Motor sport milik Roy berhenti di depan kampus. Tania kemudian turun dari sana. Kini ia sudah berdiri di tepi jalan seraya melemparkan senyum termanis nya kepada Roy yang telah bersedia mengantarkan kepulangan nya.
"Terima kasih kak karena sudah berkenan mengantarkan aku pulang." Ucap Tania.
"Sama-sama Nia. Aku juga senang karena bisa ngantarin kamu pulang." Ucap Roy lembut.
"Ya sudah, sekarang kak Roy pulang lah. Takutnya ntar kakak kemalaman lagi sampai dirumah."
"Baiklah, selamat malam Tania.. semoga mimpi indah." Ucap Roy.
"Hmm, sama-sama ya kak. Moga mimpi indah juga. Jangan lupa hati-hati di jalan." timpal Tania.
Roy pun akhir nya pergi meninggalkan tempat itu di sertai lambaian tangan mengiringi kepergian nya.
Sepeda motor Roy sudah hilang dari pandangan. Sehingga Tania mulai melangkah menuju ke kontrakan nya. Setibanya disana, ia langsung masuk kedalam karena pintu saat ini tidak terkunci. Pertanda Wulan ada didalam.
Diletakkan nya tas samping milik nya di atas meja kecil yang ada di kamar nya. Lalu ia pun berjalan menuju ranjang nya dan kemudian membaringkan tubuh nya disana.
"Huufft " Nafas Tania terlihat berat. Ia tampak begitu lelah setelah hampir seharian berjalan-jalan di Mall menemani Joe dan Angeline di sana.
Di tatap nya langit-langit kamar nya
seraya mengingat kembali kejadian saat di Mall barusan.
"Cowok Playboy vs Cewek Matre. Cocok sih, tapi kenapa dadaku begitu sesak saat melihat kemesraan mereka ya? Seolah-olah aku tak rela jika Joe memilih dekat dengan wanita lain.
Gumam Tania.
Ia kini larut dalam fikiran nya sendiri. Merenungi tentang Ceo Playboy nya yang kini tak kunjung pergi dari benak nya.
Ceklek.
Pintu kamar terbuka.
Lalu seseorang masuk kedalam dan ternyata iti adalah Wulan sahabat nya. Ia kemudian berjalan kearah ranjang menghampiri Tania.
"Kamu sudah pulang?" Tanya Wulan begitu tiba disamaping Tania.
"Baru saja.." Sahut Tania seraya menoleh kearah sahabat nya itu.
"Capek ya?" Ucap Wulan sembari duduk disamping ranjang Tania. Karena disana ada sebuah kursi.
"Lumayan lah," Ujar Tania singkat.
"Kalau gitu sana gih cepetan mandi. Supaya rasa lelahmu sedikit hilang." Timpal Wulan.
"Hmm, baiklah."
Tania menerima saran Wulan. Sehingga kini ia bangkit duduk nya dan berniat berjalan mengambil handuknya lalu pergi kekamar mandi meninggalkan Wulan disana.
Tak berapa lama. Tania kembali masuk kedalam kamar nya dan melihat sudah tak lagi Wulan disana.
"Mungkin dia sudah kembali kekamar nya dan tidur.
Pikirnya.
Kini ia pun melangkah kearah lemari kecil miliknya dan mengambil satu steel pakaian piyama yang akan di kenakan nya. Setelah itu ia kembali naik keatas ranjang dan kemudian tidur disana.
***
Ke esokan pagi nya.
Seperti biasa Tania bersiap-siap untuk segera pergi ke kantornya.
Sedangkan Wulan masih meringkuk di bawah selimut dengan pulas nya. Melihat sahabat yang saat ini sedang tertidur pulas. Membuat Tania enggan membangunkan nya. Ia pun kemudian bergegas keluar tanpa pamit kepada Wulan.
Sesampainya di jalan raya. Tania melihat sebuah mobil mewah terparkir dipinggir jalan. Itu mobil Joe yang saat ini sengaja menjemput nya. Disisi kiri mobil, terlihat pak Min berdiri seraya menatap kearah Tania. Ia menunduk sopan seraya mengisyaratkan agar Tania mendekat kearah nya.
Seolah mengerti Tania dengan segera melangkah menuju kearah mobil tersebut.
"Selamat pagi Nona. Silahkan masuk kedalam. Karena Tuan sudah menunggu anda sedari tadi." Ucap pak Min sopan. Ia juga membentangkan tangan kearah pintu ucap pak mun lembut sambil membentangkan tangan nya ke arah pintu mobil. Seolah menyuruh Tania untuk segera masuk tanpa menunggu lama.
Seolah mengerti dengan maksud pak Min. Kini Tania segera melangkah kan kakinya masuk kedalam mobil. Sehingga kini, terlihat Joe sedang sibuk dengan laptop nya.
Tanpa memperdulikan kehadiran dirinya.
"Dia terlihat sangat sibuk sekarang. Tapi kenapa dia menjemput ku? Mungkinkah pagi ini akan ada pertemuan dengan klien lagi?
Pikir nya dalam hati.
Lalu dengan ramah ia berusaha menyapa Bos nya itu
"Selamat pagi Tuan.." Sapa nya lembut.
"Hmm, pagi." Jawab Joe singkat.
"Nih cowok, sok cool banget sih.
Gumam Tania.
"Tuan, apakah hari ini ada pertemuan dengan klien secara mendadak? Sehingga anda dengan sengaja menjemput saya sepagi ini?" Tania memberanikan diri untuk bertanya.
"Tidak ada.." Ujar Joe singkat
"Apa! Tidak ada?" Pekik Tania. Namun seketika ia menutup mulutnya saat tersadar bahwa suaranya terdengar nyaring saat ini.
"Kenapa? Apa kau tidak senang?" Joe mulai menatap tajam kearah Tania.
"Bukan begitu. Saya hanya tidak ingin.."
"Tutup mulutmu! Karena aku tidak ingin mendengar penolakan darimu." Ucap Joe sehingga membuat Tania tak mampu lagi menyelesaikan kalimat nya. Dan kini ia memilih patuh untuk duduk disana.
Disepanjang perjalanan. Tak ada terdengar sedikit pun pembicaraan disana. Joe memilih fokus dengan laptop nya. Sedangkan Tania memilih melihat-lihat jalanan kota pagi itu.
Hingga setibanya di kantor.
Mereka pun keluar dari mobil dan berjalan kearah yang dituju masing-masing.
"Aneh.. tidak seperti biasanya dia seperti ini. Biasanya jika bertemu dengan ku dia selalu berusaha menindasku. Tapi hari ini dia terkesan cuek terhadapku. Jangan kan menindas, menoleh pun tidak.
Gumam Tania.
Namun ia tak ingin ambil pusing. Karena kini ia memilih fokus mengerjakan tugasnya.
Hari ini banyak sekali tugas yang di berikan Joe kepadanya. Dan itu semua harus selesai dalam waktu dua jam. Tanpa terasa kini jarum jam sudah menunjukkan pukul 09:30 Wib. Sehingga seharusnya kini Tania sudah menyelesaikan tugasnya.
Kring, kring.
Panggilan telfon berbunyi. Tania yang sudah selesai mengerjakan tugasnya. Lalu dengan sigap menjawab panggilan tersebut.
"Hallo.."
"Cepat datang ke ruangan ku dan bawa dokumen yang tadi aku suruh kerjakan sekarang!" Ucap Joe seraya langsung memutuskan panggilan teleponnya.
Tania mengerutkan dahinya. Ia terlihat kesal dengan sikap Joe yang seolah bertindak semena-mena dengan nya. Lalu kini ia
mulai merapikan setiap dokumen yang sudah ia kerjakan dan membawa nya ke ruangan Presdir.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Lalu Joe membalas nya dengan membunyikan Bel agar Tania segera masuk kesana.
Ceklek.
Dengan berat hati akhirnya Tania membuka pintu nya. Lalu ia berjalan menuju kearah meja Joe.
"Kemari.." Ucap Joe begitu melihat Tania.
Mendengar hal itu Tania pun dengan segera mendekati meja tersebut. Lalu ia menyerahkan dokumen yang sudah dibuat nya tadi.
"Tuan, ini dokumen yang anda inginkan sudah selesai." Ucap Tania seraya meletakkan map berisi dokumen tersebut diatas meja.
"Hmm, bagus." Ucap Joe setelah memeriksa hasil kerja Tania.
Namun kini ia bangkit dari duduknya dan berjalan kearah Tania.
"Tadi malam kau pergi kemana saja?" Tanya nya begitu sampai di depan Tania.
"Tidak kemana-mana. Setelah pulang dari Mall kak Roy langsung mengantarkan saya ke rumah dan setelah itu saya tidak keluar lagi." Tania berkata jujur.
"Ada apa sih? Apa dia sedang menginterogasi ku sekarang.
Gumam Tania.
Sedangkan Joe mulai mempertajam tatapan nya sehingga membuat nya merasa tertindas.
"Tuan tugas saya sudah selesai. Sekarang saya ingin pamit undur diri." Tania berusaha menghindar. Lalu ia membalikkan badan seraya melangkahkan kakinya kearah pintu masuk.
Namun belum sempat Tania sampai didepan pintu. Kini Joe mendorong tubuhnya hingga merapat kearah dinding.
"Tuan, apa maksud.."
Dengan gerakan cepat. Joe mendaratkan ciuman nya di bibir Tania. Sehingga kini jangan melanjutkan kalimat nya. Bernafas saja Tania harus di beri sedikit ruang oleh Joe.
Deg..
Jantung tania berdegup kencang. Saat mendapatkan serangan tiba-tiba dari Joe. Namun kali ini ia tidak menolak. Bahkan terkesan menerima saat lidah Joe mulai menari-nari didalam mulutnya.
Setelah merasa puas. Joe kemudian melepaskan Tania seraya berbisik.
"Akhirnya.. Kau bersedia menerima ciuman ku. Haha," Ucap Joe disusul gelak tawa yang keluar dari mulutnya. Sehingga kini membuat Tania merinding ditempat nya.
"Ya tuhan.. Apa yang sudah aku lakukan. Kenapa aku begitu menikmatinya tadi. Mungkinkah aku mulai menyukai nya? Tidak-tidak, Tania, kontrol emosi mu. Jangan sampai itu terjadi jika kamu tak ingin merasakan patah hati nantinya.
Gumam Tania.
Ia lalu berlari keluar dari ruangan itu dengan wajah merah merona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
wooow amazing story thor lanjutkan
2023-05-25
0
Erlinda
aq heran dgn sikap Tania yg ga konsisten dia begitu marah begitu pacar Wulan selingkuh dan dgn sok hebat nya dia mencampuri urusan Luna dgn Jo .tapi kini dgn gampang nya dia diperlakukan seenak nya oleh Jo padahal dia udah ngeliat sendiri bagaimana Jo bersikap pada wanita lain. .cih dasar Tania murahan
2022-09-11
0
Yuni
mnding sm kk roy aj tania orang ny baek gk mkan hati
2022-07-11
0