Rain & Sunny

Rain & Sunny

Bagian 1

Happy Reading!

Pagi yang cerah bertemankan dengan hiruk-pikuk dan kebisingan kendaraan. Maklumlah, kota metropolitan. Kota yang nyaris tidak pernah beristirahat meski hanya sehari saja karena kesibukannya.

Akan tetapi, hal itu tidak membuat seorang pemuda tampan bermata musang ini mengeluh sedikitpun.

Sebagai seorang pemuda lajang yang mandiri dan disiplin serta rajin menabung dan berinvestasi, investasi saham, bukan investasi yang lain, membuat pemuda itu sudah terlatih untuk bangun pagi dan mengurus dirinya sendiri.

Namanya Rain Steve Jonathan. Putra dari pasangan Antonio Jonathan dan Vincentia Jonathan. Seorang putra konglomerat pemilik kerajaan bisnis di bidang properti.

Berkat kejeniusannya kini ia menjadi pewaris tunggal, dan ia telah mampu mengembangkan perusahaan menjadi lebih besar hingga sampai luar negeri.

Tak heran jika ia disegani dalam dunia bisnis, karena kepiawaiannya dalam berbisnis. Bahkan sekarang beberapa perusahaan kecil berada di bawah naungan perusahaannya.

Selain itu, Rain adalah seorang pebisnis bertangan dingin, pantang mengenal kata tidak, arogan, suka mengatur, tetapi pantang diatur.

Egois? Memang

Tidak suka? Silahkan angkat kaki dari hadapannya.

Bukankah kalian pernah mendengar, “Jika kalian memiliki banyak uang, kalian bisa menjadi apa pun yang kalian inginkan?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rain yang sudah selesai dengan ritual kesehariannya, Rain bersiap untuk bekerja, di depan rumahnya sebuah mobil Mercedez Benz e-class sudah menanti.

“Selamat pagi, Tuan Muda," sapa supir pribadinya.

“Hmm... pagi," balas Rain singkat padat dan jelas.

Mobil melaju membelah jalanan kota yang padat. Berbagai kendaraan disertai suara bising khas mesin mobil dan motor sudah menjadi pemandangan yang biasa dilihat oleh Rain.

“Bagaimana pagi hari Anda, Tuan?" tanya supir.

“Pagiku, ya begitu saja seperti biasanya, tidak ada yang spesial. Memang kau mengharapkan apa, pagi yang manis disambut dengan kecupan istri begitu?" jawab Rain dengan nada sinis, namun matanya tak lepas dari berkas-berkas laporan perusahaan, yang dikirimkan sekretaris.

“Maaf, Tuan. Bukan begitu maksud saya," ucap sang supir dengan hati-hati.

Perjalanan menuju kantor pun dilanjutkan, suasana menjadi kaku dan dingin hanya diisi oleh keheningan.

Saat sedang serius memeriksa berkas laporan, Ponsel Rain berdering. Ternyata sang Maharatu Jonathan. Segera saja ia mengangkatnya dari pada hidupmu berakhir saat itu juga.

“Ya, mommy," sapa Rain.

“Honey, kamu sudah berangkat, jika sudah jangan lupa membeli sarapan, okay?" tanya mommy-nya diseberang telepon.

“Kalau aku ingat," jawab Rain sekenanya.

“YAK! Yaampun dosa apa aku mempunyai anak sepertimu? Suamiku, anakmu itu benar-benar."

Rain hanya memutar bola matanya dengan malas. mommy-nya itu memang sedikit hiperaktif.

“Putraku adalah putramu juga, sayang. Mereka keluar dari rahimmu, tidak mungkin aku, aku hanya bisa menanamkan bibit unggul untuk menjadi para penerus keluarga Jonathan nantinya. Jika kau lupa, aku bersedia mengingatkan prosesnya," jawab daddy Rain.

“Kau kakek tua, kaupikir sudah berapa usiamu? Kasihan anak kita, dia tidak paham dengan hal seperti itu," sahut sang istri.

“Ah, benarkah? Kau betul juga, dia tidak akan paham dengan pembicaraan kita, otaknya tidak akan sampai, tapi aku tidak yakin," ujar Antonio, sang Baginda raja Jonathan.

“Oh, ayolah. Sebenarnya apa inti dari pembicaraan kalian, mengapa mommy meneleponku?" ujar Rain merasa kesal.

“Mommy hanya ingin mengingatkan, jangan lupa sarapan pagi ini. Kau tahu lambungmu sudah tidak baik."

“Hanya itu saja?" tanya Rain.

“Memang apa lagi?" balas mommy-nya.

“Tidak, tidak ada. Baiklah Aku akan membeli sarapan nanti," jawab Rain.

“Ha-ha-ha.... Mommy hanya bercanda, semangat untuk hari ini sayang, jangan terlalu garang dengan para pegawaimu, nanti mereka akan kabur semua jika kau seperti itu,"

“Aku tidak garang. Aku hanya tegas saja pada mereka," elak Rain.

“Jangan kau kira mommy tidak tahu, perilakumu di kantor," ujar mommy-nya.

“Hmm..." Rain hanya bergumam tak jelas.

“Ya sudah mommy tutup teleponnya, bye honey."

“Bye mommy," jawab Rain.

Sambungan terputus, Rain menghela nafas. Mommy dan daddy-nya memang ada-ada saja.

Rain terjebak dalam kemacetan. Dia menghela nafas untuk kesekian kalinya. “Apa kita masih lama?"

“Mungkin masih lama, Tuan," jawab supirnya.

“Apa kita tak bisa mengambil jalan alternatif lain?" tanya Rain lagi.

“Maaf Tuan. Saya rasa tidak bisa karena keadaan jalan sangat padat pagi ini," jelas sang supir.

“Jika seperti ini Aku bisa terlambat. Sebaiknya Aku menelepon dia," ujar Rain.

Rain men-dial nomor sekretarisnya. Dia berdecak karena respon yang lambat dari sang sekretaris. Sesaat kemudian, teleponnya sudah tersambung.

“Halo, YAK RAIN, INI SUDAH JAM BERAPA, KENAPA KAU BELUM SAMPAI?!" tanya sang sahabat yang merangkap menjadi sekretaris pribadi.

“Gajimu, akan kupotong karena terlambat mengangkat telepon dariku," ucap Rain datar.

“Apa? Oh ayolah, Rain jangan kejam begitu," protes sahabatnya di seberang telepon.

“Kau tahu bahwa Aku tidak suka menunggu terlalu lama?"

“Lalu kaupikir itu salah siapa jika bukan salahmu, huh? Datang terlambat itu salah satu contoh ketidakdisiplinan, Presdir. Sehingga aku yang mengerjakan tugasmu yang terbengkalai itu," ujar sang sahabat sembari menyindirnya.

“Sudah selesai pidato singkatnya?" tanya Rain.

“Sudah, Presdir. Jika Anda ingin bicara waktu dan tempat, saya persilahkan," jawab temannya sambil bersungut-sungut, tapi percuma, Rain tak bisa melihatnya.

“Aku terlambat, karena Aku sedang terjebak kemacetan, jadi untuk saat ini, tolong handle tugasku sampai aku tiba!" ujar Rain dengan nada perintah.

“Baiklah, Presdir, akan saya laksanakan, ada lagi yang ingin Anda sampaikan?" tanya sekretarisnya.

“Siapkan aku menu sarapan dan secangkir kopi hitam," jawab Rain lagi.

“Tunggu! Kenapa kau tak membelinya sendiri saja saat dalam perjalanan kemari?" tanya temannya heran.

“Menolak perintahku gajimu kupotong 50%," ujar Rain tegas.

“ARGHHHH IYA-IYA AKAN KUSIAPKAN, ASAL JANGAN POTONG GAJIKU, DASAR MANUSIA MINIM EKSPRESI MENYEBALKAN!" umpat temannya diseberang telepon sambil marah-marah.

Rain menutup teleponnya dengan seenak jidatnya, tak peduli orang yang dihubunginya sedang mengeluarkan kata-kata mutiara yang indah untuk dirinya.

Di sebuah kantor...

“Dasar si hujan petir menyebalkan, seenaknya saja dia menutup teleponku, belum lagi aku harus menyelesaikan berkasnya, ditambah menyiapkan sarapan untuknya. Cih! dia pikir aku istrinya?" sang sahabat masih sibuk menggerutu.

“Ah lebih baik aku segera menyiapkan saja, eh tapi, kan aku tak bisa memasak. Aish, Bodoh sekali!" umpatnya lagi.

Hei Bung, kau lupa jika di kantor ada office boy atau office girl?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah bergelut dengan kemacetan jalan yang sangat memakan waktu, Rain akhirnya tiba juga di kantornya. Ia keluar dari mobil mewahnya itu. Kaki jenjangnya melangkah dengan tegas.

Beberapa pegawai yang berpapasan dengan dirinya seketika memberi hormat dan salam, yang dijawab sekenanya oleh Rain.

Para kaum hawa pasti akan menoleh dua kali hanya untuk melihat salah satu ciptaan Tuhan yang amat sempurna itu.

Dengan tinggi 185 sentimeter, wajah kecil, mata setajam musang, hidung mancung dan jangan lupakan bibir hati yang terpahat sempurna, membuatnya terlihat tampan bagai dewa.

Ditambah badan yang tegap dan kekar dibalik jas dan kemeja mahal yang ia kenakan. Tubuh yang atletis dengan kulit warna tan yang eksotis, membuatnya nampak terlihat sexy bagai model papan atas.

Sifatnya yang cenderung tegas dan dingin justru menambah daya tarik dirinya di mata kaum hawa.

Ia tiba di depan sebuah lift khusus. Apa, Lift khusus?

Ya, kalian memang tidak salah dengar, di kantornya memang ada lift khusus yang memang dikhususkan untuk dirinya.

Bukankah semua lift itu sama saja?

Hei, kau pikir seorang Rain Jonathan itu suka berbagi?

Dia itu terlalu perfeksionis, dia tak ingin kenyamanannya terusik dengan adanya orang lain.

“Terlalu banyak orang dalam satu ruangan sempit, memungkinkan kuman berkembang biak lebih cepat," begitu katanya.

Maka dari itu, ada tempat yang harus benar-benar disterilkan hanya untuknya.

Saat ini ia sudah berada di dalam sebuah lift yang membawanya ke lantai di mana ruangannya berada.

Ting.....

Lift sudah berhenti, Rain keluar dari lift tersebut begitu pintu lift terbuka dan langsung melangkah menuju ruangannya.

Setibanya di ruangan, Rain disambut oleh suara yang sangat menyebalkan menurutnya.

“Selamat pagi, Presdir kesayangan kami yang tampan, tapi masih tampan diriku ini," ucap sang sekretaris memberikan salam.

“Kau salah minum obat hari ini?"

“Tentu tidak, Presdir," jawab sang sekretaris.

Perkenalkan sekretaris kesayangan Rain sebut saja namanya adalah Galaksi. Ya, Galaksi Andromeda Danendra. Itu nama lengkapnya.

Si pria Cassanova yang berkulit putih seputih porselen, mempunyai senyum yang dapat membius kaum hawa, tapi sayang jidatnya terlalu lebar. Meski begitu, tidak membuatnya mengurangi ketampanan yang terpancar dari wajahnya.

Galaksi ini adalah sahabat Rain semasa kuliah, karena malas mencari sekretaris perempuan, akhirnya Rain menunjuk dia untuk menjadi sekretaris sekaligus tangan kanannya.

“Di mana sarapanku?" tanya Rain.

“Ini Presdir. Silahkan dinikmati!" ucap Galaksi.

Rain menyantap setangkap roti bakar, dan menyeruput secangkir kopi hitam pesanannya. Indera pengecapnya mulai bereaksi.

“Kopinya terlalu manis, kau ingin membuatku diabetes?" tanya Rain.

“Eh, sungguh?" tanya Galaksi.

“Siapa yang membuatnya?"

“I-itu, aku yang membuatnya," jawab Galaksi.

Rain hanya menghela nafas, beruntung Galaksi yang melakukan kesalahan jadi dia bisa memaklumi karena dia tak ingin rugi jika sampai sahabatnya ini hengkang.

Jika tidak sudah pasti ia akan membanting cangkir dan memecat orang yang membuatnya.

“Sudahlah lupakan, Aku ingin melanjutkan pekerjaanku Menyingkir dari sana!" hardik Rain, seketika Galaksi menyingkir dan melanjutkan pekerjaannya.

Visualisasi tokoh

Rain Steve Jonathan

Galaksi Andromeda Danendra

TBC

Terpopuler

Comments

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

mampir, meramaikan, baca , nyicil sampai tuntas 🤭✌️

2024-10-03

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ●Maldini

◌ᷟ⑅⃝ͩ●Maldini

aku mampir Thor🙏

2024-05-01

1

Nuri

Nuri

jangan sinis gitu rian, kamu perlu pendamping biar bisa mencair tidak kaku laki

2023-10-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!