Coki ala' Menjadi aneh

"Guru membuka pintu, tetapi kamu harus melewatinya sendiri."

...****************...

Mungkin karena merasakan manfaat makan daging binatang spiritual bisa meningkatkan penyerapan spiritual tubuh dan menerobos dengan mudah semalam, Mila bersemangat memulai perburuan hari ini.

"Berburu coki ala'?." Richie mengamati Muridnya sebentar setelah mendengar target yang diinginkan Mila hari ini.

"Baik, itu tidak buruk." Dia mengangguk dan membawa Mila ke tempat yang seharusnya menjadi kawasan hidup calon lawan muridnya itu.

"Pilih level rendah dulu."Richie mengingatkan.

"Lawanmu kali ini lebih kuat dari ayam hutan dan biawak Badak. Cakarnya lebih tajam dari Taji ayam hutan, kecepatan ekornya lebih gesit dari ekor biawak. Meski kulitnya tidak sekeras kulit biawak tapi bulu coki juga tidak mudah ditembus. Napas dari hidungnya beracun. Gerakan menghindarinya sangat cepat dan instingnya kuat."

Mila menyimak semua deskripsi Richie tentang Coki ala'.

"Coki ala' tingkat 4 tahap menengah setara warrior tahap awal. Pilihlah level tiga tahap awal untuk uji coba perkenalan."

Setelah mendengar petuah, Mila dan Cade memasuki wilayah kekuasaan coki ala'.

"Coki ala' itu kucing spiritual yang bisa memperbesar tubuhnya seperti macan. Meski tidak sehebat macan sungguhan, kekuatan masih separuh menyamai ,macan Hitam yang masih satu leluhur." Sambil berjalan, Cade terus berbisik pada Mila.

"Cakarnya yang tajam yang disukai pendekar sebagai senjata tersembunyi. Bulunya bahan mantel yang paling dicari karena bisa jadi armor pelindung yang baik."

"Bahkan kulit wajahnya ini saya jadikan topeng untuk pengguna sihir."

"Pengguna sihir? apa bedanya dengan pengelola spiritual?."

"Pengguna sihir menggunakan mantra untuk mengontrol energi roh."

Mila mengerutkan keningnya.

"Didunia ini terlalu banyak hal dan kekuatan. Kalau ingin mengalahkan musuh aku harus memilik pengetahuan dasar, kan?"Batinnya.

"Seperti apa energi roh itu?."

"Energi yang ditinggalkan makhluk hidup yang telah mati. Energi memiliki kekuatan tertentu dan harus menggunakan mantra mengontrolnya." Riri memberikan penjelasan.

"Tidak semua bisa menggunakan sihir, hanya mereka keturunan Qin, seperti peri, trol, manusia setengah peri yang disebut penyihir. Untuk di domain ini, kebanyakan pengguna sihir adalah penyihir. Setiap klan penyihir memiliki tipe sihir berbeda. Paling banyak menggunakan sihir kucing hitam, yakni sihir dari kekuatan roh klan kucing. Menggunakan topeng coki ala' dalam ritual dapat menarik energi roh lebih cepat."

"Kurasa si coki ala' ini punya banyak manfaat kalau kita bisa menangkapnya." Mila bersemangat.

"Jangan tergiur dari manfaatnya saja, ingat juga bahayanya agar kamu berhati-hati." Luki yang sedari tadi bungkam mengangkat suara dari atas pohon.

"Pasti."

Mila dan Cade memasuki kedalaman hutan mencari lawan. Riri terbang lebih tinggi untuk mengamati mereka.

"Ini dia, coki ala' level 3 tahap menengah. Mau mencobanya sendiri?." Cade menghentikan Mila di depan seekor kucing yang mengamatinya dengan siaga.

"Kucing imut ini yang mau kita bunuh?!." Mila tertegun. Dia sebenarnya pecinta kucing, melihat musuhnya yang imut dia menjadi tidak tega.

"Jangan tertipu dengan penampilannya. Dia sebenarnya segalak macan." Cade mengingatkan.

"Benarkah?." Mila mengulurkan tangan mencoba menjangkau dan kucing abu-abu di depannya mundur dengan waspada.

Aaaooooonnngggg

Kucing itu melompatinya secepat kilat dengan cakar terbuka. Untung Mila cepat menghindar, meski begitu dia masih mendapat bekas luka kecil di lengannya.

"Sial! kucing ini galak banget!." Seruya. kaget.

"Sudah kukatakan jangan meremehkannya." Cade berkata dari samping.

"Tak masalah, aku akan memukuli kucing galak ini."

Mila langsung melancarkan cengkraman elang dan cakar harimau menggaruk gunung. Namun kucing itu melesat menghindar dan memperbesar ukuran badannya.

"Sangat bagus! dia menjadi macan sekarang!." Mila berteriak marah. Perlu dua setengah jam untuk merobohkan kucing itu dan menghabiskan hampir separuh dari energi spiritualnya.

"Kucing nakal itu membuatku kelelahan." Dengus Mila telentang tak berdaya di bawah pohon.

Cade memberinya istirahat setengah jam sebelum menemukan satu lawan lagi untuknya, masih coki ala' level tiga tahap menengah. Kali ini, Mila hanya menghabiskan satu setengah jam untuk menaklukkannya. kemudian mereka memburuh binatang spiritual level rendah untuk makan siang.

Sore harinya, Cade menemukan coki ala' level 3 tahap puncak yang membuat Mila kelabakan. Menjelang gelap mereka akan kembali ke lembah, Cade akan mengurus buruan mereka dan memasak beberapa daging dibantu Jack dan Eri. Untuk sementara waktu Eliana tidak tertarik memasak lagi membuat penghuni lembah selamat dari teror. Peri Istana emas itu sibuk memulihkan spiritualnya.

Begitulah hari -hati berburu mereka. Semakin banyak Mila berlatih, Cade secara bertahap menaikkan level mangsanya. Kalau sudah memastikan Mila bisa menangani lawannya, dia akan pergi berburu sendiri untuk berlatih.

Hari berlalu dengan damai, hanya sesekali dia akan ditegur oleh Richie bila dia tidak bisa menangani lawannya dengan baik. Eliana yang tadi berlatih telah kembali ke lembah dan membuat keributan tentang membuat pil tingkat tinggi. Beberapa pil percobaannya diberikan pada Mila yang membuat yang lain cemas dan takut efek samping jadi mereka bergantian memakan pil cacat Eliana agar tidak dimakan oleh Mila. Jack, Cade, dan Riri harus menderita diare karena pil itu. Richie. Luki dan Joan makin waspada bila melihat Mila memakan pil.

"Buat keduanya sibuk dan tidak saling bertemu."Yoman mengusulkan.

Richie semakin intensif membawa Mila berburu dan Loi menemani Eliana membuat pil.

"Aku akan membuat pil tingkat tinggi untuk membalas budi padanya."Kata Eliana satu hari.

"Aku takut kamu hanya akan membuat dia diracuni oleh pilmu ." Pikir Loi memutar matanya.

"Lusa, Luki akan ke kota Cempa, ini hari terakhir kita berburu. Besok kita menyiapkan barang kita." Ujar Cade penuh semangat.

"Ayo kita bekerjasama membunuh coki ala' level tinggi."

Pada akhirnya, mereka dipaksa bekerjasama karena sejumlah coki ala' level tinggi tiba-tiba mengamuk diluar kendali. Cade hampir mengeluarkan separuh dari kemampuannya, Mila sendiri melakukan pertarungan sampai menghabiskan semua energi spiritual dalam intinya dan mendapat beberapa luka.

"Coki ala' sialan itu lagi kesurupan apa, ya? hampir aja aku mati!." Rutuk Mila bersandar di pohon, dia hampir tidak bisa mengangkat jarinya lagi. Tenaganya terkuras.

"Benar, tidak biasanya mereka menyerang berkelompok dan sangat ganas." Cade juga merasa aneh pada kelompok coki ala' yang menyerang mereka.

"Mungkinkah mereka marah karena kita telah memburu teman-teman mereka sebelumnya?." Tebak Mila

"Diburu dan berburu sudah biasa bagi binatang, kenapa mereka mengganas hanya karena itu? sepertinya ada hal lain deh." Riri datang dengan botol pil di tangannya.

Richie dan Luki yang sejak tadi menjadi penonton diatas pohon juga meluncur turun bergabung dengan mereka.

"Alasannya cuma satu, kamu tidak cukup kuat. Kalau Cade tidak membantumu, kamu tidak akan menjadi manusia utuh sekarang." Nada dingin Richie hanya bisa membuat Mila mengerucutkan bibirnya tidak puas.

"Richie, aku bertarung sampai terluka, tidak bisakah kamu sedikit menghiburku?."

"Terluka sudah menjadi konsekuensi seorang pendekar, kenapa masih butuh dihibur? kalau kamu terluka berarti kamu masih harus berlatih lebih keras untuk menjadi kuat."

Richie melempar botol pil.

"Makan itu dan cepat kembali ke lembah untuk menstabilkan energi spiritualmu yang lagi kacau itu. Istirahat yang cukup agar cepat sembuh dan banyak berlatih lagi. Dasar lemah!." Ucap Richie sebelum berbalik pergi.

"Tidak perlu mengambil hati ucapannya, watak Richie memang keras tapi kata-katanya bukan tanpa makna. Seorang pendekar memang harus menjadi kuat. Kalian pulanglah. Untuk beberapa hari ini jangan berburu di wilayah ini." Luki menghampiri mereka dan segera menyusul Richie.

"Kenapa Luki melarang kita berburu disitu?."Tanya Mila saat mereka sudah tiba di lembah.

"Kurasa dia juga sadar kalau coki ala' agak aneh hari ini." Ucap Cade yang sibuk mengatur hasil buruan.

"Karena dia mau kekota, mungkin dia khawatir kalau tidak ada yang mengawasi kita berburu."

"Kan, ada Richie?."

"Biasanya Richie akan mengikuti Luki kalau keluar Lembah." Celetuk Riri.

Luki menyusul Richie ke goa-nya

"Kenapa kamu kembali tergesa-gesa?." Luki menemukan Richie di perpustakaan.

"Coki ala' menjadi aneh hari ini, kamu menyadarinya."

Luki terlihat berpikir.

"Iya, mereka mendadak gelisah dan pemarah. Seperti dihipnotis. Seingatku hanya pemanggil yang memiliki kemampuan itu."

"Aku merasakan energi dan aura kuat yang seharusnya tidak berada di domain ini." Kata Richie terus mencari buku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!