"Vi, semalam ada yang ketuk-ketuk pintu kamar Teteh."
Sore itu aku sedang berada di kamar Teh Lisa, setelah aku pulang dari kampus. Hampir semua diantara kami, tidak langsung masuk menuju kamar masing-masing jika pulang kampus. Kami pasti mampir dulu di kamar teh Lisa yang letaknya memang paling depan sekali.
Oh iya, sebut saja aku Via.
"Jam berapa, Teh?" aku memastikan.
"Jam berapa yaa? Teteh tidak lihat jam. Tengah malam pokoknya."
Aku diam.
"Tapi ketuk-ketuknya seperti orang yang memaksa ingin masuk begitu," tambahnya.
Wah, bahaya ini, batinku. Aku masih diam menyimak.
"Teteh penasaran kan. Masa ketukannya lama-lama jadi seperti gedor-gedor. Akhirnya Teteh tanya dengan teman Teteh yang 'bisa', katanya yang ketuk pintu itu Genderuwo," lanjutnya.
"Ih seram pisan si, Teh."
Aku menghawatirkan Teh Lisa. Dia sudah bersuami. Tapi suaminya sering dinas keluar kota dan sering pulang malam pula.
Jika yang ketuk pintu seperti ingin memaksa masuk itu benar makhluk berbulu hitam yang rumornya bisa merubah diri jadi siapa pun itu, lalu bagaimana jika 'dia' merubah dirinya menjadi suami teh Lisa?
Kalian juga pernah dengar kan rumor tentang Genderuwo yang bisa merubah diri menjadi manusia dan meniduri istri-istri manusia tersebut?
Itu yang aku takutkan. Naudzubillah.
***
Malam ini aku tidak bisa tidur. Aku masih terbayang cerita Teh Lisa tadi sore.
Duh, cerita seram memang selalu membuat parno.
Aku paksakan tidur hingga kemudian,
TOK
TOK
TOK.
Aku diam. Pintu kamarku ada yang mengetuk. Suaranya pelan sekali, tapi jelas.
TOK
TOK
TOK.
Pintuku berbunyi lagi. Ritmenya tiga-tiga.
Kalian tahu dengan ritme tiga? Pertanda apa itu?
Aku yakin yang mengetuk bukan teman kosanku. Karena jika mereka, mereka pasti akan menggedor pintu keras-keras dengan berteriak, "Woy Vi buka woooooy!!"
Tapi ketukan tadi senyap sekali. Tidak ada bunyi langkah kaki yang terdengar.
Aku merinding.
"Duh, apa itu makhluk yang teh Lisa ceritakan yaa pindah ke sini?" batinku.
Aku masih diam. Ku tajamkan telingaku.
Senyap.
Aku masih diam. Menunggu barangkali 'dia' mengetuk lagi. Tapi Alhamdulillah suara ketukan itu sudah tidak ada lagi. Aku segera memejamkan mataku. Tapi,
GRMMMMHHHH.
Suara eraman lembut jelas sekali terdengar di telingaku. Aku bisa bayangkan 'dia' berada tepat di sebelahku.
Aku tetap pejamkan mata, tak kuasa aku membukanya. Aku takut. Tapi aku berusaha tenang. Aku diam, seolah aku tidak mendengar apa-apa. Tapi yang terjadi adalah, 'dia' semakin mengeraskan eramannya.
GRMMMMMMHH!!!!
Suaranya masih di sebelahku. Aku takut, tapi aku juga geram. Ini kamarku!
Aku beranikan diri untuk membuka mata.
Dan ya, tidak ada siapa-siapa.
Akhirnya yang bisa aku lakukan hanya memukul-mukul tempat asal suara tadi, yang tepat berada di samping kanan kasurku dengan bantal sambil aku ucap Bismillah.
BUSH BUSHHH.
Ku pukul berkali-kali.
Dan setelahnya Alhamdulillah suara itu sudah hilang.
***
"Kamu nanti malam dengan siapa di kosan?"
Fardan, salah satu teman bandku menghawatirkan aku yang memang sore ini sendirian di kosan. Semua kamar kosong. Semua teman-temanku sudah pulang ke kampung masing-masing sejak siang tadi karena hari ini weekend. Sementara aku tidak bisa pulang karena ada jadwal latihan bersama teman-teman bandku.
"Aku sendirian saja," kataku pasti.
Karena beberapa kali aku pernah sendirian di kosan. Memang tidak benar-benar sendiri saat itu, ada satu temanku di lantai atas yang juga tidak pulang. Tapi dia hanya berdiam diri di kamar seharian. Sehingga aku merasa seperti benar-benar sendiri berada di lantai satu. Untuk itu bagiku, yaa tidak apa untuk benar-benar sendiri di kosan nanti malam.
"Tidak boleh. Kamu ajak Defi menginap disini ya!" kata Fardan tegas.
"Tidak apa. Kosan depan masih banyak orang. Kalau ada apa-apa aku tinggal lari ke depan. Hehe."
Aku memang merasa tidak apa-apa. Toh kalau malam aku hanya perlu berdiam diri di dalam kamar, kunci pintu, beres.
Tapi temanku itu tegas mengatakan, aku harus menghubungi Defi_teman kampusku, untuk menginap malam nanti menemaniku.
Entah karena apa alasan sebenarnya. Yang pasti, Fardan juga termasuk orang yang peka terhadap hal 'itu'. Lebih-lebih si Yoga, basis bandku. Dia benar-benar bisa melihat 'mereka'. Setiap melihat 'mereka' dia akan_ yang kata orang Jawa sih menyebutnya dengan istilah 'Bligidigan'.
Pernah suatu malam, kami sedang kumpul di salah satu warung dekat kampus. Sedang asik mengobrol, tiba-tiba Yoga 'bligidigan'. Aku hapal betul apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Lihat apa?" kataku menebak.
"Tidak apa-apa," jawabnya.
"Ih lihat apa?" aku memaksa.
"Itu ada perempuan, melirik kesini terus."
"Di mana?"
"Itu depan mobil, di bawah pohon."
Aku ikuti arahan Yoga. Tidak ada siapa pun di sana.
"Kunti?" tebakku.
Yoga mengangguk.
Dan ya, si Yoga pasti sudah tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres di kosanku. Mungkin dia juga di luar sana membicarakannya dengan teman-teman bandku yang lain. Sehingga jadilah malam itu Fardan melarang keras aku di kosan sendirian. Namun akhirnya aku manut.
Dan pada akhirnya aku bersyukur telah menuruti perkataan Fardan untuk mengajak Defi menginap malam ini.
Karena saat aku, dan keempat teman bandku, ditambah Defi, akan pergi latihan, Fardan mengambil foto kosan saat kami keluar gerbang dengan kameranya.
Dan kalian tahu? Ada banyak sekali Orbs yang tertangkap disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
senja
bligidan artinya melirik?
2022-03-24
2
Metta Wullan Ndarie
kalo aq kyk gitu pasti langsung pindah 😂
2021-05-13
1
Kurnia Ningsih
Di episode ke 6 baru perkenalkan namanya. hadehh 😂😂
dri rdi aku mikir, ini yg pemeran utamanya namanya siapa sih😅🤭
2021-01-03
2