Keesokan harinya. Tiba-tiba Fatih membuka kedua matanya, ia melihat sekelilingnya, rupanya dirinya masih di dalam kamarnya. Karena baru saja Fatih merasa bermimpi dalam tidurnya, tetapi ia tidak tau pasti mimpinya itu, cukup sulit untuk dijelaskan. Tapi yang ia ingat gambaran dari mimpinya, dirinya berkumpul bersama keluarganya, bukan hanya ada keluarga abi Alif, tetapi ada satu keluarga yang juga ikut berkumpul.
Fatih pun terbangun, ia duduk dari posisi tidurnya. Dia segera beristighfar, dia tak ingin berfikir yang tidak-tidak tentang mimpinya itu. Karena teringat dimana ia pernah membaca artikel tentang mimpi dalam tidurnya, yang dimana seseorang berkumpul dengan keluarganya, ada yang menandakan kebaikan dan juga keburukan. Fatih tak ingin percaya itu, Lalu ia menoleh kearah jam dinding kamarnya.
Jam dindingnya sudah akan menunjukan ke arah angka 2. Fatih segera meraih hpnya dari meja belajarnya. "Sudah dini hari ternyata." gumannya, rupanya waktu sudah pukul 01.55 wib, dan sudah masuk hari jum'at dini hari.
Fatih pun akan menguap karena rasa kantuknya, tetapi ia segera berusaha menutupi mulutnya dengan telapak tangan kanannya. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menganjurkan umatnya untuk menahannya, supaya tidak menguap sampai mengeluarkan suara 'hah' dan sejenisnya. Karena jika sampai mengeluarkan suara, setan senang dan tertawa melihat manusia yang seperti itu.
Dan Fatih selalu membiasakan hal itu ketika akan menguap, dan juga ia mendapat pelajaran itu dari abi Alif ketika dirinya masih kecil. Karena juga sudah jadi kebiasaan, sehingga ketika ia akan menguap, dengan reflek tangan kanannya langsung menutupi mulutnya, terkadang ia menggunakan punggung tangan kirinya.
Fatih sedikit meregangkan anggoa tubuhnya. Ia segera bangkit dari kasur dan keluar dari kamarnya. Tak lama kemudian, ia kembali masuk ke dalam kamar dengan wajah segar, karena ia telah mengambil air wudhu. Lalu Fatih menyiapkan alat sholatnya. Ya, dirinya akan menjalankan sholat istikharah.
.....
Tak sampai 5 menit Fatih melakukan sholat sunnahnya, ia tak langsung menyudahinya, ia mulai berzikir. Setelahnya, ia pun berdoa. "Ya, Allah, sesungguhnya hamba memohon kepadaMu, hamba memohon kepastian dengan kepadaMu, Engkau Yang Maha Mengetahui, karena hamba hanyalah manusia biasa yang tidak mampu mengetahui apa yang terjadi. Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui sungguh dalam perkara ini baik bagiku, agamaku, kehidupanku, dan setelahnya."
Fatih berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, agar dirinya diberi petunjuk. Yang ia harapkan kepadaNya agar selalu diberi keselamatan kepada dirinya dan keluarganya.
"Ya Allah, berikanlah kesehatan ke semua keluarga hamba. Keluarga yang mengadopsi hamba maupun keluarga kandung hamba. Hanyalah kepadaMu, yang mampu melakukan segalanya, dan hanyalah kepadaMu yang selalu hambaMu ini dan semua hambaMu di bumi ini memohon."
"Kau 'lah Yang Maha Mendengar, Kau 'lah Yang Maha Mengetahui. Lancarkanlah semua rezeki dan niat baik semua hambaMu. Aamiin."
Fatih menyudahi berdoanya dengan mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Lalu ia menghapus kedua air matanya yang sudah mulai keluar. Dalam hatinya ia punya harapan, jika Tuhannya bisa mempertemukan dirinya dengan keluarga kandungnya, entah itu sengaja atau tidak sengaja.
Dan jika dirinya benar-benar menemukan keluarga kandungnya, atau mereka yang menemukannya, sampai kapanpun, dirinya tidak akan melepas atau ikatan keluarga yang sudah mengadopsinya. Sungguh, dirinya akan merasa sangat senang, karena tak hanya memiliki satu keluarga saja, tetapi memiliki lebih dari satu keluarga.
Dia memiliki harapan besar, agar Allah menguatkan dirinya untuk tidak sampai melupakan keluarga yang sudah mengadopsinya, atau mereka yang pergi membiarjan dirinya. Karena hanya mereka adalah keluarga yang paling ia sayangi dan cintai saat ini. Dan jika ia dipertemukan dengan keluarga kandungnya, ia juga akan melimpahkan rasa sayang dan cintanya kepada mereka.
Dalam hatinya, Fatih berharap Allah mengabulkan doanya. Ia hanya bisa berusaha dan bersabar. Entah sampai kapan Tuhan mengabulkan doanya, meskipun ia harus bersabar selama bertahun-tahun lamanya, Insha Allah akan ia lakukan. Fatih percaya, karena Allah sangat mencintai hamba-hambaNya dengan caraNya.
Nabi Ayub bersabar selama 18 tahun, Nabi Yusuf bersabar selama 13 tahun, Nabi Yakub bersabar selama 14 tahun, Nabi Musa saja bersabar selama 40 tahun. Mereka sebagai manusia sekaligus Nabi saja bisa bersabar selama itu, sedangkan kita yang merupakan kaum muslim di akhir zaman ini, baru seminggu berdoa, masih saja ada yang mengeluh dan tak sabar.
Fatih memang lulusan sekolah pesantren dan baru mengenal dunia luar. Dirinya juga manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan. Dirinya bukanlah kaum muslim yang sempurna, akan tetapi dirinya dan termasuk kita, hanya bisa berusaha untuk menjadi umat muslim yang taat.
Setelah selesai berdoanya, Fatih manfaatkan waktunya untuk mengaji. Selama ini ia sesekali mengaji setelah ia sudah bekerja. Ia akan mengaji sampai terdengar suara azan subuh. Sekaligus ia ingin menguji kemampuan hafalannya, karena masih ada yang belum sepenuhnya ia hafalkan semua, dan terkadang ia juga lupa. Ia ingin seperti abi Alif yang seorang hafiz.
.....
Hari sudah pagi, dan waktu sudah di jam 7 pagi. Hari ini adalah hari dimana Fatih tak bekerja, tepatnya ia mengambil hari libur. Dia tak pergi kemana pun, ia memilih bersantai sekaligus menjaga rumah. Lagian ia tak memiliki uang banyak untuk pergi jalan-jalan keluar, kalau pun ada uang, ia tetap memilih di rumah saja.
Gajian pertamanya tinggal satu minggu lagi. Selama ini, Fatih mengandalkan uang tabungannya. Uang yang ia dapat adalah uang yang ditransfer dari abinya selama dirinya mengabdi di pesantren. Selama dirinya di sekolah pesantren, semua uang kiriman abinya tidak dipakai semua.
Hampir sebagian dari semua uang yang setiap abi Alif kirimkan, ia menabungnya. Sisanya ia gunakan untuk membeli jajan dan kebutuhannya sehari-hari. Tapi sesekali ia mengambil sedikit uang dari tabungannya, bila ada kebutuhan untuk membeli buku.
Sambil menunggu azan untuk sholat jum'at, ia memilih memainkan smartphone untuk menonton video islami. Beberapa lama kemudian ia teringat sesuatu, ia pun mengirim pesan chat pribadi kepada Nathan, untuk mengingatkan niatan seniornya itu.
Tak ada jawaban atau respon, Fatih mengalihkan layar hpnya untuk menonton film pahlawan islam yang berjudul 'Fetih 1453'. Film yang menceritakan salah satu pahlawan besar umat islam dalam menaklukkan Konstantinopel.
.....
Hari sudah siang, semua laki-laki beragama islam telah selesai melakukan sholat jum'at di masjid. Saat ini Fatih sedang berjalan pulang dari masjid. Tiba-tiba ada yang memanggil namanya, ia pun menoleh, lalu ia terkejut. Karena ia melihat sosok yang dikenalnya sedang berjalan ke arahnya.
"Assalamualaikum." Nathan mengucapkan salamnya kepada Fatih.
Fatih tersenyum, rupanya seniornya sekaligus temannya. Lalu ia menjawab. "Wa'alaikumussalam. Bang Nathan habis dari mana ?"
"Habis sholat jum'at dong." jawab seniornya.
"Abang sholat jum'atan dimana ?" Fatih bertanya lagi.
"Di masjid yang sama denganmu." jawabnya.
"Loh, kok aku nggak liat ya ?"
"Hehe, aku sedikit telat tadi, aku datang saat akan qomat."
"Kenapa jum'atan jauh-jauh kesini ?" tanya Fatih, karena setahunya, jarak rumah seniornya ini cukup jauh. Dan juga ia tak pernah melihat Nathan sholat di masjid di dekat rumahnya.
Tetapi, mereka pernah sholat jum'at bersama, itu pun hanya ketika hari jum'at saat mereka masuk jam kerja di shif lagi. Saat jam istirahat, mereka sholat jum'at bersama di masjid yang terdekat dengan tempat kerjanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments