Sebagai anak kuliahan, sebenarnya rutinitas setiap harinya begitu-begitu terus. Seperti aku contohnya.
Malam itu seperti biasa aku sibuk dengan laptopku mengerjakan tugas. Kalau malam selama aku belum tidur, aku selalu membuka pintu dan jendela kamar, biar semriwing saja.
Ningsih juga sedang di kamarnya. Namun berbeda denganku, dia lebih suka menutup pintu dan jendelanya kalau dia sedang fokus mengerjakan tugas.
Sampai jam 10an, kamarku masih terbuka. Aku masih asik dengan tugas-tugas dari dosen. Sementara kamar-kamar lain sudah pada tertutup rapat. Mungkin beberapa diantara mereka ada yang sudah tidur.
Sampai samar-samar, satu aroma tertangkap hidungku. Wangi kembang.
Aku penasaran. Aku tinggalkan laptopku dan berjalan memutari kamar. Aku mengendus-endus sudah seperti apa saja 😅
Aku mencari dari mana wangi bunga itu berasal. Aku terus endus. Dekat jendela, wanginya semakin kuat.
Aku berjalan keluar kamar, wanginya makin kuat.
HHMSS, HMSSS.
Pak Edo, bapak kost ku yang baru datang ikut mengendus karena melihat aku mengendus 😅
"Sedang apa, Nok?" tanyanya.
(NOK adalah panggilan untuk anak perempuan yang sama seperti, NDO, NENG, dll. Panggilan Nok banyak digunakan di Cirebon ya 😊)
"Wangi kembang, Pak," kataku.
Aku dan pak Edi memang dekat. Beliau sudah lumayan sepuh, lebih sepuh dari bapakku. Jadi seluruh anak kosan dianggapnya seperti anak. Termasuk aku yang sering ngobrol dengannya.
Di kosan ini aku dan teman-teman yang lain sudah seperti keluarga bagi bapak dan ibu kost. Seperti saat aku kecelakaan motor dulu. Motorku ringsek tertabrak motor lainnya yang melaju cepat di depan kampus. Badanku terpelanting jauh. Kepalaku membentur aspal keras. Alhamdulillah karena aku suka memakai helm kemana pun, sedekat apa pun tujuanku, jadi kepalaku masih selamat. Hanya terasa sangat pusing saja.
Kalian yang suka pakai motor tapi tidak suka pakai helm, insaplaaaah!! Itu berbahaya 😌
Kakiku keseleo sampai berjalan pincang. Sampai kosan, aku disambut panik oleh ibu kost. Pertanda bahwa beliau hawatir. Bapakku belum datang, aku sudah meneleponnya tadi. Tapi butuh waktu kurang lebih satu jam untuk bapakku sampai. Dan sebelum bapakku sampai, aku di urus oleh ibu kost. Beliau yang memanggilkan tukang urut untukku, dan ternyata beliau juga yang membayarnya, hehe. MasyaAllah. Terimakasih ibu. Semoga selalu sehat 🤗
Kembali ke cerita bau kembang.
Bapak kost ikut mengendus lagi.
"Iya yaa," katanya.
Aku mengangguk. Karena memang bau kembangnya lumayan menyengat.
"Ooo, dari pakean anak-anak paling baunya," bapak kost mengalihkan jawaban.
Di depan memang masih banyak jemuran anak-anak yang masih menggantung. Tapi aku bisa membedakan mana wangi pengharum pakaian atau wangi lainnya. Dan malam itu benar-benar wangi kembang.
"Masa sih, Pak?" tanyaku.
"Iya. Sudah sana masuk. Tidur!" katanya lagi.
Aku menurut. Aku masuk kamar dan segera aku tutup jendela kamar dan pintuku.
***
Malam berikutnya, aku ada latihan dengan teman-teman bandku. Fardan, Yoga, Aji, dan Heru sudah menungguku di depan gerbang.
Oh iya, informasi untuk kalian, kosanku ini besar dan lebar. Lebar satu kosanku sama dengan lebar dua kosan yang berada tepat di depan kost ku. Di samping kiri kosan ada kebun kosong yang berisi beberapa tanaman tebu dengan ilalang tinggi. Sementara di depannya juga kebun kosong yang ditumbuhi beberapa pohon mangga.
"Yok!!" ajakku saat aku sudah selesai dandan.
Mereka datang berempat, dan motornya pun ada empat. Pemborosan bensin 😌
Tapi, aku bisa pilih motor mana saja yang aku mau boncengi, wuehehe. Menjadi cewek sendirian diantara empat cowok lainnya memang menyenangkan. Aku bisa menjadi ratu sendirian 😅
Dan malam ini aku akan dibonceng oleh Yoga. Kami sedang siap-siap pakai helm saat itu, sampai ..
GRASAAAAAKK
Aku lihat sendiri, pohon mangga yang paling dekat posisinya dengan kami daunnya bergerak cepat walau tidak ada angin yang menggoyangnya. Aku melotot. Gerakan daunnya menanjak ke atas. Seolah ada sesuatu yang bertengger di sana lalu terbang.
"Heh, apa itu??" aku menepuk pundak Yoga.
Kebun mangga di depan memang sangat gelap saat malam karena tanpa penerangan.
Mendengar pertanyaanku, Yoga nyengir.
"Ada yang terbang tadi," jawabnya.
Seperti yang aku katakan pada cerita sebelumnya, temanku Yoga memang benar-benar bisa melihat 'mereka'. Dan katanya ada yang terbang??
Aku sendiri tidak tahu apa itu. Karena aku hanya melihat pergerakan daunnya saja.
"Apa yang terbang?" aku penasaran.
"Sudah biarkan saja," katanya.
Lalu kami pergi menuju studio musik untuk latihan.
*
Jarak studio musik dari kosanku sekitar 20 menitan. Satu jam aku dan teman-teman latihan di sana.
Selesai latihan, kami duduk-duduk di halaman studio. Di sana hanya ada kami berenam, satu di tambah temanku yang cewek.
Kami foto-foto di sana menggunakan kamera poket milik Fardan.
Dan kalian tahu?
Kamera Fardan menangkap banyak penampakan di sana.
Ada sekelebatan asap putih yang tertangkap di atas kami. Yang parahnya, ada wajah harimau yang tertangkap juga sedang menghadap kami di balik gerbang salah satu rumah yang letaknya tepat di samping studio musik.
Apakah makhluk itu penunggu rumah tersebut?
Nanti aku sertakan file fotonya di sini yaa.
Menyusul.
Aku cari dulu filenya. Masih ada di laptopku 🙏
Dari kejadian itu akhirnya kita harus terima bahwa 'mereka' ada di mana-mana.
Termasuk di samping kalian saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Nurohman
ndak aneh kita hidup di dunia yg sama tp dimensi berbeda yg membedakan alam nyata dan alam gaib ..alam kita dan mereka hanya di batasi tirai tipis mereka bisa melihat kita tp kita nggak bisa melihat mereka ,,kecuali saat ada per geseran waktu .
2022-01-23
0
Rossita Rossita
alhamdulilah di samping kanan kiri ada suami dan anak.. hehe
2021-02-04
1
Sissy Asyanto
termasuk di samping kalian saat ini,,
walah thor, thor pake di ingatin sgala lgi, walau siang kn ngeri jga kaga ada org dirumah ni
2021-01-26
1