BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.

Rupanya pasangan yang Fatih datangi sudah bertunangan. lalu Fatih ingin memberi saran, dan mereka berdua mempersilahkannya.

"Meskipun sudah bertunangan, tapi masih belum ada ikatan halal atau menikah, alangkah baiknya kalau ingin ketemuan, mintalah saudara kandung dari mbanya untuk menemani. Atau juga meminta saudara kandung perempuan dari masnya. Itu pun jangan setiap hari." kata Fatih memberi saran.

"Apa hak kamu berbicara seperti itu ?" si laki-laki langsung memberi reaksinya, dia memberikan tatapan tajam ke arah Fatih. Bukannya takut, justru Fatih tersenyum, bukan meremehkan, melainkan dirinya peduli kepada pasangan yang jelas-jelas bukan mahram ini.

"Kalau mau ceramah jangan disini! Dan jangan sok alim kamu !!" lanjutnya si laki-laki itu, meski tak membentak tapi dari nada bicaranya Fatih paham, bahwa laki-laki yang duduk di sebelahnya jadi kesal.

Fatih yang masih tersenyum, lalu ia menjawab. "Lebih baik saya dibilang sok alim di pandangan orang lain, mas. Dari pada dipandang kafir oleh Allah."

Seketika laki-laki itu terdiam membisu dan bersamaan kedua matanya terbelalak, lalu perlahan sayu. Begitu juga dengan perempuan yang merupakan tunangannya, yang dari tadi diam mendengarkan, ia mulai menundukkan kepalanya.

"Saya yakin, masnya dan mbanya paham bila mana kalau pasangan lawan jenis berduaan tanpa ada ikatan pernikahan atau berpacaran di dalam islam itu dilarang." kata Fatih berbicara dengan tenang dan hati-hati.

Fatih bersuara lagi. "Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman :

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا

"Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.“ Fatih melantunkan surat Al-Isra ayat 32 dengan suara indahnya, serta ia juga menjelaskan artinya.

"Pasti kita semua sangat paham dan sesekali pernah melihatnya di media sosial yang bertema islami. Saya memang seorang remaja yang baru mengenal dunia luar, bahkan saya tidak tau pacaran itu seperti apa, karena saya tak ingin mendekati zina. Akan tetapi, tidak ada salahnya bila saya ingin mengingatkan dan saran baik untuk sesama muslim."

"Memang benar bila ada pasangan lawan jenis berduaan yang tidak ada ikatan mahram, maka orang ketiganya adalah setan. Dan sekarang ini, saya adalah orang ketiganya yang merupakan setan bewujud manusia, yang sedang mengganggu kalian berduaan." kata Fatih menambahkan dengan merendahkan dirinya, bahkan ia rela menyebutkan dirinya sendiri adalah setan (baik).

Kedua pasangan itu pun terdiam Fatih pun berkata lagi. "Maaf, kalau perkataan saya menyinggung masnya dan mbanya. Tetapi saya berani bersumpah, saya tidak berniat menyinggung, saya hanya ingin menyampaikan kebaikan kepada saudara muslim saya."

Mereka berdua menunduk, merasa apa yang dikatakan seorang remaja itu ada benarnya. Dan mereka berdua sadar, apa yang mereka lakukan selama berpacaran hingga bertunangan sudah jelas sangatlah salah. Seharusnya mereka menjaga jarak dan menjalankan apa yang mereka pernah pelajari di sekolah saat pelajaran agama islam.

Akan tetapi, mereka memilih menutup mata dan menutup telinga. Mereka justru menghalalkan cara yang sudah jelas-jelas dilarang dalam ajaran agama islam.

Lalu si laki-laki itu pun bersuara. "Sepertinya apa yang aku lakukan selama ini benar-benar salah, ya." ucapnya, kepalanya masih menunduk, kedua sudut matanya. "Aku pasti sudah membuat Allah kecewa." lanjutnya dengan nada pelan.

Lalu Fatih memegang pundak lelaki itu. "Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangat mencintai orang-orang pendosa yang ingin bertaubat."

Lelaki itu tersenyum, lalu ia mengangkat wajahnya, dan menatap Fatih dengan rasa senang karena sudah diingatkan. "Makasih, kamu sudah mengingatkanku." ucapnya lalu ia menyodorkan tangan kanannya.

"Sama-sama mas. Saya juga seorang manusia biasa yang masih belajar dan banyak kesalahan juga. Tak ada salahnya kita saling mengingatkan." balas Fatih, lalu ia menyalami tangan lelaki itu yang umurnya lebih dewasa darinya.

"Lebih baik masnya dan perempuan pulang. Kalau ingin bertemu, alangkah baiknya masnya datang ke rumah mbanya sewaktu semua keluarga ada di rumah. Itu jauh lebih baik." kata Fatih yang sudah berdiri dari duduknya.

"Kalau kita belum halal, terus aku pulangnya bagaimana ? 'Kan kamu yang mengajakku kesini pake motor." ucap si perempuan itu yang akhirnya bersuara. Dia menatap bingung ke arah tunangannya.

Fatih tersenyum lucu mendengarnya. "Begini saja, mbanya pulang naik taksi. Nanti masnya ikutin sampai rumahnya untuk memastikan mbanya sampai rumah dengan selamat, dan jangan lupa bayarin ongkosnya. 'Kan masnya yang sudah mengajaknya keluar rumah."

Lelaki itu terkekeh mendengarnya, dan mengangguk kepalanya. Lalu dia memesan taksi online. Mereka bertiga pun berjalan pergi dari sudut taman itu, Fatih pun menemani mereka untuk memastikannya. Tak lama menunggu, taksi online pun datang, si perempuan pun masuk ke dalam taksinya.

Setelah taksi itu mulai berjalan, si laki-laki itu pun menaiki motornya dan menyalakan mesinnya. Setelah memakai helm, ia pun menoleh dan melihat Fatih yang masih berdiri memandangnya. "Sekali lagi makasih, ya."

Fatih tersenyum. "Sama-sama." balasnya sambil menganggukkan kepalanya.

"Assalamualaikum." ucapnya berpamitan.

"Wa'alaikumussalam." Fatih menjawab salamnya. Lelaki itu pun pergi menyusul taksi tadi.

Setelah melihat kepergian mereka, ia bersuara pelan mengucapkan kata Alhamdulillah. Lalu Fatih meraih hpnya untuk melihat jam. Waktu sudah menunjukan pukul 20.40 wib. Fatih segera memasukkan kembali hpnya di saku sambil berjalan. Karena mengingat pesan orang rumah agar dirinya tidak pulang terlalu malam.

.....

Setelah sampai rumah, Fatih membersihkan kedua kaki dan tangannya. Ia berjalan menuju ruang tengah dan duduk bersama keluarga yang sedang menonton tv. Ia bisa bersantai karena besok ia masuk jam kerja di shif siang.

"Habis dari mana tadi ?" tanya Liana menatap adiknya.

"Dari taman, mba." jawab Fatih.

"Ngapain saja ?" tanya Liana lagi. Dia merasa was-was bila adiknya ini ikut berkumpul dengan orang-orang yang tak jelas menurutnya.

"Cuma melihat pemandang ramainya keadaan sambil meminum teh dan cilok." jawab adiknya sambil terkekeh.

"Yakin ?" tanya Liana yang masih ragu dengan jawaban adiknya, karena selama ini tak pernah melihat Fatih pergi keluar setelah kepulangannya dari Surabaya. Dan juga, Fatih termasuk remaja yang baru saja mengenal dunia luar.

Terlebih lagi, Liana sendiri juga menjaga diri, dan tak pernah keluar. Kecuali ada tugas kelompok kuliah atau menemani ummi Nana pergi berbelanja bersama abinya atau kakak laki-lakinya.

Fatih menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kenapa mba kaya nggak percaya sama aku ya ?" sahutnya sambil terkekeh.

Liana menjawab. "Mbamu ini khawatir kalau kamu mendapat teman bergaul yang salah."

"Insha Allah mba, aku tidak akan salah memilih teman dalam bergaul."

Liana mengangkat alis sebelahnya. Dia sebenarnya merasa kesal karena adiknya ini terlalu mudah tersenyum. Apalagi ia mengenal sifat adiknya yang rendah hati dan baik, ia takut bila kebaikan adiknya menjadi bumerang, sehingga dimanfaatkan oleh orang lain.

Saat akan bertanya lagi, ummi Nana bersuara. "Sudah. Ummi lagi asik-asik fokus nonton malah terganggu sama kalian."

Liana menghela nafasnya, lalu ia kembali fokus menonton tv. Abi Alif dan Ali menggeleng-gelengkan kepalanya. Mereka pun menikmati menonton film keluarga bertema islami.

Selama ini acara tv yang selalu mereka tonton adalah acara tv seperti berita. Terkadang juga hingga film dan acara kompetisi yang terselip mengandung islami. Mereka tak pernah menonton tv yang bertema gosip artis, yang menurut mereka tidaklah penting, meski terkadang ummi Nana sendiri malah menonton acara itu.

Episodes
1 BAB 01 : Penculikan.
2 BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3 BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4 BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5 BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6 BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7 BAB 07 : Mengantar Liana.
8 BAB 08 : Nathan.
9 BAB 09 : Rahasia Ali.
10 BAB 10 : CV Ta'aruf.
11 BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12 BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13 BAB 13 : Menerima.
14 BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15 BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16 BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17 BAB 17 : Berkunjung.
18 BAB 18 : Pertemuan.
19 BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20 BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21 BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22 BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23 BAB 23 : Putus Cinta.
24 BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25 BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26 BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27 BAB 27 : Wanita Asing.
28 BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29 BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30 BAB 30 : Anita Gladys.
31 BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32 BAB 32 : Tipu Daya.
33 BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34 BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35 BAB 35 : Nama Orang Tua.
36 BAB 36 : Sedang Menengahi.
37 BAB 37 : Keras Kepala.
38 BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39 BAB 39 : Penyakit Hati.
40 BAB 40 : Kerja Keras.
41 BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42 BAB 42 : Hawa Nafsu.
43 BAB 43 : Rindu ?
44 BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45 BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46 BAB 46 : Meminta Izin.
47 BAB 47 : Keputusan.
48 BAB 48 : Berpamitan.
49 BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50 BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51 BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52 BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53 BAB 53 : Naik Taksi.
54 BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55 BAB 55 : Telah Sampai.
56 BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57 BAB 57 : Sarapan Pagi.
58 BAB 58 : Wawancara.
59 BAB 59 : Lebih Prima.
60 BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61 BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62 BAB 62 : Merasa Pengecut.
63 BAB 63 : Ruang Rindu.
64 BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65 BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66 BAB 66 : Berbagi Makanan.
67 BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68 BAB 68 : Obrolan Malam.
69 BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70 BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71 BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72 BAB 72 : Di Hari Libur.
73 BAB 73 : Gadis Bercadar.
74 BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75 BAB 75 : Bertemu Kembali.
76 BAB 76 : Ngabuburit.
77 BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78 BAB 78 : Dibawa Pergi.
79 BAB 79 : Keluarga Kandung.
80 BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81 BAB 81 : Permintaan Monika.
82 BAB 82 : Berpamitan.
83 BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84 BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85 BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86 BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87 BAB 87 : Berdiskusi.
88 BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89 BAB 89 : Pamit Dari Kost.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 01 : Penculikan.
2
BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3
BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4
BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5
BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6
BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7
BAB 07 : Mengantar Liana.
8
BAB 08 : Nathan.
9
BAB 09 : Rahasia Ali.
10
BAB 10 : CV Ta'aruf.
11
BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12
BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13
BAB 13 : Menerima.
14
BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15
BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16
BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17
BAB 17 : Berkunjung.
18
BAB 18 : Pertemuan.
19
BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20
BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21
BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22
BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23
BAB 23 : Putus Cinta.
24
BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25
BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26
BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27
BAB 27 : Wanita Asing.
28
BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29
BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30
BAB 30 : Anita Gladys.
31
BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32
BAB 32 : Tipu Daya.
33
BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34
BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35
BAB 35 : Nama Orang Tua.
36
BAB 36 : Sedang Menengahi.
37
BAB 37 : Keras Kepala.
38
BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39
BAB 39 : Penyakit Hati.
40
BAB 40 : Kerja Keras.
41
BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42
BAB 42 : Hawa Nafsu.
43
BAB 43 : Rindu ?
44
BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45
BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46
BAB 46 : Meminta Izin.
47
BAB 47 : Keputusan.
48
BAB 48 : Berpamitan.
49
BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50
BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51
BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52
BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53
BAB 53 : Naik Taksi.
54
BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55
BAB 55 : Telah Sampai.
56
BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57
BAB 57 : Sarapan Pagi.
58
BAB 58 : Wawancara.
59
BAB 59 : Lebih Prima.
60
BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61
BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62
BAB 62 : Merasa Pengecut.
63
BAB 63 : Ruang Rindu.
64
BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65
BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66
BAB 66 : Berbagi Makanan.
67
BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68
BAB 68 : Obrolan Malam.
69
BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70
BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71
BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72
BAB 72 : Di Hari Libur.
73
BAB 73 : Gadis Bercadar.
74
BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75
BAB 75 : Bertemu Kembali.
76
BAB 76 : Ngabuburit.
77
BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78
BAB 78 : Dibawa Pergi.
79
BAB 79 : Keluarga Kandung.
80
BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81
BAB 81 : Permintaan Monika.
82
BAB 82 : Berpamitan.
83
BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84
BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85
BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86
BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87
BAB 87 : Berdiskusi.
88
BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89
BAB 89 : Pamit Dari Kost.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!