Pagi ini mentari bersinar cerah diluar sana.
Seperti biasa Tania bangun lebih awal. Kini ia sudah selesai mandi dan juga sudah selesai bersiap-siap untuk segera pergi ke kantor nya.
Hari ini adalah hari kedua baginya berkerja di perusahaan Alexandre Group.
Ia sama sekali tak ingin datang terlambat di hari kedua nya ini. Jika ia sampai terlambat. Entah hukuman apa nanti nya yang akan di berikan Ceo mesum itu terhadap nya.
Tania kini mulai melangkah keluar kamar. Disana ia mengambil sepatunya lalu melangkah kearah sofa kecil yang ada diruangan tengah.
"Eh Nia, udah rapi aja nih." Sapa Wulan dengan wajah sembab karena baru bangun dari tidur nya.
"Iya nih takut kesiangan. Kamu tau sendiri kan jika jarak kantor dari sini itu lumayan jauh. Belum lagi jika kena macet." Ucap Tania seraya memakai sepatu nya.
"Kamu ada benarnya juga sih, hooaam!" Ujar Wulan seraya menahan uap kantuk nya.
"Masih ngantuk ya Lan, yaudah sana sambung lagi tidurnya. Aku pergi dulu ya." Seru Tania seraya berjalan kearah pintu.
Ia pun kemudian melangkah keluar dari rumahnya. Sedangkan Wulan kembali melanjutkan tidurnya.
Kini Tania mulai berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang ada disana. Ia berjalan perlahan hingga akhir nya kini ia sampai di pinggir jalan raya.
Di pinggir jalan dekat kampus. Terlihat sebuah mobil mewah sedang terparkir disana. Tanpa sengaja mata Tania kemudian tertuju ke arah mobil tersebut. Dilihat nya dengan seksama tampak seorang pria paruh baya sedang berdiri disana.
"Siapa ya kira-kira?
Gumam Tania.
Kini pria paruh baya tersebut mulai menatap kearah nya. Sehingga kini membuat Tania mulai gelisah. Pikiran nya mulai terbang entah kemana-mana saat menyadari sang supir yang sedari tadi memperhatikan nya.
"Kenapa supir itu terus menatapku? Apa jangan-jangan mobil mewah itu adalah sindikat penculikan wanita muda, yang akan mereka jual kepada pria hidung belang.
Gumam Tania.
Kini ia terus melangkah kan kaki nya tanpa berani menatap lagi ke arah mobil mewah tersebut.
Hingga akhirnya saat ia lewat di depan nya, tiba-tiba seseorang berteriak kepadanya.
"Woi!! Cepet naik!" Ucap seorang pria yang tak lain adalah Joenathan Alexandre.
Tania sontak saja terkejut saat mendengar teriakan itu. Apalagi suara itu sangat tidak asing baginya. Hingga saat pintu mobil terbuka ia melihat.
"Presdir." Ucap Tania lirih sembari mengerutkan dahinya
"Kenapa pagi-pagi dia sudah ada disini?
Gumam Tania.
Namun kini ia masih berdiri di tempat nya
"Apakah kau tuli? Bukankah barusan aku menyuruh mu untuk segera naik ke mobil ku." Ucap Joe dingin.
"Hah, apa dia datang kesini karena sengaja ingin menjemputku?
Gumam Tania lagi.
Namun lagi-lagi ia masih terpaku ditempat nya.
Joe yang melihat tak ada reaksi dari Tania akhirnya bangkit dari duduk nya lalu meraih pergelangan tangan Tania.
"Cepat masuk!!" Ucap Joe sembari menarik Tania dengan kasar.
Namun Tania mempertahankan dirinya seraya berucap dengan sopan.
"Maaf sebelum nya tuan, saya tidak bisa naik kedalam mobil anda karena saya tidak pantas untuk itu. Lagi pula saya sudah terbiasa naik angkutan umum untuk sampai ke kantor." Ucap Tania.
Mendengar hal itu. Ternyata membuat Joe jafi kesal.
"Aku Joenathan Alexandre tidak mau mendengar ocehan mu. Jika aku bilang masuk ya masuk." Ucap Joe dengan nada tegas.
Kini ia menatap kearah Tania dengan tatapan tajam. Sedangkan Tania mulai mengepalkan tangan nya.
"Kau fikir kau itu siapa hah! Kau tidak punya hak menyuruh ku sesuka hati mu!" Ucap Tania. Kini ia sudah tak mampu lagi menahan emosinya.
"Berani sekali kau membantah ku. Bahkan sekarang kau juga berani berteriak kepada ku?" Ucap Joe, kini ia mulai memicingkan matanya menatap tak senang kearah Tania.
Sehingga kini ia menarik kuat tangan Tania untuk segera masuk kedalam mobilnya.
"Aww!!" Erang Tania.
Pergelangan tangan nya sakit saat Joe menarik nya begitu kuat. Namun Joe sama sekali tak mengindahkan nya.
"Pak, jalankan mobilnya." Ucap Joe kepada sopir.
Mendengar perintah dari sang majikan. Sopir pribadi Joe kini mulai melajukan mobil nya.
Sedangkan Tania masih tak rela jika harus semobil dengan atasan nya itu.
"Dasar be.."
"Cup"
Belum selesai Tania mengucapkan kalimat nya, tiba-tiba saja Joe mengecup bibir nya dengan lembut.
Tania berusaha melepaskan. Namun tenaganya kalah kuat dari Joenathan. Sehingga kini ia pun tersengal-sengal karena ulah nya sendiri yang terus berusaha lepas dari Joe.
Setelah merasa cukup melakukan itu. Joe akhirnya melepaskan Tania dan kembali duduk dengan rapi di posisinya semula.
"Kau! Dasar pria me.."
"Masih berani menantang ku? Jika kau tak bisa menutup mulut mu. Maka bukan bibir mu saja yang ku lahap, tubuh juga bisa aku dapatkan sekarang." Seru Joe dengan tatapan dingin.
"Glek"
Mendengar ucapan Joe, membuat Tania menelan ludah nya sendiri. Ia kini tak berani melanjutkan perkataan nya lagi, sehingga kini ia pun memilih diam di tempatnya tanpa bersuara.
"Pria ini memang gila. Jika aku tak mendengar nya, bisa saja ia melakukan apa yang baru saja diucapkan nya.
Gumam Tania.
Disepanjang perjalanan kini Joe mulai menerangkan apa saja yang harus di kerjakan nya Tania. Mengingat dua puluh menit lagi mereka akan bertemu dengan klien untuk membahas kerja sama yang akan mereka tanda tangani.
Tania terdiam.
Ia hanya mengangguk serta mendengarkan apa yang di sampaikan atasan nya terhadap nya. Ia tak mau jika ia sampai melewatkan satu kata pun karena itu menyangkut masalah pekerjaan nya.
Disela-sela pembicaraan mereka. Sesekali mata Joe yang nakal melirik kearah Tania.
Ia beberapa kali harus menelan air ludah nya sendiri saat mulai memperhatikan dada Tania yang kebetulan sekali saat itu bagian atas nya sedikit terbuka. Sehingga dengan jelas menonjolkan bagian atasnya.
"Hmm, begitu menantang
Gumam Joe.
Lalu ia kembali menerangkan apa saja yang harus dilakukan Tania saat bertemu dengan klien nanti.
Tania mendengar dengan seksama apa saja yang diucapkan Joe kepadanya. Meskipun tak menjawab namun ia selalu mengangguk kam kepalanya pertanda ia mengerti dengan apa yang diucapkan Joe sekarang.
"Dari tadi kau hanya mengangguk saja. Apakah kau mengerti dengan apa yang aku jelaskan?" Tanya Joe.
"Meskipun saya diam. Namun saya sangat mengerti dengan apa yang Tuan jelaskan barusan." Ujar Tania
"Baiklah, aku percaya padamu. Tapi awas saja jika kau tak berhasil memenangkan proyek ini untuk perusahaan kita. Maka habislah kau," Ucap Joe dengan nada mengancam.
"Glek
Tania terdiam saat mendengar ucapan Joe. Kini kegelisahan mulai menyelimuti hatinya.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
buseeet mantap dah thor lanjutkan
2023-05-24
0
Mariani Ani
kok aneh ya apa di kontrak kerja jg ditulis bisa disentuh sesuka hati?sehingga Tania takut?kan kontrak jg bs batal klu melanggar aturan apalagi pelecehan..mana ada ceo bebas menjebak orang atau tanianya jg senang
2021-08-21
0
Rizki Rahayu
dasar Joe, main nyosor aja lo
2021-05-18
1