Beberapa hari di lalui girlgeng seperti biasanya dengan tenang dan nyaman, namun serasa dunia tak mendukung kebahagian mereka, setiap mereka bahagia selalu saja ada masalah yang menghampiri mereka.
Ntah dari konflik keluarga, ekonomi atau masalah lainnya namun mereka selalu menghadapi nya dengan bersama sehingga tak ada rasa canggung di antara mereka selain rasa persaudaraan yang terjalin kuat.
Rasa yang unik ketika berusaha menjalin persahabatan itu memang sulit apalagi ketika kita ingin menghilangkan rasa canggung, percaya atau tidak kebanyakan orang yang menjalin persahabatan bertahun tahun pun akan tetap canggung namun hal itu bertolak belakang dari girlgeng yang mudah untuk akrab.
"Ly bubur nya enak gak sih, menurut gue kurang apa ya ?" Pikir Firda
"Kurang banyak!" Putus Febrian
"Hehe iya ya" cengengesan Firda
"Da di rumah Lo jarang makan apa ?" Tanya heran rafiza
"Nggak pusing tiap hari papa sama Tante Nika berantem Mulu!" Jujur Firda
Ya walau keduanya kembar antara Firda dan Febrian namun keduanya berbeda tempat yakni Firda bersama papanya dan ibu tirinya sedangkan Febrian bersama mamah dan ayah tirinya.
Keduanya saling berbeda tempat namun tak merusak antara hubungan persaudaraan mereka.
"Pantes" jawab dingin Febrian
"Kalo Lo feb ?" balik tanya Firda
"Makan lah kalo gak makan bisa mati!"
"Eh si Adria kemana tumben belum sampe"
Dengan berat Prilly pun menghembuskan nafasnya kasar "kemarin dia sakit dan menurut gue sih sekarang dia gak sekolah dulu"
"Terus dia sama siapa di rumah nya ly ?" Dengan wajah khawatir rafiza
"Gue titip sama bi Imah supaya jagain Adria"
"Bagus lah" rafiza bernafas lega
Belum juga air liur mengering orang yang baru saja mereka bicaarakan kini sampai dan duduk bersama seakan tak terjadi apapun.
Bukannya bahagia semua malah menatap Adria heran melihat semuanya menatap nya seperti itu "gue gak papa cuman demam biasa jadi langsung sembuh!" Ujar Adria dengan lantang karna ia tau bahwa temannya akan mengatakan mengapa ia masuk padahal belum sembuh jadi sebelum itu terjadi Adria langsung berbicara terlebih dahulu
"Bagus lah soalnya banyak tugas hari ini" Firda pun memberikan tiga buku pada Adria
"Biarin dia istirahat dulu biar gue yang ngerjain!" Buku pun di ambil alih Febrian.
...*****...
"Zam kasih laporan ini sama Prilly dan teman temannya!" Pinta Angga
"Kok gue kenapa gak si jidan aja atau si farzan atau si Leo!" Elak Azzam
"Mata Lo buta apa mereka gue suruh bagiin formulir lain ke siswa lain!"
Tanpa aba aba Azzam pun segera menurut sebelum Angga tambah marah, ntah kenapa hari ini moodnya kurang baik sehingga Azzam dan yang lainnya yang kena imbasnya.
Begitu lah nasib bersama orang yang selalu mood nya berubah ubah, mood itu adalah suatu penyakit karna jika mood manusia kurang baik maka orang di dekatnya yang akan kena imbasnya.
"Ly nih formulir yang harus kalian isi!" Azzam pun menyerahkan lima lembar kertas di meja mereka.
"Harus banget ya" timpal Firda
"Iya gue tungguin jangan lupa biodata kalian itu termasuk orang tua kalian" Azzam Pun duduk di kursi sebelah
Setelah membagikan masing-masing satu orang satu mereka membacanya dan mulai menulis.
Adria menatap kertas itu dengan kuat seakan ingin merobeknya saja "kenapa harus di isi apa gak bisa ya kalo kosong aja!" Saran Adria pada Azzam
"Ya nggak lah Malih!" Ujarnya tanpa mengalihkan pandangannya
Setelah selesai mengisi data dirinya Prilly pun mengambil kertas milik Adria dan mengisi kolom orang tua dengan nama bunda dan ayahnya.
Melihat itu Adria sok bukan main "kenapa ayah bunda Lo ly ?"
"Gak papa dari pada masalah nya tambah panjang dan ribet mending udah gini aja" ucap Prilly
Selepas selesai mengisi semuanya langsung di kumpukan dan di berikan kepada Azzam, Azzam pun memeriksa ulang sebelum memberikan kepada Angga namun dia merasa aneh saat melihat nama orang tua yang sama di kertas Adria dan Prilly.
Tanpa basa basi Azzam pun menghampiri Adria "ad isi nama orang tua Lo sendiri bukan nama orang tua Prilly"
Dengan wajah sendu Adria mengambil kertasnya lagi "siapa nama mereka gue aja gak tau"
Dengan wajah dingin bagaikan kutub selatan Prilly pun beranjak bangun dan mengambil kertas Adria "Lo buta ini udah di isi!"
"Tapi itu orang tua Lo ly!" Seloroh Azzam
"Emang kalo sama kenapa bakal di hukum hah!"
"Itu akan jadi masalah nantinya!"
Dengan senyuman miring "terus kalo ada masalah bukan Lo juga kan yang bakal ngadepinnya!"
Adu mulut antara keduanya berhasil memicu para siswa dan siswi di kantin bahkan karna keributan itu guru pun datang dan melihatnya
"Ada apa ini ribut ribut ?" Tanya Bu Tarsih
"Ini Bu saya cuman bilang sama Adria kalo nama orang tuanya gak boleh sama eh Prilly malah sewot!" Ujar Azzam pada intinya
"Itu memang benar, Adria. Kamu harus menulis nama orang tua kamu!"
"Memang kalo sama bermasalah ya Bu" timpal rafiza
"Iya rafiza!"
"Ok, terus kalo saya gak tau siapa nama orang tua saya gimana Bu ?" Ujar Adria yang sudah lelah mendengar ocehan mereka
"Masa kan kamu anak mereka, gak akan ada kamu kalo gak ada orang tua kamu ad!"
"Hei jangan jangan dia anak haram lagi" bisik para siswa yang mampu di dengar Adria dan yang lainnya
Terlalu cukup diam Prilly bangkit dan mengubris meja dengan keras sehingga mereka menatap Prilly "coba kalian jadi diri Adria yang sejak kecil tinggal di panti asuhan mana tau nama orang tuanya sendiri, dan apa salah nya jika nama orang tua saya ada di kertas Adria!"
"Tapi kan____
"Tapi apa hah" dengan cengiran tajam milik Prilly "bener ya manusia itu hanya bisa bicara tanpa merasakan apa yang orang lain rasakan, asal kalian tau seandainya kalian di posisi Adria gue jamin kalian gak akan sanggup!"
Prilly pun merangkul pundak Adria "cuman bagusnya nasib itu tiba sama Adria yang hebat melewan semuanya sendirian, dan asal kalian tau gak ada yang pernah mau di posisi ini semua!"
Beberapa jawaban yang keluar dari mulut Prilly berhasil membuat semua orang diam berikut Bu Tarsih, tak ada yang mau melawan Prilly apa lagi Prilly anak dari seorang komandan AD.
Semua orang takut padanya karna jarang bicara jarang tersenyum jika sekalinya orang pendiam bicara maka orang yang mendengarnya akan meringis ketakutan.
Percaya atau tidak jangan pernah memancing emosi orang pendiam karna sekalinya dia meluapkan emosinya dunia ini seakan hancur berkeping keping.
##################################
jangan lupa tinggalkan jejak kalian di kolom komentar ya 👐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments