part 20

"pagi pagi udah rapi mau kemana neng ?" Tanya pak sopir pribadi keluarga ladeika

Dengan cengiran khas dari bibir Prilly "eh anu.... Itu.... Mau jalan jalan pagi pak" ujar Prilly sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Ngeles aja kamu!" Celetuk Faiz tiba tiba ada di samping Prilly

"Ihh... Sebel deh sama Abang..... Bisa gak, gak usah ngagetin bisa kan!" Sebal Prilly yang kemudian pergi

Faiz hanya tersenyum melihat tingkah adiknya yang mulai kembali lagi setelah kejadian yang cukup parah.

Faiz pun segera menyusul adiknya dan langsung menggendong nya ala bridal style walau Prilly terus berusaha melepaskan gendongan Faiz namun hasilnya nihil gendongan Faiz terlalu kuat sehingga Prilly susah untuk lepas dan memilih pasrah...

"Bang kapan punya calon ? Jangan aku mulu yang di jadiin pelampiasan nya!"

"MMM... Kapan ya ?"

"Serius ?"

"Semoga aja ya..."

"HM....

Faiz pun menurunkan Prilly di kursi saat melihat wajah adiknya berubah "kenapa ?"

"Kalo Abang punya istri berarti Abang akan lebih sayang istri Abang di banding aku"

"Kata siapa ?"

"Banyak yang nyata bang... Dan sebagian orang bilang kalo istri itu adalah separuh nyawa dari kita.... Artinya kalo Abang nikah Abang akan lupain Prilly dan gak akan sehangat ini lagi!" Ucap Prilly kemudian tertunduk

Faiz pun menarik dagu Prilly agar menatap wajahnya "hei... Kata siapa Abang akan melupakan adik Abang ini HM ? Ya mungkin benar nanti istri Abang adalah wanita yang akan Abang jaga layaknya Abang menjaga sebuah berlian namun percayalah Abang gak akan lupain kamu sama bunda karena kalian tetap wanita pertama dalam hati Abang setelah kalian baru lah istri Abang!"

"Abang kalo nanti Abang punya istri Abang akan jagain dia ?"

"Pasti dong karna itu udah tugas Abang, melihat dari cara ayah memperlakukan bunda layaknya seorang ratu maka Abang juga akan memperlakukan istri Abang layaknya berlian dari desiran pasir di luar sana!"

"Mas sya Allah siapa wanita yang beruntung mendapatkan Abang ku ini!" Gemas Prilly yang tak kuasa mencubit pipi abangnya

"Abang berharap kamu juga mendapatkan lelaki yang akan menyayangi kamu memperlakukan kamu layaknya ratu, dan di terima keluarga nya layaknya putri mereka sendiri!"

"Aamiin...."

...🍮🍮🍮...

"Lo ngapain Dateng ke sini ?" Tanya ketus Zia pada Doni

"Gue ke sini mau ngambil kalung permata yang ada di leher Lo itu KAKAK!" Ujarnya di akhir kalimat benar benar menyeramkan namun Zia tak takut sama sekali

"Gak akan pernah gue kasih ini pemberian ayah waktu ulang tahun gue!"

"Tapi gue sama mamih lagi butuh, toh lagian ayah juga pasti ngasih aja kok!"

"Heh anak pelakor inget ya mamah Lo itu istri kedua bokap gue jadi belum tentu bokap gue akan ngedukung istri keduanya!"

"CK... Gak usah basa basi sekarang lepasin kalung Lo gak gue gak akan ganggu Lo lagi deal!" Doni pun menjulurkan tangannya

"Gak akan gue kasih sampe mati pun!" Tolak Zia dengan tatapan tajam nya

Namun Doni tetap memaksa mengambil kalung yang berada di leher Zia sehingga zia dengan hendel mecegah Doni dan memutar tanganya sehingga timbul retakan tulang lengan Doni

"Suruh siapa Lo mau ngambil hak gue!"

"Akh... Sakit...." Rintih Doni

"Sebelum Lo ngambil hak gue inget balasan yang akan lo terima FAHAM!"

Zia pun menghempaskan Doni ke luar rumah "pergi dari sini!"

Doni pun memegang tangannya yang sakit akibat putaran Zia "awas Lo gue akan buat peritungan!"

"Gue gak takut!"

Doni pun pergi tak lama Angga datang dengan beberapa bingkisan "Doni ngapain ke sini ka ?"

"Bikin masalah kalo gak bikin masalah namanya bukan Doni!" Balas Zia ketus

Angga hanya menelan ludahnya susah patas dia sudah menduga Doni membuat keributan yang sampe membuat kakaknya marah. Walau Angga tak tahu apa masalah keduanya namun yang pasti Doni membangunkan singa yang tengah tertidur..

Angga dan Zia kini makan bersama di meja makan walau rumah besar namun apa gunanya jika mereka hanya tinggal berdua ? Bahkan orang tuanya hanya mengirimkan mereka uang saja.

Namun kali ini berbeda dengan hari hari lainnya mereka berdua tengah Vidio call dengan orang tua mereka di luar negri.

Betapa bahagianya mereka saat orang tua mereka menelpon mereka di pagi hari, walau pagi yang Zia alami tak baik namun berat telpon dari orang tua nya emosi nya sedikit reda.

"Gimana kabar kalian sayang ?" Tanya Adria mamah Angga dan zia

"Kabar kita baik kok mah!"

"Oiya kamu gak bikin masalah kan zi ?" Tanya farez ayah Zia dan Angga

*Zia terdiam...

"Nggak kok pah kakak gak bikin Masalah kan ada aku yang bisa lindungi kakak!" Sambung Angga saat melihat kakaknya seperti menahan air mata

"Bagus deh itu lebih baik!"

"Pah...." Panggil Adria dengan senyuman penuh arti

"Mah Zia itu anak perempuan harus kita jaga baik baik jangan sampe kejadian itu terulang lagi.... Mau di taruh di mana muka kita nanti!"

Deg.

Rasanya Zia ingin sekali menghilang saat itu juga entah kenapa perkataan papahnya seolah menyalahkan nya, apakah papahnya tak tau betapa sulitnya Zia mengubur memori itu ?

"Seu you sayang mamah tutup dulu ya, oiya Zia sayang jangan terlalu di pikirin omongan papah kamu ya!"

*Zia mengangguk...

"Angga jagain kakak kamu baik baik ok!"

"Sip mah.... Dadah"

Saat itupun telpon terputus ada rasa sesak di hati Zia sehingga makanannya pun tak habis. Angga yang tau apa yang di rasakan kakaknya segera mengusap punggung sang kakak.

Tak terasa buliran bening turun dari netra indah milik Zia "Kenapa ?"

Satu kata namun banyak arti walau kesannya sedikit lebay, namun Zia hanya bisa menangis di hadapan Angga dan mamahnya tapi ketika ia berada di luar walau sesakit apapun perkataan orang Zia tetap bertahan untuk tak menangis.

"Kaa....."

Zia pun langsung berlari ke atas awalnya Angga ingin menyusul namun tiba tiba telponnya berbunyi.

"Apa gue kesana sekarang tungguin gue!"

Angga bingung harus apa alhasil Angga menyuruh bi Siska untuk menjaga Zia sementara itu dia akan menyelesaikan urusannya terlebih dahulu...

Setelah kepergian Angga bi Siska pun menemui Zia ..

"Neng..."

Beberapa kali ni siska memanggil dan mengetuk pintu namun tak ada Jawaban sehingga bi siska meminta bantuan pak satpam untuk mendobrak pintu karena khawatir Zia melakukan hal yang tak diinginkan semua orang.

"Astaghfirullah neng... Neng kenapa ?" Tanya bi siska saat melihat Zia berada di kamar mandi dengan shower menyala dan membasahi tubuhnya

"Biarin bi biarin aku mati sekalian biar papah puas dan bangga kalo anaknya mati!"

"Ya Allah neng jangan gitu .... Kalo neng kayak gini gimana nasib nyonya neng ?"

"Masih ada Angga yang akan menjaga mamah bi!"

Suara Zia semakin lemah sehingga ia pun pingsan dengan cepat bi Siska menelpon Angga...

"Loh anda siapa ?"

"Saya teman Zia" tanpa basa basi Faiz pun segera menggendong Zia menuju kasur.

Sementara Prilly mengambil kotak p3k untuk mengobati goresan yang ada di lengan Zia...

##################################

...Hay Hay.......

...Gimana pada suka gak ceritanya ? ...

...Jangan lupa terus baca kisah selanjutnya ya 🍮...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!