Liana menerima amplop coklat yang sudah menebak isinya. Dan benar saja, CV ta'aruf yang mungkin sudah ke-7 atau keberapa yang ia terima tahun ini. Setelah melihat foto dan data tentang Nathan Arsyana, atau nama panggilan Nathan. Liana merasa asing, tetapi Liana merasa ada yang aneh, karena terselip dalam ingatannya, yang dimana dirinya pernah melihat laki-laki ini.
Tapi yang menurutnya terkejut, Nathan adalah seorang mahasiswa kelas karyawan. Dan laki-laki ini bekerja sebagai karyawan minimarket, yang dimana tempat adiknya bekerja. Dari beberapa laki-laki yang mengajaknya ta'aruf, Nathan adalah seorang yang menurutnya lelaki biasa-biasa saja.
Dan berbeda dengan laki-laki yang selama ini ia temui dan mengajaknya ta'aruf. Karena kebanyakan dari mereka dosen, guru, dan mahasiswa dari keluarga terpandang. Dan sekarang, entah mengapa dirinya merasa jantungnya berdebar cepat dari biasanya, padahal cuma melihat data dan foto laki-laki ini saja.
Liana segera menyadarkan dirinya, ia memenjamkan kedua matanya, dalam hatinya ia mengucapkam istighfar, lalu membuka kedua matanya. Ya, dirinya tak ingin terbawa bisikan setan hanya karena persoalan seperti ini.
Abi Alif melihat putrinya itu masih terdiam. Lalu ia bersuara. "Dia salah satu senior dari tempat adikmu bekerja." ucapnya sambil tersenyum.
Liana terdiam, setelah sekian banyak lelaki yang mengajaknya untuk ta'aruf, baru ada laki-laki biasa menurutnya dan yang tak pernah ia temui, berbicara secara langsung saja tidak pernah, tapi secara tiba-tiba laki-laki ini mengajak dirinya ta'aruf.
Melihat anak perempuannya belum menjawab, abi Alif berkata. "Kata Fatih, Nathan langsung tertarik ketika baru melihatmu di taman. Dan hebatnya, malamnya dia langsung menitipkan CV ta'arufnya ke adikmu." ucapnya sambil terkekeh kecil.
Liana terbelalak mendengarnya, seketika memorinya teringat saat dirinya meminta adiknya mengantarkan dirinya ke taman. Ia menoleh ke arah abinya. "Aku ingat. Dia yang waktu itu mengobrol sama Fatih di taman."
Abi Alif tersenyum. "Jadi bagaimana, kamu terima ajakannya ?"
Liana memenjamkan kedua matanya lagi, lalu membukannya dengan perlahan. "Bismillahirrahmanirrahim. Aku menerima ajakannya, bi."
Abi Alif tersenyum mendengar jawabannya. Dalam hatinya, ia tak menyangka kalau putrinya ini mau menerima ajakan ta'aruf dari seniornya Fatih. Begitu juga dengan ummi Nana yang sedari diam melihat suami dan anak perempuannya, ia sendiri juga tak menyangka kalau Liana menerima.
"Ya sudah, besok hari jum'at dia akan datang kesini." kata abi Alif.
Mendengar kata-kata abinya barusan, sontak membuat Liana mengerut dahinya. "Loh, dia yang belum mendengar jawabanku terima apa enggaknya, kok dia sudah punya rencana mau datang ?"
Abi Alif tersenyum, lalu menjawab. "Abi sendiri juga nggak tau. Kenapa bisa ada orang yang unik seperti dia yang hanya menyampaikan niat baiknya melalui adikmu. Entah diterima atau enggaknya, tapi dia sudah bilang kalau hari jum'at akan datang."
Abi Alif menjelaskan lagi. "Mungkin dibalik ketertarikannya sama kamu, dia sudah punya keyakinan dan percaya, bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan mempermudahkan jalan niat baiknya. Allah Yang Maha Tahu dan Maha melihat, dengan mudahnya Allah membalikkan hati hambaNya. Contohnya kamu, yang awalnya selalu menolak, sekarang kamu menerimanya, padahal kamu baru melihatnya sekilas."
Liana merasa tenang mendengar penjelasan dari abinya. Ya benar, semua karena Allah, Dia yang Maha Bisa yang melancarkan rezeki semua hambanya. Bagi Liana, dirinya hanya seorang hamba yang juga ingin mendapatkan yang terbaik. Dan begitu juga untuk seorang Nathan, dia punya niat baik kepadanya, maka Allah akan mempermudahkannya niatnya melalui Fatih dan abinya.
Ummi Nana yang diam saja, ia tersenyum senang karena anak gadisnya ini menerima niat baik seorang laki-laki yang selalu mengatar Fatih pulang kerja. Sebagai ibu yang sudah melahirkannya, dia cuma bisa berharap dan berdoa kepadaNya, agar semua anak-anaknya mendapat kebahagian dengan cara yang baik mereka lakukan.
Mereka pun menyudahi pembicaraannya. Abi Alif bangkit lebih dulu, ia mau mandi. Ummi Nana pun juga bangkit, sebelum meninggalkan Liana, ia mengelus kepala putrinya, dan bersuara. "Kamu kalau tiba-tiba merasa ragu lagi, sholat istikharah. Mintalah petunjuk dariNya."
Liana tersenyum, ia menganggukkan kepalanya. Ummi Nana pun pergi meninggalkannya di ruang tengah, dia pergi ke dapur untuk memasak makan malam sebelum mandi. Liana pun juga beranjak dari tempat duduknya, ia pun masuk ke dalam kamarnya.
Sedangkan di kamar Fatih, ia tersenyum mendengar jawaban kakaknya. Memang benar, menguping pembicaraan orang lain itu tidaklah baik, akan tetapi karena jarak pintu kamarnya dan tempat duduk keluarga sangatlah dekat, jadi mau tak mau pembicaraan mereka akan tetap terdengar olehnya meski pintu kamarnya tertutup.
Entah apa yang mereka bicarakan mereka, hal baik atau hal buruk, ia memilih diam. Fatih memilih cukup tau saja, dan tak ingin menyebarkan pembahasan orang lain kepada siapa pun. Dia cuma bisa berdoa, semoga Allah mengampuninya karena sudah menguping pembicaraan orang tuanya dan kakak perempuannya. Dan juga ia berdoa kepadaNya agar mempermudahkan segala kebaikan semua hambaNya.
.....
Beberapa hari kemudian.
Tak terasa waktu terus berjalan, semua orang menjalankan rutinitas mereka masing-masing. Seperti di keluarga abi Alif, mereka menjalankan hari-harinya seperti biasa, keluarga yang selalu terlihat rukun. Kalau pun ada masalah, mereka tidak menyebarkan masalahnya ke orang lain. Melainkan mereka menyelesaikannya dengan baik-baik.
Karena masalah keluarga, harus diselesaikan dengan kekeluargaan, jangan sampai ada pihak luar atau orang lain yang ikut campur tangan untuk mengikuti urusan masalah rumah. Kalau pun itu terjadi, maka masalah tidak akan selesai dengan cepat, melainkan masalah keluarga jutrus semakin panjang, dan parahnya bisa tersebar kemana-mana.
Dan sekarang ini adalah hari kamis, semua orang menjalani kesibukannya masing-masing seperti biasanya. Seperti abi Alif dan ummi Nana yang sibuk bekerja sebagai Guru di SMA yang sama, Ali sebagai Guru SD. Untuk Liana, ia sibuk dengan jam kuliahnya. Sedangkan Fatih, seperti yang kita tau, dia sibuk bekerja sebagai karyawan biasa di minimarket.
Fatih dan karyawan lainnya masuk kerja di shif siang. Total karyawan yang masuk di shif siang ada 12 orang, karena 3 orang lainnya sedang ambil libur. Saat ini waktu sudah di pukul 18.10 wib, Fatih dan ketiga karyawan lainnya termasuk Nathan baru saja selesai sholat mahgrib berjemaah, mereka sudah makan sebelumnya.
Kedua karyawan sudah keluar dari mushola, mereka memilih merokok di warung terdekat. Dan sekarang di ruangan mushola, tinggalah Fatih dan Nathan di ruangan tersebut.
"Bang, jangan lupa besok datang." ucap Fatih yang duduk menyenderkan punggung dan kepalanya ke tembok sambil memenjamkan kedua matanya.
"Pastilah, aku pasti datang." jawab Nathan dengan mantap.
Sebelumnya, abi Alif berpesan ke Fatih, untuk mengingatkan Nathan untuk jangan lupa niatannya di hari jum'at. Abi Alif juga meminta Fatih untuk menyampaikan, kalau niat Nathan diterima oleh Liana, tentu saja Nathan yang mendengarnya senang bukan main.
Setiap harinya, setelah hari senin hingga hari kamis sekarang, Fatih selalu mengingatkan Nathan, karena tak ingin seniornya lupa, itu pun ia mengingatkannya sekali dalam sehari saja.
Wajah Nathan tiba-tiba terlihat serius. Pandangannya ke arah atas langit ruangan. "Kira-kira apa yang mau dibicarakan abimu sama aku ya ?" ia bertanya-tanya sambil memegang dagunya.
____________
Assalamualaikum wr. wb.
Maaf sebelumnya bila ada kata-kata yang salah dan tidak tepat dari BAB pertama. Tapi sudah saya revisi. Terimakasih.
Wa'alaikumussalam wr. wb.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments