Hari sudah semakin gelap malam, dan waktu sudah menunjukkan pukul 20.50 wib. Semua karyawan dibagian area pembelanjaan menyapu dan mengepel setelahnya. Mereka memanfaatkan waktu mereka yang tinggal 10 menit lagi jam kerja selesai, dan toko tutup. Sedangkan karyawan di bagian gudang juga tak mau kalah dalam menjaga kebersihannya.
Semua karyawan turun tangan, tak ada yang diam, karena agar cepat selesai. Lagi pula sudah sepi dan tak ada pelanggan datang lagi untuk belanja, kalau pun ada yang datang, itu pun cuma 1 atau 2 orang yang berbelanja. Cukup 1 karyawan melayaninya di kasir dan karyawan yang lainnya masih bisa tetap fokus bersih-bersih.
Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 wib, beberapa karyawan laki-laki segera menutup pintu toko atau folding door. Semua karyawan tidak langsung pulang, melainkan mereka menunggu pemilik toko datang. Sambil menunggu, mereka memilih sibuk dengan smartphone mereka masing-masing, ada yang masih memakai seragam ada juga yang sudah mengganti pakaiannya.
Sedangkan Fatih, ia memilih mandi. Sebenarnya mandi di jam 9 malam lebih tidak anjurkan, bahkan ada yang melarangnya, akan tetapi, kembali ke fisik semua orang berbeda-beda. Fatih terpaksa mandi, karena memang sore tidak mandi, dan ia juga merasakan tak nyaman di badannya cukup lengket karena keringat.
Begitu juga dengan Nathan dan beberapa karyawan lainnya, mereka memilih mandi sebelum pulang, kebetulan kamar mandi di minimarket telah disediakan 5, jadi tidak terlalu mengantri lama. Lagi pula Nathan dan beberapa karyawan lainnya sudah terbiasa mandi malam.
Meski minimarket ber-AC, tetap saja, kalau banyak bergerak, pastinya akan berkeringat. Setelah semua telah selesai mandi, mereka segera berkumpul, karena kebetulan pak Toha telah datang. Begitu juga dengan Fatih, ia telah memakai kaos santai berwarna hijau, ia serta mengenakan jaketnya.
Pak Toha berterima kasih kepada semua karyawannya yang telah hadir dan bekerja dengan baik pada hari ini. Beliau juga memesan agar menjaga kesehatan, dan setelah dari toko, langsung pulang dan beristirahat, jangan keluyuran. Karena besok bagian mereka masuk shif pagi.
Pak Toha mengatakan lagi, kalau mau keluyuran malam itu saat berangkat shif pagi, jadi malamnya bisa main keluyuran entah kemana, karena besok berangkat di shif siang. Semua terkekeh mendengar nasehat pemilik minimarket ini, tegas tapi bisa bercanda di saat waktu yang tepat.
Mereka semua pun berdoa sebelum pulang sesuai agama dan kepercayaan mereka masing-masing. Tak sampai 20 detik mereka berdoa, Pak Toha berpesan lagi untuk hati-hati dalam perjalanan pulang, semua ke-15 karyawan mengiyakannya. Setelah semua karyawannya pergi pulang, pak Toha mematikan semua lampu dalam tokonya sebelum pulang.
.....
Seperti biasa, saat ini Fatih diantar oleh Nathan. Mereka diam tak banyak bicara selama perjalanan pulang. Fatih tersenyum melihat senyuman Nathan dari kaca spion. Biasanya seniornya ini banyak tingkah saat naik motor, suka asal menyapa halo ke orang-orang tak dikenalnya.
Bahkan terkadang Nathan iseng menekan tombol klakson motornya saat menyelip pemotor yang pengendaranya seorang perempuan atau 2 perempuan yang berboncengan. Parahnya, pasangan yang berpacaran juga ia tak lupa di sapa.
Tak terasa mereka menaiki motornya, akhirnya mereka telah sampai di depan halaman rumah kelurga abi Alif. Fatih pun turun. "Makasih bang, udah sering anterin aku pulang."
Nathan tersenyum. "Yaelah, kaya sama siapa aja. Santai aja kali, lagian kita searah."
Fatih tersenyum juga, lalu ia mengangkat alis sebelahnya. "Mau mampir dulu, ketemu sama abiku ?"
Nathan terkekeh. "Mana mungkin 'lah aku mampir jam-jam segini, udah malam juga. Yang ada aku nanti dikira orang tak kenal waktu bertamu."
Fatih tertawa kecil, sebenarnya tawarannya barusan sekedar bercanda. Dan mana mungkin juga malam-malam begini ada yang bertamu, bisa dibilang menganggu waktu orang beristirahat. Kalau pun ada, itu pun disaat darurat, karena kejadian yang tak diinginkan bisa datang kapan saja.
Nathan pun pamit untuk pulang, dan tak lupa mengucapkan salam. Fatih menjawab salamnya, seniornya pun pergi menjauhinya. Fatih segera berjalan ke ke arah depan rumahnya. Tak lupa mengucapkan salam setelah mengetuk pintu. Mendengar jawaban dari dalam rumah dan menyuruhnya masuk, ia segera membuka pintu.
.....
Setelah meletakkan tasnya di kamar, Fatih ia keluar dan tak lupa sambil membawa amplop milik Nathan untuk ia serahkan ke abinya. Di ruang tengah, terlihat abi Alif dan Ali sedang menonton tv, ummi Nana dan Liana sudah tidur duluan. Abi dan Ali sengaja menunggu Fatih karena mereka ingin membahas niat Nathan.
Fatih pun duduk di berhadapan dengan abi dan kakak laki-lakinya, ia menyerahkan amplop milik Nathan. Abi Alif menerima dan menyuruh Ali mematikan tvnya. Abi Alif menerima amplop itu yang berisi CV ta'aruf, tetapi ia tak membukanya.
"Besok, setelah pulang sekolah, abi akan kasih tau ini ke Liana. Sekarang dia sudah tidur." kata Abi Alif, dan Fatih menganggukkan kepalanya.
Ali pun bertanya. "Seniormu yang mengajak ta'aruf Liana, bagaimana orangnya ?"
"Selama bersama dengan bang Nathan di toko, dia orang baik dan asik. Mudah akrab dengan orang-orang baru dikenalnya. Dia rajin sholat juga, yaaaa meski sering hampir telat. Tapi kalo di luar sana, aku nggak tau. Semoga saja dia lebih baik tanpa kita ketahui." jawab Fatih menjelaskan sosok Nathan yang ia ketahui.
"Sebagai karyawannya toko, bang Nathan juga seorang mahasiswa, mungkin dia sudah di semester 7 kalau nggak salah." lanjutnya.
Abi Alif cukup terkejut mendengarnya, dia merasa kagum. "Rupanya dia mahasiswa kelas karyawan ya ?" tanyanya. Fatih menganggukkan kepalanya.
Abi Alif terlihat bingung. "Bukankah sekarang hari minggu ? Dan tadi pagi kalian bertemu. Tapi kok dia pulang malam kerjanya ? Dia hari ini nggak kuliah ?" tanyanya heran mengingat pertemuan anaknya dan Nathan.
Fatih menggeleng-gelengkan kepalanya. "Enggak tau, bi. Aku juga bingung, biasanya di hari sabtu dan minggu khusus karyawan seperti bang Nathan masuk pagi. Dan malamnya dia kuliah."
Fatih melanjutkan. "Insha Allah, katanya bang Nathan akan datang saat hari libur kerja, di hari jum'at."
Abi Alif mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ya sudah. Kamu istirahat, langsung tidur besok kamu masuk pagi 'kan ?"
Fatih menganggukkan kepalanya. Lalu ia segera bangkit dari duduknya, begitu juga dengan Ali. Mereka berdua pun masuk kamar mereka masing-masing. Abi Alif pun mulai bangkit dari duduknya, ia berjalan sekeliling dalam rumah, untuk memastikan semua pintu rumah sudah terkunci.
Setelah menurutnya Inha Allah aman. Abi Alif pun masuk ke kamarnya dan tak lupa mambawa amplop milik Nathan. Meski sekedar amplop berisi CV ta'aruf terkesan sederhana, tapi baginya sangatlah penting. Ia akan menyimpannya dengan aman.
.....
Keesokan harinya di hari senin. Saat ini Fatih berjalan kaki. Dia dalam perjalanan berangkat ke minimarket. Keadaan jalan raya belum ramai, karena waktu jam masih di pukul 06.15 wib. Udara pagi yang cukup segar seperti biasanya, membuatnya ketagihan dan bersemangat untuk berangkat dengan berjalan kaki.
Memang benar lingkungan kota sangatlah berbeda dengan lingkungan di pesantren, tempat sebelumnya ia belajar. Akan tetapi, bila bangun tidur sewaktu sholat subuh, dan berangkat pergi kerja atau sekolah lebih awal, lingkungan kota cukup sepi, dan udara belum sepenuhnya tercampur dengan udara kotor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments