BAB 10 : CV Ta'aruf.

Abi Alif sudah mulai menduga kalau Ali tidak hanya menjadi guru SD, tetapi juga memiliki sampingan. Namun sebenarnya abi Alif belum terlalu yakin akan hal itu. Sebagai ayah, abi Alif akan menerima alasan Ali menyembunyikan sampingannya, karena ia yakin, Ali memiliki alasan yang bijak.

Jika memang benar kenyataannya, abi Alif bukannya marah karena tidak diberitahu, melainkan dia merasa bangga kalau putra besarnya itu. Abi Alif menduga, Ali mengendalikan dirinya sendiri agar tidak mendapatkan pujian dari semua orang, termasuk abinya dan umminya, jadi Ali memilih merahasiakannya

Terkadang abi Alif agak heran, kenapa Ali sesekali membelikan bahan-bahan makanan di dapur. Bahkan seringkali Ali yang selalu bayar tagihan listrik, air, dan wifi di rumah. Awalnya ia mengira Ali menambah jam mengajar, sehingga dirinya mendapat gaji tambahan karena dirinya sendiri juga belum menjadi Guru PNS.

Melihat Ali yang masih diam, abi Alif tersenyum, lalu bersuara. "Setelah beberapa hari kepulangan adikmu dari surabaya, dia menunjukkan salah satu buku yang pernah dia beli sewaktu di sana."

Ali masih diam, abi Alif melanjutkan. "Fatih menunjukkan nama penulis bukunya. Awalnya, abi merasa tak asing dengan nama penulisnya. Adikmu sudah menduga kalau nama penulis 'HamaNya Allah' adalah kamu."

Abi Alif menjelaskan bagaimana Fatih menduga kalau kakak laki-lakinya adalah seorang penulis buku dengan nama pena 'Hamba Allah'. Fatih yang merasa masih ingat, ia pun mulai menceritakan saat dirinya masih duduk di kelas 5 SD kepada abi Alif. Ia teringat dulu saat Ali mengajaknya jalan-jalan ke taman. Tiba-tiba ada seorang laki-laki remaja datang membawa buku proposal.

Laki-laki remaja itu semacam meminta bantuan dana seikhasnya untuk mengadakan sebuah acara. Fatih memperhatikan Ali yang memberi uang 20 ribu kepada remaja itu, lalu menuliskan namanya. Tapi bukan namanya yang Ali tulis, melainkan dirinya menuliskan 'HambaNya Allah'.

Mendengar cerita dari Fatih itu, abi Alif pun mulai teringat ketika dirinya mendapat hadiah sepatu 2 tahun yang lalu. Karena di dalam keluarga abi Alif yang merupakan kaum muslim, tak ada perayaan ulang tahun.

Jadi cukup memberi hadiah sewajarnya saja sesuai ajaran islam, bila mana memberi kado sebagai hadiah itu diperbolehkan asal kita ikhlas dan tidak memberatkan diri sendiri. Saat itu abi Alif sedang ulang tahun, ummi dan Liana menyiapkan masakan untuk makan malam. Dan makanan yang mereka masak adalah makanan kesukaan abi Alif, yaitu rendang ayam.

Tiba-tiba ada sebuah kiriman paket datang untuk abi Alif, dia heran karena tidak ada orang rumah yang membeli barang online. Setelah melihat isinya paketnya adalah sepatu baru, dan ada selemar kertas yang bertulis 'hadiah untuk Bpk. Alif Rahmat ,itulah nama panjangnya abi Alif. Dan tertulis nama pengirimnya 'HambaNya Allah'.

Ali menghela nafasnya setelah mendengar panjang lebar cerita dari abinya. Sebenarnya ia sudah memiliki 5 buku karangannya, 2 diantaranya buku Novel yang sama-sama ada hubungannya juga dengan islam. Ali mulai merasa sudah tidak bisa menyembunyikan hobinya itu.

Ya, hobinya sejak masih SMA adalah menulis karangan buku, meski akhirnya dulu tak pernah diterima oleh pihak manapun. Lalu Ali tersenyum, dalam pikirannya, ia tertawa karena dirinya sendiri merasa tidak menyangka kalau adik laki-lakinya itu telah membeli salah satu buku karangannya.

Dan hebatnya, hanya membaca nama penulis penanya, Fatih langsung menebak siapa penulisnya, yang bukan lain Ali sendiri.

Melihat anaknya tersenyum, abi Alif berkata. "Jadi, benar ya ?"

Ali mendongak, dan ia memandang atap ruangan. Ia terkekeh. "Sepertinya aku tak bisa menyembunyikannya lagi "

Abi Alif tersenyum senang mendengar jawaban anaknya itu. Ummi Nana yang dari tadi diam dan setia mendengar semua yang diceritakan suaminya, juga tersenyum. Ia bangga dengan anak jagoan besarnya ini.

Ali memandang kedua orang tuanya. "Setelah abi dan ummi tau, aku harus bagaimana ? Lanjut atau berhenti ?" tanyanya, dari kata-katanya seakan dirinya minta persetujuan dari kedua orang tuannya.

"Teruskan hobimu. Teruslah berkarya." sahut abi Alif, dan ummi Nana hanya menganggukkan kepalanya.

Ali pun tersenyum, ternyata reaksi abi dan umminya setelah mengetahui hobinya, justu mendukungnya.

"Dan makasih hadiahnya, ya." ucap Abi Alif.

Ali tersenyum, dan menjawab. "Sama-sama abi."

Tanpa mereka bertiga tau, rupanya Liana mendengar semuanya dari dalam kamarnya. Tadinya ia mau keluar, ketika ia baru membuka pintu kamarnya sedikit, ia mengurungkan niatnya, dan mendengar semua pembicaraan kedua orang tuanya dan kakak laki-lakinya.

Dia juga terkejut mendengarnya. Entah semuanya kebetulan atau memang takdir, buku salah satu novel yang ia beli barusan adalah buku karangan kakak laki-lakinya sendiri. Dia tersenyum senang, karena tak menyangka Ali bisa melakukan yang menurutnya hebat, karena tak mudah untuk mengarang sebuah buku.

Tapi sayangnya, ia tak mendengar pembahasan tentang salah satu seniornya Fatih yang ingin mengajaknya ta'aruf. Karena ketika Liana akan keluar kamar, ia mulai mendengar suara abi Alif yang membahas persoalan buku karangan kakak laki-lakinya.

.....

Langit sudah mulai gelap, azan mahgrib sudah berkumandang 10 menit yang lalu. Kini Fatih baru saja selesai sholat mahgribnya. Dia tidak sendiri, melainkan bersama keenam karyawan lainnya sedang di jam istirahat, termasuk Nathan. Dirinya menjadi iman sholat, karena semua karyawan sudah mengenal Fatih yang memilki suara yang indah dalam melantunkan surat Al-Qur'an.

Sudah seminggu Fatih menjadi imam sholat saat jam istirahat, meski ia menolak atau memberikan kesempatan kepada semuanya untuk bergantian, tapi ujung-ujungnya mereka tetap memilihnya, karena menurut mereka suara Fatih membuat mereka betah mendengarnya.

Untuk sekarang waktunya Fatih dan keenam karyawan seniornya yang beristirahat. sedangkan karyawan lainnya masih belum, karena seluruh karyawan tidak boleh istirahat secara bersamaan. Lagi pula, mana mungkin istirahat di waktu jam yang sama. Tetapi bagi karyawan yang ingin sholat wajib di jam kerja, sangat diperbolehkan, asalkan harus bergantian.

Setelah sholat mahgrib, Fatih duduk di dalam ruang karyawan, ia membuka bekal makannya. Ia tak sendiri, ada Nathan yang ikut makan bersama, sedangkan kelima karyawan lainnya memilih keluar untuk membeli makan malamnya.

Mereka berdua terlihat menikmati makanan mereka masing-masing. Tak sampai 10 menit, Fatih dan Nathan selesai makannya.

"Fatih, ini CV ta'aruf punyaku." ucap Nathan sambil memberikan amplop map berwarna coklat yang sudah berisi CV ta'aruf miliknya.

Fatih yang baru saja selesai minumnya, ia terbelalak, dirinya tak menyangka kalau seniornya ini benar-benar serius. Sebenarnya Fatih tak lupa, ia berencana akan menyampaikan pesan abinya setelah makan saat di jam istirahat.

"Bang Nathan niat banget ya. Padahal aku mau menyampaikan pesan abiku ke abang saat jam istirahat tepat setelah makan." jawab Fati sambil menerima amplop coklat milik Nathan.

Fatih langsung memasukkan amplop itu ke dalam tasnya. Ia tak memiliki niat untuk membuka atau mengintipnya, karena ia ingin amanah. Dirinya hanya perantara untuk menyampaikan niat baik Nathan kepada keluarganya.

Nathan tersenyum senang mendengarnya. "Apa pesan abimu ?"

"Datanglah ke rumah kalau benar-benar serius ingin ta'aruf, dan jangan lupa membawa CV milikmu, bang. Kalau belum ada waktu luang untuk datang. Sementara titipkan saja CV mu ke aku. Begitu, bang." jawab Fatih yang sama persis yang dikatakan abinya kepadanya.

Nathan tersenyum dan mengangguk. "Insha Allah hari jum'at, aku datang."

"Loh, bukannya itu hari tepat jadwal kita libur 'kan, bang ?" tanya Fatih memastikan.

"Betul sekali." sahut Nathan menyengir, dan kedua alisnya naik turun.

Episodes
1 BAB 01 : Penculikan.
2 BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3 BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4 BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5 BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6 BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7 BAB 07 : Mengantar Liana.
8 BAB 08 : Nathan.
9 BAB 09 : Rahasia Ali.
10 BAB 10 : CV Ta'aruf.
11 BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12 BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13 BAB 13 : Menerima.
14 BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15 BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16 BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17 BAB 17 : Berkunjung.
18 BAB 18 : Pertemuan.
19 BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20 BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21 BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22 BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23 BAB 23 : Putus Cinta.
24 BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25 BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26 BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27 BAB 27 : Wanita Asing.
28 BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29 BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30 BAB 30 : Anita Gladys.
31 BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32 BAB 32 : Tipu Daya.
33 BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34 BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35 BAB 35 : Nama Orang Tua.
36 BAB 36 : Sedang Menengahi.
37 BAB 37 : Keras Kepala.
38 BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39 BAB 39 : Penyakit Hati.
40 BAB 40 : Kerja Keras.
41 BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42 BAB 42 : Hawa Nafsu.
43 BAB 43 : Rindu ?
44 BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45 BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46 BAB 46 : Meminta Izin.
47 BAB 47 : Keputusan.
48 BAB 48 : Berpamitan.
49 BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50 BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51 BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52 BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53 BAB 53 : Naik Taksi.
54 BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55 BAB 55 : Telah Sampai.
56 BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57 BAB 57 : Sarapan Pagi.
58 BAB 58 : Wawancara.
59 BAB 59 : Lebih Prima.
60 BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61 BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62 BAB 62 : Merasa Pengecut.
63 BAB 63 : Ruang Rindu.
64 BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65 BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66 BAB 66 : Berbagi Makanan.
67 BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68 BAB 68 : Obrolan Malam.
69 BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70 BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71 BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72 BAB 72 : Di Hari Libur.
73 BAB 73 : Gadis Bercadar.
74 BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75 BAB 75 : Bertemu Kembali.
76 BAB 76 : Ngabuburit.
77 BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78 BAB 78 : Dibawa Pergi.
79 BAB 79 : Keluarga Kandung.
80 BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81 BAB 81 : Permintaan Monika.
82 BAB 82 : Berpamitan.
83 BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84 BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85 BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86 BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87 BAB 87 : Berdiskusi.
88 BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89 BAB 89 : Pamit Dari Kost.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 01 : Penculikan.
2
BAB 02 : Pulang Dan Awal Mula.
3
BAB 03 : Kerja Di Minimarket.
4
BAB 04 : Lelah Karena Bekerja.
5
BAB 05 : Malam Minggu ke Taman.
6
BAB 06 : Setan Berwujud Manusia.
7
BAB 07 : Mengantar Liana.
8
BAB 08 : Nathan.
9
BAB 09 : Rahasia Ali.
10
BAB 10 : CV Ta'aruf.
11
BAB 11 : Membahas Niat Nathan.
12
BAB 12 : Kuliah Kelas Karyawan ?
13
BAB 13 : Menerima.
14
BAB 14 : Pembelajaran Baru.
15
BAB 15 : Bersabar Dan Berusaha.
16
BAB 16 : Lupa Dan Ingat.
17
BAB 17 : Berkunjung.
18
BAB 18 : Pertemuan.
19
BAB 19 : Lebih Cepat Lebih Baik.
20
BAB 20 : 2 Gadis Kembar.
21
BAB 21 : Berbeda Keyakinan.
22
BAB 22 : Pemuda Tak Asing.
23
BAB 23 : Putus Cinta.
24
BAB 24 : Jalur Halal Atau Haram.
25
BAB 25 : Keluarga Adrian Fernando.
26
BAB 26 : Kisah Siti Khadijah.
27
BAB 27 : Wanita Asing.
28
BAB 28 : Menguji Atau Ragu.
29
BAB 29 : Perintah Untuk Berfikir.
30
BAB 30 : Anita Gladys.
31
BAB 31 : Tulus Dalam Beribadah.
32
BAB 32 : Tipu Daya.
33
BAB 33 : Mahluk Ghaib.
34
BAB 34 : 5 Bulan Setelahnya.
35
BAB 35 : Nama Orang Tua.
36
BAB 36 : Sedang Menengahi.
37
BAB 37 : Keras Kepala.
38
BAB 38 : Bisa Dimana Saja.
39
BAB 39 : Penyakit Hati.
40
BAB 40 : Kerja Keras.
41
BAB 41 : Mengabaikan Kewajiban.
42
BAB 42 : Hawa Nafsu.
43
BAB 43 : Rindu ?
44
BAB 44 : Umat Akhir Zaman.
45
BAB 45 : Sebelum Cahaya.
46
BAB 46 : Meminta Izin.
47
BAB 47 : Keputusan.
48
BAB 48 : Berpamitan.
49
BAB 49 : Berangkat Dan Kejutan.
50
BAB 50 : Dalam Perjalanan.
51
BAB 51 : Tidur Di Masjid.
52
BAB 52 : Bertemu Orang Baik.
53
BAB 53 : Naik Taksi.
54
BAB 54 : Cerita Supir Taksi.
55
BAB 55 : Telah Sampai.
56
BAB 56 : Mendapat Kamar Kost.
57
BAB 57 : Sarapan Pagi.
58
BAB 58 : Wawancara.
59
BAB 59 : Lebih Prima.
60
BAB 60 : Mengajak Berbicara.
61
BAB 61 : Memilih Menahan Diri.
62
BAB 62 : Merasa Pengecut.
63
BAB 63 : Ruang Rindu.
64
BAB 64 : Membersihkan Toilet.
65
BAB 65 : Setelah Satu Bulan.
66
BAB 66 : Berbagi Makanan.
67
BAB 67 : Lauhul Mahfudz.
68
BAB 68 : Obrolan Malam.
69
BAB 69 : Pergi Ke Caffe.
70
BAB 70 : Riko Mengerjai Fatih.
71
BAB 71 : Pulang Ke Kost.
72
BAB 72 : Di Hari Libur.
73
BAB 73 : Gadis Bercadar.
74
BAB 74 : Bulan Ramadhan.
75
BAB 75 : Bertemu Kembali.
76
BAB 76 : Ngabuburit.
77
BAB 77 : Ramadhan Di Hari Ke-9.
78
BAB 78 : Dibawa Pergi.
79
BAB 79 : Keluarga Kandung.
80
BAB 80 : Tumbuh Sehat.
81
BAB 81 : Permintaan Monika.
82
BAB 82 : Berpamitan.
83
BAB 83 : Fatih Dan Victoria.
84
BAB 84 : Pergi Ke Bogor.
85
BAB 85 : Sampai Di Lokasi.
86
BAB 86 : Keluarga Besar Fernando.
87
BAB 87 : Berdiskusi.
88
BAB 88 : Perasaan Bimbang.
89
BAB 89 : Pamit Dari Kost.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!