Bab 3

Setelah shalat dzuhur Hanifah ke kantin kampus, untuk makan siang. Karena kelas masuk jam 13.00.

Hanifah memesan ayam geprek dan air jeruk.

"Hi, Hani," sapa Andi.

"Hai, lagi,"

"Baru istirahat?, tadi kemana saja?" sambil membawa makanan dan duduk di meja yang kosong.

Hanifah mengikuti Andi dengan membawa pesanannya.

Sandra datang dan segera duduk di dekat Hanifah.

"Sudah selesai mainnya?" tanya Hanifah kepada Sandra.

"Sudah dong, gua tadi habis nonton," dengan wajah sumringahnya.

"Astagfirullah, padahal nonton bisa pulang kuliah, sekarang kan cuma 2 kelas," jawab Hanifah

"Gak tau tuh Adam, yang ngajak," dengan cengengesan.

"Gua juga datang tapi gak masuk, karena gua belum ngerjain tugas," Keluh Andi

"Ya itu mah salah lo," jawab Sandra.

Adam menghampiri meja Sandra.

Hanifah cuek, dia tidak menyapa, dia sibuk makan makanan yang di pesan tadi.

"Hai, Hani!" sapa Adam

"Hmmm," jawab Hanifah.

Sandra tidak berani bicara apa-apa lagi, karena dia tau sikap Hanifah seperti itu karena merasa kecewa terhadap dirinya.

"Pacaran saja lo," kata Andi

"Kenapa lo tau,"

"Cewek lo yang cerita, apa gara-gara tugas lo belum selesai ya?"

"Iya, gua gak ngerjain tugas,"

"Kalau minggu depan gak ngerjain tugas lagi, gimana?" celetuk Hanifah, "Apa gak masuk lagi?" sambunhnya.

Adam terdiam.

"Ada waktu gak, lo, Han?" tanya Andi

"Kapan?"

"Sekarang lah,"

"Pulang kuliah maksudnya?"

"Iya,"

"Memang kenapa?"

"Bantuin gua kerjain tugas, sekalian tugas yang hari ini," ajak Andi.

"Boleh, dimana?"

"Di rumah gua gimana?"

"Di rumah ada orang kan?"

"Iya, Ada, ada nyokap sama ART gua,"

"Boleh, kalau, gitu,"

"Mau ikutan, Dam?"

"Gak, dulu deh,"

"Gua ikut yang An, di kostan juga bosan sendirian kalau gak ada Hanifah," ucap Sandra.

"Ya sudah, kalau Sandra ikut, gua juga ikut," seru Adam.

"Manusia labil," celoteh Hanifah sambil berdiri dan meninggalkan meja hendak cuci tangan ke wastafel.

Balik ke meja dan menyedot minumannya, Hanifah segera berjalan menuju kelas.

Di ikuti oleh Andi, Hanifah dan Adam.

Mereka memang satu jurusan.

"Gila, gua takut kalau Hani sudah cemberut gitu," seru Adam.

"Ssst, saya gak budek ya," ucap Hanifah yang ada di depan mereka.

Adam langsung diam.

Semua sudah berada di dalam kelas.

Hanifah memilih duduk di belakang, Andi duduk di samping Hanifah.

"Napa sih, ngikutin terus?" tanya Hanifah kepada Andi.

"Gak, boleh?"

"Gak, saya hanya takut saja, lama-lama kamu suka sama saya," ucap Hanifah

"Kalau iya suka gimana?" goda Andi.

Hanifah terdiam mendengar itu.

"PR ya buat lo, jawabnya gak perlu sekarang,"

"Emang kamu kuat dengan sifat keras dan egois saya?" tanya Hanifah balik.

Andi yang terdiam.

"Saya gak mau pacaran, saya ingin mencari calon suami yang bisa menjadi imam dan membimbing saya ke arah yang lebih baik lagi, apakah kamu bisa?"

Andi tertegun mendengar ucapan Hanifah begitu juga dengan Adam dan Sandra. Diluar sangkaannya.

Dosen datang.

"Siang semuanya,"

"Siang, Bu,"

Dosen mata kuliah yang satu ini, masih muda, cantik, idola para mahasiswa. Kalau di artis mirip dengan Cut Syifa, pakai kerudung dengan suara yang lembut.

"Hanifah!," panggil Ibu dosen

"Iya, Bu,"

"Tolong bagikan ini,"

"Baik, Bu," Hanifah berdiri dan berjalan menuju Ibu dosen.

"Hari ini kita akan mengadakan kuis, mengingat akhir semester akan di adakan beberapa minggu lagi,"

"Yaaaahhhh," suara mahasaiswa dan mahasiswi secara serempak.

Hanya Hanifah yang tenang mendengar berita tersebut.

Lembaran soal sudah dibagikan semua Hanifah kembali ke tempat duduknya.

Hanifah segera mengerjakan semua soal-soal dengan tenang. Tidak terganggu dengan orang lain yang bertanya terhadapnya.

Hanya dalam waktu 30 menit, Hanifah sudah selesai mengerjakan semua soal.

Hanifah segera berdiri dan memberikan lembaran soal itu kepada dosen.

"Sudah beres, Han?" tanya dosen.

"Alhamdulillah, sudah, Bu,"

"Bagi yang sudah beres boleh meninggalkan kelas,"

"Baik, Bu,"

Andi tidak mengenal lelah, terus meminta jawaban kepada Hanifah. Hanifah berjalan dengan tidak menghiraukannya.

"Saya tunggu di depan ya," ucap Hanifah.

Andi mengangguk dengan wajah pasrah karena tidak di berikan jawaban oleh Hanifah.

Hanifah memang sangat pelit jika dalam kuis atau ujian. Karena Hanifah tidak ingin menjadikan mereka malas, karena keenakan selalu di bantu olehnya.

Teman-temannya pun sudah mengerti dan faham betul dengan sifat Hanifah tersebut.

Hanya Andi yang tidak menyerah, padahal Hanifah tidak pernah memberikan jawaban terhadapnya.

Hanifah keluar kelas dan melangkah menuruni tangga dan menunggu Andi, Sandra dan Adam di halaman kampus.

Hanifah membuka handphonenya, dia iseng membuka video yang membuat dirinya viral saat lomba kemarin.

Hanifah menggeleng-gelengkan kepala, "Innalillahi, ini berita terlalu di lebih-lebihkan,"

Hanifah membaca semua komentar yang ada di video tersebut. Namun terhenti pada komentar yang akunnya bernama Zayn_02, "Apakah ini Hanifah teman kecilku?", Deg, hati Hanifah tiba-tiba tidak karuan. Pikirannya melayang mengingat ke masa kecil.

"Zayn," ucap Hanifah tanpa suara, "Zayn teman kecilku yang memilih pergi pesantren di pesantren milik kakeknya," kata Hanifah lagi.

"Duaaarrr," Sandra menepuk punggung Hanifah dari belakang.

Hanifah kaget sehingga hp terlepas dari genggamannya.

"Hanifah," Sandra ikut kaget, karena Hanifah sebegitu kagetnya.

Hanifah mengambil hp, "Tidak apa-apa, sudah selesai?"

"Iya, ayo, Andi dan Adam sudah menunggu di parkiran,"

"Oh, iya, Ayo,"

"Apakah tadi lagi melamun?" tanya Sandra sambil berjalan ke parkiran.

"Tidak, lagi lihat video saja. Ternyata lomba kemarin banyak yang di upload ke medsos. Menjadikan kita tranding topik loh,"

"Aduh, Hanifah, iya pasti itu. Karena itu kan perlombaan nasional,"

"Saya tidak berfikir ke arah sana," sambil nyengir.

"Makanya jangan belajar terus dan mengenang masa lalu yang tidak ada henti, move on melangkah ke depan neng," ucap Sandra

"Iya, janji deh, kapan kamu mau mengantar ziarah kubur ke makam ibu saya?"

"Sabtu sekarang, ayo,"

Hanifah mengangguk.

Adam dan Andi sudah menunggu di parkiran.

"Naik mobil saja ya?" ucap Andi

"Terus motornya?" tanya Hanifah

"Kalau begitu, kita pulang dulu bawa motor, Andi mengikuti kita dari belakang, nanti dari kosan menuju rumah Andi naik mobil, bagaimana?"

"Iya, sudah gitu saja, kosan kita kan dekat,"

Andi dan Adam menyetujui.

Semuanya menuju kosan Hanifah dan Sandra, Adam naik motor, Andi naik mobil mengikuti dari belakang.

Tiba di kosan Sandra dan Hanifah.

Motor semuanya di simpan, mereka masuk ke mobil Andi.

Sandra dan Hanifah duduk di belakang, Adam duduk di samping Andi.

Hanifah dan Sandra lanjut melihat video, yang membuat diri mereka terkenal.

Hanifah tetap penasaran atas komentar-komentar mereka dalam semua video, selalu di bacanya satu-satu.

Tiba-tiba terhenti lagi dengan akun yang sama di video yang lainnya, Zayn_02 : "Apakah ini Hanifah teman masa kecilku?"

Dilihat di video yang lain, Hanifah menemukan lagi komentar yang sama, "Apakah ini Hanifah teman masa kecilku?"

Hanifah terdiam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!