Sebulan kemudian Marcus dan Jupiter sudah mulai menjalankan aksinya. Ya, Marcus sudah mulai bekerja di perusahaan Sullivan.
Ia merasa gugup dan berdoa semoga tak ada yang mengenali dirinya. Setelah pesta pernikahan itu tak lama kemudian Marcus mulai bekerja di perusahaan tersebut.
“Ya Tuhan, aku mohon cancel dosaku dan limpahkanlah dosaku kepada Rain saja karena ia yang memberi aku perintah untuk melakukan perbuatan keji ini. Amin," Marcus berdoa seperti itu dalam hati setiap harinya.
Ia harus menciptakan kesan karyawan yang baik, murah senyum, dan mudah bergaul dengan yang lain, selain itu ia harus menjadi sosok karyawan teladan yang senatural mungkin agar tidak dicurigai.
Saat ini Marcus sedang berada di ruang fotokopi karena ia disuruh memfotokopi data untuk direkap.
“Dean, mana data yang kuminta untuk difotokopi?" tanya salah satu karyawan divisi keuangan.
“Ini." jawab Dean (Marcus) sambil menyerahkan berkas fotokopi. Marcus menggunakan nama samaran agar jati dirinya tak terungkap.
“Ah, terima kasih, aku kagum dengan cara kerjamu yang cepat dan terlihat cekatan. Kau mempermudah tugasku!" pekik karyawan itu senang.
“Sama-sama senang bisa membantu," jawab Marcus ramah.
“Tugas hari ini banyak sekali," keluh karyawan.
“Sepertinya kita akan lembur hari ini," Marcus menimpali.
“Akan tetapi nanti aku tidak bisa, karena ada film yang hendak kutonton hari ini. Bagaimana kalau kau saja yang mengerjakan tugasku?"
“A-apa?"
“Tolong ya, Dean. Please?!"
“Baiklah, nanti akan kukerjakan tugasmu," jawab Marcus sambil menghela nafas.
“Yeay, terima kasih!" pekik karyawan itu senang karena tidak jadi lembur.
“Jangan lupa bayarannya besok, kau harus mentraktirku makan, makanan enak," ujar Marcus.
“Beres, tapi jangan terlalu mahal ya!"
“Aku tidak berjanji soal itu. Kau tahu bukan jika ada harga ada kualitas?"
“Yak, kau memerasku kalau seperti itu!" protes karyawan tersebut.
“Ya, sudah kerjakan saja tugasmu sendiri dan katakan selamat tinggal pada film yang kau tonton," balas Marcus dengan seringai.
“Arghhh...! Iya-iya, aku akan mentraktir menu kesukaanmu, asal kau mengerjakan tugasku!"
“Tenanglah. Itu bisa diatur."
“Terima kasih, Dean memang malaikatku!"
“Selamat bersenang-senang untuk malam nanti."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mr. Lee sangat sedih sekali setelah kematian anak dan istrinya, ia seperti tak memiliki semangat untuk hidup. Ya, kehilangan seseorang yang begitu dikasihi dan menjadi semangat hidup itu sangatlah berat.
Ya, karena ulah Rain, dia menjadi sangat menderita, perusahaannya diambang kebangkrutan dan parahnya lagi tidak adanya support system dari keluarga yang selalu mendampinginya.
“Maafkan Ayah, Ayah berjanji akan membalaskan dendam kalian pada badjingan itu, supaya kalian tenang di sana," ujar Mr. Lee dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangis.
“Rain Jonathan, kau harus mati, aku bersumpah kau akan mati di tanganku!" tekad Mr. Lee.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di kantor, Rain sedang berkutat dengan monitornya, meneliti laporan perkembangan perusahaan.
Matanya fokus melihat grafik perkembangan perusahaan yang menanjak. Ia tersenyum tipis, selama ini kerja kerasnya tidak sia-sia.
“Kau hebat, Rain. Kau telah sukses memajukan perusahaan keluargamu, kau menjadi seorang pebisnis sekaligus pria yang disegani banyak orang dan digandrungi oleh para wanita, tetapi mengapa Sunny hal itu tak pernah bisa menarik perhatian, Sunny?!" gumam Rain.
Penolakan Sunny membuat Rain sedikit frustasi. Ia berpikir bahwa ia adalah sosok yang sempurna.
Para wanita pun tak mampu menolak pesonanya, bahkan mereka sendiri justru berlomba-lomba agar bisa berada di bawahnya, tapi Sunny berbeda, dia tak seperti wanita kebanyakan.
Ketika Rain sedang asyik dengan dunianya sendiri, Galaksi hanya berdiri di depan Rain sambil memandang sahabatnya itu dengan penuh tanya.
“Apa nyawa Rain tengah menghilang saat ini?" pikir Galaksi, memikirkannya membuat Galaksi merinding, karena seingatnya kantor di tempatnya bekerja tidaklah angker.
“Presdir," panggil Galaksi.
Tidak ada jawaban.
“Presdir!" panggilnya sekali lagi dan berhasil, perhatian Rain mampu ia alihkan sebentar.
“Sejak kapan kau berada di sini, mengapa kau tak mengetuk pintu?!" tanya Rain dengan perasaan kesal.
“Saya sudah mengetuk pintu ruangan Anda sekitar 10 menit lamanya, tapi Anda sepertinya tidak mendengarkan," jawab Galaksi.
Rain mendengus, “Ada perlu apa?"
“Baru saja aku mendapatkan telepon, entah dari siapa, dia tak menyebutkan namanya, tapi yang jelas ia adalah laki-laki. Dia meminta bertemu denganmu di restoran Bolero restoran."
“Huh?" Rain mengernyitkan dahi.
“Dan katanya itu urusan penting."
“Jika aku tidak datang?' tanya Rain.
“Dia bilang akan terjadi sesuatu yang akan menimpa Anda, Presdir," jawab Galaksi.
“Cih, badjingan tengik!" umpat Rain.
“Jam berapa aku harus menemuinya?"
“Saat jam makan siang, Presdir."
“Baiklah, persiapkan orang-orang kita pastikan mereka tidak terlihat oleh lawan kita nanti! Aku yakin dia tidak akan menemuiku seorang diri."
“Baik, saya akan menginfokan masalah ini, Presdir, kalau begitu saya permisi." pamit Galaksi lalu meninggalkan ruangan Rain.
“Apa jangan-jangan dia si tua itu?" duga Rain.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Seperti yang sudah disepakati sebelumnya, Rain, Galaksi serta anak buahnya bergerak menuju Bolero restoran.
“Aku menduga Mr. Lee yang akan kita temui hari ini. Kau tahu mungkin si tua itu masih tidak terima jika aku membunuh keluarganya," jelas Rain.
“Hidupmu selalu dalam pusaran bahaya, Rain," sahut Galaksi.
“Begitu juga dengan hidupmu, kau tahu keluarga kita selalu dikelilingi bahaya yang mengintai."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mereka sudah tiba di Bolero restoran, saat bertanya pada pelayan mengenai meja yang sudah dipesan oleh seseorang dan mereka mendekat, benar saja Mr. Lee ada di sana.
“Lama tidak berjumpa Mr. Lee. Bagaimana kabar Anda?" tanya Rain sekedar basa-basi.
“Seperti yang kau lihat, Rain," jawab Mr. Lee.
“Aku minta maaf tak bisa menghadiri pemakaman keluarga kecil Anda, sekali lagi turut berdukacita," ujar Rain dengan ekspresi sombongnya yang terkesan dingin.
Mr. Lee merasa geram dengan sikap Rain yang angkuh.
“Hidupku hancur karenamu, Rain," ujar Mr. Lee.
Rain hanya tersenyum meledek. Dia merasa lucu dengan ucapan Mr. Lee.
“Bagaimana bisa itu semua salahku? Itu semua adalah kesalahan Anda Mr. Lee, jangan memutarbalikan fakta."
“Kau tahu betapa hancurnya hidupku setelah kehilangan keluarga, itu semua karenamu, jika saja kau tidak menyekap mereka, mungkin hidupku tidak akan seperti ini, Rain. Mereka semua tidak bersalah karena tak mengetahui masalah ini!"
“Wow santai, Bung! Itulah kebodohan dirimu, aku bisa melakukan apa aja yang aku inginkan, jika kau berbuat keji dan merugikanku, aku juga bisa berbuat keji dan membuatmu rugi pula."
Mr. Lee benar-benar naik pitam dengan sikap Rain dan ia memberikan kode pada orang suruhannya.
DOR!
DOR!
DOR!
PYAR!
Peluru melesat ke arah Rain beruntunglah Rain mengenakan rompi anti peluru di balik jas armaninya, ya dia sudah menduga hal ini akan terjadi.
Mr. Lee dan Rain melakukan pertarungan satu lawan satu.
Sebelumnya Mr. Lee memanggil Rain dengan Mr. Shadow, karena ia tidak mengetahui nama asli dari Rain. Akan tetapi saking penasarannya Mr. Lee menguntit semua gerak-gerik Mr. Shadow.
Dari situlah ia tahu bahwa Rain adalah sosok Mr. Shadow yang asli.
Tak hanya mereka yang terlibat pertarungan, tapi juga anak buah mereka juga bertarung satu lawan satu.
Baku tembak kembali terjadi, banyak gelas dan piring yang pecah akibat terkena peluru.
Suasana restoran menjadi riuh. Teriakan ketakutan menggema di restoran tersebut.
“Bersiaplah untuk mati di tanganku, Rain!" teriak Mr. Lee sambil menekan pelatuk pistol yang mengarah ke kepala Rain.
DOR!
Beruntunglah Rain masih memiliki reflek yang bagus, sehingga ia bisa menghindari peluru itu, dan justru mengunci pergerakan Mr. Lee dengan ilmu bela diri miliknya yang mumpuni.
“Lepaskan aku sialan!" teriak Mr. Lee saat tangan dan tubuhnya dikunci oleh Rain.
“Dan membiarkanmu menyerangku? Maaf saja, Tuan, tapi sayangnya otakku tidak tumpul sepertimu." ujar Rain sambil memukul tengkuk Mr. Lee hingga pingsan.
“Galaksi!" panggil Rain dengan lantang.
“Ya."
“Bagaimana dengan mereka?"
“Semuanya sudah beres. Banyak dari mereka yang terluka karena serangan orang-orang kita."
“Bawalah Pak Tua ini, masukan dia ke rumah sakit jiwa tempat Triton bekerja, untuk anak buahnya, bawa mereka ke markas!" perintah Rain.
“Baik."
Galaksi segera memberikan perintah pada anak buah Rain, setelahnya mereka meninggalkan restoran begitu urusannya sudah selesai.
Di dalam mobil Rain dan Galaksi pun berbincang.
“Kau yakin menempatkan Mr Lee ke rumah sakit jiwa?"
“Aku yakin, dia akan mengalami gangguan kesehatan setelah ini, apa lagi setelah ditinggal istri dan anaknya. Ah, biarkan Triton yang menjadi dokter untuk menangani si tua itu, nanti—"
“—dan kau urus semua kekacauan ini jangan sampai berita ini menyebar dan merugikan perusahaan, serta merusak citraku!"
“Baiklah. Semoga saja dia tidak berubah menjadi siluman gajah mengamuk nantinya," ujar Galaksi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hari sudah mulai malam beberapa karyawan sudah banyak yang pulang dan hanya beberapa orang yang masih tinggal karena lembur, Marcus adalah salah satunya.
Ia memang benar mengerjakan tugasnya dan tugas salah satu karyawan, sekaligus ia melancarkan rencananya, dia mulai memanipulasi data-data keuangan perusahaan.
Setelah sudah selesai dengan tugasnya, ia menghubungi Jupiter, “Aku sudah selesai dengan tugasku, sekarang giliranmu!"
“Baiklah."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sebuah apartemen minimalis namun terlihat elegan, Jupiter berkutat dengan laptopnya, ia menjalankan tugas yang menjadi bagiannya.
“Maafkan aku, Nona cantik, aku harus jahat padamu, tapi nyawaku lebih penting kali ini. Ah, akhirnya selesai juga tugasku, pasti besok akan ada berita besar," gumam Jupiter.
TBC
Visualisasi Dean (Marcus)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
wkwkwk... dikira stres ya.
2023-10-12
1
🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
aku ikut aminin juga dech wkwkwk...
2023-10-12
1
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴☠️
kra² spa yg menang ya ,🥴✌🏿🤘🏿
2023-09-28
1