Bagian 10

Rain tersenyum sepanjang hari, entahlah dia merasa bahwa semesta selalu berpihak padanya, bahkan mungkin dengan gadis impiannya sekalipun, ternyata bukan cuma gadis biasa, melainkan gadis yang sederajat juga dengannya.

“Ah jika begini aku tidak perlu repot-repot, seperti di drama-drama picisan itu, karena wanita yang kusukai, ternyata juga sederajat denganku," gumam Rain sambil tersenyum.

Galaksi yang melihat Rain tersenyum itu pun hanya, menyeringai sambil masuk ke ruangan Rain sembari berkata, “Sepertinya, kau nampak tidak sehat, Presdir, Perlukah kupanggil Triton untuk memeriksa kesehatan Anda?"

“Kau belum pernah didorong ke dalam kawah gunung berapi sepertinya, jika kau ingin aku tidak keberatan untuk mendorongmu ke sana," jawab Rain.

“Bukankah Triton seorang dokter , apa salahnya jika aku memanggilnya untuk memeriksa sahabatku yang lain?" tanya Galaksi sok polos.

“Mati saja kau!" umpat Rain.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di sebuah mansion megah nan mewah bergaya klasik, sepasang suami istri sedang bersantai di taman bunga belakang mansion tersebut.

“Honey, putra kita sudah dewasa, tapi belum sekalipun tertarik untuk menikah, aku jadi khawatir, Honey," ujar sang istri.

“Apa yang kau khawatirkan, Sweetheart?"

“Apakah benar-benar tak ada yang menyukai putra kita, atau aku lebih khawatir jika putra kita sudah berjalan di jalan yang tidak lurus?"

“Kau takut jika putra kita lebih menyukai pedang, Sayangku?"

“Oh wajar, kan jika aku merasa khawatir? Dia bahkan tak pernah berkencan ataupun mengenalkan wanita pada kita," jawab sang istri.

Sang suami hanya tersenyum lembut, mungkin dia terlalu khawatir dengan putranya.

“Kau tahu, sayang? Aku baru saja menerima telepon dari adik iparmu, dan dia memberi kabar jika saat ini Cleo menjalin hubungan dengan Triton, ugh aku sungguh iri!" sang istri merasa kesal.

“Oh, benarkah?" tanya sang suami, sang istri hanya mengangguk.

“Belinda belum menghubungimu?" tanya suaminya lagi.

“Entah, mungkin dia sudah lupa denganku," rajuk istrinya.

“Mungkin ia lupa, makanya tidak memberitahu dirimu, bukan melupakanmu."

“Iparmu bilang, mereka sudah menjalin hubungan yang lebih serius, bahkan sudah memberitahu Rain, karena mengunjungi kantor."

“Kau tidak khawatir, Honey?"

“Memangnya kenapa?"

“Honey, anak kita bahkan lebih gagah perkasa dibandingkan Triton, tapi kenapa justru Triton yang akan melepas masa lajangnya lebih dulu?"

“Mungkin memang Cleo adalah jodoh Triton, maka dari itu mereka sudah yakin untuk hidup berumah tangga sebentar lagi."

“Akan tetapi bagaimana dengan jodoh anak kita?"

“Mungkin jodoh anak kita tersangkut di atas pohon milik tetangga."

“Honey, aku sedang serius saat ini. Oh, putraku yang malang."

Sang suami hanya tersenyum kecut. Ya, sebenarnya dia juga mengharapkan putranya memiliki pasangan hidup, tapi sebagai seorang ayah dia juga mengenal putranya dengan sangat baik.

Pribadi yang terlalu dingin, kaku, dan semena-mena, wanita mana yang akan betah bersanding dengan putranya?

Dia tak bisa membayangkan jika putranya yang sama seperti robot itu membina rumah tangga, mungkin belum ada seminggu pun surat perceraian dari pengadilan sudah ada di depan mata.

Andai saja ia seorang perempuan, mungkin ia juga tak akan betah tinggal satu atap dengan putranya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rain sedang menandatangani berkas-berkas laporan yang dibawa oleh para kepala divisi.

“Kerja bagus, silahkan lanjutkan pekerjaan kalian dan jangan sampai ada kesalahan, kalian paham?!"

“Paham, Pak!" jawab para kepala divisi.

“Kembalilah bekerja."

Mereka semua langsung berbondong-bondong keluar dari ruangan Rain.

Tak lama kemudian Galaksi masuk ke ruangan Rain.

“Ada masalah apa?" tanya Rain.

“Ada yang ingin bertemu dengan Anda, Presdir," jawab Galaksi.

“Siapa dia, seingatku aku tidak pernah membuat janji, apa kau yang membuat janji dengannya?"

“Memang tamu ini hadir tanpa membuat janji, dan ia ingin bertemu denganmu, Presdir."

“Aish, yang benar saja?!" kesal Rain.

“Jadi bagaimana?" tanya Galaksi.

“Tolak, aku sedang tidak ingin diganggu!"

“Baiklah, akan saya sampaikan perintah Anda."

Galaksi keluar dari ruangan Rain, cukup lama ia menjelaskan pada tamu tersebut.

Tak lama kemudian seseorang mendobrak pintu dan muncullah dua sejoli.

“Ya, Rain sombong sekali dirimu, tak ingin bertemu denganku!" marah seorang perempuan.

“Sayang tenanglah, kasihan baby dalam perutmu."

Rain mendongak sebentar, Ah, manusia yang satu frekuensi dengan Triton. Dia tak menyangka perempuan itu menemuinya lagi dan sekarang dengan seorang lelaki yang juga sangat dikenalnya.

“Kak Angelo, aku tidak tahu jika itu kau," jawab Rain cuek.

“Kau hanya menyapa suamiku?!" pekik Galatea.

“Berhentilah berteriak, Tea. Kau membuatku tuli!" sentak Rain. Suara Rain yang seakan membentaknya membuat matanya memerah serta berkaca-kaca.

“Sayang, kulkas seribu pintu itu membentakku, hajar dia!" adu Galatea dengan air mata yang sudah menganak sungai.

“Rain, jangan membentaknya, dia sedang hamil saat ini wajar jika mood-nya sering berubah," jelas Angelo.

“Kapan kalian menikah, sudah hamil saja?"

“Dua tahun lalu, kau memang tidak datang waktu itu, hanya menitipkan hadiah lewat anak buahmu."

Ah, Rain sepertinya lupa dengan acara pernikahan sahabatnya ini.

“Maafkan aku, apa ini kehamilan pertama istrimu?"

“Ya, ia sedang mengandung buah hati pertama kami, jadi kuharap kau bisa menjadi Paman yang baik untuknya."

“Yang benar saja, aku bahkan belum pernah berinteraksi langsung dengan anak kecil. Setiap makhluk sekecil kurcaci itu melihatku, mereka langsung menangis dan memanggil ibunya."

“Itu karena wajahmu yang tidak ramah anak," cibir Galatea.

“Ingin rasanya aku membuangmu ke Palung Mariana jika saat ini tak ada suamimu di sisimu."

“Kau memang psikopat yang kejam, Rain."

“Lupakan, sebenarnya apa tujuan kalian kemari?!"

“Aku mengidam merusuh di kantormu."

“Kau sangat menganggu, Nona Edward, akan lebih baik kalau kusarankan kau keluar dari kantor ini."

“Kau tak ingin menuruti kemauan bayiku dan membiarkan dia lahir dengan keadaan air liurnya yang selalu menetes?!"

“Mengidammu sangat tidak masuk akal. Bagaimana bisa Kak Angelo bertahan dengan perempuan sepertimu?"

“Ucapanmu terlalu kasar, Tuan. Bagaimana suamiku bisa bertahan dengan orang sepertiku? Itu mudah karena hanya aku yang bisa memahami dirinya, tak ada wanita lain."

“Bagaimana jika ucapanmu itu tidak benar?" tanya Rain dengan nada menantang.

“Jika suamiku berani bermain, akan kupangkas habis kebanggaannya."

“Ha-ha-ha... Ha-ha-ha..."

Sementara Angelo hanya melotot pada Rain seolah-olah mengisyaratkan jangan macam-macam.

“Wah! itu mimpi buruk."

Angelo hanya memandang Rain malas, entah kenapa Rain suka sekali mencari masalah dengannya.

“Omong-omong di mana kekasihmu?" tanya Angelo pada Rain.

“Kau sedang menyindirku atau sungguh tak mengetahui jika aku tak memiliki hubungan apa pun?" jawab Rain sinis.

“Sekedar bertanya, kau tahu bukan kita lama tidak berjumpa? Wajar jika aku bertanya tentang kekasihmu, mengingat dirimu adalah sang Cassanova."

“Itu adalah bentuk sindiran secara halus, Tuan."

“Tak ada makanan di ruang kerja mewah ini, miskin sekali?" ujar Galatea.

“Mulutmu terlalu tajam, sebenarnya siapa yang miskin di sini, datang-datang hanya meminta makanan pada orang lain?" sindir Rain.

Seketika itu juga sebuah bantal sofa melayang tepat mengenai wajah Rain.

TBC

Galatea Larissa Anandita

Angelo Callisto Edward

Terpopuler

Comments

Ñůŕšý

Ñůŕšý

kalau anaknya lahir kasih nama lemontea ya thor! wkwkw

2023-10-16

0

Ñůŕšý

Ñůŕšý

Rain tidak perlu dokter biasa yang ia butuhkan dokter cinta yang bisa menentramkan jiwanya yang sedang berdesir....uhuy wkwkwk jatuh cibta berjuta rasanya la...la...la...la

2023-10-16

0

Ñůŕšý

Ñůŕšý

Ya moga aja jodoh.

2023-10-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!