Bagian 9

Sunny lagi-lagi bangun kesiangan tapi kali ini, dia tidak se siang waktu itu, meski begitu ia tetap terburu-buru.

“Ah sial! Ini semua gara-gara Kak Aurora, aku kembali menjadi ratu jalanan, seandainya aku tak menurutinya untuk menemani tadi malam, mungkin aku sudah berada di kantor sekarang," gerutunya.

Sunny segera memasuki mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi, papanya sudah masuk kantor pagi-pagi, sementara mamanya harus menghadiri acara amal tahunan, untuk anak-anak kurang beruntung.

Sunny benar-benar berubah menjadi ratu jalanan, beruntunglah jalanan hari ini tidak seramai biasanya. Jika jalanan padat mungkin ia bisa menabrak orang-orang disekitarnya.

Saat sedang fokus menyetir ponselnya berdering, ternyata dari sang sekretaris.

“Ya, halo."

“Apa kau menjadi ratu jalanan lagi, hari ini?"

“Kau sangat mengerti aku dengan baik, Sayang."

“Karena drama korea, lagi?"

“Kali ini aku menjadi tempat sampah curhatan, kakak kelas SMA kita."

“Sungguh?!"

“Hmm... Begitulah."

“Siapa yang curhat?"

“Aurora."

“Ah si kakak kelas anti sosial itu, ya aku masih ingat wajahnya, apa dia masih seperti dulu?"

“Kau tak akan percaya jika aku menjawab dia sudah berubah, sayang. Entah apa yang terjadi pada kehidupannya, aku juga tidak tahu, tapi yang jelas sekarang dia nampak menawan dengan penampilannya yang tanpa kacamata itu."

“Wah, yang benar?! Aku jadi penasaran seperti apa dirinya saat ini."

“Jika dia mengajakku kembali berkumpul, mungkin aku akan mengajakmu. Sudah dulu, ya! Aku masih di jalan, tidak baik berkendara sambil menelepon."

“Oke berhati-hatilah di jalan, Nona."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Lain dengan Sunny, lain pula dengan Rain yang pagi ini mengeluh sakit sekujur tubuhnya akibat pukulan dan bantingan dari dokter tampan yang sedikit manis namun kejam itu.

Supir pribadinya hanya memandang penuh tanya terkadang meringis.

“Apa sebaiknya Tuan Muda tidak masuk bekerja saja? Saya lihat dari tadi Tuan Muda meringis menahan sakit," usul supir pribadinya.

“Argghh! Itu tidak perlu, meski terasa sakit. Aku tidak akan tumbang hanya karena ini," jawab Rain.

“Maaf jika lancang Tuan Muda, kalau boleh tahu mengapa Anda bisa kesakitan seperti itu?" tanya sang supir.

“Aku bergulat dengan kucing liar kemarin, dia membantingku karena aku tak sengaja menarik ekornya," jelas Rain.

“Dia sudah kembali Tuan Muda?" tanya sang supir lagi.

“Ya, dan kau tahu? Dia sekarang sedang mengencani Cleo," cerita Rain.

“Apa Tuan Muda tidak setuju dengan hubungan mereka? Kalau saya lihat, sepertinya tuan muda Triton itu adalah lelaki yang baik," ujar supirnya.

“Mungkin kau benar, jika dia adalah pemuda yang baik, tapi sebaik-baiknya seseorang, tetap ada sifat atau perilaku buruk yang menyertai kehidupannya, Triton memang baik dan ramah, tapi dia sering bergonta-ganti, pasangan," jelas Rain datar.

“Semoga saja nona bisa merubah tuan muda Triton, Tuan Muda," ujar supir.

“Aku harap iya, dan jika ia berani berbuat macam-macam dengan Cleo, aku akan menghajar Triton dengan tanganku sendiri," ucap Rain.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sunny sudah berada di ruangannya setelah dia sampai kantor dalam keadaan selamat meski sedikit ugal-ugalan.

“Apa kau ingin membunuhku?!" tanya Sunny dengan suara lantang kala melihat setumpuk berkas di mejanya dan yang benar saja, tumpukan itu hampir setinggi tubuhnya.

“Apa-apaan kau?"

“Ini berkas yang harus kau periksa ibu general manager."

“Aish! Kau benar-benar psikopat yang akan membunuhku," keluh Sunny jengkel.

“Itu laporan dari tahun kemarin, kau belum memeriksanya cantik," ujar sang sekretaris.

Hembusan nafas pasrah terdengar. Sepertinya Sunny harus bekerja keras hari ini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

“Selamat pagi, Presdir," sapa Galaksi pada Rain.

“Hmm... Bacakan agendaku untuk hari ini!" perintah Rain. Galaksi pun membacakan jadwal agenda Rain untuk hari itu sembari berjalan menuju ruangan.

“Baiklah, oh lalu bagaimana info yang kuminta semalam, kau sudah mencarinya?" tanya Rain.

“Tentu sudah, Presdir sudah kucetak juga menjadi sebuah jurnal. Anda bisa membacanya nanti saat di ruangan Anda, saya meletakkannya di meja," jelas Galaksi.

“Cepat juga kerjamu," komentar Rain.

“Aku masih harus mencari uang untuk menghidupi diriku sendiri," jawab Galaksi.

Rain tahu bahwa Galaksi sedang menyindirnya karena ia terkadang suka memecat orang apabila kinerja pegawainya tak sesuai dengan ekspektasi, akan tetapi dia tidak pedulikan itu.

Tiba di ruangan, benar saja ada satu berkas di atas mejanya, sepertinya itu adalah data yang diinginkannya.

”Aku baru tahu kalau kau bisa tersenyum secerah matahari, padahal biasanya wajahmu selalu mendung," ujar Galaksi.

“Maka sepatutnya kau merasa bersyukur, kau adalah orang pertama yang dapat melihat senyumku yang secerah matahari ini," jawab Rain.

“Jika saja aku seorang wanita, pastilah aku bahagia, tapi maaf aku ini laki-laki, Presdir. Jadi ketika melihat senyummu hatiku tak merasakan apa pun," ujar Galaksi.

Rain hanya mengerutkan kening saat mendengar jawaban Galaksi, “Kaupikir aku akan tertarik padamu?!"

Rain membaca berkas yang ia minta dengan seksama, sesekali senyum kecil terbit di bibirnya yang berbentuk hati.

“Oh, dia anak dari Mr. Kendrick Sullivan?" beonya, kemudian ia lanjut membaca detail data diri gadis impiannya.

“Sudah kuduga dia bukan wanita biasa, cantik, cerdas, mandiri, sangat sesuai dengan seleraku," gumam Rain.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di sisi lain Sunny sedang berkutat dengan berkas-berkas yang menggunung. Beberapa kali ia menunduk dan membetulkan kacamata yang membingkai mata indahnya.

“Auch! Tengkukku terasa pegal, awas saja dia, memang sekretaris yang merangkap menjadi sahabat tidak ada sopan-sopannya," keluh Sunny.

”Tada! Aku membawakan segelas latte dan sandwich dengan bacon untukmu, semoga kau kenyang." ujar sang sekretaris.

“Aku pegal, kuharap setelah memeriksa berkas ini kepala dan tengkukku masih baik-baik saja," ucap Sunny.

“Eh, kau belum membicarakan soal yang tadi ditelepon," ujar sang sekretaris lagi.

“Nanti saja aku sedang sibuk!"

“Ah, tidak mau aku mau sekarang, aku sangat penasaran, apa kau pernah berfoto dengannya?!"

“Sepertinya pernah, coba kau tengok di ponselku, aku sedang serius dengan berkas ini."

“Oke-oke."

Beberapa waktu kemudian...

“Wah, ini betul Aurora, lihat style-nya sangat berubah drastis?!"

“Kau terkejut bukan? Tapi memang begitulah kenyataannya, semalam dia mengajakku mengunjungi Red Sun, disaat aku sedang berkencan dengan Oppa," gerutu Sunny.

“Omong-omong sejak kapan dia kerap ke club malam, dan Demi Tuhan, Red Sun, dia ke Red Sun?!"

“Iya itu benar, dia mengunjungi Red Sun, seleranya memang sudah berubah, tapi jujur aku merasa sedikit tidak nyaman," ujar Sunny.

“Penampilannya benar-benar glamor dan tak ada kesan cupu lagi pada dirinya, apa dia berubah saat kuliah?" ujar sekretarisnya bertanya-tanya.

“Mana kutahu, kau pikir aku ibunya?!" jawab Sunny kesal.

“Mungkin karena lingkungan bekerja juga, aku dengar dia menyukai seseorang di kantor tempat ia bekerja, tapi aku tak begitu jelas melihat rupa wajah seseorang yang dia sukai," jelas Sunny.

“Hah, semoga saja dia tak bertepuk sebelah tangan," ujar si sekretaris.

“Kata siapa, dia bahkan mendapat penolakan saat mengajak makan siang bersama sebelum aku datang, katanya," jelas Sunny lagi.

“Aku turut berdukacita," ujar si sekretaris merasa prihatin.

TBC

Visual sang Sekretaris Sunny

Theresia Ariel Devannya

Terpopuler

Comments

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

aku mencium aroma cinta segi tiga dalam cerita ini 🌝

2023-10-07

0

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

kucing liar yang hebat 😂 bisa membuat sosok Rian meringis kesakitan sejak malam berganti siang 🤣🤣🤣

2023-10-07

0

☠ᵏᵋᶜᶟ🥀⃟ʙʟͤᴀͬᴄᷠᴋͥʀᴏsᴇ

☠ᵏᵋᶜᶟ🥀⃟ʙʟͤᴀͬᴄᷠᴋͥʀᴏsᴇ

dasar, begadang terus sih

2023-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!