Mengolah Spiritual

"Langit adalah adil dan tidak ada orang yang dikecualikan yang bisa menolong dirimu, kecuali dirimu sendiri."

...****************...

"Sudah tiga hari, dia belum sadar juga."

Riri berputar-putar cemas diatas Mila yang terbaring pingsan diatas tempat tidur.

"Hoooo.... ho.... ho..... master akhirnya mengirim keturunannya kemari tapi kenapa nona Puteri kita ini sangat suka pingsan." Jack mulai melolong di sudut ruang.

"Dia bukannya suka pingsan, nona muda terlalu lemah. Dia tidak mengolah spiritual."Ujar Eri.

"Istana emas itu senjata suci tingkat tinggi meskipun sudah turun jadi senjata ilahi, aura penindasannya masih sangat kuat. Apalagi nona Puteri tidak memiliki spiritual." Loi menambahkan.

Lainnya mengangguk serempak.

Istana Emas mini yang berada diatas meja bersinar, seorang bocah perempuan dengan rambut emas panjang mengambang diatasnya.

"Peri!." Eri berseru.

"Setelah ratusan tahun, akhirnya kamu mau menampakkan diri lagi." Eri menangis terharu.

"Salam untuk peri!." Semua yang hadir kecuali Mila yang terbujur tak sadarkan diri memberi salam pada bocah berambut emas lagi.

"Tidak perlu sungkan!." Peri melambaikan tangan.

"Bahkan kalau aku mau melihat wajah jelek kalian, kekuatan spiritualku sangat terbatas." Bocah itu berkata dengan nada arogan.

"Peri, master akhirnya mengirim keturunannya kesini." Kata Riri penuh semangat.

"Terakhir kali peri mengenalinya dan dia pingsan karena dia lemah."

si peri terbang ke samping Mila.

"Dia bukan keturunan master." Semua yang hadir kaget mendengarnya.

"Aku mengenalinya karena dia memiliki ini spiritual pemilik pertama istana emas." Kalimat ini lebih mengejutkan.

"Pemilik pertama istana emas? Tuan ilahi yang menantang langit dan bumi menciptakan senjata suci. Genius legenda." Ucap Loi dengan bangga.

"Bagaimana aura Dewi dari tubuhnya?." Tanya Jack bukankah hanya master yang punya.

"Master memiliki aura Dewi setelah menemukan lembah merah. Anak ini memiliki aura Dewi yang sama kuatnya dengan master bahkan saat dia tidak memiliki spiritual dalam dirinya. Bukankah ini hal menarik?."

"Maksudnya?." Riri bertanya.

"Kalian akan tahu pada waktunya. Tapi dia mungkin memang masa depan kita dan master. Kalian harus meluangkan waktu untuk merawat, melatih dan menjaganya. Hanya bila dia menjadi kuat, kita bisa melihat masa depan bersamanya."

Peri melambaikan tangan.

"Dia sudah istirahat terlalu lama. Biarkan dia bangun dengan memberinya ramuan ini." Peri menyerahkan botol ramuan pada Eri.

"Ketika dia bisa memasuki tahap pengumpulan energi dan mulai membentuk inti spiritual, berikan pil ini. Lalu biarkan dia melatih jiwa dengan kitab ini."

Kami akan melakukan semua arahanmu peri." Ucap Eri.

"Biarkan Richie membantu kalian membimbingnya. Pria itu sudah bermalas-malasan dan menikmati kedamaian begitu lama."

Ekspresi mereka sedikit tegang mendengar nama itu.

"Itu saja untuk saat ini. Ahh..... spiritualku terkuras. Aku harus kembali." Peri menghilang.

"Siapa dari kalian yang mau menemui Richie?." Eri bertanya.

"Ahhh.... kurasa pinggangku sakit. Aku akan pulang beristirahat." Kata Liu memegangi pinggangnya dan pergi.

" Sejak kapan kayu tua itu punya sakit pinggang?." Riri mengerutkan dahi.

"Terakhir kali saya membuat nona Puteri pingsan, aku akan pulang merenungkan diri." Ucap Jack dan mengambil langkah seribu.

"Hei.... ." Riri tidak sempat menahan Jack.

"Cade.... ?." Begitu berbalik dia melihat kelinci mengendap-endap pergi.

"Luki... ?." Panggil Eri pada pemuda yang berbaring santai di lantai.

"Jangan menyuruhku, setiap kali dia melihatku, dia akan langsung menyerang." Keluh Luki.

"Mungkin aku terlihat seperti daging mentah."

Eri dan Riri menghela napas bersama.

"Tunggu saja nona Puteri bangun dan biarkan kita membawanya bersama ke goa Richie." Joan menggerak-gerakkan telinga putih diatas kepalanya.

"Kurasa itu bukan ide buruk." Riri melipat sayapnya.

"Ayo... berikan ramuan itu dulu."

Eri menuruti ucapan Riri yang sudah berubah wujud menjadi burung Nuri dan terbang diatas Mila.

Setelah lima menit mata Mila terbuka.

"Ahhh.... !!."

Di menjerit melihat harimau emas berdiri disisi pembaringannya.

Luki berubah kembali ke bentuk manusia.

"Jangan takut, ini aku, Luki."

Mila kemudian ingat saat mereka satu persatu memberinya salam.

"Bagaimana perasaanmu?." Tanya Eri.

"Lumayan baik. Berapa lama aku pingsan?."Mila balik bertanya.

"Tiga hari."

"Selama itu?! Tapi, apa yang membuatku pingsan?." Dia hanya ingat merasakan satu tekanan yang membuat dadanya sesak.

"Seorang teman muncul menyapamu, Dia sedikit lebih kuat dari kami, jadi aura spiritualnya lebih menindas dari kami, kamu yang tidak memiliki energi spiritual tidak bisa menahannya." Eri menjelaskan.

"Sepertinya aku benar-benar sangat lemah." keluh Mila.

"Kami juga berpikir begitu. Bagaimana kamu bisa keluar mencari leluhur dari leluhurmu kalau kamu sangat lemah? mungkin setelah kau meninggalkan tempat ini kamu akan segera terbunuh."Riri berkata dengan lugas.

" Jadi.... apa kalian punya solusi? bisakah kalian membantuku?." Mila berkata dengan malu-malu menyentuh ujung hidungnya.

"Kamu harus menjadi kuat. hanya itu satu-satunya saran kami."

"Aku juga ingin kuat." Guman Mila dengan wajah cemberut.

"Tapi aku cuma manusia biasa, tidak memiliki spiritual, aku bisa apa?."

"Kamu tidak akan memiliki spiritual kalau kamu tidak mengolah spiritual." Sergah Riri.

"Apa aku bisa mengolah spiritual?."Tanya Mila, matanya berbinar penuh harap.

"Bisa!." Kali ini Eri maju ke depan Mila.

"Hal pertama yang harus dimiliki untuk mengolah spiritual adalah titik meridian dan inti meridian."

"Jadi, apa aku punya keduanya."

Eri mengangguk.

"Ya, aku sudah memeriksa tubuhmu."

Mila memeluk tubuhnya mendengar ucapan Eri.

"Aihhh.... tidak seperti yang kamu pikirkan." Eri memutar matanya tak berdaya.

"Ada 36 titik meridian yang terbuka dan inti meridian kamu juga sudah terisi. Kurasa meridianmu bereaksi terhadap energi spiritual di dunia ini."

" Lalu, apa aku bisa mengolah spiritual sekarang?." Mila tak sabar.

"Kamu harus menunggu inti meridianmu penuh spiritual alam yang berubah menjadi energi. kalau di tubuhmu sudah ada energi spiritual, barulah kamu bisa mengolah spiritual tahap awal." Eri menjelaskan.

"Spiritual tahap awal dinamakan manusia spiritual yang terbagi atas 9 tingkat. Level manusia spiritual untuk mengolah tubuh sekaligus membentuk inti energi."

"Biasanya tingkat pertama sampai tingkat ketiga itu untuk membentuk tubuh. Tubuhmu menjadi kuat, ringan dan cepat. Ditingkat ke empat, tubuhmu akan membentuk inti energi."

"Inti energi ini terbentuk dari energi spiritual yang dihasilkan inti Meridian yang dipadatkan dan akan tinggal di dalam tubuh kita yang bisa kita gunakan sewaktu-waktu. semakin tinggi level spiritual semakin banyak energi spiritual yang terkandung dalam inti energi."

Mila merasa sedang mengikuti pelajaran fisika - kimia.

"Bagaimana aku tahu kalau inti meridianku sudah penuh?."

"Itu akan muncul di lautan kesadaranmu. Begitu inti Meridian penuh, akan terbentuk energi yang menyebar ke seluruh tubuh, saat itulah tubuhmu akan terasa berbeda."

"Terdengar mudah." Pikir Mila.

"Kalau begitu, aku akan mulai mengolah spiritual." Katanya mantap.

" Kamu masih awam tentang pengolahan spiritual, perlu ada yang membimbing dan mendampingimu. Takutnya terjadi kecelakaan." Kata Joan.

"Ada kecelakaan?!."Mila mengerjapkan matanya.

"Bila kita tidak bisa mengendalikan energi spiritual yang diserap tubuh bisa menyebabkan ledakan. Kalau yang meledak inti energimu, kamu akan luka dalam parah. Kalau yang meledak inti meridian, kamu tidak akan bisa mengolah spiritual lagi."

" Kedengarannya cukup mengerikan."Mila tergidik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!