Macan Hitam Pemarah

" Makanya kami akan membawamu ke seorang teman untuk mengolah spiritual dibawa bimbingannya."

"Kenapa bukan kalian saja yang membimbingku."

Joan menggeleng.

"Kami takut melakukan kesalahan karena kita dari ras berbeda. Setiap ras memiliki metode pengolahan spiritual yang berbeda."

"Metode yang kami sebutkan tadi itu untuk manusia sejati. Sedang aku dan Luki ras binatang iblis, Eri ras roh, Riri binatang spiritual."

Joan menjelaskan.

"Kamu ras manusia. Kebetulan teman kamu ini hibrid, dia manusia binatang iblis yang lebih sering disebut siluman."

"Ras siluman memulai pengolahan spiritual mereka dengan metode manusia sampai level alam spiritual sebelum memasuki metode binatang iblis dan membangkitkan garis keturunan."

" Ahhh... ternyata kehidupan di dunia ini sangat rumit dan kompleks. kurasa perjalananku sangat panjang." Keluh Mila.

"Tapi aku tidak bisa mundur sekarang demi leluhurku." Kata Mila dengan sedikit bumbu drama.

"Nona Puteri, kamu sangat berbakti." Puji Ruri.

"Hanya saja, teman kami ini agak nyentrik. Semoga nanti kamu tahan padanya."

"Hehe! nyentrik?! apa dia akan se-nyentrik nenek Intang yang membakar rumahnya agar punya alasan menolak meminjamkan uang untuk keponakannya." Kata Mila dalam hati.

"Kenapa aku sedikit kesal mengingat nenek sialan itu?! dia sekarang hidup enak, tidur di tempat enak, makan tiga kali sehari sedangkan aku disini sudah tiga kali pingsan sejak memasuki dunia ini." Rutuk Mila dalam hati.

" Aku akan berusaha semaksimal mungkin."

"Kalau begitu, pergilah membersihkan diri dan berganti baju. Kami akan menyiapkan makanan untukmu."

Riri menarik Mila.

"Mari kutunjukkan tempat mandi air panas. Itu baik untuk pemulihan."

Keduanya berlari ke gunung belakang.

"Waahh... sangat menyegarkan. Ngomong-ngomong, sejak aku bangun seperti ada sesuatu yang hangat mengalir dalam tubuhku."

"Itu artinya energi spiritual dalam dirimu sudah mengalir." Riri memasuki kolam pemandian.

"Lagipula, energi spiritual di kolam ini dua kali lebih padat daripada spiritual diluar. Ini air spiritual tingkat rendah."

"Lihat! kamu sudah sudah berada di level 1 tahap atas."Riri berseru senang.

"Ini hanya tahap satu kenapa kenapa kamu berteriak senang begitu?." Ucap Mila.

"Haiiii..... ini baru empat hari sejak kamu datang kamu sudah naik tiga tingkatan. Dalam tahap manusia spiritual ada 9 tingkatan. Setiap tingkat terbagi atas empat tahapan lagi, tahap awal, tahap menengah, tahap atas dan tahap puncak." Papar Riri.

"Sekarang kamu berada di tingkat pertama tahap atas yang selangkah menuju tingkat kedua. Pada orang normal setiap tingkatan butuh sekitar setahun untuk maju ke tingkat berikutnya. Misalnya tingkat pertama tahap awal butuh dua atau tiga bulan ke tahap menengah, butuh 3 atau 4 bulan ke tahap atas, butuh Lima atau enam bulan ke tahap puncak, butuh 7 atau 8 bulan menerobos ke tingkatan kedua."

"Begitu lama?."

"Tentu saja, karena rata-rata manusia hanya membuka 12 atau 14 titik meridian saat awal mengenali spiritual alam. lalu perlahan meningkat dari waktu ke waktu, seiring meningkatnya level spiritual. Semakin banyak titik meridian terbuka makin cepat laju pengolahan spiritual."

"Hanya saja, mereka mengenalinya lebih cepat. umumnya umur 5 tahun mereka sudah bisa merasakan spiritual alam. Bakat dan genius bisa merasakan spiritual alam diumur 2 atau 3 tahun."

"Berada di tahap manusia spiritual tahap pertama sangat menyedihkan." Keluh Mila.

"Kamu baru saja mengenali spiritual alam, itu wajar." Hibur Riri.

" Rasanya, aliran hangat dalam tubuhku terus meningkat."

Bug!

Sesuatu terasa retak dalam tubuhnya kemudian pecah dan sensasi ringan terasa.

"Oh.... kamu menerobos!."Seru Riri.

"Ini dua tingkat sekaligus! kamu sekarang manusia spiritual tingkat dua tahap awal. Sangat bagus!."

"Ohh.... begini rasanya menerobos?!." Mila sumringah.

"Atur napas dan jernihkan pikiran. Fokus!." Riri memberi arahan.

"Ini cara menstabilkan energi dalam tubuh."

Mila mengikuti intruksi. Air disekitarnya bergolak sebentar, satu letupan samar terjadi dalam tubuh Mila.

"Sangat baik! kamu menerobos lagi ke tahap menengah! stabilkan energimu lagi!." Riri berubah jari burung dan berputar-putar diatas Mila.

"Ini sudah lama! kapan kalian selesai berendam! hari sudah gelap ini!." Joan berteriak dari gerbang pemandian.

"Sebentar lagi!." Balas Riri jengkel karena disela saat membimbing Mila.

Air bergolak disekitar Mila lagi.

"Fokus dan stabilkan energimu!."

Mila yang menutup matanya merasakan keringat mengucur dari dahinya.

Blubb...!!

Letupan terjadi lagi.

"Manusia spiritual tingkat 2 tahap menengah!." Riri berputar-putar senang.

"Oke! bersihkan dirimu! kita keluar sekarang!.".

Lima belas kemudian mereka meninggalkan pemandian.

"Kalian cuma mandi, apa yang begitu..... ." Protes Luki tersangkut di tenggorokan.

"Nona Puteri! kamu sudah berada di tingkat dua sekarang?!."

"Sepertinya begitu." Mila tersenyum.

" Ayo makan! ini ayam spiritual tingkat rendah, bisa memberimu energi spiritual." Eri membawa mereka ke meja makan yang sudah dikelilingi yang lain.

" Nona Puteri, ini sayur mutiara putih, aku mencarinya sendiri di bukit." Cade menyodorkan piring kecil ke arah Mila.

" Ini bisa membantumu menstabilkan energi spiritual dalam tubuhmu."

" Oke, terimakasih. Tapi bisa tidak, panggil aku Mila saja? nona Puteri itu terlalu .... tinggi ..... berlebihan." Kata Mila yang bingung memilih kata yang tepat.

" Kalau panggil Mila rasanya, kita akrab."

Meski awalnya mereka enggan, pada akhirnya mereka sepakat memanggil "Mila" saja.

Mereka mengobrol dan memberi banyak pengetahuan pada Mila tentang dunia spiritual. Mila juga merasa, ditendang ke dunia ini tidaklah terlalu buruk. Dia berharap suasana harmonis ini bisa bertahan sampai misinya selesai.

Pagi buta, Riri dengan semangat mematuk-matuk pintu kamar Mila.

"Mila! bangun! aku akan membawamu menyerap embun pencerahan."

Mila dengan linglung dibawa terbang oleh Riri dan Luki. Wujud asli Luki ternyata macan emas bersayap.

"Embun pencerahan seperti air spiritual, mengandung spiritual alam yang padat. Ini juga bisa jadi detoksifikasi alami yang bisa mengeluarkan kotoran tubuh dan mempercepat pembukaan titik meridian." Luki menjelaskan.

"Berjalanlah diatas rerumputan tanpa alas kaki dan gunakan tanganmu menyentuh daun-daunan disekitarmu."

Riri mengoceh disekitar Mila. Setelah hari kian terang, keduanya membawa Mila ke mata air digunung belakang. Berbeda dengan kolam air panas, ini adalah air yang mengalir dari puncak gunung, sejuk dan menyegarkan. Kandungan spiritualnya juga padat.

"Ini, aku dan Eri membuatkan kamu beberapa baju." Cincin di jari Riri bersinar dan mengeluarkan beberapa lembar baju. Baju dari Eri berwarna lembut berupa gaun atau baju set rok senada, dihias bunga-bunga lembut dan beberapa kristal kecil. Baju dari Riri berwarna cerah dengan gaya simple dan bawahannya berupa celana selutut. Mila dapat menilai kalau Eri feminim dan Riri cenderung tomboy. Mila memilih sepasang baju secara acak dan pergi ke mata air.

"Ini cincin penyimpanan untukmu." Luki melempar cincin kepada Mila yang muncul.

"Gunakan itu menyimpan barangmu."

Riri mengajari Mila yang bingung melihat cincin di tangannya.

"Fokus, saluran energimu ke jari yang menggunakan cincin." Bimbing Riri.

"Kalau kamu mau melihatnya, kamu hanya perlu memusatkan energi pada matamu. Isi cincin hanya bisa dilihat oleh pemiliknya."Setelah beberapa kali percobaan, Mila berhasil melakukannya.

"Di dalam cincin ada beberapa botol kecil." Kata Mial mengintip isi cincinnya.

"Itu hanya ramuan tingkat rendah untuk membantumu mengolah spiritual." Kata Luki.

"Aku sedikit lelah."Ucap Mila.

"Tentu saja karena kamu menggunakan energi spiritual belajar menggunakan cincin penyimpanan. Ini! kamu gunakan tas sihir ini saja dulu. Membuka tas sihir tidak membutuhkan spiritual hanya saja ruang penyimpanannya terbatas dan mudah dicuri." Riri memberikan tas.

" Ayo.... kita pulang dulu untuk sarapan kemudian menemui Richie." Luki berubah wujud ke bentuk binatang iblisnya. Mila naik ke punggungnya. Mereka terbang kembali ke lembah tempat rumah pohon mereka.

Usai sarapan, para penghuni lembah mengantar Mila ke gunung sebelah barat. Menurut cerita Riri yang bertindak sebagai pendongeng sebelum tidur Mila, tempat mereka saat ini dinamakan Lembah merah yang diapit dua gunung, gunung sebelah barat dijaga oleh Richie dan Luki yang tinggal di lereng gunung. Gunung sebelah timur dijaga oleh Yoman dan Jake. hutan bagian utara menjadi tanggung jawab Loi dan Cade. Lembah jadi tanggung jawab Eri. Riri dan Joan membantunya.

Baik Yoman dan Richie lebih suka tidur dan bermalas-malasan sepanjang waktu sehingga Mila belum melihat mereka selama beberapa hari ini.

Kedatangan mereka di halangi semak belukar berduri. Dibelakang semak ada rumah mungil yang indah terawat. Bunga dan kupu-kupu mempercantik pemandangan itu.

"Ilusi.... ."'Desis Mila.

"Kamu tahu ilusi?." Bisik Riri.

"Kamu bisa memecahnya?."

Mila mengangguk, nenek Intang mengajarinya sedikit.

"Ini ilusi berlapis. Aku tidak tahu memecahnya."

"Diantara kami, Joan master ilusi dan formasi. Kamu bisa bertanya padanya kalau kamu ingin belajar." Mila melirik Joan yang melambaikan tangan dan pemandangan di depan mereka lenyap. di bawah hitam pekat muncul.

" Heemmmmm... kalian tampaknya membawa mangsa padaku." Gemuruh suara dari dalam Goa. kabut hitam pekat keluar dari dalam Goa membentuk cakar bergegas kearah Mila.

"Richie! berhenti bermain- main,!." Hardik luki melambaikan tangan dan kabut menghilang.

"Khe.... kee..... ke.... ."

Suara tawa aneh terdengar diiringi munculnya Macam hitam bermata merah berjalan lurus kearah Mila yang terpaku, ada tekanan yang membuatnya tak bisa bergerak.

"Jadi inilah Richie, macan hitan pemarah yang dikatakan Riri semalam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!