BAB 11 : Membahas Niat Nathan.

Hari sudah semakin gelap malam, dan waktu sudah menunjukkan pukul 20.50 wib. Semua karyawan dibagian area pembelanjaan menyapu dan mengepel setelahnya. Mereka memanfaatkan waktu mereka yang tinggal 10 menit lagi jam kerja selesai, dan toko tutup. Sedangkan karyawan di bagian gudang juga tak mau kalah dalam menjaga kebersihannya.

Semua karyawan turun tangan, tak ada yang diam, karena agar cepat selesai. Lagi pula sudah sepi dan tak ada pelanggan datang lagi untuk belanja, kalau pun ada yang datang, itu pun cuma 1 atau 2 orang yang berbelanja. Cukup 1 karyawan melayaninya di kasir dan karyawan yang lainnya masih bisa tetap fokus bersih-bersih.

Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 wib, beberapa karyawan laki-laki segera menutup pintu toko atau folding door. Semua karyawan tidak langsung pulang, melainkan mereka menunggu pemilik toko datang. Sambil menunggu, mereka memilih sibuk dengan smartphone mereka masing-masing, ada yang masih memakai seragam ada juga yang sudah mengganti pakaiannya.

Sedangkan Fatih, ia memilih mandi. Sebenarnya mandi di jam 9 malam lebih tidak anjurkan, bahkan ada yang melarangnya, akan tetapi, kembali ke fisik semua orang berbeda-beda. Fatih terpaksa mandi, karena memang sore tidak mandi, dan ia juga merasakan tak nyaman di badannya cukup lengket karena keringat.

Begitu juga dengan Nathan dan beberapa karyawan lainnya, mereka memilih mandi sebelum pulang, kebetulan kamar mandi di minimarket telah disediakan 5, jadi tidak terlalu mengantri lama. Lagi pula Nathan dan beberapa karyawan lainnya sudah terbiasa mandi malam.

Meski minimarket ber-AC, tetap saja, kalau banyak bergerak, pastinya akan berkeringat. Setelah semua telah selesai mandi, mereka segera berkumpul, karena kebetulan pak Toha telah datang. Begitu juga dengan Fatih, ia telah memakai kaos santai berwarna hijau, ia serta mengenakan jaketnya.

Pak Toha berterima kasih kepada semua karyawannya yang telah hadir dan bekerja dengan baik pada hari ini. Beliau juga memesan agar menjaga kesehatan, dan setelah dari toko, langsung pulang dan beristirahat, jangan keluyuran. Karena besok bagian mereka masuk shif pagi.

Pak Toha mengatakan lagi, kalau mau keluyuran malam itu saat berangkat shif pagi, jadi malamnya bisa main keluyuran entah kemana, karena besok berangkat di shif siang. Semua terkekeh mendengar nasehat pemilik minimarket ini, tegas tapi bisa bercanda di saat waktu yang tepat.

Mereka semua pun berdoa sebelum pulang sesuai agama dan kepercayaan mereka masing-masing. Tak sampai 20 detik mereka berdoa, Pak Toha berpesan lagi untuk hati-hati dalam perjalanan pulang, semua ke-15 karyawan mengiyakannya. Setelah semua karyawannya pergi pulang, pak Toha mematikan semua lampu dalam tokonya sebelum pulang.

.....

Seperti biasa, saat ini Fatih diantar oleh Nathan. Mereka diam tak banyak bicara selama perjalanan pulang. Fatih tersenyum melihat senyuman Nathan dari kaca spion. Biasanya seniornya ini banyak tingkah saat naik motor, suka asal menyapa halo ke orang-orang tak dikenalnya.

Bahkan terkadang Nathan iseng menekan tombol klakson motornya saat menyelip pemotor yang pengendaranya seorang perempuan atau 2 perempuan yang berboncengan. Parahnya, pasangan yang berpacaran juga ia tak lupa di sapa.

Tak terasa mereka menaiki motornya, akhirnya mereka telah sampai di depan halaman rumah kelurga abi Alif. Fatih pun turun. "Makasih bang, udah sering anterin aku pulang."

Nathan tersenyum. "Yaelah, kaya sama siapa aja. Santai aja kali, lagian kita searah."

Fatih tersenyum juga, lalu ia mengangkat alis sebelahnya. "Mau mampir dulu, ketemu sama abiku ?"

Nathan terkekeh. "Mana mungkin 'lah aku mampir jam-jam segini, udah malam juga. Yang ada aku nanti dikira orang tak kenal waktu bertamu."

Fatih tertawa kecil, sebenarnya tawarannya barusan sekedar bercanda. Dan mana mungkin juga malam-malam begini ada yang bertamu, bisa dibilang menganggu waktu orang beristirahat. Kalau pun ada, itu pun disaat darurat, karena kejadian yang tak diinginkan bisa datang kapan saja.

Nathan pun pamit untuk pulang, dan tak lupa mengucapkan salam. Fatih menjawab salamnya, seniornya pun pergi menjauhinya. Fatih segera berjalan ke ke arah depan rumahnya. Tak lupa mengucapkan salam setelah mengetuk pintu. Mendengar jawaban dari dalam rumah dan menyuruhnya masuk, ia segera membuka pintu.

.....

Setelah meletakkan tasnya di kamar, Fatih ia keluar dan tak lupa sambil membawa amplop milik Nathan untuk ia serahkan ke abinya. Di ruang tengah, terlihat abi Alif dan Ali sedang menonton tv, ummi Nana dan Liana sudah tidur duluan. Abi dan Ali sengaja menunggu Fatih karena mereka ingin membahas niat Nathan.

Fatih pun duduk di berhadapan dengan abi dan kakak laki-lakinya, ia menyerahkan amplop milik Nathan. Abi Alif menerima dan menyuruh Ali mematikan tvnya. Abi Alif menerima amplop itu yang berisi CV ta'aruf, tetapi ia tak membukanya.

"Besok, setelah pulang sekolah, abi akan kasih tau ini ke Liana. Sekarang dia sudah tidur." kata Abi Alif, dan Fatih menganggukkan kepalanya.

Ali pun bertanya. "Seniormu yang mengajak ta'aruf Liana, bagaimana orangnya ?"

"Selama bersama dengan bang Nathan di toko, dia orang baik dan asik. Mudah akrab dengan orang-orang baru dikenalnya. Dia rajin sholat juga, yaaaa meski sering hampir telat. Tapi kalo di luar sana, aku nggak tau. Semoga saja dia lebih baik tanpa kita ketahui." jawab Fatih menjelaskan sosok Nathan yang ia ketahui.

"Sebagai karyawannya toko, bang Nathan juga seorang mahasiswa, mungkin dia sudah di semester 7 kalau nggak salah." lanjutnya.

Abi Alif cukup terkejut mendengarnya, dia merasa kagum. "Rupanya dia mahasiswa kelas karyawan ya ?" tanyanya. Fatih menganggukkan kepalanya.

Abi Alif terlihat bingung. "Bukankah sekarang hari minggu ? Dan tadi pagi kalian bertemu. Tapi kok dia pulang malam kerjanya ? Dia hari ini nggak kuliah ?" tanyanya heran mengingat pertemuan anaknya dan Nathan.

Fatih menggeleng-gelengkan kepalanya. "Enggak tau, bi. Aku juga bingung, biasanya di hari sabtu dan minggu khusus karyawan seperti bang Nathan masuk pagi. Dan malamnya dia kuliah."

Fatih melanjutkan. "Insha Allah, katanya bang Nathan akan datang saat hari libur kerja, di hari jum'at."

Abi Alif mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ya sudah. Kamu istirahat, langsung tidur besok kamu masuk pagi 'kan ?"

Fatih menganggukkan kepalanya. Lalu ia segera bangkit dari duduknya, begitu juga dengan Ali. Mereka berdua pun masuk kamar mereka masing-masing. Abi Alif pun mulai bangkit dari duduknya, ia berjalan sekeliling dalam rumah, untuk memastikan semua pintu rumah sudah terkunci.

Setelah menurutnya Inha Allah aman. Abi Alif pun masuk ke kamarnya dan tak lupa mambawa amplop milik Nathan. Meski sekedar amplop berisi CV ta'aruf terkesan sederhana, tapi baginya sangatlah penting. Ia akan menyimpannya dengan aman.

.....

Keesokan harinya di hari senin. Saat ini Fatih berjalan kaki. Dia dalam perjalanan berangkat ke minimarket. Keadaan jalan raya belum ramai, karena waktu jam masih di pukul 06.15 wib. Udara pagi yang cukup segar seperti biasanya, membuatnya ketagihan dan bersemangat untuk berangkat dengan berjalan kaki.

Memang benar lingkungan kota sangatlah berbeda dengan lingkungan di pesantren, tempat sebelumnya ia belajar. Akan tetapi, bila bangun tidur sewaktu sholat subuh, dan berangkat pergi kerja atau sekolah lebih awal, lingkungan kota cukup sepi, dan udara belum sepenuhnya tercampur dengan udara kotor.

Episodes
1 BAB 01 : Penculikan.
2 BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3 BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4 BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5 BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6 BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7 BAB 07 : Mengantar Liana.
8 BAB 08 : Nathan.
9 BAB 09 : Rahasia Ali.
10 BAB 10 : CV Ta'aruf.
11 BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12 BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13 BAB 13 : Menerima.
14 BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15 BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16 BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17 BAB 17 : Berkunjung.
18 BAB 18 : Pertemuan.
19 BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20 BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21 BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22 BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23 BAB 23 : Putus Cinta.
24 BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25 BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26 BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27 BAB 27 : Wanita Asing.
28 BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29 BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30 BAB 30 : Anita Gladys.
31 BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32 BAB 32 : Tipu Daya.
33 BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34 BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35 BAB 35 : Nama Orang Tua.
36 BAB 36 : Sedang Menengahi.
37 BAB 37 : Keras Kepala.
38 BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39 BAB 39 : Penyakit Hati.
40 BAB 40 : Kerja Keras.
41 BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42 BAB 42 : Hawa Nafsu.
43 BAB 43 : Rindu ?
44 BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45 BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46 BAB 46 : Meminta Izin.
47 BAB 47 : Keputusan.
48 BAB 48 : Berpamitan.
49 BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50 BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51 BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52 BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53 BAB 53 : Naik Taksi.
54 BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55 BAB 55 : Telah Sampai.
56 BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57 BAB 57 : Sarapan Pagi.
58 BAB 58 : Wawancara.
59 BAB 59 : Lebih Prima.
60 BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61 BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62 BAB 62 : Merasa Pengecut.
63 BAB 63 : Ruang Rindu.
64 BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65 BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66 BAB 66 : Berbagi Makanan.
67 BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68 BAB 68 : Obrolan Malam.
69 BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70 BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71 BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72 BAB 72 : Di Hari Libur.
73 BAB 73 : Gadis Bercadar.
74 BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75 BAB 75 : Bertemu Kembali.
76 BAB 76 : Ngabuburit.
77 BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78 BAB 78 : Dibawa Pergi.
79 BAB 79 : Keluarga Kandung.
80 BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81 BAB 81 : Permintaan Monika.
82 BAB 82 : Berpamitan.
83 BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84 BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85 BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86 BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87 BAB 87 : Berdiskusi.
88 BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89 BAB 89 : Pamit Dari Kost.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 01 : Penculikan.
2
BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3
BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4
BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5
BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6
BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7
BAB 07 : Mengantar Liana.
8
BAB 08 : Nathan.
9
BAB 09 : Rahasia Ali.
10
BAB 10 : CV Ta'aruf.
11
BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12
BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13
BAB 13 : Menerima.
14
BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15
BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16
BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17
BAB 17 : Berkunjung.
18
BAB 18 : Pertemuan.
19
BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20
BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21
BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22
BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23
BAB 23 : Putus Cinta.
24
BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25
BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26
BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27
BAB 27 : Wanita Asing.
28
BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29
BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30
BAB 30 : Anita Gladys.
31
BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32
BAB 32 : Tipu Daya.
33
BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34
BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35
BAB 35 : Nama Orang Tua.
36
BAB 36 : Sedang Menengahi.
37
BAB 37 : Keras Kepala.
38
BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39
BAB 39 : Penyakit Hati.
40
BAB 40 : Kerja Keras.
41
BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42
BAB 42 : Hawa Nafsu.
43
BAB 43 : Rindu ?
44
BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45
BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46
BAB 46 : Meminta Izin.
47
BAB 47 : Keputusan.
48
BAB 48 : Berpamitan.
49
BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50
BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51
BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52
BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53
BAB 53 : Naik Taksi.
54
BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55
BAB 55 : Telah Sampai.
56
BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57
BAB 57 : Sarapan Pagi.
58
BAB 58 : Wawancara.
59
BAB 59 : Lebih Prima.
60
BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61
BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62
BAB 62 : Merasa Pengecut.
63
BAB 63 : Ruang Rindu.
64
BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65
BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66
BAB 66 : Berbagi Makanan.
67
BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68
BAB 68 : Obrolan Malam.
69
BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70
BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71
BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72
BAB 72 : Di Hari Libur.
73
BAB 73 : Gadis Bercadar.
74
BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75
BAB 75 : Bertemu Kembali.
76
BAB 76 : Ngabuburit.
77
BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78
BAB 78 : Dibawa Pergi.
79
BAB 79 : Keluarga Kandung.
80
BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81
BAB 81 : Permintaan Monika.
82
BAB 82 : Berpamitan.
83
BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84
BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85
BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86
BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87
BAB 87 : Berdiskusi.
88
BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89
BAB 89 : Pamit Dari Kost.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!