkin berjarak kurang lebih 30 meter lagi, Nathan teringat akan sesuatu. Dia lupa, kalau dirinya sebenarnya datang kesini membawa sepeda motor. Dan motornya kini tertinggal dan masih terparkir di area halaman masjid.
"Tih, kayanya aku mau pergi ke tempat lain dulu. Aku juga lupa, ada yang harus aku lakuin sebelum datang ke rumahmu." ucap Nathan tiba-tiba.
Fatih yang juga menghentikan langkahnya, ia menantap bingung ke arah seniornya. "Kenapa bang ?"
"Motorku masih di parkiran masjid. Hahaha." jawab Nathan sambil tertawa tanpa beban.
Fatih terbelalak, ia juga baru sadar, dan dirinya juga tak bertanya kepada Nathan yang datang ke desanya menggunakan apa. Lucunya lagi, seniornya ini ikut berjalan kaki ke arah rumahnya, sedangkan motornya, ia tinggalkan di area parkiran masjid.
"Aku pergi dulu ya. Insha Allah setelah sholat isya aku datang lagi ke rumahmu ya."
Fatih yang akan menghentikan Nathan, tapi seniornya itu sudah lebih dulu mengucapkan salam untuk berpamitan. "Assalamualaikum." dia langsung melangkah pergi dan mulai pergi jauh meninggalkannya.
"Wa'alaikumussalam." Fatih menjawab salamnya.
Sebenarnya Fatih ingin memberitahu kepada Nathan untuk menunggu di rumahnya saja setelah memindahan motornya. Fatih sebenarnya tidak keberatan kalau seniornya itu datang dulu, dan menemaninya sambil menunggu abi dan umminya pulang. Ia menghela nafasnya lalu, lalu ia melanjutkan langkahnya ke arah rumahnya yang sudah dekat.
.....
Beberapa jam kemudian, waktu sudah menunjukkan jam setengah 5 sore. Fatih sedang duduk santai di sofa ruang tamu sambil menonton youtube di smartphonenya. Ia menonton dakwah dari salah satu seorang Habib. Ia kini tak sendiri di rumahnya, Liana sudah pulang dari kampusnya, kini ia berada di dalam kamarnya.
Ia pun mendengar suara mesin motor di depan rumah. Tanpa ditebak pun Fatih tau siapa yang telah datang, ia pun menyudahi menontonnya.
"Assalamualaikum." abi Alif dan ummi Nana telah pulang, mereka mengucapkan salam bersamaan.
"Wa'alaikumussalam." jawab Fatih sambil beranjak dari duduknya, ia menyalimi kedua orang tuanya.
"Bi, setelah ini aku mau ngomong tentang bang Nathan." ucap Fatih. Karena ia ingin abi dan umminya beres-beres atau bersantai dulu setelah pulang dari tempat kerjanya.
Abi Alif menganggukkan kepalanya, ia dan Ummi Nana pergi ke kamar mereka. Dan Fatih kembali duduk dan melanjutkan menonton youtube sekaligus menunggu. Tak ada sampai setengah jam, abi Alif dan ummi Nana sudah selesai membersihkan diri.
Abi Alif datang dari dapur sambil membawa secangkir kopi untuknya, sedangkan ummi Nana memilih di dapur memasak persiapan makan malam nanti. Fatih kembali menghentikan menontonnya setelah melihat abi Alif duduk di hadapannya sambil meletakkan cangkir kopinya di meja.
"Mau kopi ?" tawar abinya.
Fatih menggeleng-gelengkan kepalanya. "Enggak dulu, bi. Aku lagi nggak pengin ngopi."
Abi Alif menganggukkan kepalanya, dengan berusara pelan ia membaca Bismillah sebelum meminum kopinya. Setelah melihat abinya menyudahi minum dan mengucap Alhamdulillah, Fatih pun mulai menceritakan tentang dirinya bertemu dengan Nathan setelah sholat jum'at.
Tanpa dilebih-lebihkan dan tanpa dikurang-kurangi Fatih bercerita. Abi Alif diam tak memotong penjelasan anaknya, dia setia mendengarkannya sambil memegang dagunya dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
Lalu terlihat abi Alif tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya ketika Fatih menceritakan Nathan yang lupa dengan sepeda motornya. Setelah selesai bercerita, mereka sama-sama diam.
Fatih tak melanjutkan apapun, lalu abi Alif bersuara. "Setelah pulang jum'atan, apa Nathan sudah bertemu dengan mbamu ?"
Fatih menggelengkan kepalanya. "Enggak, bi. Belum sampai rumah, bang Nathan langsung pamit. Lagian Mba Liana pulangnya juga jam 2-an agak sorean tadi."
"Jadi, seniormu mau datang lagi setelah sholat isya, begitu ya ?" tanya abi Alif.
Fatih menganggukkan kepalanya. "Iya, bi."
"Tadi aku sudah mau bilang buat temenin aku, sekalian nungguin abi dan ummi pulang. Tapi dia langsung pamit begitu aja." lanjutnya.
Abi Alif tersenyum mendengarnya, menurutnya, Nathan mungkin merasa tak enak bila dirinya datang ketika tuan rumah tak ada di rumah. Lalu ia bangkit dari duduknya, abi Alif berjalan ke arah dapur, ia memberitahu istrinya untuk memasak makanan yang spesial, dirinya juga menjelaskan kalau Nathan akan datang setelah sholat isya.
.....
Sementara di tempat lain, Nathan baru saja selesai sholat asharnya dan pergi keluar dari salah satu masjid di Kota. Ia mengendarai motornya untuk pergi ke suatu tempat. Sebelumnya tadi siang, ia baru teringat salah satu tempat yang sudah lama tak ia kunjungi. Lalu ia pergi meninggalkan desa tempat tinggalnya keluarga abi Alif. Tetapi sebelum mengunjungi tempat tersebut, ia pergi ke salah satu warung makan.
Setelah selesai makan siang, ia pergi ke jalan-jalan berkeliling untuk mencari udara segar, agar menjernihkan pikirannya untuk niatnya nanti malam. Tak terasa hingga sore Nathan berkeliling tanpa arah dan tujuan, ia pun kembali teringat tempat yang tadinya ia mau kunjungi, dia benar-benar hampir melupakannya lagi, tetapi ia tunda dulu karena dirinya belum sholat ashar, dia pun mencari masjid terdekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments