Bagian 5

Hari telah berganti, ketiga pangeran itu sudah bangun dari mimpi indahnya, meski dengan sedikit paksaan.

Saat ini pemilik rumah sedang melakukan ritual kesehariannya, yaitu mandi. Perlu diketahui bahwa sang pemilik hunian mewah ini menghabiskan waktu setidaknya 2 jam hanya untuk mandi.

Sementara dua orang lainnya sudah berada di ruang makan saat ini.

“Jupiter, berapa lama lagu lagi yang akan dinyanyikan ayahmu?" tanya Galaksi.

“Entah, aku sendiri sibuk dengan masakanku, jadi jangan tanya aku," jawab Jupiter.

Sambil menyesap kopi buatan si bungsu, Galaksi memeriksa jadwal Rain hari itu.

“Apa nanti kak Rain sibuk?" tanya Jupiter.

“Hmm... Ya begitulah, bagaimana dengannya, apa dia sudah kembali?" tanya Galaksi.

“Orang itu terlalu sibuk traveling, tapi katanya dia akan kembali," jawab Jupiter.

“Dia terlalu sibuk berkeliling dunia dan berkencan dengan para wanita yang ditemuinya, lebih parah dariku," ujar Galaksi.

“Kurasa begitu," ucap Jupiter menyetujui.

“Kalian sedang apa?" tanya Rain yang baru saja bergabung.

“Tidak lihat kami sedang menikmati sarapan dengan damai?!" sinis Jupiter.

“Kak," panggil Jupiter.

“Ya?" jawab Rain.

“Sahabatmu akan kembali," ucap Jupiter.

“Si kelinci gemas itu, wah, untuk apa dia kembali apa memamerkan kekasih baru?!" jawab Rain.

“Bicaralah saat di depannya nanti, maka kau akan digantung olehnya," ujar Galaksi sambil terkekeh.

“Aku heran dia memiliki perusahaan ternama tapi memilih bekerja denganku," ujar Rain.

“Daddy-nya tak setuju jika dia menjadi psikiater di rumah sakit jiwa, maka dari itu dia menjadi pembangkang," jelas Galaksi.

“Triton memang berbeda, sedangkan adiknya yang super berisik itu, beruntung dia mau mewarisi bisnis dan mengorbankan mimpinya sebagai musisi," Jupiter menyahut.

“Tidak juga justru kecintaanya dalam bermusik tak pernah terkubur, terbukti Titan sudah memiliki agensi sendiri, bahkan artisnya banyak yang sukses." jelas Rain sambil menyantap French toast ditemani secangkir kopi.

“Rain, hari ini ada pertemuan dengan William group soal kerjasama pembangunan mall," jelas Galaksi.

“Jam?" tanya Rain.

“Sembilan pagi, Presdir."

“Kalau begitu ayo kita berangkat sekarang!"

Mereka menuju mobil Rain sedangkan Jupiter membawa motor Rain untuk pulang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu suasana pagi di kediaman salah satu pengusaha sudah dikejutkan dengan keadaan ricuh akibat sang putri semata wayang mereka.

“Mama!"

“Apa Sayang?"

“Sekarang jam berapa ya, aduh aku terlambat, bagaimana ini?!" ujarnya sedikit heboh.

“Kau ini, lalu apa fungsi alarm di kamarmu, kenapa bisa sampai kesiangan?" tanya mamanya.

“Fungsi alarm ya untuk membangunkanku tapi sayang alarm itu tak berguna, mungkin fungsinya sudah rusak," jelas sang anak.

“Sudahlah jangan berkelit, itu bukan salah alarm, salah siapa susah dibangunkan," sungut mamanya.

Wanita itu segera saja berlari ke arah kamar mandi hanya sekedar membasuh wajah, gosok gigi dan membersihkan area privasinya.

Sang mama mendelik horor, melihat tingkah putrinya.

“Kau tidak mandi, Sayang?" tanya mamanya.

“Tidak perlu, cukup dipoles dengan sedikit riasan dan semprotan parfum, aku tidak seperti orang yang tidak mandi, mama," jelas sang putri.

Nyonya rumah itu lantas memijat pelipisnya yang sedikit berdenyut, ya Tuhan dirinya mengidam apa dulu, kenapa putrinya seperti ini?

“Mama, Sunny berangkat dulu!" teriaknya kala sudah melesat keluar dari kamar.

“Eh, sarapannya?!" balas mamanya sedikit berteriak juga.

“Tidak sempat, Ma!" balas Sunny sambil masuk ke mobil dan tancap gas karena mengejar waktu.

Tania sang mama hanya menghela nafas panjang dengan kelakuan ceroboh putrinya, berharap putrinya tidak melakukan aksi ceroboh di jalan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di tengah jalanan yang padat. Sunny menyetir dengan ugal-ugalan, tak sedikit pula yang protes karena aksi ugal-ugalan Sunny, dengan membunyikan klakson mobil sebagai aksi protes.

“Eh, Aduh maafkan Sunny, ya! Sunny buru-buru," ucap Sunny panik.

Sunny masih terus melajukan mobilnya, saat di perempatan, Sunny hampir saja menabrak mobil di depannya yang datang dari arah samping.

CKIIITTT....

“Ahhhh!" Sunny menginjak remnya tepat waktu hingga tak terjadi tabrakan yang tidak diinginkan.

Di sisi lain tepatnya di dalam mobil yang hampir saja ditabrak, seseorang berdecak kesal dan keluar dari mobil.

“Aish, apa-apaan dia itu, apa dia tak bisa menyetir mobil?!" decak Rain.

“Biar aku lihat dulu." ucap Galaksi sambil beranjak keluar dari mobil.

“Hei bisakah hati-hati dalam mengendarai mobil?!" tanya Galaksi dengan suara keras.

“Aduh, gawat orang itu marah, bagaimana ini?!" ujar Sunny sedikit panik.

“Keluar tidak, ya. Tapi kalau keluar dia akan marah dan terlihat menyeramkan, lagi pula nanti aku semakin terlambat dan papa akan marah, kalau tidak aku dianggap pengendara yang tak bertanggung jawab. Oh, ya Tuhan bagaimana ini?" bingung Sunny.

“Keluarlah, Nona atau Tuan!" ujar Galaksi lagi.

Sunny akhirnya keluar dari dalam mobil dan memandang Galaksi dengan takut-takut. Lain dengan Sunny, lain pula dengan Galaksi dan Rain yang terkejut.

“Bukankah dia itu?" batin Galaksi dan Rain.

“Maafkan aku Tuan aku sedang buru-buru, dan aku tak melihat mobil Anda," ucap Sunny.

“Lain kali hati-hati jika mengendarai mobil, Nona, itu membahayakan pengguna jalan lainnya," ucap Galaksi.

“Iya-iya. Aku, kan sudah minta maaf, lagi pula aku tak menabrak mobilmu, bukan? Sudah ya, aku buru-buru sampai jumpa." ucap Sunny yang langsung masuk ke dalam mobil, meninggalkan Galaksi yang terbengong.

“Ck, dasar wanita!" decak Galaksi kesal dan kembali masuk ke dalam mobil.

Sedangkan Rain yang dari tadi menyimak dari dalam mobil, hanya tersenyum tipis.

“Sepertinya kau sedang senang, Presdir," ucap Galaksi.

“Dia memang menarik," jawab Rain.

“Wanita itu yang mengunjungi kantin perusahaan Anda kemarin," jelas Galaksi.

“Sepertinya dia memang berbeda, bukan?' tanya Rain meminta pendapat Galaksi.

“Ya, Anda benar, Presdir. Dia memang berbeda, kulihat dia sedikit ceroboh atau bahkan sangat ceroboh," komentar Galaksi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kembali ke Sunny yang sudah sampai di perusahaan ayahnya. Dia buru-buru masuk ke dalam ruangannya.

“Semoga saja Papa masih berada di ruangannya dan tidak mengerti jika aku terlambat," gumam Sunny.

Tak tahu saja jika papanya sudah, berada di dalam ruangannya. Saat masuk dalam ruangannya tiba-tiba Sunny dikejutkan oleh suara seseorang.

“Selamat pagi, kepala general manager kami yang sangat rajin," ucap sang papa. Sunny hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

“He-he," Sunny terkekeh dengan terpaksa.

“Princess Papa sangat nyenyak tidurnya?" tanya Kendrick Sullivan.

“Ya, begitulah, Papa," jawab Sunny.

“Semalam maraton drama korea lagi?" tanya papanya.

“Aku tidak maraton, hanya sebentar kok menonton dramanya," jawab Sunny beralasan.

“Lalu kenapa bisa terlambat bangun, hmm? Kau tahu, kau itu sudah menjadi general manager di perusahaan ini. Tanggung jawabmu besar, Nak. Kau tak bisa seenaknya begitu saja," nasehat Kendrick.

“Maafkan Sunny, Papa. Sunny salah." ucap Sunny sambil menundukkan kepala tanda menyesal.

“Dimaafkan tapi Papa akan tetap memberikanmu hukuman," ucap Kendrick.

Sunny hanya pasrah saja, karena ia tahu ini kesalahannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sesampainya di kantor, Rain segera memasuki ruangan dan kembali bekerja, begitu juga dengan Galaksi.

“Tolong segelas kopi," ucap Rain.

“Hanya kopi, Presdir?" tanya Galaksi.

“Jika kau punya alternatif menu sarapan lain yang enak aku tidak keberatan," jawab Rain tenang.

“Ya, sebenarnya aku punya banyak rekomendasi, tapi kau tahu bukan bahwa semua itu tidaklah gratis?" ujar Galaksi dengan senyum tipis.

“Dasar pemeras," sungut Rain.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sunny sedang serius menatap layar monitor, ia sedang melihat dan meneliti laporan keuangan perusahaan milik sang papa.

“Ah, sungguh otakku bisa meledak jika seperti ini," keluh Sunny.

Kepala divisi keuangan yang mendengar hanya tersenyum tipis, atasannya ini benar-benar.

“Semalam menonton drama lagi, Nona?" tanya manager divisi keuangan.

“Begitulah, ah aku ingin liburan saja dan menonton konser, tahun ini idolaku mengadakan konser di Thailand, aku sangat ingin ke sana," curhat Sunny.

Dia terus memeriksa berkas laporan dan membubuhkan tanda tangannya.

“Kerja bagus, ini laporannya sudah aku tanda tangani," ujar Sunny tegas.

“Terima kasih, kalau begitu saya permisi," pamit manager keuangan dan keluar dari ruangan Sunny.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara Rain sedang menemui tamu hari ini.

“Jika aku setuju dalam kerjasama ini, apa yang akan aku dapatkan?" tanya Rain.

“Anda bisa mengambil keuntungan dari pendapatan dari pusat perbelanjaan ini sebesar 40%"

“40%?" beo Rain.

“Iya, bagaimana Tuan?"

“Jika 45% apa kau keberatan?"

Tamunya tersebut mempertimbangkan penawaran Rain, hingga akhirnya menyetujui kesepakatan mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara di sebuah bandara internasional, kakak-beradik ini baru saja tiba, tak lupa dua orang wanita yang selalu disampingnya untuk setia menemani.

“Akhirnya aku pulang!" serunya.

“Oh, diamlah kelinci, kau sangat berisik! Sepertinya menjadi psikiater membuatmu menjadi sedikit tidak waras," sahut sang adik merasa malu.

“Kau, berani-beraninya bicara seperti itu pada kakakmu, dasar adik tak tahu diri!" sahut yang lebih tua.

“Sudah, hentikan. Ayo kita segera pulang dari pada berdebat di sini seperti orang gila," lerai salah seorang wanita.

Mereka pun segera menyewa taksi untuk pulang ke rumah.

TBC

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ

ternyata Sunny seorang GM

2023-10-24

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ

saking riben nya kaca mobilnya ampe ga nampak nona apa tuan hehe

2023-10-24

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ

hahaha Sunny emang bar bar ya

2023-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!