"Jangan macam-macam, ya." Fatih memberi peringatan kepada seniornya itu.
"Eh buset dah, galak bener." ucap Nathan spontan. Lalu ia menyengir lagi. "Tipe laki-laki apa yang disukai kakak cantikmu itu ?" bukannya diam, Nathan benar-benar terlalu terlihat kalau dirinya mulai mengagumi sosok Liana. Pandangannya kini kembali ke arah sosok Liana.
Fatih memandang datar ke arah seniornya, salah satu sudut bibirnya berkedut lagi. Bisa-bisa seorang Nathan berkata seperti itu di dekatnya. Nathan yang pandangannya tak lepas dari Liana, tiba-tiba berucap. "Fatih, aku merasa ingin cepat-cepat menikahi kakakmu." ucapnya, dan langsung membuat Fatih melongo mendengarnya.
Nathan, sosok pemuda berusia 22 tahun yang kerja sebagai karyawan minimarket. Bisa dibilang di lumayan tampan tetapi dia orang yang kocak. Disamping itu, dia juga seorang mahasiswa yang mengambil kelas karyawan semester 7. Yang dimana setiap sabtu minggu dirinya diberi toleransi selalu masuk kerja di pagi hari, karena setelah pulang kerja, ia mulai berkuliah jam malam. Kalau kuliahnya libur, maka ia akan masuk kerja siang.
Tapi, entah mengapa hari ini Nathan malah terlihat santai, seharusnya dirinya masuk kerja pagi, karena ada jam kuliah pada malam hari. Karena merasa bosan di rumahnya, ia segera berpamitan dan mengucapkan salam ke orang yang ada di rumah. Ia pun pergi keluar menuju taman, yang jelas nanti siang ia akan masuk kerja.
Hari masih pagi, Nathan dengan telah sampai di taman yang menurutnya paling dekat dengan menggunakan motornya. Saat ini ia mengenakan pakaian santainya dan celana jogger coklat muda. Kedua matanya menangkap sosok Fatih yang tak lain karyawan juniornya berada di sana. Ia segera memarkirkan motornya, lalu ia berjalan ke arah Fatih.
Tak banyak bicara dengan Fatih, rupanya remaja ini sedang menunggu kakak perempuannya. Nathan pun membisu melihat sosok cantik yang sedang ditunggu oleh Fatih. Kedua matanya tak mau berpaling dari sosok gadis itu, yang tak lain ialah Liana. Meski ia akhirnya menoleh ke arah Fatih yang memukul punggungnya sedikit keras.
Bahkan dengan mudahnya Nathan memuji langsung di depannya ke Fatih. Tak hanya itu, Nathan bahkan bertanya langsung ke Fatih yaitu tipe lelaki apa yang disuakai Liana. Tentu saja, Fatih terkejut bukan main mendengarnya. Sampai-sampai Fatih memberi peringatan kepadanya.
Tapi reaksinya, Nathan malah terlihat mengabaikan peringatan dari Fatih. Ia malah kembali memandangi sosok Liana yang sudah jelas merupakan kakak perempuannya Fatih. Menurut pandangan pribadinya, Liana bagaikan bidadari tanpa sayap.
"Bang Nathan masih sehat ?" tanya Fatih kebingungan setelah mendengar ucapan Nathan yang tiba-tiba ingin menikahi kakak perempuannya.
Mendengar pertanyaan dari Fatih, pandangan Nathan langsung teralihkan ke arah juniornya itu. Kini giliran salah satu sudut bibirnya berkedut, bisa-bisanya dirinya dianggap tidak sehat. "Aku masih sehat. Bahkan lebih sehat." jawab Nathan dengan nada kesal yang dibuat-buat olehnya.
"Kata-katamu loh, bang. Barusan, soal ingin menikahi mba Liana, palingan cuma bercanda." kata Fatih memenjam kedua matanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Nathan yang mendengar dan melihat responnya Fatih, rasanya ingin menjitak kepala juniornya itu. "Kalau yang aku katakan tadi serius ? Bagaimana ?" tanyanya dengan ekspresi serius.
Ya, Nathan bisa dibilang jenis laki-laki yang to the point, dan terlalu jujur. Tetapi dia lelaki yang rajin sholat meski sering hampir telat. Memang Nathan tidak pernah berpacaran, meskipun dulu ia saat masih SMA, ia pernah mengutarakan perasaannya dan mengajak seorang gadis yang ia sukai untuk menjadi pacarnya, meski ujung-ujungnya ditolak mentah-mentah.
Setelah kejadian itu Nathan memilih menahan diri untuk tidak berpacaran hingga sekarang. Tetapi satu minggu yang lalu, ia pernah bertanya ke Fatih soal berpacaran, sekaligus ingin teman akrab dengannya. Dia meminta saran kepada juniornya yang merupakan anak seorang ustadz, Nathan ingin mendengar langsung pendapatnya.
Karena sebagai kaum muslim, memang benar islam melarang hal yang berhubungan dengan mendekati zina atau berpacaran. Bila punya keingian serius di usia yang cukup, lebih baik mengajak ta'aruf anak orang. Dan bila cocok, waktunya mengkhitbah atau lamaran, menandakan mereka akan berencana untuk menikah dalam waktu dekat. Pacaran setelah menikah itu lebih indah, tidak mendapat dosa, melainkan mendapat pahala.
Fatih yang saat itu masih baru jadi karyawan minimarket, dan masih sedikit berbicara, dia tersenyum mendengar curhatannya, lalu dia dengan mudahnya dia menjawab berpacaran adalah tindakan mendekati zina, karena di dalam berpacaran pasti ada kegiatan yang dilarang dalam islam, jadi sendirian itu lebih baik dari berpacaran.
Fatih juga tak lupa menjelaskan tentang ta'aruf. Dia juga menjelaskan, kesendirian bagi kaum muslim yang menahan diri dari pacaran atau menjauhi perbuatan maksiat, itu salah satu ketaatan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Nathan terdiam tak bertanya lagi setelah mendengar jawaban Fatih. Jawaban yang terdengar asing baginya, tapi terkesan hebat, Nathan puas dengan jawaban dari Fatih.
Dan sekarang, Nathan memang benar-benar serius dengan ucapannya, karena ia merasa benar-benar menyukai sosok Liana. Dia tak bisa menjelaskan kenapa dia tiba-tiba langsung suka dan tertarik. Jadi, Nathan lebih baik langsung berbicara kepada Fatih. Sedangkan Fatih, ia memandang Nathan dengan tatapan datar.
Fatih cukup paham sifat Nathan yang blak-blakan, tetapi dia rajin sholat meskipun sering hampir telat. Dan Fatih tidak tau sifat Nathan di luaran sana bagaimana, karena ia pernah mendengar dari Gurunya di pesantren, jangan terlalu percaya dengan orang yang baru dikenal, karena salah musuh yang berbahaya adalah musuh dalam selimut, yang tak lain adalah teman dekat.
Akan tetapi, Fatih tak ingin suudzon kepada seniornya ini. Fatih menghela nafasnya, lalu ia menjawab. "Aku nggak tau tipe laki-laki yang disukai mba Liana. Tapi, kalau bang Nathan beneran serius, datang ke rumah dan langsung ketemu dulu sama abiku."
Usia kakak perempuannya sudah berumur 19 tahun. Fatih teringat beberapa hari yang lalu kalau abinya pernah bertanya kepada Liana sudah siap menikah apa belum, kakak perempuannya itu menjawab siap-siap saja. Tetapi ketika saat ada yang mengajaknya ta'aruf, Liana menolaknya.
Nathan tersenyum, lalu ia membalas. "Sampaikan salamku dan niat baikku ke abimu. Dan bilang, kalau Nathan yang lumayan tampan ini mau mengajak putrinya ta'aruf." sambil mengedipkan sebelah matanya.
Fatih terkekeh mendengarnya. Lalu Nathan bersuara lagi. "Aku duluan pamit pulang ya."
Fatih menganggukkan kepalanya, ia pun teringat sesuatu. "Bukannya setiap sabtu dan minggu sampean berangkat kerja pagi 'kan, bang ?"
"Dosennya lagi keluar kota. Jadi kelasku di hari minggu diliburkan." jawab Nathan yang terdengar seperti asal-asalan.
"Assalamualaikum." lanjutnya, dan mulai berjalan menjauhi Fatih.
"Wa'alaikumussalam." Fatih menjawab salamnya seniornya.
Setelah melihat Nathan pergi menjauh menggunakan motornya, Fatih pun bertanya-tanya tentang jawaban Nathan yang tidak kuliah nanti malam. "Apa benar jam kuliahnya diliburkan ?"
"Ayo pulang." ucap Liana yang sudah berdiri di dekat adiknya itu.
Fatih menoleh ke arah kakak perempuannya. "Udah selesai, mba ?" tanyanya.
"Sudah." jawab Liana yang terlihat senang sambil menunjukan kantong plastik yang berisi buku-buku yang ia beli barusan.
____________________
Visual Nathan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
handykann
sampean adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti KAMU, dan ini sopan
sering digunakan oleh junior pada senior
2023-09-16
3