BAB 08 : Nathan.

"Jangan macam-macam, ya." Fatih memberi peringatan kepada seniornya itu.

"Eh buset dah, galak bener." ucap Nathan spontan. Lalu ia menyengir lagi. "Tipe laki-laki apa yang disukai kakak cantikmu itu ?" bukannya diam, Nathan benar-benar terlalu terlihat kalau dirinya mulai mengagumi sosok Liana. Pandangannya kini kembali ke arah sosok Liana.

Fatih memandang datar ke arah seniornya, salah satu sudut bibirnya berkedut lagi. Bisa-bisa seorang Nathan berkata seperti itu di dekatnya. Nathan yang pandangannya tak lepas dari Liana, tiba-tiba berucap. "Fatih, aku merasa ingin cepat-cepat menikahi kakakmu." ucapnya, dan langsung membuat Fatih melongo mendengarnya.

Nathan, sosok pemuda berusia 22 tahun yang kerja sebagai karyawan minimarket. Bisa dibilang di lumayan tampan tetapi dia orang yang kocak. Disamping itu, dia juga seorang mahasiswa yang mengambil kelas karyawan semester 7. Yang dimana setiap sabtu minggu dirinya diberi toleransi selalu masuk kerja di pagi hari, karena setelah pulang kerja, ia mulai berkuliah jam malam. Kalau kuliahnya libur, maka ia akan masuk kerja siang.

Tapi, entah mengapa hari ini Nathan malah terlihat santai, seharusnya dirinya masuk kerja pagi, karena ada jam kuliah pada malam hari. Karena merasa bosan di rumahnya, ia segera berpamitan dan mengucapkan salam ke orang yang ada di rumah. Ia pun pergi keluar menuju taman, yang jelas nanti siang ia akan masuk kerja.

Hari masih pagi, Nathan dengan telah sampai di taman yang menurutnya paling dekat dengan menggunakan motornya. Saat ini ia mengenakan pakaian santainya dan celana jogger coklat muda. Kedua matanya menangkap sosok Fatih yang tak lain karyawan juniornya berada di sana. Ia segera memarkirkan motornya, lalu ia berjalan ke arah Fatih.

Tak banyak bicara dengan Fatih, rupanya remaja ini sedang menunggu kakak perempuannya. Nathan pun membisu melihat sosok cantik yang sedang ditunggu oleh Fatih. Kedua matanya tak mau berpaling dari sosok gadis itu, yang tak lain ialah Liana. Meski ia akhirnya menoleh ke arah Fatih yang memukul punggungnya sedikit keras.

Bahkan dengan mudahnya Nathan memuji langsung di depannya ke Fatih. Tak hanya itu, Nathan bahkan bertanya langsung ke Fatih yaitu tipe lelaki apa yang disuakai Liana. Tentu saja, Fatih terkejut bukan main mendengarnya. Sampai-sampai Fatih memberi peringatan kepadanya.

Tapi reaksinya, Nathan malah terlihat mengabaikan peringatan dari Fatih. Ia malah kembali memandangi sosok Liana yang sudah jelas merupakan kakak perempuannya Fatih. Menurut pandangan pribadinya, Liana bagaikan bidadari tanpa sayap.

"Bang Nathan masih sehat ?" tanya Fatih kebingungan setelah mendengar ucapan Nathan yang tiba-tiba ingin menikahi kakak perempuannya.

Mendengar pertanyaan dari Fatih, pandangan Nathan langsung teralihkan ke arah juniornya itu. Kini giliran salah satu sudut bibirnya berkedut, bisa-bisanya dirinya dianggap tidak sehat. "Aku masih sehat. Bahkan lebih sehat." jawab Nathan dengan nada kesal yang dibuat-buat olehnya.

"Kata-katamu loh, bang. Barusan, soal ingin menikahi mba Liana, palingan cuma bercanda." kata Fatih memenjam kedua matanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Nathan yang mendengar dan melihat responnya Fatih, rasanya ingin menjitak kepala juniornya itu. "Kalau yang aku katakan tadi serius ? Bagaimana ?" tanyanya dengan ekspresi serius.

Ya, Nathan bisa dibilang jenis laki-laki yang to the point, dan terlalu jujur. Tetapi dia lelaki yang rajin sholat meski sering hampir telat. Memang Nathan tidak pernah berpacaran, meskipun dulu ia saat masih SMA, ia pernah mengutarakan perasaannya dan mengajak seorang gadis yang ia sukai untuk menjadi pacarnya, meski ujung-ujungnya ditolak mentah-mentah.

Setelah kejadian itu Nathan memilih menahan diri untuk tidak berpacaran hingga sekarang. Tetapi satu minggu yang lalu, ia pernah bertanya ke Fatih soal berpacaran, sekaligus ingin teman akrab dengannya. Dia meminta saran kepada juniornya yang merupakan anak seorang ustadz, Nathan ingin mendengar langsung pendapatnya.

Karena sebagai kaum muslim, memang benar islam melarang hal yang berhubungan dengan mendekati zina atau berpacaran. Bila punya keingian serius di usia yang cukup, lebih baik mengajak ta'aruf anak orang. Dan bila cocok, waktunya mengkhitbah atau lamaran, menandakan mereka akan berencana untuk menikah dalam waktu dekat. Pacaran setelah menikah itu lebih indah, tidak mendapat dosa, melainkan mendapat pahala.

Fatih yang saat itu masih baru jadi karyawan minimarket, dan masih sedikit berbicara, dia tersenyum mendengar curhatannya, lalu dia dengan mudahnya dia menjawab berpacaran adalah tindakan mendekati zina, karena di dalam berpacaran pasti ada kegiatan yang dilarang dalam islam, jadi sendirian itu lebih baik dari berpacaran.

Fatih juga tak lupa menjelaskan tentang ta'aruf. Dia juga menjelaskan, kesendirian bagi kaum muslim yang menahan diri dari pacaran atau menjauhi perbuatan maksiat, itu salah satu ketaatan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Nathan terdiam tak bertanya lagi setelah mendengar jawaban Fatih. Jawaban yang terdengar asing baginya, tapi terkesan hebat, Nathan puas dengan jawaban dari Fatih.

Dan sekarang, Nathan memang benar-benar serius dengan ucapannya, karena ia merasa benar-benar menyukai sosok Liana. Dia tak bisa menjelaskan kenapa dia tiba-tiba langsung suka dan tertarik. Jadi, Nathan lebih baik langsung berbicara kepada Fatih. Sedangkan Fatih, ia memandang Nathan dengan tatapan datar.

Fatih cukup paham sifat Nathan yang blak-blakan, tetapi dia rajin sholat meskipun sering hampir telat. Dan Fatih tidak tau sifat Nathan di luaran sana bagaimana, karena ia pernah mendengar dari Gurunya di pesantren, jangan terlalu percaya dengan orang yang baru dikenal, karena salah musuh yang berbahaya adalah musuh dalam selimut, yang tak lain adalah teman dekat.

Akan tetapi, Fatih tak ingin suudzon kepada seniornya ini. Fatih menghela nafasnya, lalu ia menjawab. "Aku nggak tau tipe laki-laki yang disukai mba Liana. Tapi, kalau bang Nathan beneran serius, datang ke rumah dan langsung ketemu dulu sama abiku."

Usia kakak perempuannya sudah berumur 19 tahun. Fatih teringat beberapa hari yang lalu kalau abinya pernah bertanya kepada Liana sudah siap menikah apa belum, kakak perempuannya itu menjawab siap-siap saja. Tetapi ketika saat ada yang mengajaknya ta'aruf, Liana menolaknya.

Nathan tersenyum, lalu ia membalas. "Sampaikan salamku dan niat baikku ke abimu. Dan bilang, kalau Nathan yang lumayan tampan ini mau mengajak putrinya ta'aruf." sambil mengedipkan sebelah matanya.

Fatih terkekeh mendengarnya. Lalu Nathan bersuara lagi. "Aku duluan pamit pulang ya."

Fatih menganggukkan kepalanya, ia pun teringat sesuatu. "Bukannya setiap sabtu dan minggu sampean berangkat kerja pagi 'kan, bang ?"

"Dosennya lagi keluar kota. Jadi kelasku di hari minggu diliburkan." jawab Nathan yang terdengar seperti asal-asalan.

"Assalamualaikum." lanjutnya, dan mulai berjalan menjauhi Fatih.

"Wa'alaikumussalam." Fatih menjawab salamnya seniornya.

Setelah melihat Nathan pergi menjauh menggunakan motornya, Fatih pun bertanya-tanya tentang jawaban Nathan yang tidak kuliah nanti malam. "Apa benar jam kuliahnya diliburkan ?"

"Ayo pulang." ucap Liana yang sudah berdiri di dekat adiknya itu.

Fatih menoleh ke arah kakak perempuannya. "Udah selesai, mba ?" tanyanya.

"Sudah." jawab Liana yang terlihat senang sambil menunjukan kantong plastik yang berisi buku-buku yang ia beli barusan.

____________________

Visual Nathan.

Terpopuler

Comments

handykann

handykann

sampean adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti KAMU, dan ini sopan

sering digunakan oleh junior pada senior

2023-09-16

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 : Penculikan.
2 BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3 BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4 BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5 BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6 BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7 BAB 07 : Mengantar Liana.
8 BAB 08 : Nathan.
9 BAB 09 : Rahasia Ali.
10 BAB 10 : CV Ta'aruf.
11 BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12 BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13 BAB 13 : Menerima.
14 BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15 BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16 BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17 BAB 17 : Berkunjung.
18 BAB 18 : Pertemuan.
19 BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20 BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21 BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22 BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23 BAB 23 : Putus Cinta.
24 BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25 BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26 BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27 BAB 27 : Wanita Asing.
28 BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29 BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30 BAB 30 : Anita Gladys.
31 BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32 BAB 32 : Tipu Daya.
33 BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34 BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35 BAB 35 : Nama Orang Tua.
36 BAB 36 : Sedang Menengahi.
37 BAB 37 : Keras Kepala.
38 BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39 BAB 39 : Penyakit Hati.
40 BAB 40 : Kerja Keras.
41 BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42 BAB 42 : Hawa Nafsu.
43 BAB 43 : Rindu ?
44 BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45 BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46 BAB 46 : Meminta Izin.
47 BAB 47 : Keputusan.
48 BAB 48 : Berpamitan.
49 BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50 BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51 BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52 BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53 BAB 53 : Naik Taksi.
54 BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55 BAB 55 : Telah Sampai.
56 BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57 BAB 57 : Sarapan Pagi.
58 BAB 58 : Wawancara.
59 BAB 59 : Lebih Prima.
60 BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61 BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62 BAB 62 : Merasa Pengecut.
63 BAB 63 : Ruang Rindu.
64 BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65 BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66 BAB 66 : Berbagi Makanan.
67 BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68 BAB 68 : Obrolan Malam.
69 BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70 BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71 BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72 BAB 72 : Di Hari Libur.
73 BAB 73 : Gadis Bercadar.
74 BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75 BAB 75 : Bertemu Kembali.
76 BAB 76 : Ngabuburit.
77 BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78 BAB 78 : Dibawa Pergi.
79 BAB 79 : Keluarga Kandung.
80 BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81 BAB 81 : Permintaan Monika.
82 BAB 82 : Berpamitan.
83 BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84 BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85 BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86 BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87 BAB 87 : Berdiskusi.
88 BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89 BAB 89 : Pamit Dari Kost.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 01 : Penculikan.
2
BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3
BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4
BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5
BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6
BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7
BAB 07 : Mengantar Liana.
8
BAB 08 : Nathan.
9
BAB 09 : Rahasia Ali.
10
BAB 10 : CV Ta'aruf.
11
BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12
BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13
BAB 13 : Menerima.
14
BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15
BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16
BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17
BAB 17 : Berkunjung.
18
BAB 18 : Pertemuan.
19
BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20
BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21
BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22
BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23
BAB 23 : Putus Cinta.
24
BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25
BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26
BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27
BAB 27 : Wanita Asing.
28
BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29
BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30
BAB 30 : Anita Gladys.
31
BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32
BAB 32 : Tipu Daya.
33
BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34
BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35
BAB 35 : Nama Orang Tua.
36
BAB 36 : Sedang Menengahi.
37
BAB 37 : Keras Kepala.
38
BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39
BAB 39 : Penyakit Hati.
40
BAB 40 : Kerja Keras.
41
BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42
BAB 42 : Hawa Nafsu.
43
BAB 43 : Rindu ?
44
BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45
BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46
BAB 46 : Meminta Izin.
47
BAB 47 : Keputusan.
48
BAB 48 : Berpamitan.
49
BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50
BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51
BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52
BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53
BAB 53 : Naik Taksi.
54
BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55
BAB 55 : Telah Sampai.
56
BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57
BAB 57 : Sarapan Pagi.
58
BAB 58 : Wawancara.
59
BAB 59 : Lebih Prima.
60
BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61
BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62
BAB 62 : Merasa Pengecut.
63
BAB 63 : Ruang Rindu.
64
BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65
BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66
BAB 66 : Berbagi Makanan.
67
BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68
BAB 68 : Obrolan Malam.
69
BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70
BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71
BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72
BAB 72 : Di Hari Libur.
73
BAB 73 : Gadis Bercadar.
74
BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75
BAB 75 : Bertemu Kembali.
76
BAB 76 : Ngabuburit.
77
BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78
BAB 78 : Dibawa Pergi.
79
BAB 79 : Keluarga Kandung.
80
BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81
BAB 81 : Permintaan Monika.
82
BAB 82 : Berpamitan.
83
BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84
BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85
BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86
BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87
BAB 87 : Berdiskusi.
88
BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89
BAB 89 : Pamit Dari Kost.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!