Hari Pertama di Kosan Baru

"A, kalo sewa angkot untuk angkut barang-barang nyarinya di mana ya?"

Siang itu aku menelepon Fardan, anggota band ku jaman kuliah dulu. Jaman kuliah aku punya band ala-ala untuk sekedar menyalurkan hobi saja, daripada terus-terusan bernyanyi di kamar mandi kan? Dan sebenarnya itu TIDAK BOLEH ya teman-teman! Kita memang dilarang berlama-lama di kamar mandi, apalagi sampai mengadakan konser tunggal berjam-jam.

Kami semua berlima, Fardan, Yoga, Aji, Heru dan aku, perempuan sendiri. Di sana aku yang paling muda saat itu. Sehingga bagi mereka, aku ini seperti adik. Mereka sering mampir ke kosan untuk mencari inspirasi bekal untuk membuat lagu atau sekedar main saja.

Oh iya, aku memanggil mereka semua dengan sebuatan "Aa/ A", yang artinya kakak.

"Untuk apa sewa angkot, Vi?" Fardan di seberang menanyakan.

"Ingun pindahan kosan."

Walau kosan yang aku sewa ini cuma sepetak kamar yang ukurannya mungkin hanya 3x3 meter, namun barang-barangku di dalamnya lumayan banyak. Apalagi boneka. Kasurku penuh dengan mereka besar dan kecil. Jadi aku memutuskan untuk menyewa angkot saja agar sekali jalan, beres.

"Pindah kosan? Kok tidak ada beritanya sih. Terus untuk apa pakai sewa angkot segala? Kan ada kita-kita ini," jawabnya.

"Mau??"

"Hayulah. Nanti A Fardan calling anak-anak agar kumpul di kosan."

A Fardan memang dedengkot kami dalam band. Siang itu, mereka berempat merapat ke kosan atas instruksi dedengkot. Mereka masing-masing membawa motor. Namun saat pengangkutan barang-barang, Yoga berboncengan dengan Heru.

Satu persatu barang-barang dalam kamarku mereka angkut menuju kosan baruku yang jaraknya lumayan jauh kalau jalan kaki itu ✌

Dan ada saja tingkah mereka yang buatku tertawa. Tas-tas kuliahku dari yang jinjing hingga selempang, dipakainya oleh mereka. Repot sekali mereka menumpuk-numpuk barangku ke atas motor. Dengan adanya mereka yang beberapa kali bolak-balik angkut dan antar barang, kamar kosanku akhirnya kosong juga. Terima kasih kalian. Mereka sudah benar-benar berlaku seperti kakak untukku 🙏 Dan aku beruntung.

Ku pandangi kamarku itu, dan semua sudut kosan. Ada rasa sedih yang aku rasakan. Kosan Citra adalah tempat pertamaku mencoba diri menjadi anak perantauan, tanpa ayah dan ibuku. Tempat aku menembukan teman-teman baik yang solid. Ya, selamat tingggal.

***

Aku tiba di kosan baruku, kosan Belimbing namanya. Kosan dengan banyak kamar. Ada sekitar belasan hampir dua puluh kamar yang terbagi dalam dua lorong di dalamnya. Dan ini adalah kosan ternyaman bagiku. Karena ibu kost dan keluarganya juga tinggal di sana. Selain itu, ibu kost juga membuka kantin. Makanan berat sampai ringan, dan berbagai minuman es dijualnya. Pokoknya aku betah. Kapan saja ingin makan, tinggal pesan, makanan itu akan diantarnya ke kamar kami masing-masing.

Desain kosan Belimbing lumayan unik. Dia memiliki gerbang yang tinggi sekitar 2 meter. Setelah gerbang, ada parkiran motor yang bisa menampung sekitar sepuluhan motor. Sebelah kanannya adalah rumah ibu kost dengan bangunan dua lantai. Nah, di depan parkiran inilah ruangan kostnya. Dari parkiran ke kamar-kamar kosan, terdapat satu gerbang lagi, yang setiap malam di tutup sehingga pengamanan kosan kami jadi dobel. Dari parkiran menuju ruang kosan, ada tangga menurun yang hanya berisi 3 anak tangga. Ya, sekitar satu meteran, kosan kami tanahnya di buat lebih rendah dari tanah parkiran yang memang tingginya sama dengan jalanan. Itu membuat kamar kosan kami jadi nyesss adem karena lantainya lebih dekat dengan lapisan bawah bumi.

Di kosan Belimbing, aku tinggal di lorong pertama yang berisi sekitar dua belasan kamar yang letaknya saling berhadapan. Aku tinggal di kamar nomor 3. Teman yang satu kampung denganku, Ningsih namanya, tinggal di kamar sebelah kiriku, kamar nomor 4.

Sementara lorong satunya, yang hanya di pisahkan oleh tembok kamar, aku tidak tahu berapa jumlah kamar sebenarnya. Aku sama sekali tidak pernah masuk kesana sekali pun.

Hari pertama aku pindah kesana, yaitu pada siang hari sekitar pukul satu. Kebetulan kosan sedang sepi, karena anak-anak yang lain pasti masih sibuk di kampusnya masing-masing. Aku beres-beres menata barang-barangku bersama salah satu temanku. Lelah bebenah, temanku itu pergi keluar mencari makan. Hingga tinggallah aku sendirian di kosan.

Kamarku sudah lumayan rapi. Tinggal selanjutnya aku butuh memaku dinding untuk menggantungkan cerminku.

DOK DOK DOK

Aku mulai memaku dinding perlahan.

DOK DOK DOK

Aku memaku lagi.

Namun,

"Dok Dok Dok."

Suara ketokan paluku berbunyi lagi dari lorong sebelah. Aku diam hendak memastikan. Namun suara itu ikut diam.

DOK DOK DOK

Aku lanjutkan pekerjaanku.

Dan,

"Dok Dok Dok."

Dari lorong sebelah ikut berbunyi lagi.

Aku diam lagi. Itu suara apa? Kenapa suaranya mengikuti suara ketokan paluku?

Tapi ya, mungkin itu hanyalah pantulan dari suara paluku.

***

Aku sudah sebulanan tinggal di kosan Belimbing. Sungguh aku betah sekali di sana. Aku merasa aman, karena selain ada teman-teman yang berasal dari kota yang sama denganku, di sana juga ada ibu dan bapa kost yang selalu ada 24 jam.

Di sana aku punya teman dekat, yaitu Ningsih dan Nita. Kamar kami berderetan. Aku nomor 3, Ningsih nomor 4, dan Nita nomor 5. Dari ketiganya, kami menjadikan kamar Ningsih sebagai markas kami makan dan gibah bersama. Seperti malam itu. Kami berbincang ngalor-ngidul, hingga entah apa awalnya, kami jadi membahas tentang suara ketokan palu saat aku pertama pindah kesini.

"Eh Ning, suara di kosan ini tuh menggema begitu ya?" aku penasaran.

Aku menanyakan hal yang sudah terjadi sebulan lalu pada Ningsih dan Nita barangkali mereka tahu, karena merekah yang lebih dulu mengenal kosan.

"Menggema bagimana?" tanyanya. Eeh dia malah ikut bingung.

"Aku waktu itu sedang memaku tembok, tidak tahunya dari lorong sebelah berbunyi lagi suara yang mirip ketukan paluku itu."

"Eh serius?" Nita menimpali. Aku mengangguk.

"Wah berarti malam itu aku tidak salah dengar ya?" kata Nita lagi.

"Dengar apa?"

"Dari kamar kamu Ning," kata Nita.

"Apanya?" Ningsih penasaran.

"Kemarin malam itu loh pas kita nonton TV. Aku kan ke toilet untuk buang air besar. Nah pas cebok, suara air kan pyur pyur begitu yaa. Nah, dari lorong sebelah berbunyi juga tahu. Pyur pyur begitu juga."

Aku dan Ningsih mendengarkan. Iya, malam kemarin memang kami kumpul di kamar Ningsih untuk menonton televisi. Dan saat itu Nita masuk ke toilet kamar Ningsih untuk buang hajat. Toilet kosan kami ada di dalam kamar kami masing-masing ya. Dan di toilet kamar Ningsihlah Nita mendengar suara yang menggema itu.

Padahal setelah menanyakan pada yang lain, belakang tembok kamar kami ini kosong. Hanya lantai untuk anak kosan berlalu lalang. Bukan kamar lagi seperti bayangan kami. Kami mengira, di balik tembok kamar kami ini adalah kamar lagi di lorong sebelah. Namun ternyata bukan.

Lalu suara yang mirip dengan ketukan paluku, dan juga mirip dengan suara guyuran air saat nita cebok itu suara apa?

Nita ketakutan. Malam itu kami bertiga memutuskan untuk tidur di kamar Ningsih.

Terpopuler

Comments

Nurohman

Nurohman

jangankan di kontrakan di rumahku juga sering banget suara orang mandi tengah malam lebih heran nya ak pas di kamar mandi di luar bak air mandi kadang kalau sore udh tak isi penuh eeh pagi² tinggal separo kadang utuh siapa yg mandi y?

2022-01-23

0

ayyona

ayyona

like like like like 😍😍😍

2020-09-28

1

Erlina Khopiani

Erlina Khopiani

like

2020-09-13

1

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Anak Kosan
2 Bertemu Om Cantik
3 Kosanku Ternyata ...
4 Dia Mulai Menyapa
5 Di Balik Tangga
6 Ketukan Pintu Malam-Malam
7 Kontrakan untuk Teh Wati
8 Kisah Tragis si Bungsu
9 Suara Apa Itu?
10 Dalam Pantulan Cermin
11 Temanku Kesurupan
12 Tamu Tak diundang
13 Jaga Diri Baik-baik !!
14 Pindah Kosan
15 Hari Pertama di Kosan Baru
16 Dari dalam Kamar Mandi
17 AUTHOR MENYAPA
18 Dia Datang
19 Bercanda dengan Mereka
20 Mereka Ada di Mana-mana
21 Menepati Janji
22 PPL (Part 1)
23 PPL (Part 2)
24 PPL (Part 3)
25 PPL (Part 4)
26 PPL (Part 5)
27 PPL (Part 6)
28 PPL (Part 7-End)
29 Kisah Sekolah (Part 1)
30 Kisah Sekolah (Part 2)
31 Kisah Sekolah (Part 3)
32 Kisah Sekolah (Part 4-End)
33 PENGUMUMAN
34 KKN (Part 1)
35 KKN (Part 2)
36 KKN (Part 3)
37 KKN (Part 4)
38 KKN (Part 5)
39 KKN (Part 6)
40 KKN (Part 7-End)
41 Kembali ke Kosan
42 Kosan Baru
43 Sesuatu pada Jemuran
44 Kosan Fardan (Part 1)
45 Kosan Fardan (Part 2)
46 Kosan Fardan (Part 3)
47 Kosan Fardan (Part 4)
48 Kosan Fardan (Part 5)
49 Kosan Fardan (Part 6-End)
50 Kosan Teh Lisa (Part 1)
51 HALO
52 Kosan Teh Lisa (Part 2)
53 Kosan Teh Lisa (Part 3)
54 Kosan Teh Lisa (Part 4-End)
55 Kenangan di Kosan (END)
56 Desaku (Ekstra Part 1)
57 Desaku (Ekstra Part 2)
58 Desaku (Ekstra Part 3)
59 Desaku (Ekstra Part-End)
60 WORO-WORO
61 Cerita si Fardan
62 Hallooooo
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Menjadi Anak Kosan
2
Bertemu Om Cantik
3
Kosanku Ternyata ...
4
Dia Mulai Menyapa
5
Di Balik Tangga
6
Ketukan Pintu Malam-Malam
7
Kontrakan untuk Teh Wati
8
Kisah Tragis si Bungsu
9
Suara Apa Itu?
10
Dalam Pantulan Cermin
11
Temanku Kesurupan
12
Tamu Tak diundang
13
Jaga Diri Baik-baik !!
14
Pindah Kosan
15
Hari Pertama di Kosan Baru
16
Dari dalam Kamar Mandi
17
AUTHOR MENYAPA
18
Dia Datang
19
Bercanda dengan Mereka
20
Mereka Ada di Mana-mana
21
Menepati Janji
22
PPL (Part 1)
23
PPL (Part 2)
24
PPL (Part 3)
25
PPL (Part 4)
26
PPL (Part 5)
27
PPL (Part 6)
28
PPL (Part 7-End)
29
Kisah Sekolah (Part 1)
30
Kisah Sekolah (Part 2)
31
Kisah Sekolah (Part 3)
32
Kisah Sekolah (Part 4-End)
33
PENGUMUMAN
34
KKN (Part 1)
35
KKN (Part 2)
36
KKN (Part 3)
37
KKN (Part 4)
38
KKN (Part 5)
39
KKN (Part 6)
40
KKN (Part 7-End)
41
Kembali ke Kosan
42
Kosan Baru
43
Sesuatu pada Jemuran
44
Kosan Fardan (Part 1)
45
Kosan Fardan (Part 2)
46
Kosan Fardan (Part 3)
47
Kosan Fardan (Part 4)
48
Kosan Fardan (Part 5)
49
Kosan Fardan (Part 6-End)
50
Kosan Teh Lisa (Part 1)
51
HALO
52
Kosan Teh Lisa (Part 2)
53
Kosan Teh Lisa (Part 3)
54
Kosan Teh Lisa (Part 4-End)
55
Kenangan di Kosan (END)
56
Desaku (Ekstra Part 1)
57
Desaku (Ekstra Part 2)
58
Desaku (Ekstra Part 3)
59
Desaku (Ekstra Part-End)
60
WORO-WORO
61
Cerita si Fardan
62
Hallooooo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!