Istana Emas

"Manusia berbuat, Tuhan menyaksikan."

...****************...

"Ahhh.... Suga! Jimin! suamiku! Haremku!".

Mila berguling -guling diatas tempat tidur.

"Bagaimana bisa mereka disimpan di karung? sekarang aku tidur sendirian, kedinginan! Jongkokku sayang.... aku tidak mau dipisahkan!".

Bug!

"Ah..... sakit!." Mila terbangun dan meringis kesakitan.

"Oh.... aku jatuh dari tempat tidur." Keluhnya merangkak kembali ke tempat tidur tapi dia tertegun saat jarinya meraih sisi ranjang itu. keras dan dingin.

"Batu?!". Mila menatap linglung ranjang itu.

"Ini batu datar?! aku tidak sedang dibaringkan jadi tumbal, kan?". Pikir Mila panik.

Ingatan tentang nenek Intan meneteskan darah di mozaik Talisman datang memenuhi kepalanya. Dia juga mengingat melarikan diri dan tiba di gua.

"Tadi aku duduk tertidur di dekat mulut gua bagian luar, kenapa malah ada diatas batu besar begini?." Dia mengedarkan pandangannya.

"Harusnya sih ini masih di dalam gua." Pikirnya.

"Sudah bangun?." Beruang coklat muda dengan mata emas muncul di depannya membuat roh Mila hampir keluar meninggalkan tubuhnya.

"Jangan.... jangan makan! da.... dagingku alot! darah.... darahku beracun." Mila beringsut mundur.

" Aku selalu makan uang haram! tidak ada hal baik yang terkandung dalam tubuhku. kulitku saja pahit."Mila meracau meyakinkan sang beruang yang tetap berjalan ke arahnya.

Bug!

Beruang menjatuhkan diri bersujud di depan Mila.

"Master! selamat datang kembali!."

Bibir Mila berkedut.

"Master! master lagi?!."Mila kesal dalam hati.

"Kenapa semua penghuni hutan ini memanggilku master?!." Kepala Mila terasa sakit memikirkan perihal master ini.

"Ternyata kamu memang disini!". Seru suara lain dan gadis yang bernama Eri muncul di sisi beruang.

"Dia beneran master, kan? dia tidak mengaku." Beruang besar itu mengadu layaknya anak kecil.

"Memang ada aura master, tapi energi spiritualnya tidak ada. Master mungkin kehilangan kemampuan spiritual dan lupa ingatan". Tebak Eri berbicara pada beruang seolah yang mereka bicarakan bukan manusia yang sedang melongo di depannya.

"kurasa kalian benar-benar salah paham". Celetuk Mila memberanikan diri terlibat pembicaraan dengan mereka.

"Aku bukan master kalian, aku tidak pernah punya kemampuan spiritual, dan aku tidak pernah mengenal kalian. Aku tidak lupa ingatan."

Eri mendekat, mengamati Mila.

"Ckckck... peristiwa seribu tahun lalu benar-benar melukai master." Eri memiringkan kepalanya.

"Seribu tahun?! apa master yang mereka bicarakan itu berusia ribuan tahun?!". Pikir Mila.

"Sial! apa aku terlihat seperti orang tua ringkih? nenek-nenek bungkuk? bisa-bisanya mereka menyamakanku dengan master mereka yang sudah berusia ribuan tahun!." Mila ingin memuntahkan darah karena marah.

"Bahkan usia 100 tahun saja dah pikun, ini ribuan tahun!".

Mata Mila berkeliling.

"Cermin! mana cermin?! aku harus melihat diriku. Apa ada yang berubah? kenapa mereka melihat aku seperti orang karatan berusia ribuan tahun? betapa tuanya itu!."

Di salah satu sisi dalam ruangan goa itu halus dan bisa menampilkan bayangan. Mila menghampiri untuk mengamati dirinya.

"Hha ...!! aku memang berubah". Mila meraba wajahnya.

"Ini kan penampilan aku empat tahun lalu. Ini aku saat masih SMP. Bahkan rambutku jadi pendek."Mila menarik rambutnya.

"Memang berubah! aku kembali ke usia lima belas tahun. Kenapa mereka malah melihatku seperti orang yang berusia ribuan tahun?." Pikir Mila.

"Master, apa kamu ingat sesuatu? kamu sudah ingat kamu, kan? ingat tempat ini?." Tanya Si beruang penuh semangat.

"Siapa mastermu?! tidak lihat aku cuma manusia usia belasan tahun?! kenapa kamu menyamakanku dengan orang yang berusia ribuan tahun?! apa kamu buta atau apa?!". Mila meraung marah.

Memang benar, dua hal tabu yang tidak bisa disinggung depan wanita. Itu umur dan berat badan.

"Aku... ." Si beruang menjadi kuyu.

"Sial! kenapa aku memarahinya?." Sentak Mila dalam hati. Akal sehatnya kembali.

"Mereka makhluk spiritual, membunuhku hanya perkara mengangkat satu jari. Betapa cerobohnya aku!." Dia mengutuk dirinya sendiri dalam hati.

"He.... he.... he...." Mila menggaruk kepala sembari nyengir.

"Maksudku, aku sungguh bukan master kalian. Benar-benar bukan. Kalian salah mengenali orang." Kata Mila dengan sopan. Dia berubah seratus delapan puluh derajat jadi gadis ramah seolah yang barusan berteriak marah bukanlah dirinya.

"Barusan, waktu dia marah, aku melihatnya sangat mirip master, kan?." Beruang berbisik pada Eri yang langsung disambut anggukan Eri.

"Cara marahnya gaya master banget."

"Tapi dia tidak mau mengakui kita."

" Jangan sedih."Eri menepuk si beruang.

Meskipun mereka berdua saling berbisik, Mila masih bisa mendengarnya.

"Kalau kamu bukan master, lalu siapa kamu? kenapa kamu ada disini?."Tanya Eri membuat Mila mendadak migren.

"Eh.... ." Mila menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Aku tidak sengaja jatuh kesini."

"Bagaimana kamu bisa terjatuh? kamu tidak memiliki kemampuan spiritual." Eri tidak melepasnya.

" Sebenarnya aku bukan dari dunia ini karena itu aku tidak punya kemampuan spiritual. Tapi leluhurku berasal dari sini. Aku melakukan pelanggaran jadi dibuang kesini untuk menyembah leluhurnya sebagai bukti tobat baru kemudian bisa kembali lagi." Mila mengarang bebas.

"Alasan ini cukup untuk menipu mereka, bukan? semoga otak mereka agak bebal jadi bisa ditipu." Batin Mila berdoa.

"Aku tahu sekarang!." Si beruang melompat ke depan Mila.

"Sang Dewi, master kami pasti leluhurmu!". Serunya penuh semangat sampai ludahnya terpercit.

"Tapi kamu tidak perlu menyembah leluhurnya. Tidak ada yang baik di klan Dewa, mereka semua munafik!."

"Tapi ibu sang Dewi sangat baik. klan manusia sejati." Sahut seekor kelinci entah kapan berdiri di samping Eri dengan santai mengunyah lobak putih.

"Hooo.... ho.... ho.....". Si beruang tiba-tiba menangis tak terkendali.

"Aku tahu sang Dewi tidak akan meninggalkan kita. Dia bahkan mengirim keturunannya menemui kita."

Mila memiringkan kepalanya bingung.

"Situasi apa ini? tidak mendung, tapi hujan turun disiang bolong." Dia menghela napas berat dalam hati.

"Ayo.... bawa dia pulang dulu! kita harus menjaganya!."Si beruang mengangkat Mila kebahunya.

Satu pukulan enteng dari tangannya yang bebas mampu meledakkan dinding goa. Dia berlari membela hutan, sampai di tepi gunung dia melompat turun.

"Sial! ada apa dengan beruang ini?! apa dia terlalu gembira Sampai mau bunuh diri?! aku baru sampai, misiku belum kulakukan, dia malah mengajakku bunuh diri!". Mila menangis dalam hati sebelum pingsan.

Semilir angin meniup lembut kulitnya. Mila mengerjakan mata sebelum membukanya.

"Hai.... kamu akhirnya bangun." Eri hati-hati menyapa Mila.

"Jangan takut, si bodoh Jack sudah dipukuli karena membuatmu pingsan." Burung Nuri terbang rendah di depan Mila.

" Kamu menolak dipanggil master tapi kamu keturunan master, jadi kami harus memanggilmu nona Puteri."

"Nona Puteri?! pasti beruang bodoh itu sudah menyatakan analisa butanya pada mereka. Aku tidak akan menghentikannya lagi. Aku lelah."Mila membatin.

"Terserah kalian." Kata Mila pasrah.

Burung itu berputar-putar sebentar sebelum hinggap dan berubah menjadi gadis remaja bergaun warna warni.

"Saya Riri, memberi salam pada nona Puteri!."

Tindakan burung itu diikuti yang lain.

"Eri memberi hormat pada nona Puteri."

"Loi memberi hormat pada nona Puteri."

"Cade memberi hormat pada nona Puteri."

"Luki memberi hormat pada nona Puteri."

"Jack memberi hormat pada nona Puteri."

"..... "

Mila melihat mereka satu persatu dengan linglung karena wujud aneh mereka. Pria paruh baya yang kepalanya ditumbuhi daun. Bocah kecil dengan ekor kecil. Pria besar dengan bulu dada lebat berwarna coklat.

Sebelum dia memindai semua orang satu cahaya menyerang dahinya.

"Iss.... is... istana eemaass.... !! Istana emas mengenali nona Puteri... !!." Teriak mereka serempak.

Mila tidak tahu apa yang terjadi sebelum dia kembali pingsan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!