Bagian 16

Sunny buru-buru pergi ke kantor. Entahlah bicara terlalu lama dengan Aurora membuatnya merasa tidak nyaman.

la sampai di ruangannya, entahlah kenapa ia merasa tidak tenang akhir-akhir ini, terlebih setelah ia menolak lamaran Rain dan mungkin karena ia juga bertemu Aurora.

“Kau ada masalah?" tanya Ariel.

“Tidak," jawab Sunny singkat.

“Kau nampak cemas."

“Mungkin. Mungkin aku terlalu mencemaskan hal yang belum tentu terjadi."

“Tenanglah, kau fokus saja untuk hari ini, hari esok telah memiliki masalahnya sendiri, yang dipikirkan hari esok pula."

Sunny mencoba merilekskan pikirannya dan mengikuti saran dari Ariel.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rain yang baru saja datang dan hendak naik lift berpapasan dengan Aurora, Rain hanya melirik Aurora yang terlihat mendekatinya.

“Selamat pagi, Presdir," sapa Aurora terlihat ramah, namun sayang Rain tak membalas sapaan tersebut, pria itu masih saja diam sambil memeriksa ponsel pintarnya.

Aurora merasa kesal sapaannya tidak diacuhkan oleh Rain. Selesai dengan ponsel pintarnya Rain menekan tombol lift dan masuk ke dalamnya, diikuti oleh Aurora, hal itu membuat Rain terkejut dan merasa tak senang.

“Apa yang kau lakukan di sini?"

“Saya hendak ke ruangan saya, Presdir."

“Lalu mengapa kau masih di sini, bukankah ada lift khusus pegawai?"

“Lift pegawai sudah penuh, Presdir. Saya bolehkan menumpang sekali ini saja?"

Rain hanya diam saja, terlalu malas berdebat dengan karyawannya yang satu ini.

“Maaf Presdir bolehkah saya bertanya?" tanya Aurora pelan. Sesekali matanya masih mencuri pandang ke arah Rain.

“Hem!" deham Rain.

“Nanti siang apa Presdir punya waktu, jika ada maukah Presdir makan siang dengan saya?" tanya Aurora berani.

“Tidak."

“Ugh, tapi kenapa?" tanya Aurora dengan nada sedikit manja.

“Kenapa? Karena saya akan makan siang dengan wanita yang lebih cantik dari kamu, dan yang pasti dia bukanlah wanita penggoda sepertimu— ucapan Rain terhenti karena lift berhenti di lantai tempat Aurora bekerja.

“—silahkan keluar, bukankah seharusnya kau bekerja dan menjadi karyawan yang baik? Jika kau tidak bisa bekerja dengan baik aku tidak segan-segan untuk memecatmu." ujar Rain. Aurora pun keluar dari lift, lalu Rain menekan tombol hingga lift tertutup kembali.

“Sial, dia menolakku lagi, dan dia bilang aku wanita penggoda?!" pekik Aurora tak percaya. Kesal dengan penolakan Rain, Aurora melangkahkan kakinya menuju ruangan miliknya dengan kaki yang dihentak-hentakan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rain masuk ke dalam ruangannya, hari ini Galaksi nampak berbeda, dia berperan sebagai sekretaris pada umumnya tidak bicara banyak dan hanya membacakan agendanya dan juga laporan pembangunan villa di Bali.

“Ketersediaan material aman?" tanya Rain.

“Sejauh ini aman, Presdir."

“Pantau terus pembangunannya, jika ada yang kurang segera laporkan!"

“Baik, kalau begitu saya permisi." Galaksi keluar dari ruangan Rain, Rain paham Galaksi masih marah karena keputusannya kemarin, tapi dia tak peduli.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jupiter dan Marcus masih bimbang, sebenarnya mereka tidak mau menjalankan rencana ini, akan tetapi mereka tidak ada pilihan, maaf saja mereka masih sayang nyawa.

“Bagaimana ini, aku tidak ingin menambah dosa, tapi aku juga takut pak tua itu membunuhku jika aku tak melakukan perintahnya," keluh Marcus.

“Aku juga tidak habis pikir dengan jalan pikirannya. Dia yang ditolak, kita yang disuruh bersusah payah membalaskan dendamnya yang konyol itu," sahut Jupiter.

“Padahal penolakan itu adalah hal yang biasa, bukan? Jika ditolak ya berusaha lagi sampai diterima, apa susahnya?" gerutu Marcus.

“Dia itu manusia arogan, tidak terbiasa dengan sebuah penolakan, wajar saja dia bereaksi berlebihan seperti itu, seperti tidak kenal dia saja," jelas Jupiter.

“Hidupnya terlalu sempurna, tak pernah kekurangan, mungkin itu yang membuatnya menjadi egois dan arogan," ujar Marcus sambil menerawang.

“Tidak adil dibalik kesempurnaan seseorang pasti ada kekurangan. Nah, kurangnya dari pak tua tersebut tidak memiliki hati, kalau memiliki hati, mana mungkin dia semena-mena?" jelas Jupiter.

“Betul juga katamu," Marcus menyetujui.

“Akan tetapi itu bukan urusan kita sekarang, yang penting kita dibayar untuk melakukan misi balas dendam ini, soal dosa biarkan pak tua itu yang tanggung dosa kita," ucap ujar Jupiter.

“Setuju yang penting kita dibayar dengan bayaran yang setimpal untuk ini, jika tidak, lihat saja aku akan memotong tubuhnya dan menjadikan dia makanan anjing peliharaanku," ujar Marcus.

“Memangnya kau berani?" tantang Jupiter.

“Sayangnya tidak," jawab Marcus.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rain terlihat menunggu seseorang di kantin, jika bukan karena orang ini, ia sangat malas datang ke kantin, sungguh!

“Maaf aku terlambat," ujar seorang wanita yang tak lain adalah Cleo.

“Oh tidak, aku paham jika sepupuku ini tidak memiliki jam seperti orang normal, karena jamnya adalah jam karet," sindir Rain.

“Sindir saja terus sampai bibirmu seperti bibir bebek, karena aku takkan peduli dengan sindiran pedasmu itu," jawab Cleo tak acuh.

“Apa tujuanmu ingin menemuiku?" tanya Rain. Seketika Cleo melemparkan undangan pernikahan dia dan Triton.

“Aku tidak menyangka kau akan menikah dengan Triton," ujar Rain setelah melihat undangan pernikahan sepupu dan sahabatnya.

“Triton tidak seburuk itu, menurutmu mana ada orang awam yang tahan menjalin hubungan dengan dokter spesialis jiwa? Mereka pasti sudah mundur teratur ketika melihat Triton berinteraksi dengan pasiennya," jelas Cleo.

“Akan tetapi itu tetap salah, setidaknya dia tak mempermainkan perasaan perempuan," ujar Rain tetap pada pendiriannya.

“Triton tidak mempermainkan perasaan perempuan, justru para perempuan itu yang mencampakkan Triton terlebih dahulu!" pekik Cleo tak terima.

Oke, jika Cleo sudah seperti itu mungkin Rain sudah kelewatan. Dia sudah paham dengan tabiat sepupunya ini.

“Lagi pula Triton itu sahabatmu dari kecil, seharusnya kau mengenalnya luar dalam, bukan hanya kenal luarnya saja," ujar Cleo lagi.

Rain hanya diam, seharusnya ia tahu jika tidak mudah menjalin kasih dengan seorang dokter spesialis jiwa, tapi ya sudahlah.

“Pokoknya kau harus datang ke pernikahanku!"

“Iya-iya cerewet sekali," cibir Rain.

“Kalau begitu aku pergi dulu ya, ah tolong pesankan aku makanan dan minumannya di kantin ini dan kau yang membayar semua tagihannya!"

“Kenapa aku?"

“Oh jadi sekarang Rain Jonathan sudah jatuh miskin, sampai membayar tagihan kantin tidak bisa?"

“Sial. Ya sudah sana pergi, kehadiranmu membuat mataku iritasi," usir Rain pada Cleo.

“Kau ingin mati?!"

“Memang kau bisa membunuhku?" tantang Rain.

“Aku seorang dokter, akan sangat mudah jika membunuh seseorang karena didukung peralatan medisku. Bagaimana menurutmu, Tuan?"

“Wajahmu terlihat sadis, Dokter."

“Tak masalah, karena aku cantik, dan yang terpenting karena aku sudah menemukan jodoh lebih dulu ketimbang dirimu. Aku pulang dulu, jangan lupa bawa hadiah untuk pernikahanku besok, dan harus mewah!" ujar Cleo.

“Hem..." deham Rain.

TBC

Marcus Julier Alfredo

Terpopuler

Comments

⧼⎳ Bukan siapa-siapa

⧼⎳ Bukan siapa-siapa

hem juga, Jan! Pak Hujan 😍

2023-10-18

0

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

babang kyuhyun, yuk pulang am adek 😉

2023-10-10

0

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

Jiaahhhh...... Jelas lah Rain bilang kau penggoda, agresif banget gitu. Bukan nya suka yg ada ilfeel non aurauran wkwkwk..

2023-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!