part 18

Dorr...

"Aaa"

Seketika semua mata tertuju pada seorang gadis berambut panjang dengan menggunakan style elegan.

Gadis itu menutup telinga nya dan berjongkok hingga seorang pria berseragam loreng menghampirinya dan memeluknya.

"Sstt.. gak usah takut bukan kamu kok yang di tembak nya"

"A-aku t-takut bang" lirih Prilly

"Gak papa Abang ada di sini buat lindungi kamu"

"Eh Ndan bukan mahram kali" peringat Daffa yang tak tahu kalo Prilly adik nya

"Mahrom lah, orang dia adik saya"

Daffa yang terkejut hanya bisa melihat Prilly dari atas sampai bawah "bukan istri Ndan ?"

"Bukan dia adik saya, kenapa ?"

"Nggak cuman nanya Ndan!" Ujarnya dengan cengiran gingsul nya

Faiz pun mengajak Prilly untuk duduk bersamanya selagi jam istirahat Faiz juga sedang berlangsung.

"Kamu kenapa ke sini HM ?"

"Aku bosen di rumah, awalnya aku di rumah dinas tapi bosen juga alhasil aku cuman liat liat eh malah denger tembakan aku takut bang!" Tutur Prilly

"Yaudah gak papa, tapi bunda kemana ?"

"Bunda lagi ada pasien darurat"

"Mm kalo gitu mending kamu pulang Abang masih harus ngajar anggota Abang"

"Kenapa harus Abang kenapa gak ayah ?"

"Ayah lagi rapat sama para TNI yang lain nya, apalagi tugas Abang sebagai Lettu harus bisa ngajar yang terbaik buat anggotanya!"

"Ekhm" tiba tiba pria paruh baya datang menghampiri Faiz dan Prilly

"Ayah" kompak keduanya saat melihat sang ayah

"Tumben si cantik ayah di sini HM ?"

"Cuman jalan jalan aja, yah. Eh malah ada suara tembakan aku takut"

"Mm masih inget kejadian 20tahun lalu ya ?" Tanya Reza pada Prilly

*Prilly mengangguk

Faiz pun mengusap puncak kepala Prilly "harus berani dong buat hadapin traumanya, kalo terus menerus kayak gini kamu akan terus di hantui bayang bayang masa lalu"

*Prilly terdiam

"Abang bener sayang, kamu harus bisa lupain masa lalu itu, apalagi semua itu udah terbukti bukan kamu yang salah" ujar Reza membenarkan perkataan sang putra sulungnya.

"Prilly takut, yah, bang"

"Gak usah takut ada Abang, ayah sama bunda yang selalu dukung kamu,"

...🍮🍮🍮...

"Loh Prilly kok makan nya dikit kenapa sayang ?" Tanya Mera alias bunda Prilly yang terheran dengan sedikit makanan yang di makan putrinya

"Prilly udah kenyang Bun, Prilly duluan ya tidurnya" ujarnya meminta izin

Setelah kepergian Prilly bunda dengan kode matanya menanyakan pada Faiz "kayaknya karna tadi di omongin aku sama ayah deh Bun"

"Kamu sama ayah ngomongin apa sama Prilly sampe Prilly gak nafsu makan ?"

"Bahas supaya Prilly bisa lupain trauma 20 tahun lalu itu Bun"

"Kenapa harus di bahas sih, Abang tau kan kalo Prilly masih belum bisa lupain kejadian itu ?"

"Tapi Bun.... Gak ada salahnya kita ngingetin Prilly supaya bisa lupain kejadian itu" sambung ayah.

"Tapi yah....."

Faiz pun beranjak pergi menghampiri sang adik namun baru saja ia ingin mengetuk pintu kamar Prilly, namun sepertinya Prilly sudah tidur karna lampu kamarnya sudah mati.

*****

"Nggak... A-ku bukan pelaku nya"

"T-tolong...., Abang..... Ayah.... Bunda...."

Jeritan demi jeritan Prilly dengan mata tertutup dan keringat bercucuran sudah bisa di pastikan bahwa ia kini tengah bermimpi buruk

Prilly pun segera bangun dengan nafas terengah-engah ia menangis dan menelungkup kan wajahnya di sela sela lututnya.

Di saat Prilly tengah menangis Faiz datang dan menghampiri Prilly hal itu membuat Prilly tambah takut.

"Sstt ini Abang ly" ujar Faiz sambil memeluk sang adik

"A-bang tau kan kalo Prilly gak salah dan gak bunuh dia" lirihnya di sela sela ia menangis

"Abang percaya itu bukan salah kamu, kamu cuman di jebak say"

"T-tapi k-kenapa dia bilang semua salah aku bang"

"Itu cuman mimpi karna kamu terlalu memikirkan nya"

Tak tega melihat putrinya menangis bunda pun memberikan isyarat pada Faiz untuk menyuntikkan obat penenang agar Prilly bisa tenang dan tidur.

"Akh..."

"Abang jangan tinggalin Prilly" ucap Prilly sebelum akhirnya ia tidur lelap

Bunda pun menghampiri Faiz "Abang kenapa harus Prilly sih yang jadi korbannya ?"

"Bun tenang ya.... "

"Kenapa Prilly harus jadi ratu bullying sih waktu dulu hah ?"

"Bun Prilly lakuin itu agar di dunia ini tidak ada yang namanya bullying lagi, coba bunda ingat banyak orang yang berterima kasih pada Prilly, untuk soal kejadian itu bunda juga tau kalo itu semua hanya jebakan"

"Tapi.... Bunda gak tega liat putri bunda yang biasanya ceria kini menjadi seorang pendiam!"

Benar juga apa yang bunda katakan Faiz pun tak tega melihat adiknya yang biasanaya selalu ceria dan tak takut apapun kini ia di taklukkan oleh masa lalu dan traumanya.

"Abang janji akan bantu kamu buat hilangin trauma itu, ly.!"

...🍮🍮🍮...

"Ly Lo kenapa diem ae, kesambet apa Lo ?" Tanya Adria

"Bukan kesambet emang ni anak dah biasa kan diem" jawab rafiza

"Tapi kayaknya nggak gini juga, za." Sambung Firda

"Dia nyembunyiin sesuatu dari kita" ujar Febrian yang tau dari cara pandang Prilly

Ke tiga gadis alias sahabat Prilly pun menghampiri Prilly yang tengah duduk di sofa markas mereka.

"Lo kenapa, ly. ? Punya masalah apa ? Kenapa gak cerita sama kita ? Apa kita gak boleh tau ya ? Apa kita bukan sahabat Lo ya sampe Lo gak mau cerita sama kita ?" Tanya Adria

"Iya nih kita aja punya masalah sekecil aja udah cerita sama Lo, kenapa Lo nggak ?" Sambung Firda

"Gue baik baik aja kok " ujar Prilly dengan senyuman di bibir nya yang imut

"Ck. Pembohong!" Cercah Febrian

Febrian orang yang paling tau diantara mereka semua, Tanpa kata Febrian bisa mengetahuinya hanya dengan menatap mata orang tersebut.

Sementara Prilly adalah wanita yang ditakuti semua orang namun sangat di sayang oleh para anggotanya.

Rafiza yang tegas namun hatinya lembut selembut kapas, namun kesabaran setipis tisu di bagi dua jika sudah menyangkut para sahabat nya.

Sementara Firda dan Adria dua bocah yang sering bikin ulah, bikin kepala pusing, si paling ceria namun akan berbuat ganas jika ada yang menyakiti leader mereka alias Prilly.

"Ly jawab dong jangan diem aja ?"

"Apa jangan jangan Lo di sakiti sama cowok berengsek itu hah ?" Tanya rafiza

*Prilly menggeleng... Tanda bukan

"Terus siapa ? Atau gara gara pelajaran kemarin gara gara si Angga ?"

"Wah kalo Angga awas aja nanti gue langsung kirim dia ke alam baka!" Sarkas rafiza

"Trauma!"

Seketika semua terdiam saat satu kata yang keluar dari mulut Febrian, ketika orang seperti Febrian bicara artinya pembahasan nya tak salah, tebakan nya selalu benar.

*Prilly pun terdiam...

"Sudah kuduga!"

####################################

* emmmm.... kira kira apa yang terjadi ya ?

* penasaran jangan lupa komen like subscribe and share ya!

* satu lagi jangan lupa follow Ig aku

@Queen__apple

@karyabyraela

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!