"Sial.!! kenapa juga aku bisa ada disana. Apa yang terjadi semalam." Ucap Tania sembari berjalan keluar dari apartemen dan mengumpat kesal saat mengingat - ingat kejadian tadi malam.
apa yang terjadi dengan ku? Apa aku telah ternodai oleh nya? Oh tuhan . . jika itu memang benar betapa brengsek nya dia yang mengambil kesempatan dalam kesempitan di saat aku tak berdaya.. hiks.
Gumam Tania yang mulai menangis dalam hati.
"Tapi . . aku tidak merasakan apa - apa, bahkan ************ ku juga tidak merasakan sakit, hanya saja pinggang ku serasa melilit. jangan - jangan aku sedang datang bulan. Hmm, Terima kasih ya tuhan Engkau memberikan nya di saat yang tepat.
Gumam Tania lagi sembari bersyukur kepada Sang Pencipta.
***
Sesampai nya di depan kampus. Tania berjalan sedikit karena rumah nya tak seberapa jauh dari kampus nya. Ia tinggal bersama Wulan disana karena mereka membayar sewa nya secara patungan berdua.
"Tania.!!" Panggil seseorang dari belakang yang tak lain adalah Wulan sahabat nya.
"Kemana saja kamu semalam?" Ucap Wulan sembari jalan mendekat.
"Aku ada kok." Ucap Tania berusaha berkelit dari pertanyaan sahabat nya itu. Namun sikap gugup nya tak bisa menipu kalau saat ini ia sedang ada masalah.
Aku nggak mungkin bilang kan kalau tadi malam aku hampir saja di perkosa oleh pria hidung belang. dan untung saja Tuhan menyelamatkan ku dengan tamu bulanan ku.
Gumam Tania dalam jati.
"Kemarin malam waktu aku selesai dari toilet aku lihat kamu sudah nggak ada. Terus aku pulang sendiri deh, tapi pas aku nyampe rumah kamu juga nggak ada, emang nya kamu kemana sih.?" Ucap Wulan.
Tania mulai kebingungan saat mendengar pertanyaan Wulan. Ia mulai bingung harus menjawab apa dengan setumpuk pertanyaan tersebut.
Aku tidak mungkin kan mengatakan nya kepada Wulan.
Gumam Tania yang kini mulai terdiam.
"Hallo . . Tania kamu kenapa sih?" Ucap Wulan sembari menatap curiga.
"Hmm, Aku nggak kenapa-napa kok." Jawab Tania sembari tersenyum kecut.
"Aneh . . Tania kenapa ya? kok dia seperti kebingungan gitu, itu lagi di leher nya kenapa banyak sekali tanda merah. apa jangan - jangan dia, Ah. Aku lagi mikirin apa sih jangan kan melakukan itu pacar saja dia tidak punya.
Gumam Wulan.
"Lan kita masuk dulu yuk. Aku lagi PMS ni kamu ada nyimpan pembalut nggak?" Ucap Tania sembari menarik tangan Wulan untuk masuk kedalam rumah.
"Tuh kan nggak mungkin. sekarang aja dia lagi Pms.
Gumam Wulan.
Setelah sampai di dalam rumah Tania pun kemudian mengambil handuk nya dan berlalu pergi ke arah kamar mandi setelah sebelum nya mengambil pembalut yang di berikan Wulan kepadanya.
Ia lalu mulai membersihkan tubuh nya dan setelah selesai ia pun keluar dan masuk kedalam kamar nya.
"Ada apa dengan leherku. apa aku sakit.
Gumam Tania sembari memperhatikan leher nya yang kini di penuhi tanda merah.
***
Di kampus.
Hari ini steel pakaian Tania terlihat berbeda. Ia mengenakan syal di leher nya berusaha menutupi bekas merah yang ada disana.
Ia kemudian duduk di kursi biasa nya saat bel kampus sudah berbunyi. Setelah para siswa semua nya sudah pada masuk dan duduk di kursi mereka masing - masing. Tak lama kemudian Dosen pun memasuki ruangan kelas mereka.
"Selamat pagi semua." Sapa sang dosen yang bernama Pak Gusti.
"Pagi juga pak." Sahut para Siswa.
Setelah memberi sapaan pagi kepada para murid. Pak Gusti kemudian mulai memberi materi pelajaran kepada para Siswa yang ada disana.
Suasana hening pun tercipta saat para siswa mulai serius dengan pelajaran nya. Tania juga mulai mengerjakan soal yang diberikan Dosen nya. Ia mengerjakan nya dengan sangat serius hingga tanpa terasa setelah Tania selesai dengan Soal yang di berikan Dosen nya. bel pun berbunyi menandakan kelas sudah bubar.
Para siswa mulai mengumpulkan Soal yang sudah di kerjakan kepada Dosen.
Setelah semua nya selesai kelas pun bubar.
Para siswa mulai berhamburan meninggalkan ruangan tak terkecuali Tania dan juga Wulan. merekapun pergi meninggalkan ruang kelas dan beralih menuju ke kantin yang ada di dalam Kampus nya.
Sesampai nya di dalam kantin. Tania dan wulan memesan minuman yang sama yaitu Green Tea dan juga seporsi Nasi Goreng untuk mengganjal perut mereka masing - masing karena sejak pagi tadi keduanya belum memakan apapun.
Tak lama setelah duduk pesanan pun datang. pelayan kantin menyajikan nya di atas meja mereka dan setelah itu langsung pergi melayani para siswa yang lain nya.
"Nia . . aku itu masih penasaran deh. kamu tadi malam itu kemana sih?" Ucap Wulan yang bertanya kepada Tania.
"Aku ada kok." Jawab Tania yang kembali gugup saat mendengar pertanyaan dari Wulan.
"Ada gimana. Jelas - jelas tadi malam aku bolak balik masuk ke kamar mu untuk melihat mu tapi kamu nya nggak ada dan tadi pagi kan juga kamu baru pulang." Ucap Wulan seolah sedang menginterogasi sahabat nya.
Tania terdiam ia bingung harus mengatakan apa.
Bagaimana ini. Apa aku cerita aja ya sama Wulan. lagi pula dia kan sahabat ku.
Gumam Tania sembari mengerutkan kening nya yang saat ini mulai berpikir keras.
"Iya . . Ntar aku jelasin tapi nggak disini. Tunggu kita sampai di rumah baru aku jelasin ok." Ucap Tania sembari tersenyum kecut.
"Hmm, baiklah." Jawab Wulan sembari meminum Green Tea nya.
"Oya kamu kerja nggak hari ini?" Ucap Tania mengalihkan topik pembicaraan.
"Kerja." Jawab Wulan seraya menyantap makanan nya.
"Kamu masuk juga kan?" Ucap Wulan lagi seraya menatap ke arah Tania.
"Ya kerja lah . . Habis ini juga langsung berangkat." Ujar Tania seraya menghabiskan makanan nya.
"Aku sih satu jam lagi. Masih bisa nyantai hehe." Ujar Wulan sembari terkekeh kecil.
"Hmm, Enak ya yang masih bisa nyantai." Ujar Tania sembari mengambil tas yang ada disamping nya.
"Loh kamu mau kemana?" Tanya Wulan saat melihat Tania yang sudah berdiri seraya menyandang tas di bahu nya.
"Aku mau masuk kerja. karena hari ini kak roy nyuruh aku masuk lebih awal." Jawab Tania.
"Oh gitu." Ujar Wulan.
"Ya sudah lah. aku duluan ya." Tania pun akhir nya pergi dari sana dan meninggalkan Wulan sendirian menikmati sisa makanan nya di kantin.
Sedikit pemberitahuan.
Tania bekerja di salah satu cafe sebagai koki paruh waktu. itu ia lakukan agar ia bisa tetap hidup dan mencukupi kebutuhan nya. Sedangkan untuk kuliah dia sudah mendapatkan beasiswa dari kampus sampai kuliah nya selesai.
Wulan juga bekerja di tempat yang sama dengan nya. Namun disana Wulan berperan sebagai pelayan yang melayani para pengunjung Cafe dan mereka sudah bekerja hampir satu setengah tahun di sana.
***
Di luar kampus.
Tania berjalan dengan agak tergesa-gesa.
Ia berlari saat menyeberangi jalan untuk segera tiba di cafe nya. Namun saat ia sudah berada di tepi jalan tak di sangka-sangka sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menuju ke arah nya.
"Tin . . tin . . tin.!!"
Bunyi klakson mobil dari kejauhan namun seketika mobil tersebut kini telah berhenti di hadapan nya dan hampir menabrak nya.
"Sial.!!" Umpat Tania.
Ia lalu berdiri di pinggir jalan dengan menatap kesal ke arah mobil tersebut.
Pintu mobil terbuka dan sang pemilik keluar dari sana dan ternyata itu adalah Joe. Joe menatap ke arah Tania dengan tatapan tajam. Sedangkan Tania mulai merasa sangat familiar dengan wajah tersebut. Tania berusaha mengingat-ingat dimana sebelum nya ia pernah bertemu dengan Joe sebelum nya.
Tak berapa lama kemudian.
Kening nya mulai mengerut saat ia berusaha keras untuk mengingat sosok pria itu.
Wajah nya kemudian tampak terperanjat saat mangetahui pria tersebut adalah pria yang sama yang membawa nya ke apartemen malam tadi. Wajah nya semakin memerah saat kala ia telah mengingat bahwa pria yang berdiri disana adalah pria yang sama yang ia maki waktu itu. Pria yang tega meninggalkan kekasih nya di tepi jalan dan pria yang hampir saja merenggut kesucian nya.
"Hmm, bagimana aku bisa lupa denganmu. Kau adalah pria yang sama dan hampir saja merenggut kesucian ku. Untung saja nasib baik masih berpihak padaku sehingga kau tidak bisa melakukan nya.
Gumam Tania sembari menatap sinis kearah Joe.
"Kamu si tukang cabul!!" Maki Tania sembari menunjuk kearah Joe yang sedang berdiri di samping mobilnya.
"Hah, nggak nyangka kita ketemu lagi ya," Ucap Joe sembari tersenyum sinis
"Aku tau. Kau pasti sengaja kan ingin menabrak ku tadi." Ucap Tania ketus.
"Apa kau bilang? Aku sengaja menabrakmu. Haha, yang ada mobil ku yang lecet jika menyentuh tubuh hinamu itu." Ucap Joe sombong.
Tania semakin kesal saat mendegar ucapan yang keluar dari mulut Joe. Namun ia tahan karena ia tak mau terlihat konyol di jalan raya. Ia pun memilih berlalu tanpa menghiraukan setiap perkataan Joe kepada nya.
Sedangkan Joe yang melihat Tania pergi dengan sigap mengejar nya dan kemudian menarik tangan nya.
"Kau tidak apa apa kan, tidak ada yang terlukakan.?" Ucap Joe seraya memeriksa tubuh Tania.
"Jauhkan tangan kotor mu dari tubuhku berengsek!!" Maki Tania.
Joe pun melepaskan tangan nya.
"Kau mau kemana?" Tanya Joe.
"Bukan urusan mu!!" Ketus Tania.
Ia pun berlalu meninggalkan Joe di pinggir jalan. Lalu segera masuk kedalam Cafe tempat nya bekerja.
"Hmm, menarik. Kau adalah gadis pertama yang berani menolak ku.
Gumam Joe seraya tersenyum sinis.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
semangat thor lanjutkan seruuuu
2023-05-24
0
Imam Sutoto Suro
good luck thor lanjutkan
2023-05-24
0
Yuni
menarik kayaknya ceritanya bikin penasaran joe sm tania
2022-07-10
0