BAB 14 : Pembelajaran Baru.

"Kira-kira apa yang mau dibicarakan abimu sama aku ya ?" Nathan bertanya-tanya sambil memegang dagunya.

Ia penasaran. Sedangkan Fatih, ia mengangkat kedua bahunya, dirinya juga tak tau. Menurutnya, mungkin membahas niat keseriusan Nathan berta'aruf dengan kakak perempuannya.

Nathan menoleh dan menatap Fatih. "Waktu dulu kakakmu di ajak ta'aruf sama laki-laki sebelumnya bagaimana ?"

Fatih terkekeh, lalu ia menjawab. "Mba Liana menolaknya."

"Sudah berapa laki-laki yang ingin mengajak kakakmu ta'aruf ?" tanya Nathan lagi.

Fatih menggeleng-gelengkan kepalanya. "Entahlah, aku nggak tau sudah yang ke berapa. Mungkin sudah ke-7 apa ke-6, ya ?" jawabnya bertanya-tanya menebak.

"Ditolak semua ?" tanya Nathan lagi memastikan.

Fatih mengangkat alis sebelahnya, dan memandang heran ke arah seniornya. Ia menganggukkan kepalanya. "Iya, ditolak semua."

"Mantap, beruntungnya diriku." sahut Nathan mendongak dan menatap langit ruangan. Ia tersenyum puas.

Fatih yang mendengarnya, mengerut dahinya. Saat ia akan bersuara, Nathan lebih dulu bersuara lagi. "Ya, aku beruntung karena Allah. Dan aku percaya, semua bisa terjadi atas izinNya." ucapnya sambil memenjam kedua matanya.

Mendengar itu, kedua alis matanya Fatih terangkat. Dirinya tidak menyangka kalau seniornya ini bisa berbicara seperti itu. Jarang-jarang Nathan terdengar seperti bersyukur. Fatih tersenyum, ia tak membalas kata-kata seniornya.

Tadinya Fatih ingin memberitahu kalau Nathan beruntung karena atas izin Allah, karena hanya hanya Dia yang Maha Bisa melancarkan kepada ke semua mahlukNya. Dan ternyata, Nathan yang lebih dulu berkata seperti itu, mungkin dia sadar atas semua yang telah ia lakukan sudah ditakdirkan olehNya.

Nathan menundukkan kepalanya, lalu ia menengadahkan kedua tangannya. "Ya, Allah, Kau 'lah yang Maha Tahu, lancarkan 'lah semua niat baik dari semua hambaMu ini." rupanya dia berdoa.

Fatih terbelalak mendengarnya, lalu ia ikut menengadahkan kedua tangannya, dan ia mengaminkan doa seniornya barusan.

"Kalau memang menurutMu dia bukan untuk hamba, hamba yakin Engkau pasti telah menyiapkan yang terbaik untuk hambaMu ini." lanjutnya berdoa.

Fatih mengaminkannya lagi. Ia masih tersenyum dan mendengarkannya, tapi dalam hatinya ia juga berdoa, agar niat seniornya ini dilancarkan. Meski berdoa di dalam hati dan tak ada yang tau, dirinya percaya Allah bisa mendengarnya, karena hanya Dia yang Maha Tahu dan Maha Mendengar.

"Tapi kalau dia jodohnya orang lain, hamba 'kan juga orang, Ya Allah." Nathan melanjutkan doanya.

"Eh ?" seketika Fatih menoleh memandang seniornya dengan tatapan heran. Ia paham dan pernah mendengar kata-kata doa yang baru saja di ucapkan seniornya.

"Kalau menurutMu dia bukan jodoh hamba, pertimbangkan lagi, Ya Allah. Aamiin." doa Nathan menyudahi doanya dan mengaminkannya sendiri.

"Loh ? Doa apaan itu, bang. Pemaksaan itu namanya." protes Fatih kepada seniornya, dia sangat paham dan kata-kata doa itu.

Nathan mendelik ke arah juniornya. "Bantuin di Aamiin in dong. Malah protes." sahutnya dan sifat kocaknya keluar.

Fatih tersenyum kaku, sudut bibir kanannya berkedut. Lalu ia menghela nafasnya. "Aamiin." ucapnya sambil mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia tak habis pikir dengan pola pikirannya laki-laki yang mengajak kakak perempuannya ta'aruf.

Tiba-tiba Nathan menengadahkan kedua tangannya lagi, Fatih langsung memandang serius ke arah seniornya. Dalam pikirannya mulai bertanya-tanya, doa apa lagi yang ingin diucapkan seniornya itu.

"Ya, Allah, kalau dia memang benar-benar bukan jodohku, cabut saja nyawa jodohnya, Ya Allah." doa Nathan semakin tidak karuan.

Plak...!!

"Aduh...!!"

Nahtan meringis kesakitan pada kedua tangannya setelah di pukul Fatih, agar menyudahi doanya.

"Udah-udah, sampean sudah gila ya, bang ? Makin lama, doamu makin ngawur." ucap Fatih dengan nada sedikit kesal. Menurutnya, bisa-bisanya seniornya berdoa semacam itu.

Nathan tak marah, dia malah nyengir dan terlihat seperti merasa tak bersalah sama sekali. Fatih hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sudah-sudah." Fatih menahan kedua seniornya yang akan menengadahkan kedua tangannya lagi.

Sungguh kocak sifatnya Nathan. Memang, jangan terlalu memaksa berharap yang belum jelas-jelas terjadi. Mereka pun berlanjut mengobrol, Nathan juga melemparkan beberapa pertanyaan yang berkaikan dengan islam.

Fatih dengan senang hati menjawabnya. Tetapi bukan berarti ia serba tau, ia menjawab semua pertanyaan dengan tenang. Dia menjawab semuanya sesuai pengetahuannya saja. Nathan pun bertanya tentang bagaimana dengan orang-orang non muslim.

Dengan hati-hati, Fatih menjawab. "Semua agama di dunia ini bagus. Mereka dan kita sama-sama manusia, tidak boleh saling menjatuhkan, apalagi berselisih hanya karena berbeda keyakinan dan pandangan. Hargai dan hormatilah mereka. Mereka baik karena kita baik, begitu juga dengan sebaliknya."

Nathan mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu ia bertanya lagi. "Kalau teman kita ada yang mau murtad, bagaimana tanggapan kita ?"

Fatih menjawab. "Cukup kasih tau konsekuensinya dengan pelan dan hati-hati. Jangan pernah memaksakan mereka agar tidak melepas islam. Kalau dia sudah benar-benar serius memilih untuk memeluk agama lain, hargai dan hormatilah dengan pilihannya. Dan juga jangan melepas ikatan persahabatan meski dia sudah berbeda keyakinan dengan kita."

Fatih lalu melantunkan sepotong ayat suci Al-Qur'an :

لَاۤ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِ

"Artinya : “Tidak ada paksaan dalam beragama,“  (QS. Al-Baqarah ayat 256)"

"Jadi jangan memaksa teman kita dalam memilih keyakinan. Karena agama islam tidak ada paksaan." jelasnya.

"Islam juga mengajarkan umatnya untuk saling bertoleransi. Begitu juga dengan Baginda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam yang melarang umatnya agar tidak mendiskriminasi non-muslim. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda : “Barangsiapa yang menzalimi seorang (non muslim yang berkomitmen untuk hidup damai dengan umat muslim), merendahkannya, membebaninya di atas kemampuannya atau mengambil sesuatu darinya tanpa keridhaan dirinya, maka aku adalah lawan bertikainya pada hari kiamat.” (HR. Imam Abu Daud), bahkan Rasulullah saja marah bila ada umatnya seperti itu."

"Dan juga dialam hadist lain, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam juga pernah bersabda : “Barangsiapa yang menyakiti seorang zimmi (non muslim yang tidak memerangi umat Muslim), maka sesungguhnya dia telah menyakitiku. Dan barangsiapa yang telah menyakitiku, maka sesungguhnya dia telah menyakiti Allah.” (HR. Imam Thabrani)

Panjang lebar Fatih menjelaskan dan menjawab pertanyaan dari seniornya itu. Dan Nathan sendiri yang mendengarkan penjelasan dari juniornya, ia terdiam tak menjawab. Dari sini, ia merasa mendapat pembelajaran yang baru menurutnya.

(Begitu juga dengan saya (author))

Lalu Nathan kembali bertanya. "Hadist yang barusan kamu terangkan, bahasa arabnya bagaimana ?"

Mendengar pertanyaan Nathan, Fatih menyengir, lalu menjawab dengan perasaan yang sedikit malu. "Hehe, aku nggak ingat, aku cuma hafal artinya."

Nathan terkekeh. "Lebih tepatnya kamu lupa, ya ?"

Fatih tersenyum sambil menunjukkan deret gigi depannya. Nathan bersuara. "Gapapa, itu lebih baik, dari seperti aku yang kurang pengetahuan tentang agama."

"Aku juga sama, bang. Kita sama-sama sebagai manusia pasti punya kekurangan. Kesempurnaan hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala." balas Fatih.

Tak terasa mereka saling mengobrol, tak terasa waktu istirahat mereka akan selesai. Mereka segera bangkit duduk santainya, dan berjalan keluar dari mushola.

Terpopuler

Comments

Ricky Adhitya

Ricky Adhitya

doa nu'aiman emang the best dah🤣🤣🤣

2023-10-07

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 : Penculikan.
2 BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3 BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4 BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5 BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6 BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7 BAB 07 : Mengantar Liana.
8 BAB 08 : Nathan.
9 BAB 09 : Rahasia Ali.
10 BAB 10 : CV Ta'aruf.
11 BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12 BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13 BAB 13 : Menerima.
14 BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15 BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16 BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17 BAB 17 : Berkunjung.
18 BAB 18 : Pertemuan.
19 BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20 BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21 BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22 BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23 BAB 23 : Putus Cinta.
24 BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25 BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26 BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27 BAB 27 : Wanita Asing.
28 BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29 BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30 BAB 30 : Anita Gladys.
31 BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32 BAB 32 : Tipu Daya.
33 BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34 BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35 BAB 35 : Nama Orang Tua.
36 BAB 36 : Sedang Menengahi.
37 BAB 37 : Keras Kepala.
38 BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39 BAB 39 : Penyakit Hati.
40 BAB 40 : Kerja Keras.
41 BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42 BAB 42 : Hawa Nafsu.
43 BAB 43 : Rindu ?
44 BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45 BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46 BAB 46 : Meminta Izin.
47 BAB 47 : Keputusan.
48 BAB 48 : Berpamitan.
49 BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50 BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51 BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52 BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53 BAB 53 : Naik Taksi.
54 BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55 BAB 55 : Telah Sampai.
56 BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57 BAB 57 : Sarapan Pagi.
58 BAB 58 : Wawancara.
59 BAB 59 : Lebih Prima.
60 BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61 BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62 BAB 62 : Merasa Pengecut.
63 BAB 63 : Ruang Rindu.
64 BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65 BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66 BAB 66 : Berbagi Makanan.
67 BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68 BAB 68 : Obrolan Malam.
69 BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70 BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71 BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72 BAB 72 : Di Hari Libur.
73 BAB 73 : Gadis Bercadar.
74 BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75 BAB 75 : Bertemu Kembali.
76 BAB 76 : Ngabuburit.
77 BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78 BAB 78 : Dibawa Pergi.
79 BAB 79 : Keluarga Kandung.
80 BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81 BAB 81 : Permintaan Monika.
82 BAB 82 : Berpamitan.
83 BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84 BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85 BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86 BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87 BAB 87 : Berdiskusi.
88 BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89 BAB 89 : Pamit Dari Kost.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 01 : Penculikan.
2
BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3
BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4
BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5
BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6
BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7
BAB 07 : Mengantar Liana.
8
BAB 08 : Nathan.
9
BAB 09 : Rahasia Ali.
10
BAB 10 : CV Ta'aruf.
11
BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12
BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13
BAB 13 : Menerima.
14
BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15
BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16
BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17
BAB 17 : Berkunjung.
18
BAB 18 : Pertemuan.
19
BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20
BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21
BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22
BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23
BAB 23 : Putus Cinta.
24
BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25
BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26
BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27
BAB 27 : Wanita Asing.
28
BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29
BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30
BAB 30 : Anita Gladys.
31
BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32
BAB 32 : Tipu Daya.
33
BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34
BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35
BAB 35 : Nama Orang Tua.
36
BAB 36 : Sedang Menengahi.
37
BAB 37 : Keras Kepala.
38
BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39
BAB 39 : Penyakit Hati.
40
BAB 40 : Kerja Keras.
41
BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42
BAB 42 : Hawa Nafsu.
43
BAB 43 : Rindu ?
44
BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45
BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46
BAB 46 : Meminta Izin.
47
BAB 47 : Keputusan.
48
BAB 48 : Berpamitan.
49
BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50
BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51
BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52
BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53
BAB 53 : Naik Taksi.
54
BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55
BAB 55 : Telah Sampai.
56
BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57
BAB 57 : Sarapan Pagi.
58
BAB 58 : Wawancara.
59
BAB 59 : Lebih Prima.
60
BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61
BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62
BAB 62 : Merasa Pengecut.
63
BAB 63 : Ruang Rindu.
64
BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65
BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66
BAB 66 : Berbagi Makanan.
67
BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68
BAB 68 : Obrolan Malam.
69
BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70
BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71
BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72
BAB 72 : Di Hari Libur.
73
BAB 73 : Gadis Bercadar.
74
BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75
BAB 75 : Bertemu Kembali.
76
BAB 76 : Ngabuburit.
77
BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78
BAB 78 : Dibawa Pergi.
79
BAB 79 : Keluarga Kandung.
80
BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81
BAB 81 : Permintaan Monika.
82
BAB 82 : Berpamitan.
83
BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84
BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85
BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86
BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87
BAB 87 : Berdiskusi.
88
BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89
BAB 89 : Pamit Dari Kost.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!